• Tidak ada hasil yang ditemukan

aplikasi kombinasi vermikompos dan pupuk anorganik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "aplikasi kombinasi vermikompos dan pupuk anorganik"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI KOMBINASI VERMIKOMPOS DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HASIL, DAN KUALITAS

BUAH MELON (Cucumis melo L.) VARIETAS GLAMOUR YANG DITANAM SECARA HIDROGANIK

SKRIPSI

Oleh:

ABDUL HARIS NIM. 216.010.31018

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG MALANG

2021

(2)

APLIKASI KOMBINASI VERMIKOMPOS DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HASIL, DAN KUALITAS

BUAH MELON (Cucumis melo L.) VARIETAS GLAMOUR YANG DITANAM SECARA HIDROGANIK

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1)

Oleh:

ABDUL HARIS NIM. 216.010.31018

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG MALANG

2021

(3)

RINGKASAN

ABDUL HARIS (216.010.31018) APLIKASI KOMBINASI VERMIKOMPOS DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL, DAN KUALITAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) VARIETAS GLAMOUR YANG DITANAM SECARA HIDROGANIK

Pembimbing : Dr. Ir. Mahayu Woro Lestari, MP., Dr. Ir. Djuhari, M.Si.

Budidaya Tanaman Melon secara Hidroganik Merupakan terobosan dari dampak terus berkurangnya lahan pertanian, sistem yang menggunakan pupuk organik sebagai Penyuplai unsur hara yang dibutuhkan Tanaman yang dapat memberikan hasil tanaman melon sesuai yang diharapkan. Akan tetapi kandungan dalam pupuk organic (vermikompos) tidak cukup untuk memenuhi pertumbuhan Tanaman Melon pada Masa pembentukan buah. Oleh karena itu sistem pertanian hidroganik dikombinasikan dengan pupuk anorganik sebagai pelengkap nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal kombinasi vermikompos dan pupuk anorganik yang dibutuhkan tanaman untuk memberikan pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman melon yang terbaik.

percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan kotrol yang menggunakan 2 faktor. faktor 1 adalah dosis vermikompos yang terdiri dari tiga taraf : 300, 600 dan 900 gram/pot dan faktor 2 adalah aplikasi kombinasi pupuk P dan K dengan taraf (2,25 gram K + 2,25 gram P), (4,5 gram K + 2,25 gram P) dan (2,25 gram K + 4,5 gram P)/tanaman.

Parameter yang diamati adalah Panjang Tanaman, Jumlah Daun, Luas Daun, Bobot Buah, Diameter Buah, Ketebalan Daging Buah, Kadar Gula.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi pada kombinasi perlakuan tersebut pada parameter bobot buah pertanaman maupun perpolibag dan tebal daging buah, hasil panen terbaik terdapat pada perlakuan V3A1 (Dosis vermikompos 900 g/pot dengan aplikasi (2,25 gram K + 2,25 gram P)/tanaman) dengan Nilai 456,83 gram pada bobot buah pertanaman. 913,67 pada Bobot Buah perpot. dan 3,20 pada rata rata tebal Daging buah. Dan juga perlakuan V3A1 Mendapatkan Rata rata kadar gula terbaik dengan Nilai 12,53 °brix.

(4)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan, konsumsi buah-buahan semakin meningkat pula dari waktu ke waktu. Salah satu cara memenuhi kebutuhan gizi masyarakat adalah dengan mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk buah-buahan lokal sehingga dapat mencukupi kebutuhan konsumsi buah-buahan dimasyarakat.

Tanaman melon merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dikembangkan di Indonesia. Produksi melon nasional pada tahun 2018 adalah 118.708 ton, dan mengalami peningkatan pada setiap tahunnya menjadi 122.105 ton pada 2019 (Kementrian Pertanian, 2020). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa produksi melon dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, untuk memenuhi kebutuhan melon nasional dan mencegah penurunan produksinya maka harus dilakukan upaya yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas melon, salah satunya yaitu dengan menggunakan sistem hidroponik.

Saat ini banyak masyarakat yang telah menggunakan teknologi baru dalam pembudidayaan tanaman. Salah satu teknologi tersebut adalah sistem pertanian hidroponik. Menurut Subhan dan Dimyati (2002), hidroponik merupakan satu teknologi budidaya tanaman yang tidak mengandalkan tanah sebagai media tanam. Dengan adanya sistem budidaya hidroponik tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas buah melon. Hidroponik diterjemahkan dari bahasa asing hydroponics adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan beberapa cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuh

(5)

1 tanaman. Hydro artinya air dan ponics artinya pengerjaan. Istilah lain yang digunakan adalah “bercocok tanam tanpa tanah”. Sistem tanam hidroponik memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah kebersihan lebih mudah terjaga, pengolahan media dan gulma lebih mudah dilakukan, penggunaan pupuk dan air sangat efisien, tanaman dapat ditanam terus-menerus tanpa tergantung musim dan tanaman dapat berproduksi dengan kualitas tinggi (Suhardiyanto, 2002).

Budidaya secara hidroponik memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan budidaya di lahan terbuka. Kualitas buah melon yang dibudidayakan secara hidroponik dapat dilihat dari penampilan buah dan rasa yang dihasilkan (Wijayani dan Widodo, 2005). Namun di sisi lain sistem budidaya hidroponik membutuhkan biaya yang lumayan tinggi, baik dari rancangan sistem budidayanya maupun sumber nutrisinya. Oleh karena itu perlu alternatif lain untuk sistem hidroponik ini yaitu dengan memanfaatkan kultur organik dan anorganik, sistem ini dikenal dengan hidroganik. Pada penelitian ini menggunakan media tanam yang terdiri serabut kelapa (cocopeat), biochar (arang sekam) dan pasir sedangkan untuk sumber nutrisinya menggunakan kombinasi pupuk vermikompos dan anorganik.

Vermikompos merupakan pupuk organik yang mempunyai kandungan unsur hara tinggi, C/N rasio yang rendah, kapasitas pegang air dan porotitas yang tinggi karena dalam pupuk vermikompos mengandung kotoran cacing (Mashur, 2001). Pengaplikasian pupuk vermikompos pada tanaman hortikultura dapat meningkatkan hasil dan kualitas tanaman Hortikultura. Pupuk vermikompos memiliki efek residu terhadap tanaman sehingga dapat diterapkan dalam pertanian

(6)

1 organik serta mampu menggantikan pupuk mineral pada beberapa tanaman (Nurhidayati et al., 2015, 2016, 2017, 2018).

Tanaman melon merupakan tanaman yang diambil buahnya, oleh karena itu membutuhkan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hara, terutama saat fase pembungaan hingga pembentukan buah, maka pemberian pupuk ditambahkan dengan kombinasi pupuk anorganik untuk menjaga agar nutrisi tetap tercukupi hingga buahnya matang. Pemberian bahan organik dan pupuk anorganik (N, P dan K) merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman. Fungsi bahan organik adalah memperbaiki struktur tanah, menambah ketersediaan unsur N, P dan K, meningkatkan kemampuan tanah mengikat air, memperbesar kapasitas tukar kation (KTK) dan mengaktifkan mikroorganisme (Leiwakabessy et al., 2003).

Pemupukan menggunakan pupuk NPK dapat meningkatkan panjang dan diameter batang, jumlah ruas, panjang ruas dan bobot kering biomasa pada tanaman labu (Sari et al. 2012). NPK juga berpengaruh terhadap komposisi kimia biji labu seperti kandungan protein, serat, abu, karbohidrat, dan lemak (Oloyede et al., 2012, 2013). Pemberian pupuk NPK juga dapat meningkatkan produksi melon per satuan luas, dan meningkatkan persentase buah kelas A Kombinasi pupuk organik (Vermikompos) dan anorganik (SP-36,KNO3) ini diharapkan dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil buah yang maksimal.

(7)

1 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang didapatkan indentifikasi masalah yaitu kandungan hara pupuk organik yang relatif rendah dibandingkan dengan pada pupuk anorganik, serta kebutuhan hara melon yang tinggi pada saat pembentukan dan pembesaran buah, maka dilakukan percobaan penggunaan pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang ada, maka disusun rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana interaksi antara aplikasi kombinasi vermikompos dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman melon?

2. Berapa dosis vermikompos yang dapat memberikan pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman melon yang terbaik?

3. Berapa dosis pupuk anorganik yang dapat memberikan pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman melon yang terbaik?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang ada tersusun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui interaksi antara aplikasi kombinasi vermikompos dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman melon.

2. Untuk mengetahui dosis vermikompos yang dapat memberikan pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman melon yang terbaik.

(8)

1 3. Untuk mengetahui dosis pupuk anorganik yang dapat memberikan

pertumbuhan, hasil, dan kualitas tanaman melon yang terbaik.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan dari tujuan penelitian tersebut tersusun beberapa dugaan sementara dari penelitian ini yaitu :

1. Diduga kombinasi aplikasi vermikompos 900 g/pot dan pupuk anorganik (2,25 gram K + 2,25 gram P)/tanaman dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman melon yang terbaik.

2. Diduga aplikasi vermikompos 900 g/pot dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman melon yang terbaik.

3. Diduga aplikasi pupuk anorganik (2,25 gram K + 2,25 gram P)/tanaman dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman melon yang terbaik.

(9)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara dosis vermikompos dan pupuk P,K (SP-36, KNO3) pada parameter bobot buah, tebal daging buah, dan kadar gula, dimana perlakuan terbaik adalah V3A1 (vermikompos 900 g/pot dan 2,25 gram K + 2,25 gram P), namun apabila dibandingkan dengan kontrol sebagian besar tidak berbeda nyata nyata, kecuali pada parameter panjang tanaman 14 hst dan kadar gula pada kombinasi perlakuan V3A1 menunjukkan hasil yang tinggi dari kontrol.

2. Dosis vermikompos V3 (900 g/pot) memberikan pertumbuhan, hasil dan kualitas yang tertinggi

3. Dosis pupuk anorganik P,K (SP-36, KNO3) pada berbagai perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, namun apabila dikombinasikan dengan vermikompos dosis tinggi maka perlakuan A1 (2,25 gram K + 2,25 gram P) dapat memberikan hasil yang terbaik terutama untuk meningkatkan kadar gula pada buah melon.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa Dosis vermikompos 900 gram/pot dan pupuk anorganik P,K (SP-36, KNO3) dengan aplikasi (2,25 gram K + 2,25 gram P)/tanaman mampu meningkatkan kadar gula buah melon, maka apabila yang diinginkan adalah buah melon yang lebih manis makan bisa menggunakan kombinasi perlakuan ini.

(10)

51 DAFTAR PUSTAKA

Alfalah, A. 2020. Pengaruh Metode Aplikasi dan Dosis Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Hidroganik.

Amsath, K.M. and M. Sukumaran. 2008. Vermicomposting of Vegetable Wastes Using Cow Dung. E-Journal of Chemistry. Vol. 5. No. 4. pp. 810- 813.

Azarmi, R., M.T. Giglou, R.D., and Talesmikail.2008. Influence of Vermicompost on Soil Chemical and Physical Properties in Tomato (Lycopersium esculentum) Field. African Journal of Biotechnology. Vol. 7(14). pp.

2397-2401.

Damanik, M., M.B. Bachtiar, E.H., Fauzi., Sariffudin dan Hanum, H. 2010.

Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.

Ekwere, C.O, & M.J.E. Osodeke. 2013. Growth and Yield Parameters of Maize and Egusi Melon in Intercrop as Influenced by the Cropping System and Different Rates of NPK Fertilizer. The Scientific World Journal.

1: 69–75

Fatahillah. 2014. Pengaruh Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Vegetatif Cabai Merah Besar (Casicum annum L.) di Kelurahan Manggali, Kecamatan Pallangga , Kabupaten Gowa. Skripsi.

Universitas Hassanudin. Makassar.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta. 250 hal.

Kasiamdari, R. S., M.K., Riefani, and B.S., Daryono. 2016. The occurrence and identification of powdery mildew on melon in Java, Indonesia. AIP Conference Proceeding 1744, 0200050(2016). Retrieved from https://doi.org/10.1063/1.4953524

Kaviraj, and S. Sharma. 2003. Municipal Solid Waste Management Through Vermicomposting Employing Exotic and Local Species of Earthworms. Bioresource Technology. 90 : 169-173

Lakitan, B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.287 Hal.

Leiwakabessy, F.M dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Leiwakabessy, F.M. Suwarno, dan U. M. Wahyudin. 2003. Kesuburan Tanah.

IPB. Bogor. 287 Hal.

(11)

51 Lesilolo, M. K., J. Riry, dan E. A. Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Beredar di Pasaran Kota Ambon.

Jurnal Agrologia. 2 (1): 1-9.

Manaf, L.A., M.L. Jusoh, M.K. Yusof, T.H. Ismail, R. Harun, dan H. Juahir.

2009. Influence of Bedding Material in Vermicomposting Process.

International Journal of Biology. Vol. 1. No. 1. 81-91.

Mansouri, A., A.H. Mirzabe., A. Rauofi. 2015. Sifat fisik dan pemodelan matematis biji dan biji melon (Cucumis melo L.) Jurnal Masyarakat Ilmu Pertanian Saudi. Volume 16, Edisi 3 , Halaman 218-226.

Marsono dan P. Sigit. 2002. Pupuk akar : Jenis dan aplikasinya. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.210 Hal.

Mashur. 2001. Vermikompos (Kompos Cacing Tanah) Pupuk Organik Berkualitas dan Ramah Lingkungan. Mataram : Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP), hal. 22-34.

Nmor, E. I., & U.B. Okobia. 2017. Effect of Different Levels of N.P.K. 15 : 15 : 15 Fertilizer Application on the Yield of Sweet Potato (Ipomea Batatas) in South-South Nigeria. International Journal of Environment, Agriculture and Biotechnology (IJEAB). 2 (5), 2336–

2339.

Nurhidayati, E. Arisoesilaningsih, D. Suprayogo, K. Hairiah. 2015. Improvement of Physical and Biological Qualiti of Soil in a Sugarcane Plantation through the Management of Organic Matter Input. Journal of Agricultural Science and Technologi A. 5(5). ISSN : 2161-6256 DOI : 10.17265/2161-625. Hal 316-322

Nurhidayati, M. Masyhuri, I. Murwani. 2017. Combined effect of vermicompost and earthworm pontoscolex corethrurus inoculation on the yield and quality of broccoli (Brassica oleraceae L.) using organic growing media. Journal of Basic and Applied Research International. 22 (4):

148-156.

Nurhidayati, N. M. Machfudz, and I. Murwani. 2018. Direct and residual effect of various vermicompost on soil nutrient and nutrient uptake dynamics and productifity of four mustard Pak-Coi (Brassica rapa L.) sequences in organic farming system. Int J Recycl Org Waste Agricult. 7:173- 181

Nurhidayati, U. Ali, I. Murwani. 2016. Yield and Quality of Cabbage (Brassica oleraceae L. var. capitata) under organic growing media using vermicompost and earthworm Pontoscolex Corethrurus Inoculation.

Journal Agriculture and Agricultural Science Procedia II: 5-13

Oloyede, F.M., G.O. Agbaje, & I.O. Obisesan. 2013. Analysis of Pumpkin (Cucurbita pepo Linn.) Biomass Yield and Its Components as

(12)

51 Affected by Nitrogen, Phosphorus and Potassium (NPK) Fertilizer Rates. African Journal of Agricultural Research. 8 (37): 4686–4692.

Oloyede, F.M., Obisesan, I. O., Agbaje, G. O. & Obuotor, E. M. 2012. Effect of NPK Fertilizer on Chemical Composition of Pumpkin (Cucurbita pepo Linn.) Seeds. The Scientific World Journal. 1–6.

Parker R. 2004. Plant Science_(Revision). Thomson Learning Inc. New York. 432 pages.

Poincelot, R.P. 2004. Sustainable Horticulture : Today and Tomorrow. Prentice Hall. New Jersey. 870 p.

Pratomo, A.Y. 2020 Pengaruh Perbedaan Dosis Aplikasi Pupuk KNO3 dan Jumlah Buah Setiap Tanaman Terhadap Pertumbuhan Tanaman Melon (Cucumis melo L.). Thesis. Universitas Brawijaya.

Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 2001. Sayuran Dunia 3 Prinsip, Produksi, dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung. 320 hal.

Sallaku, G., I. Babaj, S. Kaciu, A. Balliu. 2009. The Influence of Vermicompost on Plant Gowth Characteristics of Cucumber (Cucumis sativus L) Seedlings Under Saline Condititions. Journal of food Agiculture and Enviroment. 7(3 & 4) : 869-872.

Sari, S, T. Rosmawaty, & H. Gultom. 2012. Uji Penggunaan Ethrel dan Pupuk NPK Terhadap Produksi Melon (Cucumis Melo. L). Dinamika Pertanian. 27 (3):141–148.

Sobir dan F.D. Siregar. 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya.

Jakarta. 157 hal.

Soedarya, A.P. 2010. Agribisnis Melon. CV Pustaka Grafika. Bandung. 160 hal.

Subhan dan Dimyati 2002. Prospek Pengembangan Teknologi Hidroponik dan Produksi Sayuran Bersih. Modul pelatihan Teknologi Hidroponik Untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. Bogor 28 Mei – 7 Juni 2002. Kerja sama CREATA – IPB dan Depdiknas.

Suhardiyanto, H. 2002 . Teknologi Hidroponik. Modul Pelatihan Teknologi Hidroponik Untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. Bogor 28 Mei – 7 Juni 2002. Kerjasama CREATA – IPB dan Depdiknas.

Sulistyono E. 2007. Pengelolaan Air untuk Tanaman. Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Venkatesh, R.M. and T. Eevera. 2008. Mass Reduction and Recovery of Nutrients Through Vermicomposting of Fly Ash. Periyar Maniammai College of Technology for Women Vallam,Thanjavur, Tamilnadu. India.

(13)

51 Wijayani, A.W. dan Widodo. 2005. Usaha meningkatkan kualitas beberapa varietas tomat dengan sistem budidaya hidroponik. Jurnal Ilmu Pertanian. 12(1):77-83.

Yadav, K.D., V. Tore, M.M. Ahammed. 2010. Vermicomposting of SourceSeparated Human Faeces for Nutrient Recycling. Waste Management.

30 : 50- 56.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian pupuk hijau paitan dengan dosis 6 ton ha -1 mempunyai luas daun yang tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan semua

Pada Tabel 5 menunjukkan apabila ditinjau dari pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk N pada tingkat aplikasi dosis zeolit, maka aplikasi pupuk N dosis 50% yang diikuti pemberian 100%