• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Cyber Counseling Sebagai Solusi Pelayanan Konseling Online Berbasis Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Aplikasi Cyber Counseling Sebagai Solusi Pelayanan Konseling Online Berbasis Android"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Aplikasi Cyber Counseling Sebagai Solusi Pelayanan Konseling Online Berbasis Android

Mukhamad Maftuh Sangiba1, Dimas Sasongko2,*, Purwono Hendradi3, Akhmad Liana Amrul Haq4

1,2,3 Fakultas Teknik, Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang, Indonesia

4 Fakultas Psikologi dan Humaniora, Psikologi, Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang, Indonesia Email: 1mukhamadmaftuhsangiba@gmail.com, 2,*dimassasongko@ummgl.ac.id, 3p-hendra@ummgl.ac.id,

4akuamrulhaq@ummgl.ac.id

Email Penulis Korespondensi: dimassasongko@ummgl.ac.id Submitted 20-05-2022; Accepted 13-06-2022; Published 30-06-2022

Abstrak

Perkembangan teknologi yang ada telah mempengaruhi segala aspek kehidupan, salah satunya pada layanan bimbingan dan konseling. Salah satu inovasi memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi dalam pelaksanaan layanan konseling adalah layanan Cyber Counseling atau sering disebut konseling online. Tujuan dari penelitian ini adalah mewujudkan sistem untuk mendukung proses konseling online berupa aplikasi mobile smartphone android. Model pengembangan aplikasi ini dalam proses analisis kebutuhan dan perancangan sistem adalah metode Rapid Application Development. Penerapan metode Rapid Application Development pada penelitian ini terbukti mampu menghemat waktu pengembangan. Hasil penelitian ini adalah aplikasi Cyber Counseling berbasis android.

Kata Kunci: Rapid Aplication Development; Cyber Counseling; Mobile; Android; Konseling Abstract

Existing technological developments have affected all aspects of life, one of which is guidance and counseling services. One of the innovations utilizing the development of Information Technology in the implementation of counseling services is Cyber Counseling services or often called online counseling. The purpose of this research is to realize a system to support the online counseling process in the form of an Android smartphone mobile application. This application development model in the process of requirements analysis and system design is the Rapid Application Development method. The application of the Rapid Application Development method in this study was proven to be able to save development time. The result of this research is an android-based Cyber Counseling application.

Keywords: Rapid Aplication Development; Cyber Counseling; Mobile; Android; Counseling

1. PENDAHULUAN

Pada era modern internet menyebabkan terbentuknya dunia baru yang disebut dunia maya. Setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain tanpa ada batasan apa pun yang dapat menghalanginya atau bersosialisasi dalam segi apa pun dalam perkembangan pertukaran informasi di zaman yang sudah maju ini [1].

Perkembangan teknologi yang ada telah mempengaruhi segala aspek kehidupan, salah satunya pada layanan bimbingan dan konseling. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberi pengaruh besar terhadap layanan bimbingan konseling [2].

Salah satu inovasi memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi dalam pelaksanaan layanan konseling adalah layanan Cyber Counseling atau sering disebut konseling online [3]. Konseling online akan menjadi alternatif dalam penyelenggaraan konseling [4]. Istilah konseling online pertama kali muncul pada tahun 1970, diawali dengan kata konseling yang berarti proses pemberian bantuan kepada orang lain dan kata online yang bermakna perangkat yang terhubung kepada jaringan [5]. Smartphone atau ponsel pintar merupakan salah satu perangkat komunikasi yang menghadirkan kemudahan tersebut, sehingga banyak dijadikan alternatif pilihan pengguna. Penggunaan smartphone berbasis android saat ini meningkat pesat, hal tersebut mengakibatkan para pengembang aplikasi berlomba-lomba menciptakan aplikasi berbasis android [6]. Cyber counseling secara umum dapat didefinisikan sebagai praktek konseling profesional yang terjadi ketika konseli dan konselor berada secara terpisah dan memanfaatkan media elektronik untuk berkomunikasi melalui internet. Definisi ini mencakup web, email, chat, videoconference, dan istilah lainnya yang relevan. Dalam kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya komunikasi antara dua pihak bisa lebih cepat, lebih efisien dan lebih nyaman [7].

Penelitian tentang konseling online ataupun Cyber Counseling sebelumnya sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2020) memiliki tujuan (i) mengetahui perkembangan layanan bimbingan dan konseling terus melakukan pembaharuan dan inovasi dari penggunaan email hingga aplikasi android khusus, (ii) kajian terkait Cyber Counseling yang merupakan upaya solutif yang dapat dilakukan konselor dalam memberikan layanan pada era society 5.0 dan pada situasi pandemi covid-19 saat ini [8]. Penelitian yang dilakukan oleh Puspa Sari (2021), Putri (2020), Prawitasari (2020), Amrul Haq (2020), Aisa (2020), Kirana (2019) memiliki tujuan untuk mengeksplor peranan Cyber Counseling selama masa pandemic dan mendeskripsikan implementasi bimbingan dan konseling di masa pandemic [9], [10], [11], [12], [13], [14]. Penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2019) memiliki tujuan memudahkan guru dalam menggambarkan satu model layanan konseling online yaitu dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp.

Aplikasi mobile saat ini banyak diminati oleh semua kalangan terbukti dengan hampir seluruh masyarakat Indonesia memiliki smartphone yang bisa di akses dan dibawa kemanapun dengan mudah, hal inilah yang menyebabkan aplikasi mobile lebih sering diakses oleh masyarakat. Kemudahan dan kecanggihan setiap fitur-fitur yang ada pada

(2)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom handphone semakin berkembang seiring berjalannya waktu, bahkan semua orang bisa melakukan pekerjaan apapun dengan hanya mengandalkan smartphone [15]. Dengan mengimplementasikan ke dalam sebuah aplikasi smartphone, maka diharapkan pelaku konseling akan semakin mudah untuk melakukan kegiatan konseling. Dengan begitu konseling dapat diakses kapanpun dan dimanapun dengan menggunakan smartphone.

Untuk menghasilkan sebuah sistem perangkat lunak agar memiliki kinerja yang baik tentunya tidak terlepas dari cara memilih dan menerapkan metode analisis dan perancangannya. Pemilihan metode yang tepat memberikan banyak manfaat dan kemudahan dalam menghasilkan sebuah sistem. Sebuah sistem tidak hanya fokus kepada model dan fitur- fitur dari sebuah perangkat lunak serta bahasa pemrograman dan penggunaan basis datanya. Secara signifikan menerapkan metode secara tepat akan memberikan hasil yang nyata dalam penggunaanya [16]. Pada penelitian ini akan menggunakan metode RAD (Rapid Application Development) merupakan pendekatan berorientasi objek untuk menghasilkan sebuah sistem dengan sasaran utama mempersingkat waktu pengerjaan aplikasi dan proses agar sesegera mungkin memberdayakan sistem perangkat lunak tersebut secara tepat dan cepat yang terdiri dari tahap requirement planning, design system, instruction dan implementation [1].

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tahapan penelitian

Metode penelitian terdiri dari tahapan penelitian, metode pengembangan aplikasi, dan perangkat keras dan lunak yang digunakan. Tahapan penelitian digambarkan dengan bagan tahapan penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Penelitian dimulai dengan analisis dan pengumpulan data untuk mengumpulkan data yang akan dibutuhkan pada penelitian ini data yang diperlukan yaitu berdasarkan pada tahap wawancara dan studi pustaka. Tahapan selanjutnya yaitu melakukan perancangan sistem dengan pemodelan menggunakan diagram UML (Unified Modeling Language) yang dilakukan dalam bentuk diagram-diagram yaitu use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram, dan perancangan interface. Setelah tahap perancangan dilanjutkan pada tahapan pembuatan sistem sistem dengan menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Tahapan berikutnya adalah pengujian, Pengujian sistem merupakan tahapan uji coba sistem, dimana sistem akan di uji dan dijalankan. Pengujian pada aplikasi Cyber Counseling ini menggunakan dua metode yaitu metode blackbox testing dan pengujian kompabilitas. Tahapan selanjutnya adalah implementasi merupakan tahap dimana aplikasi siap dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya, efektivitas sistem baru akan diketahui secara pasti, juga untuk semua kelebihan dan kekurangan sistem dan aplikasi program.

Gambar 1. Tahapan Penelitian 2.2 Metode pengembangan aplikasi

Metode pengembangan aplikasi ini dalam proses analisis kebutuhan dan perancangan sistem menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Tahapan metode RAD seperti yang terlihat pada Gambar 2. Metode Rapid Application Development (RAD) adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat).

Gambar 2. Tahapan metode Rapid Application Development (RAD)

RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. RAD menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana model bekerja sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement). Metode ini akan menjelaskan tahapan perancangan sistem. Dengan metode Rapid Application Development akan mempermudah peneliti dalam membuat dan menerapkan sebuah informasi yang tertata secara terstruktur. Terdapat empat fase yang ada pada metode RAD dan pada tahap penilaian melibatkan penganalisis dan pengguna [17], yaitu adalah sebagai berikut :

a. Fase Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)

(3)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Fase ini merupakan fase pertemuan antara penganalisis dan pengguna untuk mengidentifikasikan tujuan dari sistem yang akan dibangun serta mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang akan timbul untuk mencapai tujuan tersebut serta menganalisa semua sistem yang dibutuhkan oleh pengguna.

b. Fase RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)

Fase ini merupakan fase dalam bentuk workshop desain RAD antara penganalisis dan pemrogram untuk merancang sebuah sistem yang akan dibangun. Penganalisis dan pemrogram saling bekerja sama dalam membangun sistem dan menunjukan representasinya dalam bentuk visual desain dan pola kerja kepada pengguna sistem. Pada fase ini juga pengguna merespon prototipe yang telah dirancang. Penganalsis dan pemrogram dapat memperbaiki serta menganalisis modul modul yang dirancang berdasarkan dari respon pengguna sistem.

c. Fase Construction (Konstruksi)

Fase Konstruksi merupakan fase eksekusi dalam bentuk pembuatan script program dan merupakan kelanjutan dari fase kedua. Pada fase ini juga menunjukkan platform, hardware, dan software yang digunakan. Setiap desain yang dibuat pada fase sebelumnya, akan ditingkatkan dengan menggunakan perangkat RAD. Setelah fungsi baru tersedia, fungsi baru tersebut ditunjukan kepada pengguna untuk mendapatkan interaksi dan revisi, selanjutnya penganalisis akan melakukan perubahandalam setiap desain aplikasi berdasakan instruksi dari pengguna.

d. Fase Implementation (Implementasi)

Fase ini penganalisis berkerja dengan para pengguna secara intensif selama workshop berlangsung, dan merancang beberapa aspek dan nonteknis yang dibutuhkan. Segera setelah aspekaspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Fase Requirements Planning

Analisa kebutuhan pengguna diawali dengan melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan yaitu Ketika akan melakukan konseling secara konvensional harus mendatangi tempat konseling, kemudian memastikan apakah konselor ada dan bersedia untuk melayani konseling, setelah itu kegiatan konseling dapat dilakukan. Berdasarkan analisis sistem yang berjalan pada proses konvensional untuk melakukan konseling. Proses untuk melakukan konseling tidak dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dibuatlah sistem yang bisa membatu dalam melakukan konseling dimana saja dan kapan saja tanpa harus mendatangi tempat konseling. Rancangan Sistem yang diusulkan adalah proses pengguna untuk melakukan konseling melalui aplikasi yang dibuat. Pada sistem ini pengguna akan diberikan pertanyaan kuisioner. Setelah menjawab kuisioner sistem akan memberikan penilaian berupa skor yang mengukur tingkat stress pesehatan pengguna. Kemudian pengguna dapat melakukan konseling dengan konselor dengan menghubungi konselor dari kontak yang disediakan pada aplikasi.

Pada pembuatan aplikasi ini terdapat beberapa kebutuhan dasar yang terdiri dari Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) dan Perangkat Lunak (Software). Spesifikasi perangkat keras sebagai berikut: Processor AMD Ryzen 5 2500U with Radeon Vega Mobile Gfx (8 CPUs) ~2.0GHz, Memory 8 GB RAM, HDD 1 TB, SSD 250 GB. Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat aplikasi Cyber Counseling terdiri dari: Android studio, Dart SDK, Flutter SDK, Visual studio code, dan Android emulator.

3.2 Fase Design Workshop

Pada fase ini akan diuraikan beberapa desain yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi Cyber Counseling sebagai berikut:

a. Desain Sistem

Desain sistem ini menggunakan permodelan usecase diagram. Sebuah usecase digunakan untuk mendeskripsikan interaksi yang terjadi antara satu atau lebih actor dengan system yang akan dibuat. Usecase digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem dan interaksi apa saja yang dapat dilakukan actor terhadap fungsi yang ada didalam sistem. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dana merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.

Diagram usecase dari aplikasi Cyber Counseling seperti yang terlihat pada Gambar 3.

(4)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Gambar 3. Diagram Usecase aplikasi Cyber Counseling b. Desain wireframe

Pembuatan wireframe merupakan tahap awal untuk melihat strukur desain dari Aplikasi Cyber Counseling. Hasil pembuatan wireframe beberapa tampilan tahapan dalam APlikasi Cyber Counseling seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Wireframe Aplikasi Cyber Counseling [3]

c. Desain Database

Database yang digunakan adalah database yang disediakan oleh Google yaitu Firebase, meliputi Firebase Authentication dan Google Sheets API. Firebase ini sangat mudah untuk di pakai serta dengan tampilan yang user friendly, serta pengaturan database pada Firebase tidak memerlukan pengaturan secara penuh karena sistem yang disediakan sudah otomatis siap dipakai ketika disiapkan pertama kali. Untuk database penyimpanan data peneliti menggunakan Google Sheets API karena data pengguna yang masuk akan mudah dikelola karena data yang masuk akan disimpan dalam Sheets yang dapat di akses realtime dan fleksibel.

Google Sheets API memerlukan API Keys yang digunakan untuk menghubungkan flutter ke Google Sheets yang mana akan digunakan sebagai jalur untuk mengisikan data ke dalam Google Sheets tersebut seperti. Api Keys tersebut digunakan untuk menghubungkan project flutter peneliti dengan Google Sheets, yang akan digunakan untuk menyimpan data pengguna dari aplikasi CyberCounseling. Sistem login untuk masuk kedalam halaman beranda aplikasi CyberCounseling adalah menggunakan Firebase Authentication melalui email dan password serta menggunakan Google SSO.

3.3 Fase Construction

Pada fase ini desain yang sudah dibuat, selanjutnya akan dibuatkan script pemrograman, pemrograman yang penulis gunakan adalah Flutter. Tahapan iteratif metode RAD terdapat pada fase construction seperti yang terlihat pada Tabel 1.

(5)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Tabel 1. Tahapan iteratif construction Aplikasi Cyber Counseling

Versi pengembangan Deskripsi pengembangan Hasil pengembangan Versi 1 • Memiliki tampilan basic sesuai dengan prototype

• Hanya terdapat tombol masuk untuk login ke aplikasi ( tanpa menggunakan login autentikasi)

• Tidak terdapat Verifikasi input disetiap pengisian form

Versi 2 • Panambahan Verifikasi input disetiap pengisian form

• Penambahan fitur konseling dengan konselor dan pemilihan konselor

Versi 3 • Panambahan fitur penilaian kepuasan terhadap aplikasi setalah melakukan pengukuran tingkat stress

• Penambahan avatar default untuk profil konselor

Versi 4 • Peningkatan tampilan login

• Perubahan icon aplikasi

Versi 5 • Penambahan verifikasi login menggunakan EMAIL, Google, Dan Pendaftaran, namun hanya Login menggunakan Google yang dapat di jalankan.

• Peningkatan tampilan beranda dengan menampilkan pengguna yang login

• Penambahan tombol keluar untuk pengguna yang sedang login

Versi 6 • Perbaikan Login menggunakan Email serta pendaftaran menggunakan email

• Perubahan tampilan login page

• Tampilan beranda dengan menampilkan pengguna yang login di hilangkan

Versi 7 • Penyempurnaan tampilan Login page

• Perubahan icon aplikasi

• Penambahan Splash screen sebelum masuk login page

• Penyempurnaan halaman beranda

• Penambahan Kembali fitur menampilkan pengguna yang aktif

3.4 Fase Implementation

a. Implementasi halaman portal, halaman daftar, dan Login.

Halaman Portal Cyber Counseling merupakan halaman untuk pengguna melakukan login atau daftar sebelum masuk ke halaman beranda seperti yang terlihat. Terdapat pilihan untuk Login yaitu dengan Email dan Google SSO, untuk

(6)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Login menggunakan Email pengguna harus mendaftarkan Email yang digunakan terlebih dahulu sebelum melakukan Login, sedangkan untuk Login menggunakan Google SSO, pengguna akan langsung di tampilkan pilihan Akun Google untuk login, sesuai yang ada pada smartphone pengguna nya. Tampilan halaman portal, halaman daftar, dan halaman login seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Halaman Portal, Daftar, dan Login.

b. Implementasi Pengukuran Tingkat Stress dan Skor

Pada halaman pengukuran tingkat stress pengguna di berikan pertanyaan berupa kuesioner, kemudian pengguna memilih salah satu jawaban dari pilihan yang disediakan dari setiap pertanyaan kuesioner yang ada. Halaman skor menampilkan hasil skor yang didapatkan oleh pengguna, dan dari hasil skor tersebut akan menunjukan kondisi kesehatan dari pengguna. Halaman pengukran tingkat stress dan skor seperti yang terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Halaman Utama c. Halaman Konselor

Pada halaman ini pengguna akan memilih salah satu konselor yang terdapat dalam daftar pada tampilan tersebut.

Kemudian pengguna setelah memilih konselor akan di alihkan ke halaman yang berisi data dari konselor yang dipilih, memuat informasi nama konselor dan juga akses kontak yang dapat dihubungi. Halaman konselor seperti yang terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Halaman Konselor

(7)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom d. Pengujian Aplikasi Cyber Counseling

Setelah proses pembuatan Aplikasi Cyber Counseling selesai dibuat, selanjutnya dilakukan evaluasi dengan melakukan pengujian. Pengujian perlu dilakukan untuk memastikan fitur dan fungsionalitas Aplikasi Cyber Counseling yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan dan hasil rancangan. Selain itu, memastikan Aplikasi Cyber Counseling yang dibuat telah bebas dari kesalahan. Pengujian Aplikasi Cyber Counseling dilakukan dengan menggunakan metode Blackbox Testing. Hasil pengujian Blackbox seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengujian Aplikasi Cyber Counseling Menggunakan Metode Blackbox Testing

e. Implementasi Aplikasi Cyber Counseling di Play Store

Setelah proses pengujian Aplikasi Cyber Counseling selesai dilakukan dan memastikan Aplikasi Cyber Counseling yang dibuat telah bebas dari kesalahan, tahap selanjutnya adalah memasukkan ke Play Store untuk memberikan kemudahan kepada pengguna yang akan menginstall dan memanfaatkan Aplikasi Cyber Counseling.

Aplikasi Cyber Counseling dapat diunduh di URL

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cybercounseling.unimma. Hasil implemetasi Aplikasi Cyber Counseling di Play Store seperti yang terlihat pada Gambar 8.

Komponen

yang diuji Hasil yang diharapkan Hasil yang didapatkan Kesimpulan Splash Screen Aplikasi dapat menampilkan splash screen

disaat awal aplikasi dijalankan.

Aplikasi berhasil menampilkan splash screen disaat awal aplikasi dijalankan.

Valid Halaman portal Aplikasi Otomatis menampilkan halaman

portal setelah splash screen ditampilkan.

Aplikasi berhasil Otomatis menampilkan halaman portal setelah splash screen ditampilkan.

Valid

Login page Aplikasi dapat menampilkan halaman login page serta pengguna dapat melakukan login dengan normal.

Aplikasi berhasil menampilkan halaman login page serta pengguna dapat melakukan login dengan normal.

Valid

Signup page Aplikasi dapat menampilkan halaman signup page serta pengguna dapat mendaftar dan login dengan normal.

Aplikasi berhasil menampilkan halaman signup page serta pengguna dapat mendaftar dan login dengan normal.

Valid

Login dengan akun Google

Aplikasi memunculkan pop up window untuk memilih akun Google yang akan digunakan untuk login, dan berhasil login dengan normal.

Aplikasi berhasil memunculkan pop up window untuk memilih akun Google yang akan digunakan untuk login, dan berhasil login dengan normal.

Valid

Halaman beranda

Aplikasi memunculkan profil sesuai dengan data akun yang digunakan untuk login, pengguna dapat menuliskan pada text field dengan normal dan data yang dituliskan masuk kedalam database Google Sheets API.

Aplikasi berhasil memunculkan profil sesuai dengan data akun yang digunakan untuk login, pengguna dapat menuliskan pada text field dengan normal dan data yang dituliskan masuk kedalam database Google Sheets API.

Valid

Halaman input identitas diri

Aplikasi dapat menampilkan input text untuk mengisikan data tambahan dari pengguna.

Pengguna dapat mengisikan data pada input text dan juga data tersebut masuk ke dalam database Google Sheets API.

Aplikasi berhasil menampilkan input text untuk mengisikan data tambahan dari pengguna. Pengguna dapat mengisikan data pada input text dan juga data tersebut masuk ke dalam database Google Sheets API.

Valid

Halaman input keluhan

Aplikasi dapat menampilkan text field untuk menuliskan keluhan. Pengguna dapat menuliskan pada text field tersebut serta data keluhan yang ditulis berhasil dimasukan ke dalam database Google Sheets API.

Aplikasi berhasil menampilkan text field untuk menuliskan keluhan. Pengguna dapat menuliskan pada text field tersebut serta data keluhan yang ditulis berhasil dimasukan ke dalam database Google Sheets API.

Valid

Halaman pengukuran tingkat stress

Aplikasi dapat menampilkan pertanyaan yang harus dijawab oleh pengguna.

Pengguna dapat memilih salah satu jawaban yang disediakan dari setiap pertanyaan.

Aplikasi berhasil menampilkan pertanyaan yang harus dijawab oleh pengguna. Pengguna dapat memilih salah satu jawaban yang disediakan dari setiap pertanyaan.

Valid

Halaman skor Aplikasi dapat menampilkan hasil skor dan kondisi kesehatan dari pengguna

berdasarkan hasil skor yang didapatkan.

Aplikasi berhasil menampilkan hasil skor dan kondisi kesehatan dari pengguna berdasarkan hasil skor yang didapatkan.

Valid

Halaman aturan konseling

Aplikasi dapat menampilkan peraturan konseling.

Aplikasi berhasil menampilkan peraturan konseling.

Valid

Halaman pemilihan konselor

Aplikasi dapat menampilkan daftar konselor, serta pengguna dapat memilih konselor sesuai yang ada dalam daftar tersebut, dan dialihkan ke profil konselor setelah memilih konselor.

Aplikasi berhasil menampilkan daftar konselor, serta pengguna dapat memilih konselor sesuai yang ada dalam daftar tersebut, dan dialihkan ke profil konselor setelah memilih konselor.

Valid

Halaman profil konselor

Halaman dapat menampilkan profil konselor yang dipilih oleh pengguna pada halaman pemilihan konselor.

Halaman berhasil menampilkan profil konselor yang dipilih oleh pengguna pada halaman pemilihan konselor.

Valid

(8)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Gambar 8. Implementasi Aplikasi Cyber Counseling di Play Store

4. KESIMPULAN

Pada penelitian yang dilakukan telah menghasilkan Aplikasi Cyber Counseling berbasis mobile. Penerapan metode Rapid Application Development (RAD) pada penelitian ini mampu menghemat waktu pengembangan, proses iteratif pada fase construction membuat proses pengembangan aplikasi menjadi lebih cepat diuji dan diperbaiki jika ada bagian yang belum sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan pada hasil pengujian menggunakan metode blackbox testing menunjukkan fitur dalam Aplikasi Cyber Counseling telah berjalan dengan baik dan dapat diterima. Dari hasil implementasi dengan memasukkan aplikasi ke Play Store dapat memberikan kemudahan kepada pengguna yang akan menginstall dan memanfaatkan Aplikasi Cyber Counseling dengan menggunakan smartphone atau gadget lainnya yang berbasis mobile.

REFERENCES

[1] S. Susilowati and M. Negara, “IMPLEMENTASI MODEL RAPID APLICATION DEVELOPMENT (RAD) DALAM PERANCANGAN APLIKASI E-MARKETPLACE,” Techno Nusa Mandiri J. Comput. Inf. Technol., vol. 15, no. 1, pp. 25–30, Mar. 2018, doi: 10.33480/techno.v15i1.54.

[2] R. Hariko, “Landasan Filosofis Keterampilan Komunikasi Konseling,” J. Kaji. Bimbing. Dan Konseling, vol. 2, no. 2, pp. 41–

49, Jun. 2017, doi: 10.17977/um001v2i22017p041.

[3] D. Sasongko, A. Liana Amrul Haq, and M. Maftuh Sangiba, “Prototype Aplikasi Cyber Counseling Berbasis Mobile,” J. Inf.

Syst. Res. JOSH, vol. 3, no. 1, pp. 33–38, Oct. 2021, doi: 10.47065/josh.v3i1.1126.

[4] I. Ifdil and Z. Ardi, “Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk Pelayanan E-konseling,” J. Konseling Dan Pendidik., vol. 1, no. 1, pp. 15–22, Feb. 2013, doi: 10.29210/1400.

[5] Z. Ardi, F. M. Yendi, and I. Ifdil, “Konseling online: sebuah pendekatan teknologi dalam pelayanan konseling,” J. Konseling Dan Pendidik., vol. 1, no. 1, pp. 1–5, 2013.

[6] M. Maramis, A. Lumenta, and B. Sugiarso, “Augmented Reality Pada Aplikasi Android Untuk Memperlihatkan Gedung Fatek,”

J. Tek. Elektro Dan Komput., vol. 5, pp. 40–48, 2016.

[7] J. Petrus and H. Sudibyo, “Kajian Konseptual Layanan Cyberconseling,” Konselor, vol. 6, no. 1, p. 6, Aug. 2017, doi:

10.24036/02017616724-0-00.

[8] N. M. A. Saputra, H. T. Hidayatullah, D. Abdullah, and M. Muslihati, “Pelaksanaan Layanan Cyber Counseling Pada Era Society 5.0: Kajian Konseptual,” in Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling Universitas Negeri Malang, 2020, pp. 73–

79.

[9] A. Aisa, “Layanan Cybercounseling pada Masa Pandemi Covid-19,” Edu Cons. J. Bimbing. Dan Konseling Pendidik. Islam, vol.

1, no. 2, pp. 35–47, 2020.

[10] M. P. Sari and H. Herdi, “Cyber Counseling: Solusi Konseling di Masa Pandemi,” J. Paedagogy, vol. 8, no. 4, pp. 579–585, 2021.

(9)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4142 Hal 582−590 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom [11] V. D. Putri, “Layanan Bimbingan dan Konseling Daring Selama Masa Pandemi Covid-19,” Coution J. Couns. Educ., vol. 1, no.

2, pp. 7–16, 2020.

[12] I. Prawitasari, “Implementasi Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Masa Pandemi Covid-19: A Literature Review,” Syi’ar J. Ilmu Komun. Penyul. Dan Bimbing. Masy. Islam, vol. 3, no. 2, pp. 123–130, 2020.

[13] A. L. A. Haq, H. Hermahayu, R. Faizah, and L. Qomariyah, “‘Konseling Online’ Studi Kasus Satgas Covid-19 UNIMMA,”

Psisula Pros. Berk. Psikol., vol. 2, pp. 34–40, 2020.

[14] D. L. KIRANA, “Cyber counseling sebagai salah satu model perkembangan konseling bagi generasi milenial,” Al-Tazkiah J.

Bimbing. Dan Konseling Islam, vol. 8, no. 1, pp. 51–63, 2019.

[15] D. S. Purnia, “Implementasi metode RAD pada Rancang Aplikasi BAN-SOS Ter Distribusi Berbasis Mobile,” IJCIT Indones. J.

Comput. Inf. Technol., vol. 3, no. 1, 2018.

[16] C. Britton and J. Doake, Object-oriented system development: a gentle introduction. New York London: McGraw-Hill, 2000.

[17] K. E. Kendall and J. E. Kendall, Systems analysis and design, 8th ed. Upper Saddle River, N.J: Pearson Prentice Hall, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Terbentuk prototype aplikasi android layanan dokter primer secara online yang dapat dioperasikan oleh seluruh kalangan masyarakat dan memudahkan akses pelayanan

Gambar 11 merupakan tampilan home aplikasi Eattoria, icon search pada toolbar untuk mencari restoran kafe warung tradisional, icon lokasi untuk

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk media aplikasi Pengenalan Bimbingan dan Konseling berbasis android sebagai media layanan informasi

Pada penelitian yang juga dilakukan oleh Asti Haryati (2020) yang berjudul “Online Counseling sebagai Alternatif Strategi Konselor dalam Melaksanakan Pelayanan

Oleh karena itu pada penelitian kali ini dibuat sebuah aplikasi yang menggunakan tahapan pengembangan sistem metode prototype untuk membantu masyarakat untuk mengenali

Pada tahap ini, perancangan aplikasi akan dijelaskan secara virtual melalui video animasi yang digambarkan sebagai berikut: Pertama, Pembuatan desain tampilan dan fitur aplikasi

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam pengembangan media ini adalah analisis isi dan analisis deskriptif, dengan menggunakan rumus berikut ini: 𝑝

Dari proses testing yang dilakukan kepada pemilik hewan peliharaan didapatkan tanggapan, yaitu desain memiliki tampilan yang menarik dan mudah dipahami, pemilahan dan perpaduan warna