Analisis Beban Kerja Mental Manajemen Divisi Engineering Menggunakan National Aeronautical and Space
Administration - Task Load Index
Mohammad Rifany Asyidikiah1*, Dene Herwanto2
1,2Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Karawang
*Koresponden email: [email protected]
Diterima: 10 Februari 2022 Disetujui: 8 Maret 2022
Abstract
The increasingly rapid development of industry 4.0 certainly makes the competition tighter, therefore the workforce must be more active at work. The workforce is the most important entity in a company, companies must review workers so that productivity goes well by paying attention to the perceived workload, especially the mental workload. PT Ciptaunggul Karya Abadi is a private company engaged in manufacturing metal stamping parts, tools, and dies. The work on these goods applies the concept that a production will run if there is an order for a certain amount and time. Therefore, workers must increase their accuracy and agility in their work, thus causing a high mental workload. The purpose of this study is to analyze the mental workload along with the proposed work improvement for employees in the management division of the engineering division using the NASA-TLX method in determining the weight workload (WWL) score. The calculation results show that the average WWL score is 63.70 and the highest score is 68.67 so that the mental workload is included in the high category. Suggestions that can be given are increasing rest periods, doing regular exercise, and providing comfortable facilities so that the operator is not burdened mentally.
Keywords: PT. Ciptaunggul Karya Abadi, mental workload, productivity, NASA-TLX, work facilities
Abstrak
Perkembangan industri 4.0 yang semakin pesat tentu membuat persaingan semakin ketat, oleh karena itu para karyawan harus lebih giat dalam bekerja. Karyawan merupakan entitas paling penting pada suatu perusahaan, perusahaan harus meninjau pekerja agar produktivitas berjalan baik dengan memperhatikan beban kerja yang dirasakan terutama pada beban kerja mental. PT Ciptaunggul Karya Abadi memiliki konsep yang bergerak di bidang pabrikan metal stamping parts, tools, dan dies. Pengerjaan barang tersebut menerapkan konsep yaitu suatu produksi akan berjalan apabila terdapat pesanan untuk jumlah dan waktu tertentu. Maka dari itu, pekerja harus meningkatkan ketelitian serta ketangkasan dalam bekerja, sehingga menyebabkan beban kerja mental menjadi tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan analisis beban kerja mental beserta usulan perbaikan kerja pada karyawan bagian manajemen divisi Engineering dengan menggunakan metode NASA-TLX dalam penentuan nilai skor weight workload (WWL). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata nilai WWL sebesar 63,70 dan nilai skor tertinggi sebesar 68,67 sehingga beban kerja mental termasuk dalam kategori tinggi. Usulan yang dapat diberikan yaitu menambah waktu istirahat, melakukan olahraga rutin, dan memberikan fasilitas yang nyaman sehingga operator tidak terbebani dalam mentalnya.
Kata Kunci: PT. Ciptaunggul Karya Abadi, beban kerja mental, produktivitas, NASA-TLX, fasilitas kerja
1. Pendahuluan
Perkembangan industri 4.0 di Indonesia yang semakin berkembang berimbas pada persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, sehingga membuat para stakeholder harus meningkatkan kinerja perusahaan dengan memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki dalam meningkatkan produktivitas para pekerja. Produktivitas adalah salah satu faktor berkembangnya suatu perusahaan dalam mengatur sistem produksi dan efisiensi sumber daya [1]. Manusia adalah resource yang sangat krusial pada sebuah sistem organisasi terutama pada perusahaan [2]. Dalam perusahaan, manusia merupakan sumber daya yang berperan sebagai pengatur sistem dan mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan suatu tugas kerja yang biasa disebut pekerja [3]. Pekerja merupakan unsur penting dalam proses produksi dan aset organisasi yang sangat berharga, sehingga jalannya perusahaan dengan baik dilihat dari ketelitian para pekerja, sehingga tingkat kesulitan akan berbeda pada setiap faktor pekerjaan [4]. Faktor yang dapat menyebabkan
pekerja mempunyai karakteristik yang berbeda tersebut yaitu tingkat kemampuan, usia, kondisi gizi, gender, kesegaran jasmani, postur tubuh, dan pribadi pekerja tersebut [5].
PT Ciptaunggul Karya Abadi merupakan perusahaan yang berada di bidang pabrikan metal stamping parts, tools dan dies. Pengerjaan barang tersebut menggunakan konsep production by order yang artinya produksi akan berjalan dengan waktu dan kuantitas output yang telah dipesan oleh customer. Proses produksi pada PT Ciptaunggul Karya Abadi terdapat 3 tahap yaitu bagian engineering, produksi, dan CNC.
Karyawan bagian Divisi Engineering bertugas untuk membuat dies dan checking fixture dengan pekerjaan sebagai engineering dan operator. Dalam pembuatan produk tersebut dibutuhkan ketelitian serta ketepatan waktu proses pembuatan yang optimal, sehingga tidak sedikit pekerja yang mengalami keluhan stress, kurang nyaman, dan lainnya yang bisa menyebabkan beban mental yang dialami oleh pekerja menjadi tinggi. Tujuan pada penelitian ini yaitu mencari nilai (skor) untuk indikator mental workload terutama pekerja di bagian Divisi Engineering dengan analisis pada metode NASA-TLX dan memberikan usulan yang bisa diterapkan oleh perusahaan sebagai penunjang produktivitas pekerja.
Metode NASA-TLX (National.Aeronautical.and.Space.Administration-Task..Load Index) pada Tahun 1981 dikembangkan oleh Sandra G. dan Staveland dari San Jose State University [6]. Perhitungan dengan metode tersebut mendapatkan hasil berupa skor weight workload (WWL). Workload (beban.kerja) merupakan usaha.yang harus dikeluarkan.oleh seseorang.untuk memenuhi permintaan dari pekerjaannya [7]. Metode NASA-Task Load Index dikembangkan berdasarkan pengukuran subjektif yang terdiri dari sembilan faktor (tekanan waktu, kesulitan tugas, jenis aktivitas, usaha fisik, usaha mental, performansi, frustasi, stress, dan kelelahan) [8]. Tujuan analisis.beban kerja.mental yang dilakukan secara subjektif berdasarkan perhitungan eksperimental yaitu untuk menghasilkan skala pengukuran terbaik [9]. Dari sembilan.faktor tersebut dirangkum kembali menjadi 6 (enam), yaitu Mental Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal..Demand (TD), Performance (P), Effort.(EF), dan Frustration.(FR).
2. Metode.Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bagian manajemen Divisi Engineering dengan metode.NASA-TLX.
NASA-TLX..merupakan.metode yang digunakan dalam pengukuran beban.kerja mental.pekerja dengan berbagai jobdesk atau aktivitas pekerjaannya [10]. Metode penelitian dilakukan untuk mengetahui.seberapa besar beban.kerja.pada.operator (pekerja) [11].
Metode yang digunakan pada pengumpulan data dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan observasi, wawancara, dan kuesioner (angket) [12]. Sebagai berikut:
a. Observasi secara langsung untuk mengetahui aktivitas kerja dari pekerja PT. Ciptaunggul Karya Abadi, observasi dilakukan sebagai data kondisi kerja dari karyawan Divisi Engineering, terdapat 9 orang pekerja dengan pembagian kerja sebagai engineering dan operator mesin.
b. Wawancara dilakukan kepada Kepala Human Research Development (HRD) untuk mengetahui profil perusahaan dan mengetahui keluhan dari karyawan Divisi Engineering serta masalah yang sedang dihadapi terutama pada beban kerja karyawan.
c. Kuesioner diberikan kepada para pekerja di Divisi Engineering dengan skor indikator NASA-TLX.
Terdapat 2 data pada kuesioner yaitu kuesioner umum dan kuesioner pada metode yang digunakan [13].
Prosedur Kerja
Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengetahui besar beban kerja.mental.dengan.perhitungan NASA-TLX sebagai berikut:
1. Pembobotan
Pada tahap ini, responden.diminta.untuk.melingkari salah satu.dari dua.indikator yang dibandingkan menurut pembobotan dan dirasakan lebih dominan ketika melakukan pekerjaan, sehingga hasil dari pembobotan ini adalah menentukan seberapa banyak poin yang dihasilkan dari masing-masing indikator dengan total 15 kuesioner perbandingan berpasangan.
Tabel 1. Pembobotan pada metode NASA-TLX
No. Indikator Pembobotan
1. Effort
atau Performance
(EF) (P)
2. Temporal Demand
atau Frustration
(TD) (FR)
3. Temporal Demand
atau Effort.
(TD) (EF)
4. Performance atau Frustration.
(P) (FR)
No. Indikator Pembobotan 5. Physical Demand.
atau Frustration.
(PD) (FR)
6. Physical Demand.
atau Temporal Demand
(PD) (TD)
7. Physical Demand.
atau Performance
(PD) (P)
8. Temporal Demand.
atau Mental Demand
(TD) (MD)
9. Frustration
atau Effort
(FR) (EF)
10. Performance
atau Mental Demand
(P) (MD)
11. Performance
atau Temporal Demand
(P) (TD)
12. Mental Demand.
atau Effort
(MD) (EF)
13. Mental.Demand.
atau Physical Demand
(MD) (PD)
14. Effort
atau Physical Demand
(EF) (PD)
15. Frustration
atau Mental Demand
(FR) (MD)
Sumber: Hasil pengolahan data (2022) 2. Pemberian.Rating.pada Indikator
Pada tahap ini, responden.diminta untuk memberi nilai kepada 6 variabel mental work load berdasarkan pertanyaan yang diajukan pada setiap indikator dengan rentang nilai 0-100. Rating bersifat subjektif sesuai dengan pengalaman dan kondisi kerja dari responden. Hasil yang didapatkan merupakan penyesuaian individu/personal yang terlihat pada nilai mental work load berdasarkan pengalaman responden (pekerja) [14].
Tabel.2. Indikator.beban.kerja.mental
Pertanyaan Skala (%)
Seberapa besar tuntutan aktivitas mental yang.dikeluarkan pada saat bekerja (contoh: berpikir, mengingat, melihat, mencari, dan lain-lain). Apakah sederhana atau kompleks, mudah atau sulit, longgar atau ketat?
Mental.Demand.(Kebutuhan.Mental) -MD
Seberapa.tinggi aktivitas fisik.yang dikeluarkan saat bekerja (contoh:.mendorong, menarik, memutar, mengontrol, menjalankan,.dan lainnya)..Apakah. pelan atau cepat, mudah atau sulit, tenang.atau buru-buru?
Physical.Demand (Kebutuhan.Fisik)-PD
Seberapa.tinggi tuntutan waktu.yang.dirasakan selama pekerjaan.berlangsung? Apakah cepat.dan melelahkan, atau perlahan dan santai?
Temporal Demand (Kebutuhan.Waktu)-TD
Seberapa.tinggi keberhasilan.untuk.mencapai.target.
pekerjaan? Seberapa.puas.dengan.hasil yang telah dilakukan dalam.mencapai.target.tersebut?
Performance (Performa)-P
Seberapa.tinggi tingkat usaha.yang dikeluarkan secara.jasmani dan rohani (mental).yang.diperlukan untuk.mencapai target performasi tertinggi?
Effort (Tingkat.Usaha)-EF
0 .10 20 30 40 .50 60 .70 80 90 100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pertanyaan Skala (%) Seberapa.tinggi.rasa stress, tidak nyaman, tersinggung, dan
rasa lelah,.dibandingkan.dengan.rasa nyaman,. aman, cocok, dan.kepuasaan.diri yang.dirasakan selama menyelesaikan.pekerjaan.tersebut?
Frustration (Tingkat Frustasi)-FR
Sumber: Hasil pengolahan data (2022) 3. Perhitungan Nilai.Produk
Pada tahap ini perhitungan nilai.produk dapat ditentukan dengan mengalikan nilai bobot dan nilai rating yang telah dilakukan oleh responden (pekerja), sehingga dari perhitungan tersebut akan.mendapatkan nilai produk pada ke-6.indikator.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖.𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘.= 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 (1)
4. Nilai.Rata-Rata.WWL
Dari hasil penentuan nilai produk yang tertera kemudian dijumlahkan untuk masing-masing parameter (MD, PD, TD, P, EF, FR) dan dibagi dengan jumlah bobot, maka dapat diformulasikan sebagai berikut:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑊𝑊𝐿 = 𝛴 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
15 (2)
5. Interpretasi Skor NASA-TLX
Skor akhir pada metode NASA-TLX dapat diperoleh dengan mengklasifikasikan pada 5 golongan beban kerja [15] yaitu terdapat klasifikasi golongan rendah,.sedang, sedikit tinggi, tinggi, dan sangat tinggi, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Golongan dan Nilai Workload
Sumber: Fauzi (2017) 3. Hasil dan Pembahasan
Pendataan pada skor pembobotan berupa wawancara dan kuesioner pembobotan untuk masing- masing indikator secara langsung kepada karyawan manajemen Divisi Engineering di PT. Ciptaunggul Karya Abadi disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi pembobotan
No. Responden Indikator
Total
MD PD TD OP EF FR
1. Dudin Santosa 3 2 2 3 3 2 15
2. Wahyudin 3 1 3 3 2 3 15
3. Asep Puniarto 3 2 2 3 3 2 15
4. Dadang Hidayat 2 3 2 3 2 3 15
5. Abdul Latif 2 3 2 3 2 3 15
6. Usep Bachtiar 3 2 3 2 3 2 15
7. Firdaus 3 2 2 3 2 3 15
8. Tarsan 2 3 2 3 2 3 15
9. Samin 2 3 2 3 2 3 15
Sumber: Hasil pengolahan data (2022)
Rendah 0 - 9
Sedang 10 - 29
Sedikit Tinggi 30 - 49
Tinggi 50 - 79
Sangat Tinggi 80 - 100
Nilai Golongan Beban Kerja
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pemberian Nilai Rating
Pemberian rating dikerjakan apabila sudah selesai mengisi kuesioner nilai bobot. Dalam tahap pemberian rating, responden diminta untuk menentukan peringkat dari masing-masing indikator dengan skala 0-100 berdasarkan pengalaman yang dirasakan selama bekerja di PT. Ciptaunggul Karya Abadi.
Tabel 5. Rekapitulasi hasil pemberian rating
No. Karyawan Dimensi
Nama Lengkap Posisi MD PD TD P EF FR
1. Dudin Santosa Engineering 1 50 100 50 80 80 50
2. Wahyudin Engineering 2 70 50 50 80 80 70
3. Asep Puniarto Engineering 3 50 100 50 80 80 50
4. Dadang Hidayat Engineering 4 70 50 50 80 80 50
5. Abdul Latif Engineering 5 40 60 40 90 80 60
6. Usep Bachtiar Operator 1 50 50 50 50 80 40
7. Firdaus Operator 2 30 50 50 80 80 80
8. Tarsan Operator 3 50 80 80 50 50 80
9. Samin Operator 4 50 100 50 80 80 50
Sumber: Hasil pengolahan data (2022)
Pada Tabel 5. memperlihatkan kecenderungan yang berbeda dari masing-masing indikator, hal tersebut terjadi karena pekerja memiliki faktor yang berbeda dari pekerja mulai dari faktor umur, pengalaman bekerja, motivasi kerja, dan lingkungan kerja.
Hasil dari rating tersebut menentukan indikator yang paling dominan dirasakan oleh pekerja dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Persentase perbandingan indikator Sumber: Hasil pengolahan data (2022)
Gambar 1 menunjukkan persentase pada enam indikator, yaitu kebutuhan mental (MD), kebutuhan fisik (PD), waktu (TD), performasi (P), besar usaha (EF), dan frustasi (FR) dengan masing-masing persentase yaitu 13%, 18%, 14%, 19%, 20%, dan 15%. Didapat bahwa indikator Effort (EF) merupakan indikator yang dominan dengan persentase sebesar 20%.
Perhitungan Nilai dan.Rata-Rata.WWL
Kalkulasi nilai (skor) WWL untuk karyawan Divisi Engineering di PT. Ciptaunggul Karya Abadi sebagai berikut:
1. Perhitungan Dimensi Beban Kerja (Dudin Santosa) a. Mental Demand (MD)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 3 𝑥 50
= 150 b. Physical Demand (PD)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 2 𝑥 100 = 200
0%
5%
10%
15%
20%
Mental Demand
Physical Demand
Temporal Demand
Performance Effort Frustation 13%
18%
14%
19% 20%
15%
c. Temporal Demand (TD)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 2 𝑥 50
= 100 d. Performance (P)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 3 𝑥 80
= 240 e. Effort (EF)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 3 𝑥 80
= 240 f. Frustration (FR)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 2 𝑥 50
= 100 2. Perhitungan Rata-rata WWL
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑊𝑊𝐿 = 𝛴 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
15
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑊𝑊𝐿 = 1030 15 = 68,67
Tabel 6. Perhitungan nilai dan rata-rata WWL Dudin Santosa
No. Aspek Pembobotan Rating WWL
1. Mental Demand 3 50 150
2. Physical Demand 2 100 200
3. Temporal Demand 2 50 100
4. Performance 3 80 240
5. Effort 3 80 240
6. Frustration 2 50 100
Jumlah WWL 1030
Rata-Rata WWL 68,67
Sumber: Hasil pengolahan data (2022) Tabel 7. Perhitungan nilai WWL
No. Karyawan Dimensi
Jumlah Nilai
Nama Jabatan MD PD TD OP EF FR
1 Dudin Santosa Engineering 1 50 100 50 80 80 50 410 68,67
2 Wahyudin Engineering 2 70 50 50 80 80 70 400 68,00
3 Asep Puniarto Engineering 3 50 100 50 80 80 50 410 68,67
4 Dadang Hidayat Engineering 4 70 50 50 80 80 50 380 62,67
5 Abdul Latif Engineering 5 40 60 40 90 80 60 370 59,33
6 Usep Bachtiar Operator 1 50 50 50 50 80 40 320 54,67
7 Firdaus Operator 2 30 50 50 80 80 80 370 62,00
8 Tarsan Operator 3 50 80 80 50 50 80 390 66,00
9 Samin Operator 4 50 100 50 80 80 50 410 63,33
Sumber: Hasil pengolahan data (2022) Interpretasi Penilaian Beban Kerja
Hasil dari rata-rata WWL menunjukkan nilai kategori beban kerja pada pekerja Divisi Engineering dapat dijelaskan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Rekapitulasi perhitungan WWL
No. Nama Indikator Paling Berpengaruh Skor WWL Klasifikasi
1. Dudin Santosa Physical Demand (PD) 68,67 Tinggi
2. Wahyudin Performance (P) 68,00 Tinggi
No. Nama Indikator Paling Berpengaruh Skor WWL Klasifikasi
3. Asep Puniarto Effort (EF) 68,67 Tinggi
4. Dadang Hidayat Performance (P) 62,67 Tinggi
5. Abdul Latif Physical Demand (PD) 59,33 Tinggi
6. Usep Bachtiar Effort (EF) 54,67 Tinggi
7. Firdaus Performance (P) 62,00 Tinggi
8. Tarsan Frustation (FR) 66,00 Tinggi
9. Samin Performance (P) 63,33 Tinggi
Sumber: Hasil pengolahan data (2022)
Berdasarkan perhitungan skor WWL pada Tabel 8, didapat hasil karyawan atas nama Dudin Santosa dengan nilai skor WWL sebesar 68,66, Wahyudin dengan nilai skor WWL sebesar 68,00, Asep Puniarto dengan nilai skor WWL sebesar 68,66, Dadang Hidayat dengan nilai skor WWL sebesar 62,66, Abdul Latif dengan nilai skor WWL sebesar 59,33, Usep Bachtiar dengan nilai skor WWL sebesar 54,66, Firdaus dengan nilai skor WWL sebesar 62,00, Tarsan dengan nilai skor WWL sebesar 66,00, dan karyawan atas nama Samin dengan nilai skor WWL sebesar 63,33. Berdasarkan perolehan nilai skor WWL pada masing- masing karyawan, maka klasifikasi beban kerja mental adalah tinggi, dikarenakan nilai skor WWL >50.
Maka dari itu, perlu adanya usulan perbaikan seperti penambahan waktu istirahat dan pemberian fasilitas yang memadai sehingga hal-hal yang menimbulkan besarnya tingkat beban.kerja.mental bisa diminimalkan.
4. Kesimpulan
Dari perhitungan yang..dilakukan dengan metode NASA-TLX maka dapat disimpulkan bahwa karyawan manajemen Divisi Engineering di PT. Ciptaunggul Karya Abadi memiliki nilai rata-rata WWL 63,70 termasuk ke dalam kategori tinggi. Nilai WWL tertinggi terdapat pada karyawan bernama Dudin Santosa dan Asep Puniarto dengan skor 68,67 dengan indikator paling berpengaruh adalah physical demand dan effort. Sehingga perlu adanya usulan untuk perbaikan sistem kerja dan meminimalisir beban kerja khususnya pada mental karyawan. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja mental pada karyawan dari manajemen Divisi Engineering adalah: (a) faktor eksternal, seperti: tugas-tugas kerja, tekanan kerja, kondisi kerja, lokasi kerja, fasilitas kerja, dan lamanya waktu kerja; dan (b) faktor internal, seperti: umur, kondisi kesehatan, motivasi kerja, keinginan, dan kepuasan kerja.
Saran yang dapat dijadikan referensi untuk memperbaiki tingkat beban.kerja.mental karyawan Divisi Engineering di PT. Ciptaunggul Karya Abadi adalah: (a) menambah rest time yang cukup untuk pekerja, (b) menjadwalkan kegiatan olahraga rutin setiap minggu untuk menjaga badan tetap bugar dan tidak mudah merasa kelelahan karena effort yang berlebih, dan (c) pekerja diberi fasilitas yang nyaman sehingga operator tidak merasa sulit dalam menjalankan pekerjaan.
5. Referensi
[1] P. P. Wardoyo dan Y. Hadi, “Peningkatan..produktivitas umkm menggunakan metode objective matrix,” J. Ilmiah Teknik Industri, vol. 4, no. 1, pp. 1–8, 2017, doi: 10.24912/jitiuntar.v4i1.458.
[2] N. N. Sunarto, “Analisis beban kerja karyawan dengan menggunakan metode swat dan metode nasa- tlx (studi kasus di PT. LG Electronics Indonesia),” Universitas Islam Indonesia, 2018.
[3] B. Nugraha, Pengembangan Sumber Daya Manusia: Deskripsi Teoretis tentang Kinerja Pegawai, Penilaian Kinerja Pegawai dan Pemeliharaan SDM. Banyumas: CV. Pena Persada, 2021.
[4] H. M. Kholik dan D. A. Krishna, “Analisis tingkat kebisingan peralatan produksi terhadap kinerja karyawan,” J. Tek. Ind., vol. 13, no. 2, p. 194, 2012, doi: 10.22219/jtiumm.vol13.no2.194-200.
[5] H. Okitasari and D. Pujotomo, “Analisis beban kerja mental dengan metode nasa tlx pada divisi distribusi produk pt. paragon technology and innovation,” Industrial Engineering Online J., vol. 5, no. 3, 2016.
[6] S. Hart and Sandra G., “Development of nasa-tlx (task load index): results of emperical and theretical reseach,” Hum. Ment. Workload, vol. 52, pp. 139–183, 1988, doi: https://doi.org/10.1016/S0166- 4115(08) 62386-9.
[7] A. Hakiim, W. Suhendar, dan D. A. Sari, “Analisis beban kerja fisik dan mental menggunakan cvl dan nasa-tlx pada divisi produksi pt x,” J. Unsika, vol. 3, no. 2, pp. 142–146, 2018.
[8] T. F. Hidayat, S. A. Pujangkoro dan Anizar, “Pengukuran beban kerja perawat menggunakan metode nasa-tlx di rumah sakit xyz,” J. Tek. Ind. USU, vol. 2, no. 1, pp. 42–47, 2013.
[9] Z. H. Zen dan A. Adrian, “Analisis beban kerja mental karyawan menggunakan metode nasa tlx (studi kasus: pt. universal tekno reksajaya Pekanbaru, Riau),” J. Surya Tek., vol. 6, no. 1, pp. 21–25, 2020, doi: 10.37859/jst.v6i1.1860.
[10] V. M. Afma, “Analisa beban kerja operator inspeksi dengan metode nasa-tlx (task load index) di pt.
xyz,” PROFISIENSI J. Progr. Stud. Tek. Ind., vol. 4, no. 2, pp. 118–122, 2016.
[11] P. Anita dan S. Endang, “Analisis beban kerja menggunakan metode nasa-tlx pada cv. bahagia jaya alsindo,” STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi), vol. 5, no. 3, pp. 229–235, 2021.
[12] U. L. H. Putri, “Analisis beban kerja mental dengan metode NASA TLX pada departemen logistik PT ABC,” Ind. Eng. Online J., vol. 6, no. 2, pp. 1–10, 2017.
[13] L. Widodo, I. W. Sukania, dan R. Angraeni, “Analisis beban kerja dan keluhan subjektif pekerja serta usulan perbaikan pada proses pembuatan batako,” J. Ilm. Tek. Ind., vol. 5, no. 3, pp. 179–190, 2018, doi: 10.24912/jitiuntar.v5i3.2106.
[14] A. T. Septiansyah, R. Fitriani, dan B. Nugraha, “Mental work load analysis melalui national aeronautics and space administration ( NASA ) - task load index ( TLX ),” J. Sains dan Teknologi Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknologi Industri, vol. 21, no. November, pp. 282–291, 2021.
[15] S. Fauzi, “Analisis Beban Kerja Mental Menggunakan Metode NASA-TLX untuk Mengevaluasi Beban Kerja Operator pada Lantai Produksi PT. PP. Londonsumatra Indonesia Tbk, Turangie Palm Oil Mill, Kabupaten Langkat,” Skripsi, Medan, 2017.