• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTROPOLOGI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANTROPOLOGI"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Lingkup antropologi menurut William Haviland Lingkup antropologi menurut Koentjaraningrat Hubungan antara antropologi dengan etnografi lain (wawancara dan observasi).

PENDAHULUAN

David Hunter (1979: 9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang manusia. Koentjaraningrat mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia secara umum dengan mempelajari perbedaan warna, bentuk fisik masyarakat dan kebudayaan yang dihasilkan. Dari semua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman fisik dan budaya (cara berperilaku, tradisi dan nilai) yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga setiap manusia berbeda satu sama lain.

Dalam hal ini antropologi menjadi sangat penting karena juga berkaitan dengan pentingnya mempelajari kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa yang masih memiliki masyarakat yang belum kompleks.

RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

Etnologi atau ilmu tentang bangsa menurut Koentjaraningrat, 1990 (dalam Saebani, 2012) adalah ilmu yang mencoba mencapai pemahaman tentang prinsip-prinsip kemanusiaan, mempelajari kebudayaan dalam kehidupan manusia dari berbagai suku bangsa yang tersebar di dunia saat ini. Arkeologi menurut Haviland (1985:14) adalah cabang ilmu antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan tujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan tingkah laku manusia. Etnolinguistik adalah studi tentang kelompok etnis di dunia atau di muka bumi.

Etnologi adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip budaya manusia dalam kehidupan masyarakat dalam komunitas etnis di seluruh dunia. Etnopsikologi adalah kajian tentang kepribadian bangsa dan peranan individu-individu dalam bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai-nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi. Psikologi dan antropologi mempelajari tanda-tanda perkembangan budaya manusia setelah berbagai penemuan, baik material maupun substansial.

Jika kajian antropologi adalah manusia, fisika dan budaya, maka kajian sosiologi adalah hubungan antara struktur sosial dan budaya masyarakat. Kontribusi ilmu geologi yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi dan perubahannya, khususnya membutuhkan sub ilmu paleoantropologi dan prasejarah untuk dapat menentukan umur relatif fosil primata dan fosil manusia purba serta artefak dan tinggalan tinggalan budaya yang digali di lapisan bumi Kajian ini menganalisis dengan menggunakan metode geologi untuk menentukan umur lapisan tanah tempat artefak berada. Ilmu anatomi berfungsi untuk mengetahui ciri-ciri berbagai bagian kerangka manusia, bagian-bagian tengkorak, serta ciri-ciri bagian-bagian tubuh manusia pada umumnya yang sangat bermanfaat bagi penelitian antropolog fisik, yaitu, untuk memahami asal usul dan persebaran manusia serta hubungan antara berbagai ras di dunia.

Ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa dan peranan individu-individu dalam bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai-nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi. Hubungan antara antropologi yang mempelajari bentuk dan ciri-ciri kerangka manusia yang berbeda-beda, bagian-bagian tengkorak dan memahami asal usul persebaran manusia, serta hubungan antar ras yang berbeda di dunia, merupakan hubungan antara antropologi dan ilmu pengetahuan. Hubungan antara antropologi yang mempelajari dengan melakukan penelitian pada zaman sebelum manusia mengenal huruf, dengan menggunakan sisa-sisa benda budaya manusia, adalah hubungan antara antropologi dengan ilmu pengetahuan.

Hubungan ilmu antropologi yang mempelajari dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan pertanahan seperti penggusuran, sengketa tanah, pemilikan tanah adalah hubungan antara antropologi dengan ilmu a.

KEBUDAYAAN

Pengertian Kebudayaan

Sutan Takdir Alisyahbana mendefinisikan budaya pola kejiwaan di mana penggerak hidup dasar, naluri, perasaan, pikiran, kehendak dan fantasi disebut pikiran. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mendefinisikan kebudayaan segala sesuatu yang ada dalam masyarakat, ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat tersebut atau yang kita sebut dengan determinisme kebudayaan, yaitu kepastian kebudayaan pada masyarakat tertentu. Herkovits melihat budaya sebagai sesuatu yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian disebut superorganic.

Andreas Eppink mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan tatanan sosial, religi, sistem nilai, intelektualitas, dan artistik serta artistik masyarakat. Haviland mendefinisikan budaya sebagai seperangkat aturan dan norma yang dianut oleh anggota masyarakat yang jika diterapkan oleh anggota akan menghasilkan perilaku yang dianggap sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat. Seokmono mendefinisikan kebudayaan sebagai segala hasil usaha manusia, baik berupa benda maupun hanya berupa pikiran dan mata pencaharian.

Bounded mendefinisikan budaya sebagai sesuatu yang terbentuk dari perkembangan dan transmisi kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mentransmisikan kepercayaan budaya di antara anggota masyarakat. Linton mendefinisikan budaya sebagai totalitas pengetahuan, sikap dan perilaku yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota masyarakat tertentu. Kluckhohn dan Kelly mendefinisikan budaya sebagai rencana hidup yang diciptakan secara historis, rasional atau irasional, baik eksplisit maupun implisit, yang ada pada suatu waktu sebagai panduan potensial bagi perilaku manusia.

Kroeber mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan serta tingkah laku yang dihasilkan. Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh cipta, rasa, dan karsa manusia, yang bersifat lahiriah atau spiritual.

Kebudayaan, Culture, dan Peradaban

Cipta, harus diasah atas dasar logika kognitif, dimana unsur ini menghasilkan pengetahuan pengertian (begrippen). Rasa harus diasah dan dikembangkan atas dasar estetika dan aspek afektif dalam perspektif aksiologis yang melahirkan prinsip (beginselen). Budaya adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan termasuk sistem ide atau gagasan yang terkandung dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari budaya bersifat abstrak.

Kebudayaan manusia akan selalu terus berkembang, artinya pola pikir dan pola hidup manusia semakin mencapai kesempurnaan. Secara umum, budaya adalah hasil dari hubungan yang berpola, yaitu teknologi, kepercayaan, nilai dan aturan yang berfungsi sebagai pedoman, serta hasil dari hubungan yang berpola tersebut, sedangkan masyarakat adalah hasil dari hubungan yang berpola. Sedangkan budaya dalam bahasa Inggris disebut culture yang diadaptasi dari bahasa Latin yaitu Colere yang berarti mengolah atau mengerjakan dan terutama berkaitan dengan bercocok tanam atau bercocok tanam.

Selain istilah budaya, ada juga istilah peradaban yang berasal dari kata bahasa Inggris peradaban. Ketika perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya dalam terwujudnya unsur-unsur kebudayaan yang halus, maju, indah, seperti seni, ilmu pengetahuan, adat istiadat, tata krama, serta pergaulan, kemampuan menulis, organisasi negara, dan lain-lain. yang memiliki budaya dikatakan memiliki peradaban yang tinggi. Dengan definisi ini, istilah peradaban sering digunakan untuk produk budaya seperti kemampuan menulis, organisasi negara, sistem negara masyarakat perkotaan yang maju dan kompleks.

Tingkat peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Setiap masyarakat atau bangsa selalu berbudaya, tetapi tidak semua memiliki peradaban yang tinggi.

Wujud Kebudayaan

Kemudian makna kebudayaan ini berkembang dalam segala usaha dan perbuatan manusia untuk mengolah bumi dan mengubah alam. Kebudayaan material ini mengacu pada semua hasil karya nyata masyarakat, yang mencakup temuan-temuan dari penggalian arkeologi (mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dll) dan juga termasuk barang-barang teknologi modern. Budaya tak berwujud ini berupa kreasi abstrak yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya (dongeng, cerita rakyat, tarian tradisional, makanan khas, dll).

Sementara itu, pikiran dan gagasan serta tindakan dan karya manusia menghasilkan benda-benda yang membentuk budaya fisiknya. Keempat lingkaran konsentris itu tampak dari dalam ke luar, yaitu (i) nilai-nilai budaya (lingkaran pusat berwarna hitam), (ii) sistem budaya, (iii) sistem sosial dan (iv) budaya fisik. Menurut Koentjaraningrat, 1996 (dalam Prabowo, lingkaran terluar merepresentasikan budaya sebagai artefak (objek fisik); (2) lingkaran berikutnya merepresentasikan budaya sebagai sistem perilaku berpola; (3) lingkaran berikutnya lagi merepresentasikan budaya sebagai sistem ide ; dan (4) ) lingkaran hitam, yang terdapat pada bentuk terdalam dan terkecil atau merupakan pusat atau inti dari keseluruhan bagan, yang melambangkan budaya sebagai sistem gagasan ideologis.

Kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan tentang sikap dan pola tingkah laku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota masyarakat. Kebudayaan sebagai suatu hal yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, kebiasaan, adat istiadat, dan keterampilan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat adalah sesuai dengan pengertian kebudayaan. Kata budaya berasal dari kata Latin Colere yang berarti mengolah atau mengerjakan dan terutama terkait dengan.

Wujud kebudayaan jasmani berupa hasil kegiatan, perbuatan dan karya seluruh manusia dalam masyarakat berupa benda atau benda yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan adalah.

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Di sisi lain, muncul pendapat Kluckhohn (dalam Prabowo mengatakan bahwa setiap kebudayaan manusia mengandung unsur-unsur kebudayaan universal, yang meliputi tujuh unsur kebudayaan yang terdapat pada setiap bangsa di dunia, yang biasa disebut sebagai muatan utama dari setiap kebudayaan. Sistem perlengkapan hidup merupakan perwujudan budaya yang berkaitan dengan peralatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan teknologi meliputi cara atau teknik untuk memproduksi, menggunakan dan memelihara semua peralatan dan perlengkapan. Dengan adanya bahasa yang universal diharapkan dapat akan berfungsi sebagai mediasi pemersatu dari latar belakang budaya yang berbeda, hubungan antara budaya universal menurut C. Kluckhohn dan tiga bentuk budaya menurut Koentjaraningrat).

Setelah membahas tentang bentuk-bentuk kebudayaan menurut J.J. budaya (Koentjaraningrat). Ketiga wujud kebudayaan yang terdiri dari ide atau gagasan, kegiatan atau tindakan dan artefak tidak dapat dipisahkan secara nyata, sehingga merupakan satu rangkaian yang utuh, dimana budaya memberikan arah pada pemikiran, tindakan dan hasil karya manusia. Wujud kebudayaan sebagai sistem sosial (social system) bersifat konkrit, karena terdiri dari aktivitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan dan bergaul menurut pola tertentu.

Wujud kebudayaan fisik (kebudayaan fisik atau budaya material) adalah semua hasil fisik dari semua tindakan dan karya manusia dalam masyarakat, yang sangat konkret. Keempat tahapan tersebut didasarkan pada empat wujud kebudayaan (nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial dan seperangkat unsur budaya fisik) yang telah dibahas sebelumnya. Pada tahap pertama, setiap sistem budaya dapat dibagi menjadi "kebiasaan", setiap sistem sosial menjadi "aktivitas sosial" dan kumpulan elemen individu.

Pada tahap kedua, setiap adat harus dibagi menjadi "kompleks budaya" dan demikian pula setiap kegiatan sosial tambahan harus dibagi menjadi "kompleks sosial", sedangkan objek budaya pasti tidak berubah. Bagaimana perasaan Anda menanggapi berbagai elemen budaya yang disajikan dari berbagai pendapat orang yang berbeda.

Gambar

Gambar 1. Cabang-cabang Ilmu Antropologi  Sumber: Haviland, 1985.

Referensi

Dokumen terkait

AN UNDERGRADUATE THESIS THE USE OF DIRECTED READING-THINKING ACTIVITY DR-TA STRATEGY TO IMPROVE READING COMPREHENSION ABILITY AT THE TENTH GRADERS OF SMK PGRI 1 PUNGGUR IN THE