• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALYSIS OF COASTALLINE CHANGES IN UJUNG BLANG, BANDA SAKTI DISTRICT, LHOKSEUMAWE CITY IN 2016-2020

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of ANALYSIS OF COASTALLINE CHANGES IN UJUNG BLANG, BANDA SAKTI DISTRICT, LHOKSEUMAWE CITY IN 2016-2020"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI UJUNG BLANG KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE PADA

TAHUN 2016-2020

1Safinatun Najah, 2Mirza Desfandi, 3Ahmad Nubli Gadeng

1,2,3 JurusanPendidikan Geografi, FKIP, Universitas Syiah Kuala

1safinatunnajah25@gmil.com ; 2mirza_des@unsyiah.ac.id ; 3nubliyuslian@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat Artikel: The coastline is the meeting line between land and sea, whose position is not fixed, changing from time to time. The purpose of this study was to determine changes in the coastline of Ujung Banda Sakti District, Lhokseumawe City, in 2016 - 2020. The research method was used by utilizing Geographic Information System (GIS) technology and remote sensing. found in the google earth pro application. The images used include 3 multitemporal images in 2016, 2018, and 2020 with the same research location.

To see changes in the coastline, it can be done by overlaying images in 2016, 2018, and 2020. Image analysis is carried out using the ArcGIS 10.4.1 application., based on the results of data processing that the Ujung Blang coastline has changed in 2016- 2020 along 24 meters with a reduction of 5 meters and additions of 19 meters.

Garis pantai adalah garis pertemuan antara darat dan laut, dimana posisinya tidak tetap, mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan garis pantai Ujung Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada tahun 2016 – 2020. Metode penelitian digunakan dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan penginderaan jauh, Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumen, berupa citra satelit yang terdapat pada aplikasi google earth pro. Citra yang digunakan meliputi 3 citra multitemporal tahun 2016, 2018, dan 2020 dengan lokasi penelitian yang sama.

Untuk melihat perubahan garis pantai dapat dilakukan dengan cara overlay citra pada tahun 2016, 2018, dan 2020. Analisis citra dilakukan dengan menggunakan aplikasi ArcGIS 10.4.1., berdasarkan hasil pengolahan data bahwa garis pantai Ujung Blang mengalami perubahan pada tahun 2016-2020 sepanjang 24 meter dengan pengurangan sepanjang 5 meter dan penambahan sepanjang 19 meter.

Dikirim Disetujui Diterbitkan

: : :

07-04-2022 16-06-2022 30-06-2022 Kata kunci:

Garis pantai, Perubahan, ArcGIS.

PENDAHULUAN

Pantai merupakan suatu daerah pertemuan daratan dan lautan dimana daerah tersebut dipengaruhi oleh parameter oseanografi yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Faktor oseanografi seperti arus, pasang surut, gelombang dan angin mempengaruhi bentuk pantai yang

mengakibatkan terjadinya akresi dan abrasi.

Hal ini dipengaruhi oleh adanya transport sedimen yang terjadi secara terus menerus, sehingga dapat menyebabkan perubahan garis pantai (Yuni dkk., 2014:109 ).

Garis pantai adalah garis pertemuan antara darat dan laut, dimana posisinya tidak

(2)

tetap (bersifat dinamis), mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan pergeseran garis pantai pada umumnya tidak hanya disebabkan oleh faktor oseanografi, sungai, tektonik, vulkanik dan ekosistem pantai.

Faktor manusia juga mempengaruhi perubahan garis pantai seperti pembangunan pelabuhan, pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan, reklamasi pantai, dan kegiatan wisata pantai (Hariyadi, 2011:90).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Raihansyah (2016:54), Pantai Ujung Blang mengalami perubahan garis pantai yang terbilang cukup tinggi pada tahun 2005-2015.Dari hasil penelitian yang di dapatkan bahwa perubahan garis pantai pada 2005-2007 mengalami pengurangan maksimum 74 meter dan untuk penambahan maksimum terjadi pada tahun 2011-2015 yaitu 14 meter. Pengurangan garis pantai terjadi karena diakibatkan oleh kejadian tsunami pada tahun 2004. Proses perubahan garis pantai lambat laut akan mengalami penambahan yang dapat menganggu aktivitas mayarakat yang tinggal didaerah pantai. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi penambahan garis pantai adalah dengan membangun breakwater. Pembangunan breakwater sudah mulai dilakukan pada tahun 2018.

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti ingin meneliti perubahan garis Pantai Ujung Blang pada tahun 2016 – 2020, sehingga dapat mengetahui seberapa penambahan dan pengurangan yang terjadi pada perubahan garis Pantai Ujung Blang pada tahun 2016 - 2020, serta dapat membedakan perubahan garis pantai yang terjadi pada tahun 2011-2015 dengan 2016-2020.

Dalam menganalisis perubahan pada garis pantai ini, penginderaan jauh dan SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan teknologi yang sangat sesuai digunakan untuk melihat peruahan garis pantai. Dengan menggunakan peta temporal, kita memperoleh perubahan garis pantai pada waktu tertentu sehingga kita dapat menganalisis bagaimana keadaan garis pantai yang mengalami perubahan dalam bentuk penambahan maupun pengurangan, dan bagaimana perubahan garis

Teknologi SIG juga sangat diperlukan, mengingat sangat terkaitnya permasalahan perubahan garis pantai ini dengan aspek keruangan, seperti sistem input data peta yang baik. Karena SIG sendiri merupakan suatu sistem berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial, dimana nantinya informasi tersebut dapat mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial menunjukkan kondisi bumi (Aini, 2007:70). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan membahas mengenai “Analisis Perubahan Garis Pantai Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe Pada Tahun 2016 - 2020”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Pantai Ujung Blang, Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe dimulai pada tanggal 10 April 2021 sampai dengan 16 Juni 2021. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pengumpulan data berupa studi dokumen. Dokumen yang dimaksudkan dalam penelitian ini berupa citra satelit yang terdapat pada aplikasi google earth pro. Untuk melihat perubahan garis pantai dapat dilakukan dengan cara overlay (tumpang tindih) citra pada tahun 2016, 2018, dan 2020. Analisis citra dilakukan untuk melihat berapa persentase perubahan garis Pantai Ujung Blang yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi ArcGIS 10.4.1.

Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan georeferencing.

Selanjutnya melakukan digitasi pada objek pantai untuk mengubah data raster menjadi data vektor. Tahap akhir yang dilakukan yaitu melakukan overlay hasil digitasi garis pantai dengan tahun yang berbeda-beda. Hasil akhir yang diperoleh dalam penelitian ini adalah perubahan garis pantai Ujung Blang secara keseluruhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Secara astronomis Kecamatan Banda Sakti terletak di antara 04o54’LU - 05o18’ LU dan 96o20’ BT - 97o21’ BT. Secara geografis Kecamatan Banda Sakti berbatasan dengan:

(3)

i. Sebelah Utara: dengan Selat Malaka ii. Sebelah Selatan: dengan Kecamatan

Muara Dua

iii. Sebelah Barat: dengan Kecamatan Muara Satu

iv. Sebelah Timur: dengan Selat Malaka Kecamatan Banda Sakti merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Lhokseumawe. Luas wilayah Kecamatan Banda Sakti adalah 1124 ha (11,24 km2).

Kecamatan Banda sakti terdiri dari 18 gampong. Letak serta wilayah administrasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Perubahan Garis Pantai Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti

Perubahan garis pantai yang terjadi di pantai Ujung Blang Kecamtan Banda Sakti dari tahun 2016-2020 terjadi karena disebabkan oleh abrasi dan akresi, dapat diketahui bahwa garis pantai pada tahun 2016 ke tahun 2018 mengalami pengurangan sebanyak 5 meter. Pengurangan pada garis pantai terjadi karena adanya proses abrasi secara alamiah dan buatan. Abrasi alamiah adalah pengurangan lahan garis pantai akibat dari naiknya muka air laut dan gelombang yang tinggi. Sedangkan abrasi buatan adalah abrasi yang disebabkan oleh ulah manusia seperti eksploitasi sumber daya alam berupa gas dan minyak.

Sedangkan dari tahun 2018 ke tahun 2020 terjadi penambahan garis pantai sebanyak 19 meter. Hal tersebut menunjukkan bahwa garis pantai pada tahun tersebut terjadi penambahan, dimana bertambahnya wilayah daratan yang ada di pesisir pantai.

Penambahan garis pantai terjadi karena adanya proses akresi secara alamiah dan artifisial.

Akresi alamiah adalah penambahan lahan garis pantai oleh pengendapan material dari air maupun udara. Sedangkan akresi artifisial adalah penambahan lahan garis pantai karena kerja manusia, seperti adanya pembuatan Breakwater. Tentu saja hal tersebut membawa dampak positif bagi penduduk yang tinggal di wilayah pesisir. Perubahan garis pantai Ujung Blang di Kecamatan Banda Sakti tahun 2016, 20018, dan 2020 dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.

Pembahasan

Berdasarkan dari data peta garis pantai, maka diperoleh hasil analisis perubahan Garis Pantai Ujung Blang terdapat 3 tahap digitasi peta. Untuk mendapatkan hasil overlay akhir . Berdasarkan hasil overlay peta perubahan garis pantai Ujung Blang di Kecamatan Banda sakti tahun 2016, 2018, dan 2020, garis pantai semakin bertambah, akan tetapi ada juga yang berkurang dikarenakan faktor arus pasang surut air laut, gelombang tinggi dan eksploitasi gas dan minyak. Untuk melihat data perubahan garis pantai dari tahun 2016-2020, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perubahan Garis Pantai Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti Tahun 2016-2020

Tahun Garis Pantai

(km) (m)

2016 0,016 16

2018 0,011 11

2020 0,030 30

Luas yang

Berubah 0,024 24

Sumber: Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan data diatas terdapat penambahan garis pantai sebesar 24 meter.

Dalam rentang tahun 2016-2018 garis pantai mengalami pengurangan sebesar 5 meter, sedangkan rentang tahun 2018-2020 pantai mengalami penambahan sebesar 19 meter. Jika dihitung secara keseluruhan, perubahan luas pantai yang terjadi pada rentang tahun 2016- 2020 mengalami penambahan sebesar 24 meter. Untuk melihat hasil citra dan overlay peta perubahan garis Pantai Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti dari tahun 2016-2020, dapat dilihat pada Gambar 5.

Berkurangnya garis pantai pada tahun 2016- 2018 disebabkan oleh faktor abrasi yaitu gelombang air laut dan bertambahnya garis pantai di Pantai Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti disebabkan salah satunya oleh faktor akresi artifisial, yaitu karena adanya pembangun breakwater. Breakwater dikenal sebagai pemecah ombak yang memiliki fungsi memecahkan ombak/gelombang untuk mengurangi terjadinya abrasi.

(4)

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Banda Sakti

Gambar 2. Peta Perubahan Garis Pantai Ujung Blang Tahun 2016

(5)

Gambar 3. Peta Perubahan Garis Pantai Ujung Blang Tahun 2018

Gambar 4. Peta Perubahan Garis Pantai Ujung Blang Tahun 2020

(6)

Gambar 5. Peta Perubahan Garis Pantai Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti Tahun 2016-2020.

Menurut Hidayati (2017) Perubahan garis pantai dapat dijadikan indikator bahwa apakah pantai tersebut mengalami abrasi atau akresi. Abrasi merupakan pengurangan daratan (pantai) akibat adanya aktivitas gelombang dan arus pasang surut air laut sedangkan akresi adalah perubahan garis pantai menuju laut lepas karena adanya proses sedimentasi dari daratan atau sungai menuju arah laut. Proses sedimentasi di daratan dapat disebabkan oleh pembukaan areal lahan, limpasan air tawar dengan volume yang besar karena hujan yang berkepanjangan dan proses transport sedimen dari badan sungai menuju laut. Akresi pantai juga dapat menyebabkan terjadi pendangkalan secara merata ke arah laut yang lambat laun akan membentuk suatu dataran berupa delta atau tanah timbul.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah garis pantai merupakan hal penting dalam menentukan batas suatu wilayah atau negara, karena untuk menentukan batas suatu negara atau batas wilayah perairan laut Indonesia di

data dapat disimpulkan bahwa garis pantai pada tahun 2016 seluas 16 meter, tahun 2018 seluas 11 meter, dan tahun 2020 seluas 30 meter. Berdasarkan hasil digitasi dan overlay, dalam rentang tahun 2016-2018 garis pantai mengalami pengurangan sepanjang 5 meter, sedangkan rentang tahun 2018-2020 garis pantai mengalami penambahan sepanjang 19 meter. Jika dihitung secara keseluruhan, perubahan garis pantai yang terjadi pada rentang tahun 2016-2020 adalah sepanjang 24 meter.

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini dapat diberikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah Kota Lhokseumawe untuk mengawasi setiap pantai yang ada dikecamatan Banda Sakti dengan cara mengajak masyarakat melakukan penanaman mangrove serta melakukan pembangunan breakwater untuk menjaga terjadi abrasi pantai.

2. Kepada masyarakat yang tinggal didaerah sekitar pantai untuk selalu

(7)

melakukan penanaman mangrove, tidak merusak kawasan pantai, dan lain-lain.

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini menjadi sumber penelitian lanjutan terhadap perubahan garis pantai.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, A. (2007). Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya. Artikel Kuliah Sistem Informasi. STMIK AMIKOM. Yogyakarta (20)2, Hal 67-87 BPS Kota Lhokseumawe. 2019. Kecamatan Banda

Sakti dalam Angka 2019. Lhokseumawe:

BPS Kota Lhokseumawe.

Hariyadi. 2011. Analisis perubahan garis pantai selama 10 tahun menggunakan cedas (coastal engineering design and analysis system) di perairan Teluk Awur pada skenario penambahan bangunan pelindung pantai. Jurnal Oseanografi Marina, (1), 1, Hal 90-100.

Hidayati, Nurin. 2017. Dinamika Pantai. UB Press:

Malang

Raihansyah, 2015. Studi Perubahan Garis Pantai Di Wilayah Pesisir Perairan Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, (1), 1, Hal 46-54 Yuni, S. M., Setiawan, I. & Maufiza, O. 2014.

Solusi analitik perubahan garis pantai menggunakan transformasi Laplace.

Jurnal Gradien, (10), 2, Hal 105-113

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Arus Sejajar Pantai (Longshore Current) Terhadap Proses Perubahan Garis Pantai Di Pantai Marunda, Jakarta Utara.. Nama Mahasiswa : Dhimas