• Tidak ada hasil yang ditemukan

AnggotaII, : (Dr. H. Lalu Parman, SH., MH) NIP Mengetahui, Bagian Hukum Pidana Ketua, (Lubis, SH., M.Hum) NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan " AnggotaII, : (Dr. H. Lalu Parman, SH., MH) NIP Mengetahui, Bagian Hukum Pidana Ketua, (Lubis, SH., M.Hum) NIP"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Salah satu perubahan mendasar yang dilakukan adalah diperkenalkannya metode pemeriksaan saksi jarak jauh dengan menggunakan media elektronik yang dikenal dengan telekonferensi. Sebagai rumusan masalah yang diteliti, bagaimana keabsahan wawancara saksi jarak jauh (telekonferensi) dalam sidang pengadilan dan bagaimana kekuatan pembuktian wawancara saksi jarak jauh melalui telekonferensi dalam sidang pidana di sidang pengadilan. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan pemeriksaan saksi jarak jauh (teleconference) di pengadilan dan untuk mengetahui kekuatan pembuktian pemeriksaan saksi jarak jauh (teleconference) di pengadilan, adapun manfaat penelitian ini bersifat akademis, teoritis dan praktis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

  • Manfaat penelitian

Untuk mengetahui nilai pembuktian pemeriksaan saksi jarak jauh (telekonferensi) dalam sidang pengadilan. Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: a) Manfaat akademik. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi atau wawasan serta pengetahuan hukum pidana yang lebih konkrit bagi aparat penegak hukum dan pemerintah khususnya dalam pembuktian tindak pidana informasi dan transaksi elektronik di Indonesia, serta peneliti dapat memperoleh wawasan baru bagi penulis. dan sebagai sarana untuk mendorong perkembangan hukum pidana, khususnya yang berkaitan dengan pemeriksaan saksi jarak jauh pada sidang pengadilan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi hukum, polisi, jaksa, pengacara dan masyarakat dalam memahami wawancara saksi jarak jauh dalam perkara pengadilan.

Ruang Lingkup Penelitian

  • Jenis-Jenis Hukum Pidana
  • Pengertian Tindak Pidana
  • Unsur-Unsur Tindak Pidana
  • Sanksi Pidana
  • Tujuan Pemidanaan

Pompe menjelaskan, hukum pidana merupakan keseluruhan ketentuan hukum yang berkaitan dengan perbuatan yang dapat dihukum dan peraturan pidana. Sedangkan hukum pidana yang tidak tertulis adalah hukum pidana adat (kejahatan adat) yang masih ada dalam masyarakat. Setiap tindak pidana yang termasuk dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) secara umum dapat diuraikan dalam unsur-unsur yang terdiri atas unsur subyektif dan unsur obyektif.

Tinjauan Umum Pembuktian 1. Pengertian pembuktian

  • Pengertian alat bukti

Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) menyebutkan alat bukti yang sah adalah: 36.. a) Keterangan saksi b) Keahlian c) Surat. Dalam sistem pembuktian hukum acara pidana yang menganut negative wettelijk stelsel, hanya alat bukti yang sah menurut hukum. Artinya tidak dapat dijadikan alat bukti yang sah di luar ketentuan ini.37.

Alat bukti yang sah menurut hukum sesuai ayat pertama Pasal 184 KUHAP adalah: 38. 1) Keterangan saksi. Oleh karena itu, nilai pembuktian keterangan ahli sama dengan nilai pembuktian yang diberikan pada alat bukti keterangan saksi. Dalam sistem pembuktian hukum acara pidana yang menganut negative wettelijk stelsel, hanya alat bukti yang sah menurut hukum yang dapat dijadikan alat bukti.

Artinya tidak dapat dijadikan alat bukti yang sah di luar ketentuan ini. Sejauh menyangkut nilai pembuktian suatu bukti, bukti tersebut memiliki sifat dan kekuatan yang serupa dengan bukti lainnya. Oleh karena itu, agar suatu instruksi mempunyai nilai pembuktian yang cukup, maka harus didukung oleh setidaknya satu bukti lain.

Pengakuan terdakwa tidak boleh dianggap dan dinilai sebagai alat bukti yang sempurna, tegas dan mengikat.

Tinjauan Umum Alat Bukti Elektronik

Dalam undang-undang no. 20 Tahun 2001, UU No. 15 Tahun 2002 dan UU No. 15 Tahun 2003 juga kurang jelas mengenai legalitas transkrip sebagai alat bukti. Juga belum ada tata cara yang dapat dijadikan acuan dalam memperoleh dan menyampaikan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti ke pengadilan. Dasar hukum penggunaan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti di pengadilan semakin jelas setelah diundangkannya UU No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.

Selain mengakui informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti, UU No. 11 Tahun 2008 juga mengakui transkrip nilai sebagai alat bukti hukum yang sah. Hal ini diatur dalam Pasal 5 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2008 yang mengatur bahwa informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetakannya merupakan alat bukti yang sah. Namun permasalahannya kembali pada pertanyaan klasik apakah bukti yang tercatat itu asli atau duplikat.

Apabila sistem informasi telah diaudit atau disertifikasi oleh badan standardisasi, maka bukti tertulis tersebut tidak dapat disangkal dan dapat segera dijadikan alat bukti. Jika bukti rekaman ditransfer ke CD yang berisi file Microsoft PowerPoint, DVD-R, CD-R atau jenis transfer lainnya, ada baiknya untuk mencatat bukti tersebut. Untuk memperkuat validitas bukti, kita juga harus memperoleh informasi dari orang-orang yang terlibat langsung dalam bukti tersebut.

Pada akhirnya hakimlah yang akan memutuskan apakah alat bukti yang tercatat itu dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam suatu perkara pidana.40.

Tinjauan Tentang Teleconfrence 1. Pengertian Teleconfrence

  • Fungsi & Kegunaan Teleconference
  • Peralatan Teleconference

Beberapa orang yang terhubung dalam suatu telekonferensi dapat saling berkomunikasi karena masing-masing orang terhubung pada suatu sistem komunikasi. Dengan audio (Audio Conference), kita dapat mendengar satu sama lain antara beberapa orang. Sedangkan video (Video Conferencing) memungkinkan kita berkomunikasi antara beberapa orang secara tatap muka secara bersamaan.

Pada contoh sederhana, kita dapat melihat fungsi panggilan video grup di Skype atau WhatsApp. Di zaman modern dimana jarak tidak lagi menjadi penghalang, teknologi telekonferensi menjadi salah satu hal yang dapat mendekatkan kita dengan orang lain yang berada jauh. Anda dapat membuat koneksi Internet ini melalui LAN, modem dan Wi-Fi atau titik akses.

Speaker eksternal ini penting agar kita bisa mendengar suara orang lain dalam teleconference. Sedangkan kita menggunakan microphone agar suara kita dapat didengar oleh lawan bicara kita. Jika kita ingin melakukan video conference, selain peralatan pendukung audio kita juga memerlukan peralatan pendukung video.

Pasalnya tablet, smartphone dan laptop kini sudah dilengkapi dengan kamera (kamera depan jika pada smartphone dan tablet).

Metode Pendekatan

Penelitian normatif, yaitu hukum sering dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law is books) atau hukum dikonsepsikan sebagai peraturan atau norma yang menjadi standar tingkah laku manusia yang dianggap pantas.43.

Sumber dan Jenis Bahan Hukum 1. Sumber bahan hukum

Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Analisis Bahan Hukum

Keabsahan Pemeriksaan Saksi Jarak Jauh (Teleconfrence) Di Sidang Pengadilan

Alat bukti yang sah dalam hukum acara pidana diatur dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal 184 ayat (1), antara lain: 48. Alat bukti yang sah berupa petunjuk yang diatur dalam Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Hukum Acara Pidana pasal 188 ayat (2), tindak pidana korupsi juga dapat diperoleh dari: 54. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan saksi jarak jauh (telekonferensi).

Pemeriksaan saksi jarak jauh tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan saksi yang hadir langsung di sidang pengadilan, asalkan memenuhi persyaratan yang ada yaitu. Bahwa penyidikan perkara terdakwa mengarah pada pemeriksaan saksi-saksi dengan tujuan memperoleh kebenaran materil; Sedangkan majelis hakim memandang perlu berdasarkan pertimbangan di atas untuk menetapkan tanggal persidangan saksi B.J. Habibie dengan menggunakan teknologi telekonferensi sebagaimana disebutkan di atas, membentuk majelis hakim.

“Dengan demikian tidak ada kewajiban bagi hakim di Indonesia untuk menggunakan telekonferensi dan juga tidak ada kewajiban berdasarkan hukum acara pidana yang berlaku di Indonesia untuk menggunakan telekonferensi saat menginterogasi saksi.” Jika dikaitkan dengan KUHAP, maka pemeriksaan saksi jarak jauh dengan menggunakan media elektronik, dalam istilah telekonferensi, bersifat prima facie bertentangan dengan ketentuan Pasal 160 ayat (1_.64 Hukum online.) KUHAP. Prosedur. com, menantang dasar wawancara saksi melalui telekonferensi, data diakses 2 April 2017 pukul 14.05. URL WITA.

8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (“KUHAP”) menekankan “keterangan saksi sebagai alat bukti adalah apa yang diajukan saksi di pengadilan”. Meski dilakukan dalam dua sidang pada perkara berbeda, namun tidak semua hakim seragam dalam pemeriksaan saksi melalui telekonferensi. Meskipun praktiknya telah dilakukan dalam berbagai persidangan pada kasus yang berbeda, namun belum ada keseragaman di kalangan hakim mengenai pemeriksaan saksi melalui telekonferensi.

Kekuatan Pembuktian Pemeriksaan Saksi Jarak Jauh (Teleconfrence) Di Sidang Pengadilan

Terkait testimoni yang mempunyai nilai pembuktian, tidak semua testimoni mempunyai nilai pembuktian. Konfrontasi adalah keterangan atau keterangan seorang saksi yang berbeda atau bertentangan dengan keterangan saksi lain/alat bukti lain sehingga akan diperiksa kebenarannya dengan cara pemeriksaan silang secara langsung. Dari segi asas hukum, penggunaan video conference dalam pemeriksaan saksi lebih menguntungkan dibandingkan keterangan saksi di bawah ini.

Baik keterangan saksi yang dibacakan di bawah sumpah maupun pemeriksaan saksi melalui media video conference masing-masing memenuhi ketentuan ini. Keterangan saksi yang dibacakan di bawah sumpah adalah keterangan saksi yang diucapkan di bawah sumpah di hadapan penyidik. Untuk menilai keterangan beberapa saksi sebagai alat bukti yang sah, maka harus ada keselarasan antara keterangan saksi dengan alat bukti lain sehingga dapat membentuk keterangan yang menguatkan adanya suatu peristiwa atau keadaan tertentu.

Pasal 185 ayat (6) KUHAP mengatur beberapa hal yang harus diperhatikan hakim dalam menilai kebenaran keterangan saksi, yaitu. Hal ini tentu saja berbeda dengan keterangan saksi di bawah sumpah yang dibacakan dalam persidangan, karena cross check atau konfrontasi yang dilakukan hanya akan dilakukan oleh satu pihak yaitu hanya saksi/kesaksian yang hadir dalam persidangan. . Sebaliknya, dengan keterangan saksi tersumpah yang dibacakan di pengadilan, maka penegak hukum hanya bisa menerima hasil keterangan saksi tersebut kepada penyidik ​​tanpa bisa mendalami kasusnya lebih dalam.

Pihak-pihak yang terlibat yaitu hakim, jaksa penuntut umum, dan penasihat hukum dapat mendengar langsung keterangan para saksi dan dapat menguji kebenarannya.

PENUTUP

  • Saran
  • BUKU
  • UNDANG-UNDAN
  • INTERNET

Bahwa kekuatan pembuktian keterangan melalui video conference dalam persidangan suatu perkara pidana adalah kuat dan meyakinkan apabila didukung dengan alat-alat bukti yang ditetapkan dalam KUHAP, karena kesaksian melalui alat teknologi tersebut hanya menambah kepercayaan pihak yang bersangkutan. hakim karena kedudukannya tidak dijadikan alat bukti, pembatasannya diatur dalam Undang-undang. Pemerintah sebaiknya segera meratifikasi Rancangan Undang-Undang Hukum Acara Pidana Indonesia, khususnya dalam pemberian keterangan saksi melalui media elektronik, agar tidak terjadi permasalahan di kemudian hari. Kekuatan pembuktian keterangan melalui video conference dalam persidangan pidana sudah seharusnya didukung oleh KUHAP, karena kesaksian dengan alat teknologi tersebut hanya menambah kepercayaan hakim.

Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP dalam Pemeriksaan Peradilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, (Jakarta: Sinar Graphics, 2005).

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kekuatan Sidik Jari Sebagai Alat Bukti Dalam Proses Penyidikan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Berkaitan dengan pembuktian, alat bukti yang dapat