• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAH PERKEMBANGAN DESENTRALISASI IKADIK KALSEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ARAH PERKEMBANGAN DESENTRALISASI IKADIK KALSEL"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ARAH PERKEMBANGAN DESENTRALISASI DI INDONESIA

Oleh :

FERNANDES SIMANGUNSONG

(2)
(3)
(4)

Kesepakatan

Bersama

(5)

Selamat…

Selamat…

Pagi!

Pagi!

Semangat…

Semangat…

Pagi!

Pagi!

PESERTA PESERTA

BIMTEK BIMTEK

Luar…..Biasa Luar…..Biasa

Salam Kita

(6)

Biodata Narasumber

• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

• Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

• NIP : 19770304 1995 11 1 001

• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

• Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

• Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-BANDUNG

• Email : [email protected]

[email protected]

• HP : 08122445916

• WA : 082119982722

• Website : www.fernandessimangunsong.com

(7)

A. PENDAHULUAN

• Dilihat dari karakteristik demografis, geografis, politik, ekonomi maupun sosial budaya, pemerintahan Indonesia harus dikelola secara desentralistik. Desentralisasi merupakan conditio sine qua non bagi Indonesia.

• Perubahan desentralisasi di Indonesia dewasa ini dapat

dikategorikan sebagai sebuah revolusi desentralisasi, karena mencakup dimensi yang sangat luas dan bersifat menyeluruh serta dengan kecepatan tinggi.

• Agar dapat mengikuti irama perubahan, semua pihak perlu terus menerus belajar sehingga tercipta organisasi

pembelajaran (organization learning), yang didukung oleh kelompok pembelajaran (group learning) dan individu

pembelajaran (individual learning).(lihat Peter M. Senge).

(8)

PEMBAGIAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN MENURUT BENTUK NEGARA

Konfederasi Federasi Unitaris

* * * 22/99 5/74 32/2004

sangat desentralistik sangat sentralistik

(9)

PERGESERAN PENDULUM DESENTRALISASI ANTARA UU 5/1974, UU 22/1999 DAN UU 32/2004

UU 5/1974 UU 22/1999 UU 32/2004

D S D S D S

Sentralistik Desentralistik Berkeseimbangan S = Sentralisasi

D = Desentralisasi

(10)

B. ARAH PERKEMBANGAN DESENTRALISASI DI INDONESIA

• Perkembangan desentralisasi di Indonesia selama ini bagaikan sebuah pendulum, yang bergerak dari titik sentralisasi ke titik desentralisasi dan sebaliknya. Pilihan politik untuk menuju ke salah satu titik secara ekstrim akan diikuti oleh upaya politik untuk mengembalikan pendulum ke titik keseimbangan.

• Apabila UU Nomor 5 Tahun 1974 condong berada pada titik sentralistik, maka sebaliknya UU Nomor 22 Tahun 1999

condong berada pada titik desentralistik. UU Nomor 32 Tahun 2004 nampaknya berupaya berada pada titik keseimbangan (equilibrium), yang memberi tempat seimbang antara

sentralisasi dan desentralisasi. Hal ini tidak terlepas dari

karakter dasar negara kesatuan dimana transfer kewenangan

dalam rangka desentralisasi berasal dari pemerintah pusat.

(11)

Perbandingan Antara UU No. 5/1974 Perbandingan Antara UU No. 5/1974

dengan UU No. 22/1999 dengan UU No. 22/1999

NO DIMENSI

PERBANDINGAN UU No. 5/74 UU No. 22/99

1. Dasar Filosofi Keseragaman (Uniformitas)

Keanekaragaman dalam kesatuan 2. Pembagian Satuan

Pemerintahan Pendekatan tingkatan (level), ada Dati I dan Dati II

Pendekatan besaran dan isi otonomi (size and content), ada daerah besar dan daerah kecil yang masing-masing

mandiri, ada daerah dengan isi otonomi terbatas dan ada yang otonominya luas

3. Fungsi Utama

Pemerintah Daerah Promotor

Pembangunan Pemberi Pelayanan Masyarakat

(12)

NO DIMENSI

PERBANDINGAN UU No. 5/74

UU No. 22/99

4. Penggunaan Asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Seimbang antara Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada semua

tingkatan

Desentralisasi terbatas pada Daerah Propinsi, dan luas pada Daerah Kabupaten/Kota;

Dekonsentrasi terbatas pada Kabupaten/Kota dan luas pada Propinsi;

Tugas Pembantuan yang pada semua tingkatan pemerintahan, sampai ke Desa

5. Pola Otonomi Simetris A-Simetris

6. Model Organisasi

Pemerintah Daerah Structural

Efficiency Model

Local Democratic Model

7. Unsur Pemerintah

Daerah Kepala Daerah dan

DPRD Kepala Daerah dan

Perangkat Daerah

(13)

NO DIMENSI

PERBANDINGAN UU No. 5/74

UU No. 22/99

8. Mekanisme transfer

kewenangan Ada kewenangan pangkal yang

diserahkan melalui UU dan ada kewenangan tambahan yang

diserahkan melaui PP (Ultravires Principles)

Pengaturan dilakukan dengan pengakuan kewenangan, Isi

kewenangan Pem. Pusat dan Propinsi sebagai daerah otonom terbatas, sedang isi kew. Daerah Kabupaten/Kota luas (General Competence Principles)

9. Unsur Pemda yang memegang peranan dominan

Badan Eksekutif Daerah (Executive Heavy)

Badan Legislatif Daerah (Legislative Heavy)

10. Pola Pemberian

Dana/Anggaran Fungsi mengikuti

Uang (Function follow money)

Uang mengikuti fungsi (Money follow function)

11. Sistem Kepegawaian SistemTerintegrasi (Integrated System)

Sistem Terpisah (Separated System)

(14)

NO DIMENSI

PERBANDINGAN

UU No. 5/74 UU No. 22/99

12. Sistem

Pertanggungjawaban Pemerintahan

Ke atas Ke samping

13. Sistem Pengelolaan Keuangan Antar Asas pemerintahan

Dijadikan Satu Dalam

APBD Dikelola Secara

Terpisah Untuk

Masing-masing Asas 14. Kedudukan Kecamatan Sebagai Wilayah

Administratif Pemerintahan

( Menjalankan Asas Dekonsentrasi

Sebagai Lingkungan Kerja Perangkat

Daerah

15. Kedudukan Camat Sebagai Kepala

Wilayah Sebagai Perangkat Daerah

16. Kedudukan Desa Sebagai bawahan

Kecamatan Relatif Mandiri 17. Pertanggungjawaban

Kepala Desa Kepada Camat Kepada rakyat Melalui BPD

(15)

Perbandingan Antara UU 22/1999

Perbandingan Antara UU 22/1999 dgn UU 32/2004 dgn UU 32/2004

NO DIMENSI

PERBANDINGAN UU No. 22/99

1. Dasar Filosofi Keanekaragaman dalam kesatuan 2. Pembagian Satuan

Pemerintahan Pendekatan besaran dan isi otonomi (size and content), ada daerah besar dan daerah kecil yang masing-masing

mandiri, ada daerah dengan isi otonomi terbatas dan ada yang otonominya luas

3. Fungsi Utama

Pemerintah Daerah Pemberi Pelayanan Masyarakat

UU No. 32/2004 Keanekaragaman dalam kesatuan

Pendekatan besaran dan isi otonomi (size and content

approach), dengan menekankan pada pembagian urusan yg berkeseimbangan berdasarkan asas eksternalitas,

akuntabilitas, efisiensi

Pemberi Pelayanan Masyarakat

(16)

NO DIMENSI

PERBANDINGAN

UU No. 22/99

4. Penggunaan Asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Desentralisasi terbatas pada Daerah Propinsi, dan luas pada Daerah Kabupaten/Kota;

Dekonsentrasi terbatas pada Kabupaten/Kota dan luas pada Propinsi;

Tugas Pembantuan yang berimbang pada semua tingkatan pemerintahan.

5. Pola Otonomi A-Simetris

6. Model Organisasi Pemerintah Daerah

Local Democratic Model

7. Unsur Pemerintah

Daerah Kepala Daerah dan

Perangkat Daerah

UU No. 32/2004

Desentralisasi diatur berkeseimbangan antara Daerah Propinsi,

Kabupaten/Kota;

Dekonsentrasi terbatas pada Kabupaten/Kota dan luas pada Propinsi;

Pemberian Tugas

Pembantuan pada semua tingkatan pemerintahan, termasuk Desa.

A-Simetris

Perpaduan antara Local Democratic Model

dengan Structural efficiency model

Kepala Daerah dan Perangkat Daerah

(17)

NO DIMENSI

PERBANDINGAN

UU No. 22/99

8. Mekanisme transfer kewenangan

Pengaturan dilakukan dengan pengakuan kewenangan, Isi

kewenangan Pem. Pusat dan Propinsi sebagai daerah otonom terbatas, sedang isi kew. Daerah Kabupaten/Kota luas (General Competence Principles)

9. Unsur Pemda yang memegang peranan dominan

Badan Legislatif Daerah (Legislative Heavy)

10. Pola Pemberian Dana/Anggaran

Uang mengikuti fungsi (Money follow function)

11. Sistem Kepegawaian Sistem Terpisah (Separated System)

UU No. 32/2004

Tidak menggunakan pendekatan kewenangan melainkan pendekatan urusan, yg didalamnya terkandung adanya

aktivitas, hak, wewenang, kewajiban dan tanggung jawab.

(General Competence Principles)

Menggunakan prinsip check and balances antara Pemda dgn DPRD

Uang mengikuti fungsi (Money follow function)

Mixed System, dgn memadukan antara Integrated System dgn Separated System

(18)

NO DIMENSI

PERBANDINGAN

UU No. 22/99

12. Sistem

Pertanggungjawaban Pemerintahan

Ke samping kepada DPRD

13. Sistem Pengelolaan Keuangan Antar Asas pemerintahan

Dikelola Secara Terpisah Untuk

Masing-masing Asas 14. Kedudukan

Kecamatan Sebagai Lingkungan Kerja Perangkat

Daerah

15. Kedudukan Camat Sebagai Perangkat Daerah

16. Kedudukan Desa Relatif Mandiri 17. Pertanggungjawaban

Kepala Desa Kepada rakyat Melalui BPD

UU No. 32/2004

Kepada konstituen : - Pusat laporan -DPRD keterangan -rakyat Informasi Dikelola Secara Terpisah Untuk

Masing-masing Asas Sebagai Lingkungan Kerja Perangkat

Daerah

Sebagai Perangkat Daerah

Relatif Mandiri

Tidak diatur secara khusus dlm UU, diatur dalam Perda

berdasarkan PP

(19)

C. Perubahan Penting Di dalam UU Nomor 32 Tahun 2004

• Desentralisasi diselenggarakan untuk mencapai 3 (tiga) tujuan yakni :

a. Tujuan politik, yaitu untuk mendemokratisasikan infrastruktur dan suprastruktur politik.

b. Tujuan administratif, yaitu untuk memaksimumkan nilai 4E (efektivitas, efisiensi, ekuiti/keadilan, ekonomik).

c. Tujuan sosial-ekonomi, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga tujuan desentralisasi tsb di atas perlu dicapai secara

simultan, dalam arti pencapaian tujuan yang satu tidak boleh

mengabaikan pencapaian tujuan yang lainnya.

(20)

PERKEMBANGAN TUJUAN POLITIK

Tujuan politik dari desentralisasi adalah pengembangan demokrasi pada infrastruktur dan suprastruktur politik. Demokratisasi

infrastruktur politik antara lain ditandai dengan perubahan sistem pemilihan umum, dari sistem proporsional, perpaduan proporsional dengan sistem distrik, menuju ke sistem distrik sepenuhnya.

Di tingkat nasional, presiden dan wakil presiden dipilih secara

langsung oleh para pemilih. Selain itu terdapat perubahan paradigma pemerintahan dari Pembagian Kekuasaan (distribution of power)

menjadi Pemisahan Kekuasaan (separation of power), dengan

pemisahan secara jelas fungsi eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Di tingkat desa, kepala desa sejak dari dahulu telah dipilih secara langsung.

Demokratisasi pada suprastruktur politik lokal antara lain ditandai

dengan pemilihan kepala daerah secara langsung, yang diikuti dengan perubahan sistem pertanggungjawabannya. Prinsipnya mereka yang dipilih bertanggung jawab pada yang memilih.

Fungsi legislasi DPRD diperkuat, karena kekuasaan menyusun Perda berada di tangan DPRD (lihat pasal 95 ayat 1 PP Nomor 95 Tahun

2004).

(21)

Kelebihan P

Kelebihan P ILKADA ILKADA Secara Langsung Secara Langsung : :

1 1 . Demokrasi . Demokrasi diharapkan diharapkan akan berjalan akan berjalan lebih lebih baik baik . . 2. Posisi 2. Posisi KDH lebih kuat ( KDH lebih kuat (legitimate) legitimate), , sehingga sehingga

penyelenggaraan pemerintahan daerah diharapkan penyelenggaraan pemerintahan daerah diharapkan menjadi lebih stabil. menjadi lebih stabil.

3. Suara rakyat lebih didengar

3. Suara rakyat lebih didengar,sehingga akuntabilitas ,sehingga akuntabilitas kegiatan pemerintahan kepada rakyat sebagai pemilik kegiatan pemerintahan kepada rakyat sebagai pemilik kedaulatan menjadi lebih nyata. kedaulatan menjadi lebih nyata.

4. Meminimalisasi politik uang

4. Meminimalisasi politik uang oleh DPRD. oleh DPRD.

Kelemahan P

Kelemahan P ILKADA ILKADA Secara Langsung : Secara Langsung :

1. 1. Memerlukan biaya y Memerlukan biaya y an an g besar g besar .Hal ini akan menjadi .Hal ini akan menjadi

kendala bagi Daerah yang kemampuan keuangannya kendala bagi Daerah yang kemampuan keuangannya

terbatas. Biaya Pilkada dibebankan pada APBD (lihat terbatas. Biaya Pilkada dibebankan pada APBD (lihat

pasal 112 UU 32/2004). pasal 112 UU 32/2004).

2. L 2. L e e b b i i h mengutamakan h mengutamakan public figure public figure / / aspek akseptabilitas aspek akseptabilitas . . 3. Rawan konflik horizontal antar pendukung

3. Rawan konflik horizontal antar pendukung. .

4. Kemungkinan t 4. Kemungkinan tersisihnya kelompok minoritas ersisihnya kelompok minoritas . .

(22)

Model Pertanggungjawaban KDH Model Pertanggungjawaban KDH

1. Menurut UU No. 5/1974 1. Menurut UU No. 5/1974

Presiden PresidenPresidenPresiden

MDNMDNMDNMDN

KDH Tk. I KDH Tk. IKDH Tk. IKDH Tk. I DPRD I

DPRD IDPRD IDPRD I

 

Presiden PresidenPresidenPresiden

MDNMDNMDNMDN

Gubernur GubernurGubernurGubernur

KDH Tk. II

KDH Tk. IIKDH Tk. IIKDH Tk. II DPRD IIDPRD IIDPRD IIDPRD II

Keterangan Pertanggungjawaban

  

Keterangan Pertanggungjawaban

(23)

2. Menurut UU No. 22/1999 2. Menurut UU No. 22/1999

Presiden PresidenPresidenPresiden

MDNMDNMDNMDN

KDHKDHKDHKDH DPRDDPRDDPRDDPRD

 

Laporan Pertanggungjawaban

 

Pertanggungjawaban

(24)

MODEL PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH MENURUT UU 32/2004

PEMERINTAH PUSAT

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)

Pengawasan KEPALA DPRD

DAERAH

Informasi laporan penyeleng- Laporan

garaan pemerintahan Keterangan daerah Pertanggungjawaban (LKPJ)

MASYARAKAT

(25)

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BADAN Selambat2nya PEMERIKSA 6 bulan setelah KEUANGAN tahun anggaran

berakhir Paling lambat 3 bln setelah

tahun anggaran berakhir

DPRD KEPALA DAERAH

KEPALA SATUAN PENGELOLA KEUDA

Sumber : Pasal 56 ayat (3) UU No. 1 Tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara

(26)

PERKEMBANGAN TUJUAN ADMINISTRASI

1. Melalui desentralisasi diharapkan dapat dimaksimumkan nilai 4E dengan indikator pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih cepat, murah, mudah, transparan dan aman. Bangunan birokrasi diharapkan menjadi lebih ramping serta lebih banyak unit-unit pelayanan yang dapat dikembangkan (prinsip close to the customer). UU 32/2004 menekankan pada paradigma pelayanan masyarakat.

2. Pada sisi lain, dana-dana publik yang diperoleh dari pajak dan retribusi serta penerimaan negara/daerah lainnya lebih banyak

dikembalikan untuk kepentingan publik dibandingkan kepentingan birokrasi. Dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan baru, akuntabilitas penggunaan dana publik diharapkan akan lebih meningkat.

3. Kebijakan publik yang dibuat di tingkat daerah diharapkan mampu mengungkit kegiatan ekonomi masyarakat sehingga akan terjadi pertumbuhan dan pembangunan.

(27)

4. Perlu dikembangkan manajemen pemerintahan yang lebih modern – mencakup manajemen perencanaan, manajemen sumberdaya aparatur, manajemen keuangan, manajemen logistik, manajemen pelayanan

umum, manajemen kinerja, serta manajemen konflik dan kolaborasi, supaya tidak tertinggal oleh manajemen sektor privat. Manajemen sektor pemerintah umumnya baru masuk ke generasi kedua atau ketiga, sedangkan sektor swasta sudah masuk ke generasi kelima.

5. Pengembangan sumberdaya aparatur yang berbasis kompetensi

dengan mulai menyusun Kamus Kompetensi Organisasi (KKO), Kamus Kompetensi Jabatan (KKJ) yang diikuti dengan Kamus Kompetensi Individu (KKI).

6. Perlunya pengembangan pengukuran kinerja Instansi Pemerintah

menggunakan empat dimensi seperti yang digunakan dalam Balanced Scorecard (Kaplan & Norton) yang dimodifikasi dalam bentuk

Government Scorecard, bukan hanya satu dimensi seperti yang ditetapkan dalam LAKIP (Inpres Nomor 7 Tahun 1999).

(28)

PERKEMBANGAN TUJUAN SOSIAL EKONOMI

Salah satu tugas terpenting pemerintah, termasuk pemerintah daerah, adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah ada karena adanya masyarakat. Terlebih lagi pada negara demokrasi, kedaulatan berada di tangan rakyat.

Keberpihakan pemerintah daerah terhadap kepentingan masyarakat akan dilihat dari berbagai kebijakan publik yang dibuat maupun

alokasi APBD yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat secara langsung. Indikator keberpihakan tersebut antara lain dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah bersangkutan dari waktu ke waktu, yang didalamnya terkandung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat meliputi pendidikan, kesehatan serta penciptaan lapangan pekerjaan.

Disamping ukuran pemenuhan kebutuhan dasar yang berlaku secara internasional, perlu dikembangkan pula pemenuhan kebutuhan

rohani, sesuai karakteristik bangsa Indonesia yang religius.

(29)

 

(30)

TERIMAKASIH TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau Mohon Maaf Kalau

Kurang Kurang

Memuaskan!!!!

Memuaskan!!!!

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

Sedangkan Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas

dekonsentrasi yang lebih utama  Mengutamakan Desentralisasi  Penyelenggaraan dekonsentrasi hanya dari Pemerintah kepada gubernur selaku wakil pemerintah dan

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan