• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANOTASI BIBLIOGRAFI FILSAFAT PANCASILA

N/A
N/A
herawati widiani

Academic year: 2024

Membagikan "ANOTASI BIBLIOGRAFI FILSAFAT PANCASILA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANOTASI BIBLIOGRAFI FILSAFAT PANCASILA

Oleh

Herawati Dewi Widiani ( Nim 2101070105 )

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Nusa Cendana

1) Semadi, Y. P. (2019). Filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia menuju bangsa berkarakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2), 82-89.

Artikel ini menjelaskan tentang filsafat pancasila dalam pendidikan indonesia menuju bangsa berkarakter . Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat.

Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis, dan reigius.

(2)

2) Lesilolo, H. J. (2015). Kajian Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Multikultural Di Indonesia. KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, 1(1), 74-88.

Artikel ini membahas tentang Pendidikan multikultural di Indonesia pada prinsipnya menanamkan keyakinan bahwa keragaman budaya yang ada di Indonesia adalah anugerah yang patut mendapat penghargaan dalam rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati.Bahwa dalam keberagaman terdapat kehidupan yang selaras dan berbuat baik terhadap sesama manusia dalam keberagaman. Masyarakat dalam konteks multikultural berlajar hidup dalam perbedaan, membangun saling percaya (mutual trust), memelihara saling pengertian (mutual understanding), dan menjunjung sikap saling menghargai.

Menjunjung sikap toleransi sebagai perwujudan mengakui dan menghormati hak-hak asasi manusia. Wujud secara kongkrit kehidupan dalam multikultural adalah setiap individu mengakui relasi antara sesama manusia dibangun berdasarkan persaudaraan sebangsa dan persaudaraan sesama manusia. Lebih jauh lagi rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati dalam pendidikan diharapkan dapat memberdayakan individu atau kelompok membangun kehidupan dalam lingkungan manusia bersesama, cinta damai dan membangun sebuah masa depan yang bersatu dalam keberagaman.Bersatu dalam keberagaman bagi masyarakat Indonesia dapat lebih dijiwai secara kritis melalui Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.Pancasila diyakini memiliki norma- normadan nilai-nilai yang benar, adil, dan bijaksana. Kekahasan norma dan nilai yang diyakini melekat dalam Pancasilayaitunilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagai satu kesatuan. Sejalan dengan prinsip pendidikan multikultural maka Pancasila memiliki sinergi yang kuat dengan pendidikan multikultural karena sama-sama memaknai keberagaman dalam nilai yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial.

3) Ramdhan, M. I. (2018). Tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam perspektif filsafat pancasila. Jurnal Legislasi Indonesia, 6(2), 183-192.

(3)

Artikel ini menjelaskan berkaitan dengan Tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam perspektif filsafat pancasila. Kesadaran terhadap Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial ada dan merupakan suatu kebutuhan bagi Indonesia, karena secara ideologis, berdasarkan Pancasila, bangsa Indonesia telah memperolehnya harmonisasi antar komponen kehidupan alam semesta, diantaranya lingkungan hidup manusia dan lingkungan alam, diantaranya hubungan manusia sebagai individu dan sebagai anggota sosial masyarakat. Kesadaran itu harus diatur secara sistematis sehingga Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial dapat terlaksana -dilaksanakan oleh dan untuk seluruh rakyat Indonesia.

4) Marni, Y. (2022). FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 8(2), 2679- 2687.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana filsafat Pancasila diberikan dalam sistem pendidikan di sekolah dasar dalam rangka pembentukan karakter. Filosofi Pancasila yang menjadi pedoman nasional dalam pendidikan dijadikan sebagai pedoman hidup yang diyakini kebenarannya. Jika kita mengaitkan Pancasila dan sistem pendidikan dari segi filsafat pendidikan, maka Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang menjiwai kehidupan sehari-hari. Penerapannya diwujudkan dalam kehidupan sosial, budaya, berbangsa, dan multietnis. Selain itu, Pancasila sebagai nilai-nilai yang berkembang dalam keyakinan agama dan adat, harus ditanamkan dalam pendidikan sejak dini. Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang ditempuh sebagai arena yang berperan dalam pengembangan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan karakter bangsa. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi literasi/telaah pustaka melalui pembedahan artikel dan buku sebagai bahan referensi ditambah dengan melihat kajian kisah hidup, pengalaman individu, wawancara, introspeksi dan observasi teks visual. Hasil penelitian yang penulis temukan adalah adanya pendidikan karakter bagi siswa di sekolah dasar yang harus berlandaskan falsafah

(4)

Pancasila. Nilai dan sikap tersebut tercermin dalam tiga aspek, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

5) Huda, M. C. (2018). Meneguhkan Pancasila Sebagai Ideologi Bernegara. Resolusi:

Jurnal Sosial Politik, 1(1), 78-99.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mempunyai nilai-nilai keseimbangan hukum, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai. Dengan memahami Pancasila melalui pemahaman sejarah, tulisan ini menyimpulkan bahwa Pancasila menjadi ideologi negara yang bersifat universal dan komprehensif yang memuat hablumminallah, hablumminannas, dan hablum minal alam untuk mencapai tujuan rahmatan lil alamin.

Sebagai landasan filsafat, Pancasila memperoleh sumber nilai dalam konteks dinamika perjalanan sejarah kebudayaan bangsa. Pembentukan sumber nilai yang terkandung dalam sistem filsafat nasional telah berlangsung dalam sejarah yang panjang. Eksistensi Pancasila dalam hukum merupakan tonggak pencapaian dalam lingkaran negara hukum.

Sebaliknya, ketiadaan Pancasila akan melahirkan permasalahan hukum dan terciptanya konstruksi hukum yang tidak terstruktur.

6) Fahmi, R., Affandi, I., & Darmawan, C. (2019, November). Implementasi filsafat Pancasila sebagai suatu metode dalam upaya menangkal radikalisme. In Seminar Nasional Kewarganegaraan (Vol. 1, pp. 51-58).

Penelitian ini dilatar belakangi oleh semakin berkembangnya paham radikalisme maupun ideoologi-ideologi lainnya hingga ke dunia pendidikan. Namun perkembangan tersebut tidak dapat dijadikan suatu penghalang dalam melakukan suatu kemajuan peradaban. Pembahasan dari artikel ini juga menunjukkan bahwa metode ediskursus filsafat Pancasila secara terbuka mampu menjadi salah satu upaya nyata dalam melakukan deradikalisasi pemikiran khususnya kaum intelektual. Diskusi yang terbuka dengan menjadikan filsafat pancasila secara rasional akan dapat memberikan dasar

(5)

pemikiran baru khususnya dalam melakukan penangkalan terhadap paham radikalisme.

7) Urbanus, R., & Utomo, F. K. D. M. (2022). Filsafat Pancasila dalam Budaya Gotong Royong (Pengiri) Masyarakat Dayak Mali. Borneo Review, 1(2), 104-114.

Dalam artikel ini menjelasakan bahwa Pancasila itu bagian dari sistem filsafat.

Pada hakikatnya manusia ditempatkan sebagai subjek utama dan sebagai landasan memahami segala realitas. Gotong royong merupakan hakikat Pancasila. Salah satu budaya gotong royong adalah budaya masyarakat Dayak Mali. Pancasila dan budaya iri hati merupakan karakter bangsa Indonesia. Artikel ini difokuskan pada nilai gotong royong sebagai bagian dari falsafah Pancasila dalam budaya masyarakat Dayak Mali.

Kebudayaan Dayak Mali sering diidentikkan dengan tarian, simbol, tato, dan lain sebagainya. Artikel ini juga bertujuan untuk menggali makna gotong royong dalam budaya Dayak Mali serta membedah makna filosofis yang terkandung di dalamnya.

Didalam materi ini juga Filsafat Pancasila yang digambarkan sebagai kerangka teori yang digunakan untuk membedah nilai gotong royong yang terkandung dalam budaya Pengiri.

Masyarakat Dayak Mali mengamalkan budaya ini secara turun temurun. Masyarakat Dayak Mali wajib melestarikan budaya Pengiri ini. Kebudayaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Semangat gotong royong merupakan semangat khas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, budaya gotong royong (pengiri) merupakan aset bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dikembangkan.

8) Erwin, M. (2011). Filsafat Pancasila sebagai Lima Keharmonisan Hukum dan Etika Kebangsaan Bangsa Indonesia. Teknika Polsri, 32(1), 221600.

Artikel ini menjelaskan tentang Nasib manusia, khususnya adalah semangat untuk menemukan nilai-nilai kebaikan yang disebut dengan manusia. Setiap orang membutuhkan manusia, termasuk masyarakat Indonesia juga. Rasa nilai-nilai kemanusiaan bagi bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam Pancasila. Pancasila sebagai

(6)

falsafah negara Indonesia yang mencakup lima nilai dasar (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kemasyarakatan, dan Keadilan). Kelima nilai tersebut berarah pada etika sebagai sikap masyarakat Indonesia. Sikap merupakan landasan dasar bagi nilai-nilai kemanusiaan. Berdasarkan falsafah nilai kemanusiaan, Pancasila sebagai landasan dasar telah memberikan kaidah etika manusia Indonesia dalam berinteraksi sosial dalam kehidupan berkebangsaan di Indonesia. Hakikat dasar Pancasila sebagai takdir menempatkan manusia menjadi salah satu makhluk Tuhan yang dikehendaki keberadaannya sebagai makhluk yang menyatu dengan lingkungannya karena rasa persaudaraan, sebagai makhluk yang harus hidup bersama dan ingin mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia.

9) HASHARI, T. J. (2023). FILSAFAT HUKUM DALAM SUDUT PANDANG PANCASILA.

Artikel ini juga menjelaskan tentang bagaimana Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupun tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia. Gelombang besar kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasi telah mengancam, bahkan menguasai eksistensi negara – negara bangsa, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Prinsip-prinsip dasar yang telah ditentukan oleh peletak dasar (the founding fathers) negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat bernegara, itulah Pancasila. Dengan pemahaman demikian, maka Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi.

10) . Sundari, A., Asi, Y. S., & Bilgies, A. F. (2021). Peran Filsafat Ilmu Terhadap Ilmu Ekonomi Sebagai Landasan Rekontruksi Ekonomi Pancasila. HUMANIS: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 13(2), 179-192.

(7)

Filsafat Ilmu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan Ilmu Ekonomi dan analisis ekonomi serta peningkatan kualitas Ahli Ekonomi, memiliki kemampuan berfikir, bersikap perilaku. Peran Filsafat ilmu dalam mengembangkan ilmu Ekonomi adalah sebagai alat evaluasi pemikiran ilmiah, sebagai instrumen untuk merefleksikan, mengevaluasi, mengkritisi asumsi dan metode ilmiah, dan sebagai alat logika dasar untuk metode ilmiah. Salah satu solusi untuk menghadapi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini yaitu dengan menghidupkan kembali semangat Pancasila (Rekontruksi). Pancasila adalah merupakan intisari dari keberadaan Indonesia sebagai suatu negara. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, filsafat, ideologi dan juga sebagai wujud dari prinsip dasar untuk Indonesia yang mandiri.

Sehingga bias terwujud dengan menyatukan tekad, tindakan, dan integrasi dari berbagai bidang dan juga keterampilan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami hakikat dan ruang lingkup ISBD, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dan

Lebih jauh, dengan gagasan tentang antropologi politik, Plessner ingin menunjukkan bahwa politik adalah suatu ruang esensial dari kehidupan manusia, dan filsafat bertugas

Esensi dakwah Islam adalah menyampaikan pesan dalam upaya membangun kehidupan manusia secara utuh, baik sebagai individu ataupun masyarakat untuk memperoleh

∞ Kesatuan gagasan-gagasan yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupan baik yang individual maupun yang sosial.. 

Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok

Penelitian ini secara umum diharapkan dapat mengantarkan penulis untuk lebih memahami tentang hakikat kehidupan sebagai manusia yang bermoral melalui salah satu

Esensi dakwah Islam adalah menyampaikan pesan dalam upaya membangun kehidupan manusia secara utuh, baik sebagai individu ataupun masyarakat untuk memperoleh

merupakan sarana yang terbaik untuk mewujudkan rasa kasih sayang sesama manusia dari padanya dapat diharapkan untuk melestarikan proses historis keberadaan manusia dalam kehidupan di