• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H / 2018 M - Metrouniv.ac.id

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H / 2018 M - Metrouniv.ac.id"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pihak yang mengeluarkan fatwa dari segi fiqh dan fiqh disebut sebagai mufti, manakala pihak yang meminta fatwa disebut sebagai al-mastafti. Menjemput pakar untuk menjelaskan isu yang diperlukan dalam perbincangan ekonomi Syariah, termasuk pihak berkuasa monetari/institusi kewangan di dalam dan luar negara. Dan jika salah seorang di antara kamu ditemani (diberikan) kepada orang yang mampu/berkaya, maka terimalah”.

Berdasarkan hadits di atas, Rasulullah SAW berpesan kepada orang yang berhutang, jika orang yang berhutang itu kepada orang yang kaya/mampu, maka ia menerima hawalah dan menagih kepada orang yang menjadi hawalah (muhal)' alaih ). Fuqaha yang menempatkan kedudukan orang yang menerima pengalihan hutang dengan orang yang mengalihkan piutang adalah sama kedudukannya (orang yang mengalihkan hutang), maka baginya tidak menepati perjanjian dengan orang yang menerima pengalihan utang orang yang mentransfer klaim. Menurut Imam Malik, seseorang yang mengalihkan hutang kepada orang lain kemudian mengalami muhal 'alaih pailit atau meninggal dunia dan belum melunasi kewajibannya, maka muhal tidak boleh kembali kepada muhil.

Abu Hanifah, Syarih dan Utsman berpendapat bahwa ketika muhal 'alaih mengalami kebangkrutan atau meninggal dunia, orang yang berhutang (muhal) kembali kepada muhil untuk menagihnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk menulis dalam bentuk tesis yang berjudul: Kajian Analisis Istinbath Hukum Fatwa Dewan Syariah Nasional No.31/DSN-MUI/IV/2002 tentang Pengalihan Utang.

Pertanyaan Penelitian

Fatwa nomor DSN: 19/DSN-MUI/VI/2001 tentang al-Qardh dan fatwa nomor DSN: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah juga berlaku untuk pelaksanaan Pembiayaan Transfer Utang sebagaimana disebutkan dalam alternatif I. 13 .

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Dalam kajian di atas, peneliti mengutip proposisi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, sehingga dapat dilihat dari sisi mana peneliti melakukan karya ilmiah. Futihat Syariah dari prodi STAIN Metro Ahwalus Syakhsiyah membuat disertasi “Analisis Fatwa MUI tentang Wasiat Pemberian Kornea Mata”, sebuah analisis tentang diterimanya wasiat donor mata kepada orang lain dengan pertimbangan untuk kemaslahatan orang lain, dengan melakukan sehingga memfokuskan penelitian pada metode ijtihad yang digunakan MUI dalam membuat fatwa terkait wasiat untuk menganugerahkan kornea dan kewajiban ahli waris dalam melaksanakan wasiat. Analisis Fatwa MUI tentang SMS Larangan Imbalan yang menitikberatkan pada permasalahan yang muncul untuk menganalisis fatwa haram SMS berhadiah yang dikeluarkan oleh MUI yaitu berkenaan dengan tata cara, cara yang digunakan dan alasan MUI untuk menetapkan hukum haramnya di SMS dengan harga belum diketahui.

Sementara itu, tesis yang diteliti oleh peneliti dengan judul “KAJIAN ISTANBAH TERHADAP ANALISIS FATWA HUKUM DEWAN SYARIAT NASIONAL NO. 31/DSN-MUI/VI/2002 TENTANG PENGALIHAN UTANG” membahas dua pertanyaan pokok, yaitu : pertama, bagaimana 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang Kedua, cara istinbath UU Fatwa Dewan Syariah Negara no. Panjang.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Karena penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian kepustakaan, maka sumber data yang akan peneliti gunakan adalah sumber data sekunder, yang memuat bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan materi pelajaran. Peneliti menggunakan sumber hukum primer, menurut Peter Mahmud Maruzki Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat otoritatif, artinya memiliki kewibawaan.

Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah tentang pembuatan undang-undang dan putusan hakim. Diantaranya Al-Quran dan As-Sunnah, sedangkan data primer yang peneliti ambil dari Keputusan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.31/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pengalihan Utang. Dengan kata lain, proses pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan membaca dan mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penulisan ini, kemudian menentukan data apa yang akan digunakan untuk penelitian ini.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari tulisan. Analisis data oleh peneliti didasarkan pada teori atau konsep umum, analisis melalui penalaran deduktif (menarik kesimpulan dari umum ke khusus).

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Istinbath
  • Pengertian Fatwa
  • Pengertian Hiwalah
  • Pendapat Para Ulama Tentang Hiwalah
  • Fatwa Dewan Syari’ah Nasional DSN-MUI

Supaya tujuan murni transaksi pemindahan hutang dapat merealisasikan fungsi kemanusiaannya untuk rakyat. Ulama mensyaratkan kesahihan hawalah (pindah hutang) kepada orang yang mampu membayar, dengan persetujuan orang yang menerima pindahan hutang, orang yang menerima bayaran dan persetujuan orang yang berhutang itu sendiri. Jika orang yang menerima pemindahan hutang tidak sanggup membayarnya atas sebab tertentu, maka pemberi pinjaman tidak boleh mengutip daripada penghutang asal. Walau bagaimanapun, ulama Hanafiyah membenarkan pemberi pinjaman untuk mengutip daripada penghutang itu sendiri. 29.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, peserta Rapat Paripurna Dewan Syariah Nasional pada Rabu 15 Rabi'ul Akhir 1423 H/26 Juni 2002 memutuskan: Pertama, pengalihan utang adalah pemindahan utang nasabah dari bank ke lembaga konvensional di bank lembaga keuangan syariah. Bahwa salah satu bentuk jasa keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah membantu masyarakat mengalihkan transaksi non syariah yang selama ini dilakukan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah. Bahwa Lembaga Keuangan Syari'ah (LKS) harus merespon kebutuhan masyarakat dalam berbagai produknya melalui kesepakatan pengalihan utang dari LKS.

Maksudnya: "Tidak dapat berdiri orang-orang yang makan (mengambil) riba melainkan seperti sikap orang yang kemasukan syaitan kerana (tekanan) penyakit gila. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya tetap maka berhentilah (daripadanya). mengambil riba), kemudian kepadanya apa yang diambilnya (sebelum datang larangan), dan urusannya (kepada) Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalam. ia.”.

Transfer utang adalah pengalihan utang nasabah dari bank/lembaga keuangan konvensional ke bank/lembaga keuangan syariah. LKS menjual aset murabahah yang sudah dimilikinya kepada klien dengan pembayaran cicilan. Fatwa DSN nomor: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh dan fatwa DSN nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah juga berlaku untuk pelaksanaan Pembiayaan Transfer Utang sebagaimana dimaksud dalam alternatif I.

Fatwa nomor DSN: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah juga berlaku untuk pelaksanaan pembiayaan pengalihan utang sebagaimana tercantum dalam alternatif II ini. Dalam perjanjian untuk memperoleh kepemilikan penuh (فْا لَّتا سُ فْلمِ فْا) atas harta kekayaan, para pihak dapat melakukan akad Ijarah dengan LKS sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 09/DSN-MUI/IV/2002. Jika diperlukan, LKS dapat membantu menyelesaikan kewajiban para pihak dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Metode Istinbath Hukum Fatwa Dewan Syariah

Dalam fiqh, jika tidak terdapat dalam al-Quran, As-Sunnah dan Qiyas, ahli fiqh akan menggunakan istihsan, jika tidak boleh digunakan dengan istihsan, maka mereka akan kembali kepada Urf manusia.35 Prinsip umum penentuan. fatwa MUI ditetapkan dalam Perkara 2 (1 dan 2). 36 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: CV. Gaung Persada, 2003), hlm.7. Analisis Kaedah Istinbath Undang-Undang Fatwa Majlis Syariah Negara No 31/DSN-MUI/VI/2002 Tentang Pindahan Hutang.

Fatwa MUI sebagai fatwa agama yang merupakan hasil pemikiran para ahli agama (Islam) pasti memberi warna dan corak yang elegan pada ajaran Al-Qur'an dan Al-Hadits, sehingga umat Islam mengetahui dengan pasti seluk beluk Islam. ajaran dengan segala keistimewaannya. Pada dasarnya fatwa tidak dapat berdiri sendiri tanpa dilandasi oleh ijtihad ulama ushul dalam menggali ajaran Islam yang sebenarnya. muncul dan jawabannya tidak selalu ditemukan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, dalam menghadapi kasus-kasus baru, yang tidak ditemukan dalam nash. Ulama fikih dalam menyelidiki hukum atau memecahkan masalah, langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan hukumnya adalah: lihat dalam al-qur an jika ketentuan hukumnya sudah ada dalam al-qur an, maka ditentukan hukumnya, sesuai dengan ayat-ayatnya.

Dalam Fatwa Majlis Syariah Negeri no. 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pemindahan hutang menggunakan dasar hukum Al-Qur’an, yaitu Al-Qur’an surat al-Maidah: 1, Qs. Antara ayat-ayat al-Quran yang dijadikan asas hukum atau hujah penetapan fatwa ialah ayat-ayat yang merujuk kepada menunaikan akad, gotong-royong dalam bersedekah, menunaikan janji, izin jual beli. , dan pengharaman riba. Sebenarnya isu riba telah dibincangkan dalam al-Quran sebelum ayat ini iaitu dalam Surah Ali Imran, An-Nisa dan Ar-Rum.

Dari sini, meskipun pengalihan kesalahan tidak secara eksplisit dinyatakan dalam Al-Quran dan Hadits, namun pengalihan kesalahan masih ditemukan secara implisit dalam sistem hukum Islam. Islam memberikan aturan hukum yang dijadikan pedoman, baik yang tertuang dalam Al-Qur'an maupun Sunnah Nabi. 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan utang, yaitu pengalihan utang dari LKK (Lembaga Keuangan Konvensional) ke LKS (Lembaga Keuangan Syariah) melalui qardh, murabahah, syirkah al-milk, al-ijarah al-Mumitiyah bi altamlik .

Pada prinsipnya, pemindahan hutang adalah dibenarkan jika sesuai dengan ketentuan yang ditentukan oleh Syariah Islam. 31/DSN- MUI/VI/2002 tentang Pemindahan Hutang menggunakan kaedah istinbath yang sah dengan menyandarkannya kepada al-Quran, hadis dan fiqh. 31/DSN- MUI/VI/2002 tentang Pemindahan Hutang, dalil-dalil pemindahan hutang tidak disebutkan secara tegas, tetapi dalil-dalil tersebut masih bersifat umum mengenai dalil bermu'amalah.

Majelis Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Majelis Syari'ah Nasional, Jakarta: CV. Majelis Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Majelis Syari'ah Nasional, Jakarta: CV.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka pokok permasalahan pada penelitian ini adalah, “Bagaimana membuat rancangan user interface sebuah game

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat peneliti rumuskan adalah “Apakah terdapat hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan