6 Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II Tinjauan Pustaka BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum 2.1.1 Komputer
Irwansyah dan Moniaga (2014:2) menjelaskan pengertian komputer adalah :
“Komputer merupakan perangkat elektronik yang beroperasi di bawah kendali instruksi yang memiliki memori, dapat menerima dan mengolah data sesuai dengan aturan yang ditetapkan, menghasilkan hasil atau informasi dan menyimpan hasil tersebut untuk digunakan di masa depan atau di kemudian hari”.
Sedangkan menurut Krisbiantoro (2018:1), “Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah dan memproses data menurut perintah yang telah dirumuskan”.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian komputer adalah perangkat elektronik yang dapat menerima input, mengolah data, dan memberikan informasi sesuai dengan perintah yang telah dirumuskan.
2.1.2 Perangkat Keras (Hardware)
Menurut Krisbiantoro (2018:3), “Hardware (Perangkat Keras) merupakan peralatan fisik dari komputer yang dapat kita lihat dan rasakan”.
Sedangkan menurut Suyanto (2005:47), “Perangkat keras adalah alat pengolahan data yang bekerja secara elektronis dan otomatis”.
Berdasarkan pengetian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat keras (hardware) adalah peralatan fisik dari komputer yang dapat dilihat dan dirasakan yang bekerja secara otomatis.
2.1.3 Perangkat Lunak (Software)
Menurut Krisbiantoro (2018:3), “Perangkat lunak merupakan program yang berisi perintah untuk melakukan proses tertentu”.
7
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2018:2), “Perangkat lunak adalah program komputer yang terasosiasi dengan dokumentasi perangkat lunak seperti dokumentasi kebutuhan, model desain, dan cara penggunaan (user manual)”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak (software) adalah perangkat yang tak kasat mata berbasis program yang terasosiasi dengan dokumentasi yang tersimpan dan diatur oleh komputer untuk mengoperasikan ataupun untuk menjalankan berbagai macam perintah.
2.1.4 Data
Menurut Jayanti dan Sumiari (2018:1), “Data merupakan catatan atas kumpulan fakta yang mewakili suatu objek”.
Sedangkan menurut Nofriansyah dan Nurcahyo (2019:1), “Data yaitu kumpulan fakta yang terekam atau sebuah entitas yang tidak memiliki arti dan selama ini terabaikan”.
Berdasarkan pengertian di atas, data dapat diartikan sebagai kumpulam fakta yang terekam yang mewakili suatu objek.
2.1.5 Basis Data
Menurut Subandi (2018:3), “Basis data dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat”.
Sedangkan menurut Jayanti dan Sumiari (2018:2), “Basis data adalah sekumpulan data yang terintegrasi, yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam suatu organisasi”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang dapat diakses dengan mudah dan cepat sesuai kebutuhan para pemakai.
8
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
2.2 Teori Judul 2.2.1 Aplikasi
Menurut Pane dkk (2020:53), “Aplikasi adalah suatu perangkat lunak (software) atau program komputer yang beroperasi pada sistem tertentu yang dicciptakan dan dikembangkna untuk melakukan perintah tertentu”.
Menurut Hartono (1999:12), “Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian sehingga komputer dapat memproses input menjadi output”.
Berdasarkan pengertian diatas, aplikasi adalah suatu perangkat lunak (software) atau program yang berisi instruksi atau penyataan yang dibuat untuk menjalankan sejumlah perintah tertentu.
2.2.2 Sistem Pakar
Menurut Rosnelly (2012:2), “Sistem pakar adalah sistem komputer yang ditujukan untuk meniru semua aspek (emulates) kemampuan pengambilan keputusan (decision making) seorang pakar”.
Sedangkan menurut Hayadi (2018:1), “Sistem pakar atau Expert System biasa juga disebut juga dengan Knowledge Based System yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantuk pengambilan keputusan atau pemecah persoalan dalam bidang spesifik”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pakar adalah sistem komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dengan cara meniru semua aspek kemampuan pengambilan keputusan seorang pakar.
2.2.2.1 Manfaat dan Kekurangan Sistem Pakar
Menurut T.Sutojo dkk dalam Hayadi (2018:2), adapun manfaat dari sistem pakar sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia.
2. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.
9
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.
4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.
5. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.
6. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Penggunakan pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena adanya fasilitas penjelas yang berfungsi sebagai guru.
7. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.
Adapun kekurangan dari sistem pakar adalah sebagai berikut : 1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya.
2. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar.
3. Sistem pakar tidak 100% benar.
2.2.2.2 Struktur Sistem Pakar
Rosnelly (2012:13) menjelaskan struktur sistem pakar seperti berikut :
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar KNOWLEDGE
BASE (RULES)
INFERENCE ENGINE
AGENDA
KNOWLEDGE BASE (RULES)
EXPLANATION FACILITY
KNOWLEDGE ACQUSITION
FACILITY
USER INTERFACE
Sumber : Rosnelly (2012:3)
10
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Penjelasan komponen-komponen dalam struktur sistem pakar adalah : 1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan )
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponan sistem pakar disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dna aturan. Akta merupakan informasi tentang objek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan iinformasi tentanf cara bagaiamana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. Pada struktur sistem pakar diaras, knoeledge base disini untuk menimpan pengetahuan dari pakar baerupa rule / aturan (if <kondisi> then <aksi> atau dapat juga disebut condition- action rules).
2. Inference Engine (Mesin Inferensi)
Mesin Inferensi merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal juga dengan sebutan control structure (struktuk kontrol) atau rule interpreter (dalam sistem pakar berbasis kaidah). Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi disini adalah processor pada sistem pakar yang mencocokkan bagian kondisi dari rule yang tersimpan di dalam knowledge base dengan fakta yang tersimpan di working memory.
3. Working Memory
Berguna untuk menyimpan fakta yang dihasilkan oleh inference engine dengan penambahan parameter berupa derajat kepercayaan atau dapat juga dikatakan sebagai global database dari fakta yang digunakan oleh rule-rule yang ada.
4. Explanation facility
Menyediakan kebenaran dari solusi yang dihasilkan kepada user (reasoning chain).
5. Knowledge acquisition facility
Meliputi proses pengumpulan, pemindahan dan perubahan dari kemampuan pemecahan maslaah seorang pakar atau sumber pengetahuan
11
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
terdokumentasi ke program komputer, yang bertujuan untuk memperbaiki atau mengembangkan basis pengetahuan.
6. User Interface
Mekanisme untuk memberi kesempatan kepada user dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antar muka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.
2.2.3 Penyakit Tanaman Karet
Siregar dan Irwan (2013:118) mengemukakan ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman karet, antara lain :
1. Penyakit Daun
a. Colletrotichum gloeosporioides
Penyakit gugur daun Colletrotichum disebabkan oleh jamur Colletrotichum gloeosporioides. Serangan umumnya dimulai pada daun-daun karet muda yang baru terbentuk yang masih berwarna hijau kemerahan. Gejalanya terdapat bintik-bintik hitam berbentuk gelombang atau tidak rata. Pada daun yang tua muncul bercak cokelat berwarna kunig disekelilingnya. Bercak berlubang dan permukaan tidak rata atau bercak bergabung mengakibatkan cacat daun. Faktor yang mempengaruhi perkembangannya adalah suhu udara 29o – 30o C dan kelembapan udara yang lebih dari 95%.
b. Oidium
Penyakit gugur daun Oidium disebabkan oleh jamur Colletrotichum haveae, menyerang daun-daun muda yang terbentuk setelah musim gugur daun alami. Gejala serangan bervariasi menurut stadia daun.
Daun muda (flush) yang masih berwarna cokelat tembaga sampai dengan berwarna hijau muda sangat peka terhadap serangan penyakit ini. Biasanya daun menjadi layu, membusuk (hitam) lalu gugur dan hanya menyisakan petiole pada cabang. Selain itu, tajuk akan tampak
12
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
seperti sapu. Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit, adalah cuaca kering, tidak banyak sinar matahari suhu relatif rendah, sedikit ada hujan atau hujan gerimis.
c. Corynespora cassiicola
Penyakit gugur daun Corynespora disebabkan oleh jamur Corynepsora cassiicola. Helaian daun yang baru mekar berwarna merah tembaga atau hijau muda yang terserang akan menjadi kering menggulung dan layu. Daun muda yang berwarna hijau menjadi kuning merata karena toksin yang dikeluarkan jamur. Daun tua yag terserang berbecak dan menyirip seperti tulang ikan. Perkembangan penyakit didukung oleh kelembapan tinggi, suhu 26o – 29oC dan hujan yang bersamaan dengan periode pembentukan tunas-tunas muda.
d. Pythophthora
Keberadaan penyakit ini di Indonesia masih diragukan tetapi di India, Sri Lanka, dan Thailand telah dilaporkan dan termasuk penyakit yang perlu diperhatikan. Selain menyerang daun penyakit yang disebabkan oleh Pythophthora palmivora ini juga menyerang buah sehingga buah berubah menjadi hitam, kemudian rontok.
e. Guignardia
Di Malaysia, penyakit ini sudah merupakan ancaman yang serius.penyakit ini disebabkan oleh Phyllosticta hevea menimbulkan bercak warna kuning pada daun kemudia berubah menjadi kelabu.
f. Bercak Mata Burung
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Helminthosporium hevea. Disebut penyakit bercak mata burung keran bercak yang ditimbulkannya mirip mata burung. Penyakit ini lebih seirng ditemukan di areal pembibitan.
Daun yang terserang menjadi hitam, menggulung, kemudian gugur.
Pada daun dewasa terdapat bercak-bercak kecil cokelat kehitaman.
Makin lama bercak membesar, bundar, dan pusatnya menipis, berwarna kelabu, dan tembus cahaya. Pada pusat bercak terlihat adanya titik-tiitk berwarna cokelat tua yang merupakan spora jamur.
13
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
g. Ganggang dan Benalu
Ganggang dan Benalu berpotensi sebagai sumber kematian pada tanaman karet, berkembang hebat pada kebun yang kelembapannya tinggi. Gejala penyakit ditandai dengan timbulnya bercak-bercak kecil berwarna perak kehitaman. Pada tulang daun bercak berbentuk lonjong dan dapat terlihat adanya badan buah (fruiting body) yang berwarna kunig. Kerusakan tanaman karet akibat benalu diamati di Jawa Barat, yang mengakibatkan daun tidka pernah berkembang sempurna dan cabang kurus sehingga tanaman secara bertahap mengalami kematian cabang.
2. Penyakit Bidang Sadap a. Mouldy rot
Mouldy Rot disebabkan oleh cendawan Ceratocytis frimbiata merupakan penyakit bidang sadap terutaman menyerang pada saat cauca lembab (musim hujan).
b. Kanker garis
Kanker garis disebabkan oleh Phytophthora palmivora. Gejala penyakit ditunjukkan permukaan bidang sadap berbecak cekung dan berwarna putih. Apabila kulit pilhan dikerok, akan tampak garis-garis vertikal yang berwarna cokelat kehitaman. Permukaan bidang sadap menjadi luka berkayu yang merupakan gabungan garis vertikal yang berkembangan. Garis-garis vertikal tersebut kadang mengeluarkan lateks.
c. Kering alur sadap
Penyakit bidang sadap kering alur sadap (KAS) merupakan gangguan fisiologi. Beberapa penyebabnya, antara lain karena intensitas penyadapan yang terlalu berat dan pemberian stimulansia yang berlebihan. Gejalanya terlihat pada alur sadap tidak mengeluarkan lateks sebagian atau seluruhnya.
14
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
2.2.4 Website
Abdulloh (2018:1) menjelaskan mengenai Website sebagai berikut :
“Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang berisi informasi data digital baik berupa teks, gambar, animasi, suara dan video atau gabungan dari semuanya yang disediakan melalui jalur koneksi internet sehingga dapat diakses dan dilihat oleh semua orang di seluruh dunia”.
Menurut Yuhefizar dkk (2008:2), “Website adalah keseluruhan halaman- halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Website adalah kumpulan halaman berisi informasi digital yang terdapat dalam sebuah domain yang disediakan melalui jalur koneksi internet sehingga dpat diakses semua orang.
2.2.5 Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Karet Berbasis Website pada PT RPN Pusat Penelitian Karet Sembawa
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Karet pada PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Pusat Penelitian Karet Sembawa adalah program komputer berbasis website yang dapat memudahkan para pekerja kebun untuk mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman karet dan cara menanggulanginya.
2.3 Teori Khusus
2.3.1 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Rusmawan (2019:51), “Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data pada suatu sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memeahami sistem secdara logika, terstruktur dan jelas”.
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2018:70), “Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang di aplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output)”.
15
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Sukamto dan Shalahuddin (2018:71), menjelaskan notasi-notasi pada DFD (Edward Yourdon dan Tom DeMarco) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Notasi-notasi DFD
Notasi Keterangan
Proses atau fungsi atau prosedur; pada pemodelan perangkat lunak yang akan diimplementasikan dengan pemrograman terstruktur, maka pemodelan notasi inilah yang harusnya menjadi fungsi atau prosedur di dalam kode program.
Catatan :
Nama yang diberikan pada sebuah proses biasanya berupa kata kerja.
File atau basis data atau penyimpanan (storage);
pada pemodelan perangkat lunak yang akan diimplementasikan dengan pemrograman terstruktur, maka pemodelan notasi inilah yang harusnya dibuat menjadi tabel-tabel basis data yang dibutuhkan, tabel-tabel ini juga harus sesuai dengan perancangan tabel-tabel pada basis data (Entity Relationship Diagram (ERD), Conceptual Data Model (CDM), Physical Data Model (PDM)).
Catatan: nama yang di berikan pada sebuah penyimpanan biasanya kata benda.
16
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Lanjutan Tabel 2.1 Notasi-notasi DFD
Notasi Keterangan
Entitas luar (external entity) atau masukan (input) atau keluaran (output) atau orang yang memakai/berinteraksi dengan perangkat lunak yang di modelkan atau sistem lain yang terkait dengan aliran data dari sistem yang di modelkan.
Catatan : nama yang digunakan pada masukan (input) atau keluaran (output) biasanya berupa kata
benda.
Aliran data; merupakan data yang dikirim antar proses, dari penyimpanan ke proses, atau dari proses ke masukan (input) atau keluaran (output).
Catatan : nama yang digunakan pada aliran data biasanya berupa kata benda, dapat diawali dengan kata data misalnya “data siswa” atau tanpa kata data misalnya “siswa”.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan perancangan dengan menggunakan DFD.
1. Membuat DFD Level 0 atau sering disebut juga Context Diagram DFD Level 0 menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas tunggal yang berinteraksi dengan orang maupun sistem lain. DFD Level digunakan untuk menggambarkan interaksi antara sistem yang akan Sumber : Sukamto dan Shalahuddin (2018:71-72).
17
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
dikembangkan dengan entitas luar.
2. Membuat DFD Level 1 DFD Level 1 digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang ada dalam sistemyang akan di kembangkan . DFD level 1 merupakan hasil breakdown DFD Level 0 yang sebelumnya sudah di buat.
3. Membuat DFD Level 2 Modul-Modul Pada DFD Level 1 (satu) dapat di- breakdown menjadi DFD Level 2 (dua). Modul mana saja yang harus di- breakdown lebih detail tergantung pada tingkat kedetailan modul tersebut. Apabila modul tersebut sudah cukup detail dan rinci maka modul tersebut sudah tidak perlu untuk di-breakdown lagi. Untuk sebuah sistem, jumlah DFD Level 2 sama dengan jumlah modul pada DFD Level 1 yang di- breakdown.
4. Membuat DFD Level 3 dan seterusnya DFD Level 3, 4, 5, dan seterusnya merupakan breakdown dari modul pada DFD Level di- atasnya. Breakdown pada level 3,4,5, dan seterusnya aturannya sama persis dengan DFD Level 1 atau Level 2.
2.3.2 ERD
Menurut Sutanta dalam Rusmawan (2019:63), Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model data yang dikembangkan berdasarkan objek.
Menurut Rusmawan (2019:64), Entity Relationship Diagram merupakan model data berupa notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang menggambarkan hubungan antara penyimpanan.
Simbol-simbol ERD yang sering digunakan antara lain sebagai berikut.
1. Persegi panjang menyatakan himpunan entitas.
2. Oval menyatakan atribut (atribut key digaris bawahi).
3. Belah ketupat menyatakan himpunan relasi.
4. Garis menyatakan penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dengan atributnya.
18
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Tabel 2.2 Simbol-simbol ERD
Simbol Keterangan
Entitas mendeskripsikan tabel
Atribut mendeskripsikan field dalam tabel
Relasi mendeskripsikan hubungan antar tabel
Garis mendeskripsikan penghubung antar himpunan relasi
2.3.3 Blockchart
Menurut Kristanto (2018:75), Blockchart berfungsi untuk memodelkan masukan, keluaran, proses maupun transaksi dengan menggunakan simbol- simbol tertentu.
Adapun simbol-simbol yang sering digunakan dalam blockchart dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3 Simbol-simbol Blockchart
Simbol Keterangan
Multi dokumen
Proses manual Sumber : Rusmawan (2019:65)
19
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Lanjutan Tabel 2.3 Simbol-simbol Blockchart
Simbol Keterangan
Proses yang dilakukan oleh komputer
Menandakan dokumen yang diarsipkan (arsip manual)
Data penyimpanan (data storage)
Proses apa saja yang tidak terdefinisi termasuk aktivitas fisik
Terminasi yang mewakili simbol
tertentu untuk digunakan pada aliran lain pada halaman yang lain
Terminasi yang mewakili simbol
tertentu untuk digunakan pada aliran lain pada halaman yang sama
Terminasi yamg menandakan awal
dan akhir dari suatu aliran Pengambilan keputusan (decision)
20
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Lanjutan Tabel 2.3 Simbol-simbol Blockchart
Simbol Keterangan
Layar peraga (monitor)
Pemasukan data secara manual
2.3.4 Flowchart
Menurut Harwikarya dkk (2017:21), Flowchart atau diagram alir merupakan salah satu cara mempresentasikan langkah logis pemecahan masalah.
Diagram alir terdiri dari beberapa lambang yang telah disepakati di dunia pemrograman. Berikut ini merupakan lambang-lambang diagram alir.
Tabel 2.4 Simbol-simbol Flowchart
Simbol Keterangan
Terminal
Terminal merupakan lambang untuk mengawali dan menutup satu proses.
Ketika Anda akan membuat diagram alir langkah logis satu penyelesaian masalah maka terminal akan mengawali dan
menutup langkah-langkah logis tersebut.
Input/Output
Input-output berfungsi untuk membaca input dan menampilkan output. Contoh input ketika membaca tinggi dan alas segitiga, output ketika menampilkan luas segitiga tersebut.
Sumber : Kristanto (2018:75-77).
21
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Lanjutan Tabel 2.4 Simbol-simbol Flowchart
Simbol Keterangan
Proses
Proses merupakan perhitungan yang diperlukan program contoh pada perhitungan luas segitiga, maka proses akan menghitung luas segitiga, yaitu luas
= alas * 0,5 * tinggi.
Decission
Decission merupakan tempat pengujian untuk mengambil keputusan langkah logis selanjutnya, contoh memeriksa apakah nilai mahasiswa > 60 jika iya,
maka lulus, jika tidak, maka gagal.
Connector
Connector akan menggabungkan proses jika dalam pembuatan diagram alir ternyata harus pindah ke lain halaman, maka langkah logis akan disambung oleh
connector.
2.3.5 Kamus Data
Menurut (Rusmawan, 2019:36), “Kamus data merupakan katalog fakta data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi”.
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2018:73), “Kamus data adalah kumpulan daftar elemen data yang mengalir pada sistem perangkat lunak sehingga masukan (input) dan keluaran (output) dapat dipahami secara umum (memiliki standar cara penulisan)”.
Sumber : Harwikarya dkk (2017:21).
22
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Kamus data biasanya berisi : a. Nama-nama dari data
b. Digunakan pada proses-proses yang terkait data c. Deskripsi data
d. Informasi tambahan seperti tipe data, nilai data, batas nilai data, dan komponen yang membentuk data.
Kamus data memiliki beberapa simbol untuk menjelaskan informasi tambahan sebagai berikut :
Tabel 2.5 Kamus Data
Simbol Keterangan
= disusun atau terdiri dari
+ Dan
[ | ] baik…atau…
{}n n kali diulang/bernilai banyak ( ) data opsional
*…* batas komentar
2.4 Teori Program 2.4.1 HTML
Menurut Abdulloh (2018:7), “HTML merupakan singkatan dari Hypertext Markup Language yaitu bahasa standar web yang dikelola penggunaannya oleh W3C (World Wide Web Consortium) berupa tag-tag yang menyusun setiap elemen dari website”.
Sedangkan menurut Sitepu (2018:1), “HTML adalah singkatan dari Hypertext Markup Language yang merupakan sebuah bahasa markup pada internet khususnya web berupa kode dan simbol”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa HTML merupakan singkatan dari Hypertext Markup Language yang merupakan bahasa standar web berupa tag-tag atau kode dan simbol yang menyusun setiap elemen dari website.
Sumber : Sukamto dan Shalahuddin (2018:74).
23
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Adapun unsur-unru yang membentuk struktur skrip HTML, yaitu (2018:7):
1. Tag
Tag adalah simbol khusus (markup) berupa dua karakter “<” dan “>”.
2. Atribut
Atribut yaitu properti yang mengatur bagaimana elemen dari suatu tag akan ditampilkan.
Contoh : <p align = “center”>
3. Element
Element adalah bagian dari skrip HTML yang terdiri dari tag pembuka, isi element dan tag penutup.
Contoh : <p> Aku senang belajar HTML </p>
2.4.2 CSS
Menurut Abdulloh (2018:45), “CSS adalah singkatan dari Cascading Style Sheet yaitu dokumen web yang berfungsi mengatur elemen HTML dengan berbagai property yang tersedia sehingga dapat tampil dengan berbagai gaya yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Sitepu (2018:49), “Cascading Style Sheet (CSS), merupakan aturan untuk mengendalikan beberapa dokumen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa CSS adalah singkatan dari Cascading Style Sheet, yaitu dokumen web yang berfungsi mengatur dan mengendalikan elemen HTML sehingga akan lebih tertstruktur dan dapat tampil dengna berbagai gaya yang diinginkan.
2.4.3 MySQL
Menurut Sitepu (2018:143), “MySQL adalah salah satu aplikasi RDBMS (Relational Database Managment System), yaitu aplikasi database yang menggunakan prinsip relasional”.
24
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Menurut Entripise (2014:2), “MySQL adalah RDMS yang cepat dan mudah digunakan, serta sudah banyak digunakan diberbagai kebutuhan”.
Berdasarkan uraian di atas, dpat disimpulkan bahwa MySQL adalah salah satu aplikasi RDBMS ynag cepat dan mudah digunakan dengan prinsip relasional.
2.4.4 PHP
Menurut Abdulloh (2018:127), “PHP merupakan kependekan dari Hypertext Processor yaitu bahasa pemrograman web yang dapat disisipkan skrip HTML dan bekerja di sisi server”.
Menurut Sitepu (2018:67), “PHP merupakan bahasa berbentuk script yang ditempatkan dalam server dan diproses di server”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa PHP merupakan singkatan dari Hypertext Processor, yaitu bahasa pemrograman web berbentuk skrip yang bekerja di sisi server.
2.4.4.1 Penulisan Sintaks PHP
Abdulloh (2018:128) menjeleaskan skrip PHP dituliskan di antara tanda
<?PHP dan ?> yang memisahkan skrip PHP dengna skrip lainnya. Setiap baris PHP harus diakhiri dengna tanda semicolon (;). Contoh :
<!DOCTYPE HTML>
<html>
<head>
<title>Latihan PHP</title>
</head>
<body>
<?php
echo “Latihan PHP”;
?>
</body>
</html>
25
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
2.4.4.2 Tipe Data PHP
Abdulloh (2018:133) menjelaskan variabel pada PHP dapat menyimpan berbagai macam tipe data. Beda tipe data dapat melakukan hal yang berbeda pula.
Berikut tipe data yang didukung oleh PHP :
1. String, yaitu tipe data berupa teks atau angka yang dirulis di antara petik ganda, seperti : “Selamat pagi” atau “12345”.
2. Integer, yaitu tipe data numerik non desimal antara -2,147,483,648 hingga 2,147,483,647
3. Float, yaitu tipe data numerik berupa angka desimal. Tanda koma pada angka sedimal menggunakan tanda titik, misal : 23.25.
4. Boolean, yaitu tipe data yang hanya dapat bernilai true atau false.
5. Array, yaitu tipe data yang menyimpan banyak nilai dalam satu variabel.
6. Object, yaitu tipe data yang menyimpan data beserta informasi bagaimana data diproses.
7. Null, yaitu tipe data yang hanya dapat bernilai NULL.
Untuk dapat menampilkan tipe data beserta nilainya pada PHP dapat menggunakan perintah var_dump(). Contohnya seperti berikut:
<?php
$kata = “Selamat pagi kawan”;
$angka = 210;
Var dump($kata);
Var dump($angka);
?>
2.4.5 Bootstrap
Menurut Sitepu (2018:199), “Bootstrap adalah sebuag library framework CSS yang dibuat khusus untuk bagian pengembangan front-end website”.
26
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Menurut Entripise (2016:1), “Bootstrap adalah framework front-end yang intuitif dan powerful untuk pengembangan aplikasi web yang lebih cepat dan mudah”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Bootstrap adalah sebuah library framework front-end untuk pengembangan aplikasi web yang lebih cepat dan mudah.
2.4.6 XAMPP
Menurut Buana (2014:4), “XAMPP adalah perangkat lunak opensource yang diunggah secara geratis dan bisa dijalankan di semua semua operasi seperti Windows, Linux, Solaris, dan Mac”.
Sitepu (2018:3) menjelaskan pengertian XAMPP adalah :
“XAMPP adalah perangkat lunak bebas yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan sampuran dari berbagai program yang mempunyai fungsi sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), terdiri dari program MySQL database, Apache HTTP Server, dan penerjemah, ditulis dalam bahasa pemrograman PHP dan Perl”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa XAMPP adalah perangkat lunak opensource yang mendukung banyak sistem operasi dan ditulis dalam bahasa pemrograman PHP dan Perl.
2.4.7 Sublime Text
Menurut Eric Haughee dalam Habibi dan Alwan (2020:60), “Sublime Text adalah aplikasi editor untuk kode dan teks yang berjalan di berbagai platform operating system dengan menggunakan teknologi Phyton API”.
Menurut Supono dan Viridiandry (2016:15), “Sublime Text merupakan perangkat lunak text editor yang digunakan untuk membuat atau meng-edit suatu aplikasi”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Sublime Text adalah apllikasi text editor untuk membuat atau mengedit kode dan teks di berbagai platform operating system.
27
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
2.5 Metode Certainty Factor (CF)
Andriani (2017:18) menjelaskan Certainty Factor sebagai berikut :
“Certainty Factor atau CF merupakan nilai untuk mengukur keyakinan pakar. CF diperkenalkan oleh Shortlife Bichanan dalam pembuatan sistem pakar MYCIN untuk menunjukkan bersarknya kepercayaan. CF menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan”.
Adapun Notasi atau rumusan dasar dari Certainty Factor , sebagai berikut (Andriani, 2017:18):
Keterangan :
CF[h,e] = Faktor Kepastian
MB[h,e] = Ukuran kepercayaan/tingkat keyakinan terhadap hipotesis h, jika diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1) MD[h,e] = Ukuran ketidakpercayaan/tingkat ketidakyakinan terhadap
hipotesis h, jika diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1]
Formula dasar digunakan apabila belum ada nilai CF untuk setiap gejala yang menyebabkan penyakit. Kombinasi Certainty Factor yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit adalah :
1. Apabila terdapat kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similiary concluded rules) atau lebih dari satu gejala, maka persamaan : MBcombine = MBold + MBgejala *(1-MBold)
MDcombine = MDold + MDgejala *(1-MDold)
2. Sedangkan untuk menghitung persentase terhadap penyakit, digunakan persamaan :
CFpersentase = CFcombine * 100
Untuk menentukan keterangan faktor keyakinan dari pakar, dilihat dari CFcombine dengan berpedoman dari tabel interpretasi (term) Certainty Factor.
Adapun tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.
CF[h, e] = MB [h,e] – MD [h,e]
28
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Tabel 2.6 Tabel interprestasi certainty factor
Term Certainty Factor
Pasti tidak -1.0
Hampir pasti tidak -0.8
Kemungkinan besar tidak -0.6
Mungkin tidak -0.4
Tidak tahu -0.2 to 0.2
Mungkin +0.4
Kemungkinan besar +0.6
Hampir pasti +0.8
Pasti +1.0
2.6 Metode Pengembangan Rapid Application Development (RAD)
Sukamto dan Shalahuddin (2018:34) menjelaskan pengertian Rapis Application Development (RAD) adalah :
“Rapid Application Development (RAD) adalah model proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun versi kecepatan tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak”.
Jika kebutuhan perangkat lunak dipahami dengan baik dan lingkup perangkat lunak dibatasi dengan baik sehingga tim dapat menyelesaikan pembuatan perangkat lunak dengan waktu yang pendek. Model RAD membagi tim pengembang menjadi beberapa tim untuk mengerjakan beberapa komponen masing-masing tim pengerjaan dapat dilakukan secara paralel. Berikut adalah gambar dari model RAD.
Sumber : Andriani (2017:19)
29
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
2.6.1 Tahapan Metode Pengembangan Rapid Application Development (RAD)
Menurut Sukamto dan Shalahudin (2018:35), tahapan metode Rapid Application Development (RAD) adalah sebagai berikut :
1. Pemodelan Bisnis
Pemodelan yang dilakukan untuk memodelkan fungsi bisnis untuk mengetahui informasi apa yang terkait proses bisnis, informasi apa saja yang harus dibuat, siapa yang harus membuat informasi itu, bagaimana alur informasi itu, proses apa saja yang terkait informasi itu.
2. Pemodelan Data
Memodelkan data apa saja yang dibutuhkan berdasarkan pemodelan bisnis dan mendefinisikan atribut-atributnya beserta relasinya dengan data-data yang lain.
3. Pemodelan Proses
Mengimplementasikan fungsi bisnis yang sudah didefinisikan terkait dengan pendefinisian data.
4. Pembentukan Aplikasi
Sumber : Sukamto dan Shalahudin (2018:35)
Gambar 2.2 Ilustrasi Model RAD
30
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
Mengimplementasikan pemodelan proses dan data menjadi program.
Model RAD sangat menganjurkan pemakaian komponen yang sudah ada jika dimungkinkan.
5. Pengujian dan pergantian
Menguji komponen-komponen yang dibuat. Jika sudah teruji maka tim pengembang komponen dapat beranjak untuk mengembangkan komponen berikutnya
2.7 Metode Pengujian Black Box
Sukamto dan Shalahuddin (2018:275) menjelaskan pengujian black box sebagai berikut :
“Pengujian Black Box adalah menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan”.
Menurut Pressman (2010:597), Black Box Testing (Pengujian Kotak Hitam), juga disebut pengujian perilaku, berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Pengujian kotak hitam berupaya untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut :
1. Fungsi yang salah atau hilang.
2. Kesalahan antarmuka.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal.
4. Kesalahan perilaku atau kinerja.
5. Kesalahan inisialisasi dan penghentian.
Dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah merupakan metode pengujian perangkat lunak yang digunakan untuk menguji perangkat lunak tanpa mengetahui struktur internal kode atau program.
31
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
2.8 Referensi Jurnal
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Gaol dari STMIK Triguna Dharma pada jurnal Saintikom (Jurnal Sains Manajemen Informatika dan Komputer) Vol.19. No.1, Februari 2020 dengan judul penelitian Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Tanaman Buah Citrus (Lemon) Mengggunakan Metode Certainty Factor, penelitian ini bertujuan untuk membantu dalam mendiagnosa penyakit pada tanaman buah citrus (lemon). Dimana pada penelitian ini menggunakan metode certainty factor (CF). Metode CF menghitung penentuan penyakit yang menyerangan sesuai dengan jawaban yang diberikan user saat konsultasi, dimana untuk setiap jawaban memiliki nilai dan juga setiap gejala telah diberikan oleh pakar.
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hariyanto dkk dari Universitas Merdeka Pasuruan pada jurnal (Jointecs) Journal of Information Technology and Computer Science Vol. 3, No. 1, Januari 2018 dengan judul penelitian Sistem Pakar Diagnosis Penyakit dan Hama Pada Tanaman Tebu Menggunakan Metode Certainty Factor, penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem pakar yang dapat membantu dalam mendeteksi penyakit yang menyerang tanaman tebu. Penelusuran faktanya menggunakan certainty factor untuk membuktikan suatu fakta dengan menggambarkan tingkat yakin dan tidaknya pada suatu hipotesis berdasarkan informasi yang di dapat dari pakar.
3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Girsang dan Fahmi pada Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Volume 11, No 1 2019 dengan judul penelitian Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Mata Katarak Dengan Metode Certainty Factor Berbasis Web, penelitian ini memebahas tentang sistem pakar yang dapat membantu mendiagnosa penyakit mata katarak. Dalam perhitungan diagnosa penyakit mata katarak ini menggunakan metode certainty factor. Hasil yang didapat dari sistem pakar ini berupa data persentase kemungkinan hipotesis dari hasil
32
BAB II Tinjauan Pustaka Politeknik Negeri Sriwijaya
konsultasi user untuk nantinya dapat dijadikan sebagai asisten bagi pakar dalam mendiagnosa penyakit mata katarak pada pasien.
4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Riadi dari Universitas Ichsan Gorontalo pada jurnal ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 3 Desember 2017 dengan judul penelitian Penerapan Metode Certainty Factor Untuk Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Diabetes Melitus Pada Rsud Bumi Panua Kabupaten Pohuwato, penelitian ini membahas tentang penerapan metode certainty factor dalam pembangunan aplikasi sistem pakar untuk membantu mendiagnosa penyakit diabetes melitus pada Rsud Bumi Panua Kabupaten Pohuwato. Dalam penerapannya menggunakan metode certainty factor menghasilkan sebuah persentase diagnosa hasil dari gejala-gejala yang sudah diberikan oleh pakar.
5. Penelitian yang selanjutnya, telah dilakukan oleh Komang Aryasa dari STMIK Panegara Semarang pada jurnal sistem informasi dan teknologi informasi Vol. 7, No. 1, April 2018 dengan judul penelitian Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Agribisnis Menggunakan Metode Certainty Factor dengan mengangkat permasalahan Kurangnya tenaga ahli penyuluh pertanian dalam memberikan informasi tentang perkembangan penyakit tanaman kepada pembudidaya membuat pembudidaya tidak dapat menangani permasalahan mengenai penyakit yang menyerang tanaman sehingga menyebabkan tanaman mati dan turunnya hasil produksi. .Aplikasi ini dapat membantu mengenali penyakit yang menyerangan tanaman berdasarkan gejala-gejala yang teradapat pada tanaman serta cara menanggulanginya.