APRESIASI INOVASI .E
Dalam bab ini dikemukakan pandangan Konsultan Pengawas dari Sisi Apresiasi akan kegiatan pengawasan dan dari inovasi sebagai usulan.
E.1 Apresiasi Terhadap Lingkup Jasa Konsultansi
Secara umum Lingkup Jasa Konsultansi Pengawas adalah sebagai berikut:
1. Membantu dalam Pelaksanaan Pengawasan Mutu.
2. Membantu dalam Review Design.
3. Memeriksa dengan sungguh-sungguh bahwa pengukuran volume pekerjaan dilaksanakan dengan benar, teliti dan sempurna.
4. Menjamin bahwa semua laporan yang diserahkan tepat waktu dan dibuat sesuai aturan yang benar, teliti dan membuat semua catatan kemajuan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan.
Produk yang akan dihasilkan dari pengadaan Penyediaan Jasa Konsultansi Pengawasan Penanganan PSU Perumahan MBR/Subsidi Perumahan Villa Mutiara Cimanggung Desa Cimanggung(BKK JABAR). adalah Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.
Laporan Bulanan memuat :
Laporan bulanan memuat laporan rencana dan kemajuan Pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, mencakup :
1. Rekapitulasi Absensi Tenaga ahli dan tenaga pendukung.
2. Laporan Rencana dan laporan realisasi Kemajuan pekerjaan berdasarkan laporan harian dan mingguan.
3. Laporan rencana pekerjaan bulan berikutnya.
4. Pemeriksaan-pemeriksaan dan pengujian material volume/kualitas.
5. Penyerahan laporan bulanan sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 10 (sepuluh) hari pada bulan berikutnya diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
Laporan Akhir memuat : Seluruh dokumen berupa:
1. Surat pernyataan kelaikan fungsi Jalan yang diawasi 2. Laporan pengawasan, meliputi:
a. Laporan harian, b. Laporan mingguan c. Laporan bulanan
d. Laporan akhir pengawasan teknis termasuk uji mutu e. Laporan akhir pekerjaan perencanaan
3. Berita acara pengawasan, meliputi:
a. Perubahan pekerjaan b. Pekerjaan tambah kurang c. Serah terima pertama
4. Surat penjaminan atas kegagalan bangunan
E.2. Apresiasi Terhadap Aspek Pengawasan.
Pada dasarnya pekerjaan pengawasan membutuhkan keterpaduan pengendalian yang tinggi. Pengendalian membutuhkan keahlian dan kemampuan khusus agar tujuan dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keahlian dan kemampuan ini perlu didukung oleh suatu metoda manajemen yang dapat mengendalikan pelaksanaan konstruksi fisik, dengan menggunakan manajemen yang benar, yaitu : a. Pelaksanaan metode pekerjaan yang baik akan menghasilkan proyek
yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
b. Tertib Administrasi
Tugas Konsultan Pengawas secara garis besarnya akan meliputi :
Pengendalian teknis.
Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
Pengendalian administrasi kegiatan.
Evaluasi rencana kegiatan.
Kontrol sistematik terhadap kegiatan lapangan.
Lingkup pengendalian yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas terhadap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. ASPEK MUTU hasil pekerjaan.
2. ASPEK KUANTITAS pekerjaan.
3. ASPEK WAKTU penyelesaian pekerjaan.
4. ASPEK BIAYA keseluruhan pekerjaan.
Semua aspek tersebut harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam Dokumen Kontrak / Spesifikasi :
1. Pengendalian Masalah Mutu.
Selama masa pelaksanaan, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan, bimbingan yang diperlukan kepada Kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik dan tepat kualitas.
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan antara lain adalah :
Peralatan laboratorium.
Penyimpanan bahan / material / campuran ke lokasi kegiatan.
Cara pengangkutan material / campuran ke lokasi kegiatan.
Pengujian material yang akan digunakan.
Penyiapan job mix formula campuran.
Pengujian rutin di laboratorium selama masa pelaksanaan.
Test lapangan.
Administrasi dan formulir.
2. Pengendalian Masalah Kuantitas
Dalam pengawasan kuantitas (Quantity Control), konsultan akan mengecek bahan-bahan (atau setiap item pekerjaan) yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh Kontraktor, Konsultan akan memproses bahan-bahan berdasarkan atas :
Hasil pengukuran yang memenuhi batas teloransi pembayaran.
Metode perhitungan.
Lokasi kerja.
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun evaluasi dan syarat lainnya, maka pengukuran kuantitas baru dapat dilakukan dengan teliti, agar volume pekerjaan adalah benar diukur dan disertifikasi dan mendapat persetujuan Pemimpin Bagian Kegiatan / Pemimpin Kegiatan.
3. Pengendalian Masalah Waktu
Dalam suatu kegiatan pengendalian waktu sangat penting dilakukan, dan yang sangat erat kaitannya dengan waktu penyelesaian pekerjaan antara lain :
Jumlah tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah jam kerja dan metode pelaksanaan pekerjaan.
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal, maka Konsultan harus memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning” yang pada umumnya telah dibuat oleh Kontraktor dengan metode lintas kritis (Critical Path Method / CPM).
Pengendalian skedul pelaksanaan pekerjaan lainnya dapat menggunakan “Barcharts Curve” yang biasa, dan juga dapat menggunakan “Vector Diagram”
4. Pengendalian Masalah Biaya.
Pengendalian Masalah Biaya dilakukan selama masa pelaksanaan kegiatan, sehingga tidak terjadi pekerjaan yang belum selesai namun biaya kontrak kerjanya telah habis.
Hal ini bisa terjadi kalau sering terjadi pekerjaan tambah, dimana ada satu atau lebih item pekerjaan yang memerlukan penambahan volume sehingga banyak menyerap biaya yang diambil dari item pekerjaan lainnya, dan pada saat item pekerjaan yang volumenya sudah dikurangi masih dikerjakan, volume pekerjaan tersebut tidak akan mencukupi.
Pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik, penyelenggaraan pengawasan akan diterapkan dalam langkah-langkah kegiatan yang merupakan suatu proses manajemen, yang secara garis besarnya dapat dikelompokan kedalam 2 (dua) aktifitas pokok sebagai berikut:
Aktifitas perencanaan program.
Aktifitas pengendalian dan pengawasan.
Secara lebih rinci kedua aktifitas tersebut diatas diuraikan sebagai berikut :
4.1. Aktifitas Perencanaan Program.
Yang termasuk ke dalam kegiatan Aktifitas ini adalah MENYUSUN PROGRAM KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN SECARA MENYELURUH UNTUK TIAP-TIAP KELOMPOK PEKERJAAN.
Aktifitas ini terdiri atas :
Program pencapaian sasaran fisik kegiatan.
Program pengendalian dan penggunaan bahan.
Program penggunaan peralatan.
Program penyediaan dan penggunaan dana.
Program penyediaan dan penggunaan sumber daya manusia.
4.2. Aktifitas pengendalian dan pengawasan.
Yang termasuk kedalam Aktifitas ini adalah :
A. Pengendalian Jalannya Pelaksanaan Pekerjaan, yaitu :
Pengawasan menyeluruh secara berkala atas jalannya pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan serta menyusun laporannya.
Menilai prestasi kemajuan pekerjaan.
Menetapkan koreksi teknis atas penyimpangan dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi terhadap kualitas bahan, peralatan dan hasil pelaksanaan pekerjaan.
Menyelenggarakan koordinasi aktif antara berbagai penyelenggara pekerjaan dilapangan.
Memberi petunjuk kepada pelaksana pekerjaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.
Pengawasan terhadap ketepatan waktu, biaya, pelaksanaan pekerjaan, kuantitas dan kualitas pekerjaan.
Mencatat dan meneliti semua pekerjaan tambah dan atau kurang yang terjadi, termasuk juga meneliti perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau kurang yang diajukan.
Membantu Pemimpin Bagian Kegiatan / Pemimpin Kegiatan / Penanggung Jawab Kegiatan dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
B. Mengadakan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan.
a. Pengawasan Persiapan Pelaksanaan.
Pengawasan pada dokumen-dokumen pelaksanaan.
Pengawasan terhadap kesesuaian peraturan.
Persiapan jaminan keamanan kerja.
Menyusun jadual pelaksanaan secara rinci dan prosedur kerja yang akan diterapkan dilapangan.
b. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan.
Pengawasan terhadap semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan pada kegiatan tersebut.
Pengawasan terhadap bahan yang akan digunakan.
Pengawasan terhadap bahan-bahan dan hasil kerja yang akan, sedang dan telah dilaksanakan.
c. Penilaian Hasil / Mutu.
Penilaian mutu fisik.
Percobaan-percobaan dan hasil test / uji dari item- item pekerjaan sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
Identifikasi penyimpanan beserta koreksinya.
d. Pengendalian Biaya.
Melakukan pengawasan biaya pelaksanaan pekerjaan.
Mencatat perkembangan harga-harga.
Mencatat biaya yang telah dikeluarkan.
Mengevaluasi biaya pekerjaan tambah / kurang.
e. Pengendalian Waktu.
Pengendalian terhadap penyusunan, penilaian dan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan dengan waktu pelaksanaan dalam kontrak.
Mengevaluasi S-Curve Kontraktor.
Mengevaluasi sisi pekerjaan dengan sisi waktu pelaksanaan, serta menganalisa apakah kegiatan akan dapat selesai tepat waktu.
C. Mengadakan Rapat-rapat Pelaksanaan.
Terdiri dari :
Rapat koordinasi, yang dilakukan bersama Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor, Konsultan dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu. Rapat ini membahas masalah-masalah yang ada selama masa pelaksanaan.
Rapat ini dilakukan secara berkala, mingguan, dua mingguan dan atau bulanan, tergantung kesepakatan dan persetujuan Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Rapat lapangan yang dilakukan bersama Kontraktor + staff, petugas dari Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Konsultan pengawas, Rapat ini dilakukan berkala dilapangan.
Rapat intern, Konsultan Pengawas yang dilakukan secara rutin dengan melibatkan semua personil Konsultan yang ada dilapangan, dengan maksud untuk koordinasi semua tenaga pengawas dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas.
D. Menyusun, Membuat Laporan-laporan yang terdiri dari :
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pemeliharaan
E. Melakukan Penilaian Atas Hasil Akhir Pelaksanaan Pekerjaan dan Menyusun Berita Acara Pemeriksaan Untuk Keperluan Pembayaran Angsuran.
F. Meneliti “As Built Drawing” untuk Keseluruhan Bagian Pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor dan meyetujuinya sebelum diserahkan kepada Penanggung Jawab Kegiatan/
PKB sebagai Persyaratan serah terima pekerjaan.
E.3. Apresiasi Terhadap Quality Assurance (Jaminan Mutu) 1. Umum.
Jaminan mutu (Quality Assurance) adalah suatu prosedur dimana kualitas suatu produk atau pelayanan dijamin melalui program- program pemeriksaan dan persetujuan yang membentuk sebuah kerangka kerja dengan mempertimbangkan semua aspek yang berhubungan, mulai dari proses awal pekerjaan sampai dengan produk akhir.
Pengendalian Mutu (Quality Control) bukan “Quality Assurance”, akan tetapi merupakan bagian dari “Quality Assurance”, yang melaksanakan proses pengujian contoh material dan mutu akhir dari suatu bagian produk agar sesuai dengan kualifikasi.
“Quality Assurance” akan memberiakn tahapan-tahapan pekerjaan yang harus dilakukan sebelum pekerjaan selanjutnya mulai dilakukan.
Dengan kata lain sebuah tahapan pekerjaan yang berkaitan, dan tidak dapat dilanjutkan sebelum tahapan pekerjaan sebelumnya mendapat
persetujuan (approval) dari Engineer (Konsultan Pengawas atau Pemimpin Bagian Kegiatan).
“Quality Assurance” yang harus ditetapkan pada kegiatan akan merupakan sebuah kerangka kerja pada setiap jenis pekerjaan dimana matrik pembagian tugas antara Konsultan dan Kontraktor harus tegas dan jelas.
2. Manfaat Quality Assurance.
Manfaat “Quality Assurance” adalah untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang akan, sedang dan yang selesai dikerjakan telah memenuhi standar yang dibutuhkan atau melebihi persyaratan spesifikasi. Untuk mendapatkan hasil seperti prosedur pengendalian mutu yang detail harus diketahui oleh Kontraktor, Konsultan dan Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
“Quality Assurance” yang efektif adalah merupakan kunci keberhasilan suatu kegiatan.
3. Tanggung Jawab Konsultan.
Tanggung jawab utama konsultan adalah mengawasi dan mengontrol kualitas pekerjaan yang dilaksanakan.
Konsultan akan benar-benar menjalankan tanggung jawab ini, agar kualitas yang dihasilkan pada kegiatan dapat memenuhi spesifikasi.
Quantity Engineer, Quality Engineer Dan Chief Inspector serta Inspector bertanggung jawab kepada Site Engineer dan Site Engineer bertanggung jawab kepada Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk memastikan bahwa semua persyaratan kontrol mutu yang dibutuhkan telah dilaksanakan.
Site Engineer bersama Inspector bertanggung jawab kepada Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan menyiapkan
langkah-langkah detail untuk kontrol mutu dan memonitor pelaksanaan “Quality Assurance” untuk setiap jenis pekerjaan.
Sistem pengendalian mutu akan berjalan efektif apabila semua pihak yang terlibat dalam kegiatan (terutama personil Konsultan Pengawas) benar-benar mengerti tanggung jawab mereka dan mengikuti prosedur detail yang telah ditetapkan.
4. Tanggung Jawab Kontraktor
Tanggung jawab kontraktor adalah menyediakan material dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi standar. Adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor apabila dalam Dokumen Kontrak (atau bilamana ada permintaan tertulis di Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) diminta untuk menyediakan semua material atau tenaga kerja yang memenuhi atau melebihi persyaratan spesifikasi dibawah petunjuk dan pengawasan dari Konsultan Pengawas dan Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Hasil pengetesan yang memenuhi spesifikasi hanya akan tercapai bilamana Kontraktor tersebut :
Menggunakan material yang sesuai spesifikasi.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan.
Mempunyai personil yang berkualitas dalam menggunakan laboratorium.
Menggunakan laboratorium yang baik.
5. Proses Umum Quality Assurance.
“Quality Assurance” adalah proses yang terus menerus yang meliputi monitoring yang sungguh-sungguh dari semua kegiatan penting sampai pekerjaan selesai, termasuk :
Perencanaan pencampuran material (job mix formula) harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi.
Material yang diproduksi harus sesuai dengan Job Mix Formula yang disetujui.
Pelaksanaan pekerjaan menggunakan cara-cara yang sesuai dan menggunakan material yang telah disetujui.
“Quality Assurance” yang konsisten akan dapat tercapai oleh suatu kombinasi antara pengamatan yang hati-hati terhadap tahap-tahap kritis suatu pekerjaan dan pengetesan yang rutin dari contoh yang mewakili suatu pekerjaan, untuk dapat mengetahui apakah pekerjaan tersebut telah memenuhi persyaratan.
6. Hasil Quality Assurance
“Quality Assurance” berfungsi tidak hanya menyiapkan data dari hasil pengetesan saja, melainkan juga memberikan langkah-langkah perbaikan yang harus diambil pekerjaan yang dihasilkan berada di bawah standar.
Masalah yang mungkin akan terjadi akan terindentifikasi secepatnya dan segera mencari langkah-langkah pencegahannya, terutama apabila Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan mendapatkan hasil mutu yang dibawah standar.
Informasi hasil “Quality Assurance” juga diperlukan sebagai bahan dokumentasi pendukung untuk penagihan yang diajukan oleh Kontraktor. Umumnya, konfirmasi data “Quality Assurance” suatu pekerjaan apakah memenuhi spesifikasi adalah hal penting, sebelum bagian pekerjaan tersebut dapat dibayar oleh Pengguna Jasa.
E.4. Inovasi
Didalam menguraikan inovasi Konsultan Pengawas / Penyedia Jasa akan mengemukakan masalah yang walaupun tidak terkait langsung dengan Kerangka Acuan Kerja, namun dapat dipertimbangkan untuk langkah- langkah Pengguna Jasa dimasa-masa berikutnya, yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan Kontraktor di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Bidang Perumahan dan Prasarana Sarana Utilitas Umum (PSU) dalam menyusun dan membuat administrasi yang baik, menyusun back up data dan lainnya yang terkait dengan tugas-tugas Kontraktor. Dimana Konsultan ditunjang dengan tenaga-tenaga ahli yang profesional dan bersertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya, tetapi didalam KAK tidak dijelaskan secara terperinci tingkatan keahlian dari tenaga ahli yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.