ANALISIS HUKUM PRESIDENIAL THRESHOLD DALAM PERSPEKTIF DEMOKRASI DI INDONESIA (STUDI ATAS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 53/PUU-XV/2017) TESIS. Penelitian ini menjelaskan analisis hukum Presidential Threshold dalam perspektif demokrasi di Indonesia (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi No. 53/PUU-XV/2017). Muhammad Nahidh Buldani, 2023 : ANALISIS HUKUM PRESIDENIAL THRESHOLD VIEW TERHADAP DEMOKRASI DI INDONESIA (KAJIHAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 53/PUU-XV/2017).
Sepanjang calon presiden dan calon wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai. Bagaimana hubungan yang ditentukan dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 53/PUU-XV/2017 tentang ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden? 07 Tahun 2017 tentang PEMILU dan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor.53/PUU-XV/2017 tentang ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden yang dikaitkan dengan teori demokrasi.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Fokus Kajian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Definisi Istilah
- Sistematika Pembahasan
Pembahasan sistematis merupakan gambaran pendahuluan dan ringkas yang akan disajikan sebagai isi skripsi dari bab ke bab secara sistematis. Sistematika pembahasan memuat uraian kemajuan pembahasan skripsi mulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Pada BAB III menjelaskan tentang metode penelitian, metode ini menjelaskan gambaran umum penelitian yang dilakukan peneliti.
Meliputi pendekatan dan jenis pelaksanaan penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis. Di dalamnya juga memuat saran-saran yang ingin disampaikan peneliti dan yang bersumber dari hasil penelitian serta temuan yang diperoleh.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kajian Terdahulu
Kerangka konseptual Fadhillah menggunakan perspektif sistem presidensial untuk mendalami persoalan hukum ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden, sedangkan peneliti menggunakan perspektif demokrasi untuk mengukur sejauh mana ambang batas presiden pada tataran teori demokrasi. Saiful Ansori, 2020, Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga, Maqashid Syariah dan Praktik Sistem Presidential Threshold di Indonesia: Kajian pada Pemilu Serentak 2019. Penolakan Uji Materi Presidential Threshold dalam Pencalonan Capres dan Cawapres untuk Pemilu Serentak Pemilu 2019.
Fawzi Ali Akbar Rasfanjani, UIN Alauddin Makasar 2021, Permasalahan Sistem Presidential Threshold pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Ditinjau dari Sistem Presidensial di Indonesia. Secara normatif dan yuridis, ia menganalisis persoalan Presidential Threshold yang beberapa kali digugat dan diputuskan. Ambang Batas Presiden dalam Pemilu Serentak Tahun 2019 dalam kacamata Maqashid Syari'ah berarti suatu ikhtiar atau sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Kajian Teori
- Teori keadilan
- Konsep Presedintial Treshold
- Konsep Demokrasi
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian hukum sastra adalah penyajian argumentasi penalaran ilmiah yang menjelaskan hasil kajian sastra dan hasil pemikiran peneliti terhadap suatu masalah atau topik kajian. Penelitian hukum perpustakaan yang dilakukan oleh Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji disebut juga penelitian normatif.70 Nama Panitia Hukum Perpustakaan karena penelitian hukum normatif dilakukan hanya dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder, Sarjono dan seterusnya.
Pendekatan Penelitian
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan
Tahap-Tahap Penelitian
Presidential Threshold adalah ambang batas bagi suatu partai politik atau gabungan partai politik untuk mengajukan calon Presiden atau Wakil Presiden. Selain persoalan administratif, keterlibatan pemilih masih bersifat artifisial karena penetapan calon presiden dan wakil presiden dilakukan oleh partai politik secara elitis, padahal pasal 26 ayat (1) UU No. Permasalahan lainnya adalah ketentuan ambang batas bagi partai politik peserta pemilu untuk mengajukan calon presiden dan wakil presiden (Presidential Threshold) yang diatur dalam Pasal 9 UU No.
Permasalahan terakhir adalah tidak adanya kesempatan atau peluang bagi kelompok masyarakat di luar partai politik untuk mengajukan calon presiden dan wakil presiden. Pasal 6A ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan: “Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang memperoleh suara lebih dari lima puluh persen. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum diselenggarakannya pemilu.”
Di satu sisi, mendorong tercapainya perolehan suara pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden secara paralel dengan suara yang diperoleh partai politik pengusung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Namun jika pencalonan pasangan calon presiden dan wakil presiden mengacu pada ketentuan ini, maka hanya partai politik yang mempunyai kursi di Dewan Perwakilan Rakyat yang dapat mengusulkan pasangan calonnya. Dengan demikian, partai politik baru yang akan mengikuti pemilu yang telah diumumkan sebagai peserta pemilu tidak dapat mengajukan sendiri pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Konsekuensi berbeda juga muncul jika penetapan calon presiden dan wakil presiden mengacu pada ketentuan pemilu kedua. Ketentuan ambang batas bagi partai politik peserta pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden dan wakil presiden (presidential treshold) diatur dalam Pasal 222 UU Nomor. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013 tentang Revisi UU Nomor 14/PUU-XI/2013. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No. 53/PUU-XV/2017 tentang Penolakan Uji Materi Presidential Threshold Saat Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilihan Umum Serentak Tahun 2019.
PEMBAHASAN
Posisi Kasus
Terdapat pemberian kewenangan atribusi dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 kepada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah. Konstitusi, yang berarti pemberian wewenang menimbulkan kewenangan baru dan tanggung jawab baru. Oleh karena itu, Indonesia adalah negara demokrasi yang berlandaskan hukum, artinya negara Indonesia memberikan kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengemukakan pendapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Namun demikian76 Tentu saja. bukan berarti diberikan secara cuma-cuma, namun ada juga rambu-rambu yang tidak boleh dilintasi, oleh karena itu negara hukum yang demokratis mengandung arti bahwa ada hukum yang tidak totaliter, melainkan hukum yang memihak rakyat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Gaffar, Kedudukan, Fungsi dan Peran Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Tata Negara Republik Indonesia, (Jurnal Mahkamah Konstitusi, Oktober 2009), 6. Sejalan dengan hal tersebut, maka pembentukan Mahkamah Konstitusi tidak dapat dipisahkan dari amandemen ketiga UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dimana sebelumnya Majelis Volksraadgewende merupakan satu – satunya lembaga pemegang kedaulatan rakyat. Namun setelah amandemen ketiga ini, kedaulatan rakyat ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kenyataan ini menimbulkan anggapan baru bahwa suatu keputusan yang diambil secara demokratis tidak selalu sesuai dengan konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.77. Dalam konteks ini berarti terjadi pergeseran yaitu yang dahulu terdapat supremasi parlemen (MPR) dimana parlemen mempunyai kewenangan mutlak dalam pembentukan undang-undang dan tidak dapat digulingkan oleh lembaga negara manapun, namun kini terjadi peralihan menjadi konstitusional. supremasi yang berarti parlemen dalam hal ini masih mempunyai kewenangan membentuk undang-undang. Namun apabila muatannya memuat materi yang dianggap melanggar hak konstitusional warga negara yang dijamin oleh konstitusi atau nyata-nyata bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi, maka konstitusionalitas undang-undang tersebut dapat diuji oleh lembaga tersebut. yang berwenang memeriksanya, yaitu Mahkamah Konstitusi.
Dengan beralihnya supremasi parlemen ke supremasi konstitusi, memasuki tahun politik 2019, Rhoma Irama yang merupakan Ketua Umum Partai IDAMAN mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Terhadap UUD 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia. Warganet terdampak dengan diberlakukannya undang-undang dengan nomor perkara 53/PUU-XV/2017. Pemohon dalam permohonannya meminta Mahkamah, sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang menafsirkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, untuk menguji Pasal 173 ayat (1). (1) Bersama dengan ungkapan “telah ditentukan”, Pasal 173(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum (UU No. 7 Tahun 2017, LN No. 182, TLN No. 6109) bertentangan dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Atas dasar itu, pemohon meminta Mahkamah menerima permohonan pemohon untuk seluruhnya dan menyatakan Pasal 222 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU No. 7 Tahun 2017, LN No. 182, TLN No. 6109) bertentangan dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Data Analisis
- Penerapan Presedintial Treshold Dalam Sistem Demokrasi
- Ratio Decidendi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
- Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 53/PUU-
PENUTUP
Kesimpulan
7 Tahun 2017 tentang Pemilu “Pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi syarat untuk memperoleh paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% ( (dua puluh lima) persen) dari suara sah pemilu nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.” Norma ini bernuansa politik karena lebih merupakan konsensus politik partai-partai besar untuk memperkecil atau bahkan menutup peluang partai politik lain untuk berpartisipasi dalam pemilu. Ketentuan ini tentu menghilangkan makna demokrasi jika dikaitkan dengan kesempatan bagi setiap warga negara untuk terlibat dalam proses politik, termasuk terlibat dalam persaingan sehat dalam pemilihan presiden.
Keputusan Mahkamah Konstitusi bersifat final dan mengikat. Namun dengan berlakunya Pasal 222 UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, maka hanya partai politik yang mencapai ambang batas 20% atau 25% saja yang dapat mengajukan calon Presiden dan Wakil Presiden. Konstitusi, karena bertentangan dengan hakikat demokrasi yang dijamin UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kedua, ada beberapa akibat yang akan timbul jika pencalonan calon presiden dan wakil presiden mengacu pada ketentuan pilihan kedua. Bagaimana cara mengetahui partai politik atau gabungan partai politik mana yang mendapat 25% jika pemilu dilaksanakan pada waktu yang bersamaan? dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah secara nasional dalam pemilihan anggota DPR, sedangkan pemilihan anggota DPR belum dilaksanakan.
Saran
- Biodata
Mekanisme pemilu presiden harus diatur dengan sistem yang baik dan polarisasi perpecahan politik yang dapat memecah belah kepentingan bangsa dan negara harus dikurangi. Jadi, dalam konteks penerapan Presidential Threshold perlu adanya kajian yang mendalam dan sangat penting untuk dikaji ulang. Dengan hati dan pikiran yang jernih, hendaknya para akademisi mulai menata kembali sistem pemilu ke depan.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Wakil Rakyat Daerah. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 58/PUU-XVI/2018 tentang Revisi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Keputusan Nomor 53/PUU-XV/2017 tentang Revisi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pengaruh sistem pemilu terhadap keterwakilan politik masyarakat di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Saya menyatakan bahwa isi tesis saya yang berjudul “ANALISIS HUKUM TERHADAP ASPEK Ambang Batas PRESIDEN DEMOKRASI DI INDONESIA (KAJIHAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 53/PUU-.