• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. PENGERTIAN FILSAFAT

Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo, philos, philein, yang mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harafiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.

Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan.

Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh Phythagoras (582 – 496 SM). Dia adalah seorang ahli pikir dan pelopor matematika yang menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Namun demikian, banyaknya pengertian filsafat sebagaimana yang diketahui sekarang ini adalah sebanyak tafsiran para filsuf itu sendiri. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :

1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki.

2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.

3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.

(2)

sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.

1. Obyek Filsafat

Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut suatu masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian, telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu paham (isme) seperti kapitalisme, komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukup mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara modern.

Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi :

a. obyek material filsafat : yaitu obyek pembahasan filsafat yang mencakup segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan lain sebagainya.

(3)

Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan cabang-cabang filsafat. Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah :

a..Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis yang meliputi bidang : ontologi (membicarakan teori sifat dasar dan ragam kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori umum mengenai proses kenyataan, dan antropologi.

b. Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat pengetahuan atau kebenaran.

c.Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk memperoleh pengetahuan.

d.Logika, ádalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dapat mengambil kesimpulan yang benar.

e.Etika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia tentang baik-buruk

f. Estetika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat

keindahan-kejelekan.

2. Aliran-Aliran Filsafat

Aliran-aliran utama filsafat yang ada sejak dahulu hingga sekarang adalah sebagai berikut :

a. Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk mahluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi (misalnya benda ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum kausalitas) yang bersifat objektif.

(4)

menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan spirit)

c. Aliran Realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran diatas adalah bertentangan, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis). Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata-mata. Kehidupan seperti tampak pada tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia mereka hidup berkembang biak, kemudian tua dan akhirnya mati. Pastilah realitas demikian lebih daripada sekadar materi. Oleh karenanya, realitas adalah panduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi (spiritual, jiwa, dan rohaniah). Khusus pada manusia tampak dalam gejala daya pikir, cipta, dan budi. Jadi menurut aliran ini, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan nonmateri.

B. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Pancasila Sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia

Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

(5)

ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Satu pertanyaan yang sangat fundamental disadari sepenuhnya oleh para pendiri negara Republik Indonesia adalah :”di atas dasar apakah negara Indonesia didirikan” ketika mereka bersidang untuk pertama kali di lembaga BPUPKI. Mereka menyadari bahwa makna hidup bagi bangsa Indonesia harus ditemukan dalam budaya dan peradaban bangsa Indonesia sendiri yang merupakan perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki, diyakini dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat sepanjang masa dalam sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangsa sejak lahirnya.

Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakan tata nilai yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu kenyataan objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.

Jadi nilai-nilai Pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai utama yaitu :

a. nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan abadi dari Tuhan Yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaranajaran agama dalam kitab suci

b. nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai yang luhur budaya masyarkat (inti kesatuan adat-istiadat yang baik) yang tersebar di seluruh nusantara.

2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

(6)

a. suatu kesatuan bagian-bagian

b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

c. saling berhubungan dan saling ketergantungan

d. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama

(tujuan sistem)

e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendirisendiri, fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya. Di samping itu, di antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan.

Kesatuan si;a-sila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filisofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia ”monopluralis” yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat individu-mahluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis harmonis.

4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramidal.

(7)

Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang kuat pada setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari sila-sila Pancasila berikutnya.

Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada landasan, yaitu : Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Oleh karena itu, hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat negara Indonesia. Dengan demikian maka, sila pertama adalah sifat dan keadaaan negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan; sila kedua sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat manusia; sila ketiga sifat dan keadaan negara harus satu; sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat; dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil. Contoh rumusan Pancasila yang bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal adalah : sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan

Saling Mengkualifikasi

(8)

C. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.

Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya.

1. Aspek Ontologis

Ontologi menurut Runes, adalah teori tentang adanya keberadaan atau eksistensi. Sementara Aristoteles, menyebutnya sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.

(9)

2. Aspek Epistemologi

Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi (mengandung tiga unsur yaitu : 1. logos (rasionalitas atau penalaran), 2. pathos (penghayatan), dan 3. ethos (kesusilaan).

3. Aspek Aksiologi

Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.

Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki :

a. tingkah laku moral, yang berwujud etika,

b. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,

c. sosio politik yang berwujud ideologi.

(10)

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia.

D. NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH

KESEIMBANGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN

Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antar hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Hubungan Vertikal

Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungannya dengan itu, manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan/menghentikan larangan-Nya, sedangkan hak-hak yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.

2. Hubungan Horisontal

(11)

3. Hubungan Alamiah

Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya. Seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan karena alam mengalami penyusutan sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestrian alam merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya.

(12)

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai sistem filsafat

adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu

tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi

Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan

memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

Definisi Sistem :

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan

(singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu

tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh

Definisi Filsafat :

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa

Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)

atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,

keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau

kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab

disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental

manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini

diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup,

Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan merumuskan

sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena

itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan

berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;

marxisme-komunisme; sosialisme dll.

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah :

Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari

filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.

Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun

(13)

Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa

dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.

Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada

sesuatu yang tdak terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti Produk dan filsafat

dalam arti Proses. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai pandangan hidup.

Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.

1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf

pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu,

misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya.

2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari

aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan

yang bersumber pada akal manusia.

Filsafat Sebagai Suatu Proses :

1. Yaitu bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permaslahan

dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

Definisi Pancasila:

Pancasila

adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang

bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam

dalam artian

BHINEKA TUNGGAL IKA.

Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan.

Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh

Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu

baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan

hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

Pancasila sebagai Dasar Negara

. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga

(14)

tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil

pemilihan umum.

Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional.

Dalam ilmu hukum istilah sumber

hukum berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi

dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan

hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber

pada Pancasila.

Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia

. Pancasila sebagai Pandangan

Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan

bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena

Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari

kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari

kehidupan bangsa Indonesia sendiri.

Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia

. Pancasila sebagai jiwa

bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa

kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.

Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.

Pada saat bangsa Indonesia

bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah

sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud

pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara

oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa

Indonesia.

Pancasila sebagai Ideologi Negara.

Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan

tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan

Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan

spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka,

berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa

yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang

merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa.

Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah

(15)

umum dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua

perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.

Intisari Pancasila Sebagai Sistem Filsafat:

Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama, makna dasar Pancasila Sebagai

Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas,

tentunya dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misal : Ketika kita

mengkaji sila kelima yang intinya tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan nilai sila-sila

yang lain artinya :

Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)

Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)

Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)

Keadilan yang Demokratis

Dan kesemua sila-sila tersebut saling mencakup,bukan hanya di nilai satu persatu. Semua unsur

(5 sila) tersebut memiliki fungsi/makna dan tugas masing-masing memiliki tujuan tertentu.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia:

Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila

memberi petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan

suku

atau

ras.

Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara:

Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber

dari segala sumber hukum bangsa dan negara republik indonesia.

Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang lebih

rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran positif,

kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

CONTOH.

(16)

Sumber pengetahuan pancasila pada dasarnya adalah bangsa indonesia itu sendiri

yang memiliki nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius.

Tentang kebenaran pengetahuan pancasila berdasarkan tingkatnya, maka pancasila

mengakui kebenaran yang bersumber pada akal manusia. Potensi yang terdapat dalam

diri manusia untuk mendapatkan kebenaran dalam kaitannya dengan pengetahuan

positif. Pancasia juga mengakui kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada

intuisi/perasaan.

Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk tuhan yang maha esa,

maka sesuai dengan sila pertama pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat

mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.

Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka epistimologis ( hakikat dan sistem

pengetahuan ) pancasila juga mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya

dengan hakikat sifat kodrat manusia makhluk individu dan sosial.

Dasar Axiologis ( Hakikat, Nilai, Kriteria ) Sila Sila Pancasila

Bidang axiologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis &

tingkatan nilai serta hakikat nilai seperti nilai alamiah & jasmaniah, tanah subur, udara bersih,

air bersih, cahaya dan panas cahaya matahari

Menurut tinggi rendahnya, nilai dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan sebagai berikut :

1. Nilai kebenaran, yaitu nilai bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia

2. Nilai keindahan/nilai estetis yaitu yang bersumber pada perasaan manusia

3. Nilai kebaikan/nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak manusia

4. Nilai religius yang merupakan nilai keharmonian tertinggi dan bersifat mutlak.

(17)

1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan system yang bulat dan utuh (sebagai satu

totalitas). Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan tidak utuh atau satu sila

dengan sila yang lainnya terpisah-pisah,maka ia bukan pancasila.

2. Prinsip – prinsip filsafat pancasila

3. Susunan pancasila dengan suatu system yang bulat dan utuh :

Sila 1, meliputi,mendasari,menjiwa:sila 2,3,4 dan 5

Sila 2,diliputi,didasari,dan dijiwai sila 1,serta mendasari dan menjiwai sila 3,4,dan 5

Sila 3,meliputi,mendasari,dan menjiwai sila 1,2 serta mendasari jiwa ;sila 4 dan 5

Sila 4, meliputi,didasari,dan di jiwai sila 1,2,dan 3,serta mendasari dan menjiwai sila 5

Sila 5,meliputi didasari,dan dijiwai sila 1,2,3 dan 4

Pancasila sebagai suatu substansi. Artinya unsur asli/permanen/primer pancasila

sebagai suatu yang ada mandiri,yaitu unsure-unsurnya berasal dari dirinya sendiri

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat memiliki beberapa nilai yaitu Nilai Obyektif dan Subyektif

.

Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :

1. Rumusan dari sila-sila pancasila menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum, universal

dan abstrak. Karena pada hakikatnya pancasila adalah nilai.

2. Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang. Artinya keberlakuannya sejak

jaman dahulu, masa kini dan juga untuk masa yang akan dating, untuk bangsa

Indonesia boleh jadi untuk Negara lain yang secara eksplisit tampak dalm adat istiadat,

kebudayaan, tata hidup kenegaraaan dan tata hidup beragama.

(18)

Sedangkan Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :

1.

Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri

. Nilai-nilai yang terdapat

dalam pancasila merupakan hasil dari pemikiran, panilaian, dan refleksi filosofis dari

bangsa Indonesia sendiri. Deologi pancasila berbeda denagn ideology-ideologi lain

karena isi pancasila diambil dari nilai budaya bangsa dan religi yang telah melekat

erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia sendiri, sedangkan ideology

lain seperti liberalis, sosialis, komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari

pemikiran filsafat orang.

2.

Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia

. Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur aspek kehidupan

berbangsa dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini

sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.

Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa

Indonesia,

karena bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya

akan selaras dengan nilai-nilai pancasila.

Dalam kehidupan bernegara, nilai dasar Pancasila harus tampak dalam produk peraturan

perundangan yang berlaku, dengan kata lain, peraturan perundangan harus dijiwai oleh

nilai-nilai Pancasila, sehingga tidak boleh bertentangan denagn nilai-nilai-nilai-nilai Pancasila.

DEMOKRASI INDONESIA

(19)

Pengertian Demokrasi

Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu demos = rakyat, dan cratos /

cratein = pemerintahan atau kekuasaan. Yang i ntinya adalah pemerintahan rakyat atau

kekuasaan rakyat.

Pelaksanaan demokrasi ini ada 2 yaitu :

Demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung.

Demokrasi langsung adalah demokrasi yang seluruh rakyatnya di ikut sertakan dalam

permusyawaratan untuk menentukan kebijakan dan mengambil keputusan

Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem

perwakilan ke dewan perwakilan rakyat ( DPR ) dan mejlis permusyawaratan rakyat

( MPR ).

Demokrasi Sebagai Sikap Hidup

demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan pandangan hidup yang demokratis dengan

didasarkan nilai-nilai demokrasi dan membentu budaya/kultur demokrasi baik dari warga

negara maupun dari pejabat negara/pemerintah. Demokrasi merupakan penerapan

kaidah-kaidah prinsip demokrasi pada kekuatan sistem politik kenegaraan.

Demokrasi Di Indonesia

Bangsa indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi meskipun bukan

tingkat kenegaraan tetapi masih dalam tingkat

desa dan disebut demokrasi desa. Pendekatan

kontekstual demokrasi di indonesia adalah demokras pancasila karena pancasila merupakan

ideologi negara, pandangan hidup bangsa indonesia, dan sebagai identitas nasional indonesia.

Pancasila ideologi nasional karena sebagai cita-cita masyarakat dan sebagai pedoman

membuat keputusan politik. Keterkaitan demokrasi pancasila dengan civil society atau

mayarakat madani indonesia secara kualitatif di tandai oleh keimanan dan ketakwaan terhadap

tuhan yang maha esa.

Sistem Politik Demokrasi

Landasan sistem politik demokrasi di indonesia adalah sistem politik demokrasi didasarkan

pada nila, prinsip, prosedur dan kelambangan yang demokratis. Sistem ini mampu menjamin hak

kebebasan warganegara, membatasi kekuasaan pemerintah dan memberikan keadilan.

Indonesia sejak awal berdiri sudah menjadikan demokrasi sebagai pilihan sistem politik. Negara

indonesia sebagai negara demokrasi terdapat pada,

Pancasila ( sila ke 4 ).

(20)

Apapun perubahannya ini membuktikan sejak berdirinya negara indonesia telah menganut

demokrasi.

Share this post :

Referensi

Dokumen terkait

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

al, paradigm pendidikan Islam upaya mengefektifkan pendidikan agama Islam di sekolah , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.75-80.. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi

“Dalam perencanaan mema ng semuanya harus jelas, karena di RPP itukan menyangkut apa-apa yang akan kami lakukan dalam pembelajaran, walaupun nantinya dalam proses tidak

Based on the results and discussion that has been obtained, it can be concluded that: The process of application of learning models of children learning in

Musik adalah kombinasi suara dan atau instrumen untuk mengkreasi melodi dan bunyi yang teratur. Musik memiliki tujuan untuk memahami dan mengulang pola, menunjukkan kesadaran akan

This study aim to create cognitive profiles of elementary school teachers who have been and have not been following the workshop PMRI, before and after they learning

Arsen dalam bentuk metal tidak beracun, tetapi yang beracun adalah dalam bentuk garam.. Arsen mengiritasi jaringan, menekan sistem saraf dan menghalangi respirasi

[r]