• Tidak ada hasil yang ditemukan

ardiviosi: tools innovators tire (kibaha) in padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ardiviosi: tools innovators tire (kibaha) in padang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

1

ARDIVIOSI: TOOLS INNOVATORS TIRE (KIBAHA) IN PADANG

Fahmi Satria1 Jarudin, M.A., Ph.D2 Zulfa, M.Pd, M.Hum3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected],

ABSTRACT

Fahmi Satria, (11020141) with the title: "Ardiviosi: Innovator tool Tire Patch (KIBAHA) in the city of Padang. Studies High School History Education Teacher Training and Education (STKIP) PGRI West Sumatra, Padang, 2016.

This research was motivated by the problems which examines how the process through Ardiviosi thus become an Innovator tire Kibaha, gait Ardiviosi as an innovator and cause tire Kibaha Kibaha tire tool difficult to get a patent. Based on the above problems, the purpose of this study is to explain the process through Ardiviosi to be innovators tire tool Kibaha, gait Ardiviosi innovator tire tool Kibaha, Ardiviosi difficulty of getting patents on tire tool Kibaha. The method used in this research is the method of historical research, with the stages as follows: The first heuristic is the activity of collecting the relevant sources, the second source criticism is an activity to examine the sources that have been collected through a critical internal and external, third interpretation is activities to interpret the facts by connecting facts with one another in accordance with historical events, including time, place and event, fourth historiography which presents the results of research in the form of a thesis. The results of this study can be stated that: Ardiviosi beginning in elementary school (primary school) Adabbiyah city of Padang after graduating Ardiviosi not continue their education due to economic factors, family and started looking for a job at age 16, had worked at PT.Rangkiang Ardiviosi in 1976 and has also been as civil servants (Civil Affairs Officer) through the recruitment of civil servants, in 1979. the motivation from friends and his brother Azzirman make Ardiviosi choose the path of entrepreneurship than being a civil servant until Ardiviosi set up a workshop. 2002 Ardiviosi managed to create tools Kibaha and had also published on the local print media as an inventor, a tire tool Kibaha has been marketed in some areas outside the city of Padang as Bengkulu, Pekan Baru, and Kep. Riau. Tool tire Kibaha creation Ardiviosi is having problems of patents, in 2013 Ardiviosi already trying to report on the goods of his creation to the Department of Daily and Ham to get a patent but nonetheless until 2015 Ardiviosi not get a patent is due to several factors, among others: media, marketing and cost prohibitive.

Key words : Innovator, Tire Tool KIBAHA, Patent

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Penelitian Ardiviosi terhadap alat tambal ban diawali dari pencarian titik pusat pembakaran tungku, cara ini berbeda dengan cara pembakaran tungku biasa. Pada tungku biasa pembakaran dilakukan mengelilingi tungku, sehingga cara yang dipakai oleh beliau bisa menghemat energi yang terbuang sia-sia. Tahap selanjutnya beliau mendesain bentuk alat yang sesuai dengan teknik pembakaran titik pusat tungku dan desain itu menjadikan alat tambal ban milik Ardiviosi sangat praktis digunakan, dari penelitianya ini Ardiviosi berhasil membuat terobosan baru tentang penghematan energi.4

Alat tambal ban hemat energi dan praktis milik Ardiviosi dengan nama Kibaha (kios serba usaha) ini memiliki keunggulan lebih dari alat tambal biasanya, beberapa keunggulan Kibaha adalah:

1. Praktis, ekonomis, simpel, dan beresiko rendah

2. Tidak memakan tempat

3. Tanpa dialas timah rokok dan kertas 4. Bisa dibawa untuk perjalan jauh

(touring)

5. Tidak memakai kompor gas dan kompor minyak tanah

6. Tidak disiram dengan air setelah penggunaanya

7. Ketika api pada alat sudah mati, maka tambalan ban langsung masak

8. Bisa digunakan untuk pribadi

Tahun 2012 Ardiviosi mendaftarkan Kibaha di Departemen Perindustrian kota Padang sebagai sebuah barang perindustrian untuk dipasarkan, pemasaran alat ini sudah menyebar ke beberapa daerah Indonesia seperti Bengkulu, PekanBaru, Kep. Riau dan daerah-daerah Sumatra Barat. Media mengangkat Kibaha sebagai alat penemuan terobosan baru, Ardivioasi sudah diliput oleh beberapa media televisi dari Lokal hingga Nasional, tahun 2012 Minang TV, tahun 2013 Padang TV, tahun 2014 Indosiar TV, sudah meliput Ardiviosi sebagai anak bangsa yang berkarya.

Alat Kibaha diciptakan Ardiviosi ini belum bisa di hak patenkan dikarenakan adanya kendala dalam peraturan pemerintah

4 Wawancara dengan Ardiviosi tanggal 10 Oktober 2015 di bengkel Ardiviosi Gunung Pangilun kota Padang

Repbulik Indonesia Nomor 34 tahun 1991 tentang hak paten, tahun 2013 Ardiviosi sudah melaporkan tentang alat Kibaha ini ke Departemen Harian dan Ham kota Padang untuk memastikan perlindungan terhadap penemuan.5

Aktivitas Ardiviosi dengan temuannya Kibaha alat hemat energi yang praktis dalam membantu masyarakat, baik digunakan Ardiviosi sendiri atau digunakan oleh individu lain sebagai barang pribadi.

Menarik untuk diungkapkan Apalagi Kibaha, meskipun ciptaan tangan lokal namun alat ini berguna dan memiliki fungsi dengan baik seperti penemuan lainya, baik yang di Indonesia maupun tingkat Internasional. Ardiviosi berbeda dengan para penemu dan pencipta lainya dapat dilihat dari latar belakang pendidikan dan daerah asalnya, yang terus membuat Ardiviosi bersemangat adalah keinginan dalam menciptakan alat hemat energi dan praktis sebagai terobosan baru untuk membantu masyarakat.

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Batasan Masalah

Batasan spasial penelitian ini adalah Sumatra Barat.

2. Rumusan masalah

a. Bagaimana awal Inovasi alat tambal ban yang dilakukan Ardiviosi?

b. Bagaimana kiprah Ardiviosi sebagai Inovator?

c. Bagaimanakah sulitnya Ardiviosi mendapatkan hak paten atas alat tambal ban Kibaha ?

C. Tujuan Penelitian

1.Menjelaskan awalnya Ardiviosi berinovasi dengan alat tambal bannya

2.Menjelaskan kiprah Ardiviosi sebagai inovator

3.Menjelaskan sulitnya Ardiviosi mendapatkan hak paten .

METODE PENELITIAN 1. Tahap Heuristik

Heuristik merupakan pengumpulan data dan sumber. Metode pengumpulan data dan sumber ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan studi kepustakaan dan

5 Wawancara dengan Ardiviosi tanggal 12 Oktober 2015 di bengkel Adiviosi Gunung Pangilun kota Padang

(5)

3

wawancara atau studi lapangan. Studi

pustaka dilakukan dengan mencari sumber primer dan sumber sekunder.

2. Tahap Kritik Sumber

kritik ekstern dilakukan untuk mengetahui keaslian sumber serta lengkap atau tidaknya sumber tersebut. pada tahapan ini, sumber-sumber yang telah didapat, diuji lebih jauh sehingga sumber dapat dipastikan keaslian sumber. Kritik intern, Kritik ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran isi sumber tersebut.

3. Tahap Interpretasi

Tahap ketiga adalah interpretasi yang bertujuan untuk membuat hubungan kausalitas dan merangkaikan fakta sejarah yang sejenis dan kronologis untuk memperoleh alur cerita yang sistematis melalui penafsiran fakta yang telah diuji kebenarannya.

4. Tahap Historiografi

Tahap terakhir adalah historiografi atau penulisan yang tujuannya adalah merekonstruksikan kembali keseluruhan peristiwa masa lampau berdasarkan fakta.6.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Ardiviosi Mulai Berkarir Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masyarakat, maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Seorang ahli yang bernama Bratanata mengartikan pendidikan sebagai usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangan untuk mencapai kedewasaannya. Sedangkan John Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.

Pendidikan Ardiviosi sudah penulis kemukakan sebelumnya dimulai ketika ia memasuki Sekolah dasar (SD). Ardiviosi

6 Louis Gottschalk,1975, Mengerti Sejarah.

Terjemahan Nogroho Notosusanto,Jakarta:

Universitas Indonesia-Press, hlm. 32.

bersekolah di SD (Sekolah Dasar) Adabbiyah Padang pada tahun 1960 dan tamat pada tahun 1966. Setelah tamat dari Sekolah Dasar Adabbiyah, Ardiviosi tidak melanjutkan pendidikanya dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan Untuk melanjutkan pendiddikan ketingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), meski demikian Ardiviosi tidak menyerah atas putusnya dia bersekolah, Ardiviosi yang pada masa remaja merasa cukup mampu untuk hidup mandiri dan mencari penghasilan sendiri kembali kekota padang demi mencari pekerjaan dan tidak menyusahkan orang tuanya lagi meski terkadang Ardiviosi dikota Padang mendapat banyak hambatan untuk mencari pekerjaan, dengan hanya bermodalkan ijazah SD (Sekolah Dasar) Ardiviosi tidak patah semangat. Ardiviosi membuktikan tekadnya tersebut tidak sia-sia selama 6 tahun Ardiviosi berjuang untuk mencari pekerjaan yang dimulai dari tahun 1969, hingga tahun 1975 saat usia Ardiviosi menginjak umur 22 tahun, pada saat berumur 23 tahun tepatnya pada tahun 1976.

Ardiviosi yang telah mencoba mencari pekerjaan di beberapa perusahaaan swasta dan salah satu dari perusahaan tersebut akhirnya menerima jasa Ardiviosi sebagai salah satu tenaga kerjanya adalah PT.Rangkiang, di PT.Rangkiang Ardiviosi diterima untuk bekerja sebagai tukang besi.7

Tahun 1976, Ardiviosi mendapatkan pengalaman pertamanya dalam bekerja dan menghasilkan uangnya sendiri, Ardiviosi mulai bekerja di PT.Rangkiang sebagai tukang besi ia awalnya banyak mendapat kesulitan saat bekerja sebagia tukang besi dikarenakan Ardiviosi baru dalam pekerjaannya ini tapi hanya berselang beberapa bulan Ardiviosi sudah mulai membiasakan diri dengan pekerjaan dan lingkungan barunya terebut, Ardiviosi mendapatkan banyak teman dalam pekerjaannya di PT.Rangkiang dan Ardiviosi mengasah keterampilan dengan belajar dari teman-temannya sehingga Ardiviosi sudah mahir sebagai tukang besi, kemahiran Ardiviosi inilah yang membawanya ikut didalam berbagai proyek

7 Wawancara dengan Ardiviosi tanggal 2

Mei 2016 di rumah Ardiviosi Ulak Karang kota Padang

(6)

4

besar yang diambil PT.Rangkiang dalam

pembuatan rangkiang salah satu proyek yang pernah diambil oleh Ardiviosi adalah membuat Rangkiang di kantor gubernur kota Padang.

Kekecewaan Ardiviosi yang dikarenakaan gagalnya Ardiviosi untuk melakukan tes lanjutan di penerimaan pegawai baru kantor pos kota Padang berdampak bagi pekerjannya di PT.Rangkiang, Ardiviosi yang mendapatkan pekerjaan pertamanya di PT.Rangkiang ini mulai tidak konsisten dalam bekerja, Ardiviosi sering tidak masuk dan jarang mendapat proyek lagi. 8

Berselang 3 tahun tepatnya pada tahun 1979 setelah Ardiviosi gagal dari mencari pekerjaan di kantor pos kota padang, Ardiviosi mulai mengikuti jalur penerimaan PNS (pegawai Negri Sipil) didalam persyaratan PNS tersebut latar belakang pendidikan Ardiviosi yang tamatan SD (Sekolah Dasar) sudah memenuhi syarat untuk mengikuti tesnya. Hingga Akhirnya Ardiviosi berhasil lulus dalam tes dan diangkat menjadi PNS, kabar gembira ini disampaikan Ardiviosi kepada sang Ayah yang tidak sia-sia mendidik Ardiviosi secara disiplin dan mandiri. Keluarga Ardiviosi juga ikut senang dengan diterimanya Ardiviosi sebagai PNS, perjuangan Ardiviosi selama ini tidak sia-sia untuk mencari pekerjaan hingga akhirya Ardiviosi diangkat menjadi pegawai negri sipil.

Ardiviosi diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun yang sama di instansi IKIP Padang sebagai Staf Tata Usaha (TU) berpangkat juru muda golongan I/a. sebagai staf tata usaha Ardiviosi bekerja layaknya pegawai-pegawai lain dimana ia memulai kerja jam 07.30 wib dan beristirahat ketika jam istirahat dan pulang ketika jam pulang .

Ardiviosi lebih bersyukur dengan pekerjaan PNS dikarenakan dia yang hanya memiliki ijazah Sekolah Dasar (SD).

Walaupun demikian Ardiviosi dalam bekerja tidak kalah dari orang-orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi darinya, dia selalu berusaha untuk disiplin dalam bekerja dan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Tahun 1979 Ardiviosi yang masih belum berkeluarga menikmati hasil kerja kerasnya

8 Ibid

sendiri ditambah lagi cita-citanya semasa remaja yang ingin hidup mandiri akhirnya tercapai. Ardiviosi juga dapat membagi hasil kerja keras dengan keluarga dan kawan- kawannya.9

Setelah 2 tahun bekerja sebagai pegawai negri sipil, Ardiviosi pada Tahun 1981 tepatnya tanggal 15 Desember, Ardiviosi menyerahkan surat pemunduran dirinya kepada dekan IKIP Padang dan pada tahun 1984 Ardiviosi memulai merintis sebuah usaha dengan kawan-kawannya dengan membuka bengkel las di Gunung Pangilun Padang, dan seperti kebanyakan orang yang memulai usaha baru Ardiviosi tidak langsung sukses dengan bengkel lasnya, ia secara bertahap mengembangkan usaha dengan bantuan orang-orang terdekat seperti Azzirman sang kakak Ardiviosi yang terlebih dahulu sudah memiliki bengkelnya sendiri.

Tahun 1984 setelah memilih mundur menjadi PNS, Ardiviosi memulai berwirausaha dengan mendirikan sebuah bengkel yang berawal dari tempat nongkrong dengan kawan-kawanya menjadi sebuah bengkel las, di bengkel las ini perekonomian Ardiviosi tidak langsung meningkat, sama halnya dengan usaha baru lainnya secara bertahap Ardiviosi mengembangkan keberadaan bengkel lasnya sehingga Ardiviosi bisa meningkatkan pendapatan dari bengkel las. Berselang 1 tahun tepatnya tahun 1985 Ardiviosi mencoba usaha lainya untuk menigkatkan penghasilan, meski Ardiviosi belum menikah ia tetap membutuhakan perekonomian yang lebih demi dirinya sendiri dikarenakan pada tahun 1985 Ardiviosi tidak tinggal lagi dengan familinya tetapi sudah tinggal sendiri dan mengontrak sebuah rumah sederhana. Untuk itu Ardivioi muai membuat dan menjual pot bunga, kadang burung dari besi sejalan dengan bengkelnya.

B. Perkenalan Dengan Alat Tambal Ban Hemat Energi Dan Berinovasi

Kegemaran Ardiviosi terhadap barang- barang inovasi sendiri sudah terlihat semenjak Ardiviosi memutuskan bekerja sebagai tukang besi di PT.RANGKIANG di tahun 1976. Seperti yang sudah penulis

9 Ibid

(7)

5

jelaskan sebelumnya, Ardiviosi yang

Bekerja sebagai tukang besi di PT.Rangkiang dan memiliki keahlian dalam membuat barang-barang inovasi yang bahan bakunya berasal dari besi Walaupun hasil barang-barang yang dibuat tidak seperti yang diinginkan tetapi Ardiviosi tetap gigih belajar dan tidak pernah putus asa untuk selalu mencobanya. Ardiviosi juga sering memperhatikan orang dibengkel bekerja merancang bentuk kendaraan yang berbeda dengan kendaraan biasa untuk kemudian Ardiviosi menirunya.

Bentuk alat tambal ban yang dirancang Ardiviosi berbeda dengan alat tambal ban sebelumnya dimana alat tambal ban yang sebelumnya itu memiliki bentuk tapalan seperti piramida sedangkan tapalan alat tambal ban Ardiviosi berbentuk lingkaran, ukurannyapun memiliki perbedaan jenis lama memiliki ukuran besar dan alat tambal ban rancangan Ardiviosi memiliki ukuran kecil. Begitulah Ardiviosi yang slalu kreatif menciptakan bentuk rancangan alat tambal ban hemat energi yang berbeda dengan alat tambal ban biasanya.

Rancangan Ardiviosi tentang alat tambal ban dan usahanya sudah penuliskemukakan diatas bahwa pada awalnya rancangan alat tambal ban hemat energi ini bermula dari keluhan masyarakat terhadap alat tambal ban yang kurang efesien baru akhir tahun 2000 Ardiviosi memulai melakukan penelitian dan merancang alat tambal ban baru. Bentuk alat tambal ban yang dirancangnya berbeda dengan alat tambal ban biasanya. Ardiviosi mengembangkan Alat tambal ban yang sudah ada tersebut dari pemikirannya sendiri yaitu dalam bentuk lebih sederhana dan berukuran lebih kecil.

Ukuran dan bentuk pada alat tambal ban yang terlebih dahulu dipelajarinya karena sebelum mengetahui hitungan matematika tentang mehemat energi pembakaran, ukuran bentuk alat tambal ban yang selalu dirancang dan dikembangkan Ardiviosi di bengkelnya yang menyesuaikan dengan penggunaan lebih praktis. Hingga akhirnya setelah Ardiviosi mengetahui bagaimana cara mehemat energi pembakaran pada alat tambal ban, rancangan pada bentuk ukuran alat tambal bannya dikesampingkan, Ardiviosi mefokuskan diri untuk melakukan penelitian lebih terhadap alat pembakaran

mengingat cukup banyaknya pemborosan minyak yang digunakan pada alat tambal ban jenis lama.

Begitulah Ardiviosi seorang wirausaha yang berpendidikan rendah bisa menciptakan sebuah Alat tambal ban hemat energi dengan hanya melihat, mendengar dan memperhatikan saja Ardiviosi bisa merancang bentuk baru pada alat tambal ban untuk mempermudah masyarakat. Semua ini tidak terlepas dari usaha dan kerja keras sehingga mampu mengantarkan beliau menjadi seorang Inovator alat tambal ban hemat energi pertama dikota Padang.

C. Usaha Memperkenalkan Alat Tambal Ban

Ardiviosi membuka bengkel tambal ban menggunakan alat Kibaha ini, para pelanggan yang datang ke tempat Ardiviosi awalnya merasa sedikit janggal dengan alat yang digunakan karena berbeda dengan alat tambal ban biasa setelah selesai menambal ban Ardiviosi menjelaskan kepada pelanggannya mengenai alat tambal ban yang ia rancang sendiri, pelanggan Ardiviosi mengetahui bagaimana bagusnya hasil dari tambalan alat tambal ban Ardiviosi. Pada akhirnya pelanggannya memberikan saran kepada Ardiviosi untuk memperkenalkan alat Kibaha itu kepada masyarakat khusunya kota Padang. Ardiviosi mengikuti saran pelanggannya dengan memperkenalkan alat tambal Kibaha kepada bengkel-bengkel tambal ban dikota Padang.10

Berawal dari perbincangan mulut ke mulut tentang alat tambal ban milik Ardiviosi, pada tahun 2002 seorang pelanggan ingin membeli alat tambal ban Kibaha tapi Ardiviosi tidak bisa mempatokan harganya, Ardiviosi hanya bisa menjual hasil karnya itu seharga Rp75.000 per unitnya. Upah yang diperoleh Ardiviosi ketika menambal ban adalah Rp5.000 jadi dengan menjual alat Kibaha Ardiviosi sudah cukup memiliki keuntungan itulah yang telah terpikir olehnya.

Usaha tambal ban Ardiviosi mengalami peningkatan dari tahun ketahun baik peningkatan dari segi upah yang didapat Ardiviosi maupun harga dan jumlah alat Kibaha yang telah ia jual. Pada tahun 2002 harga Kibaha milik Ardiviosi dipatok

10 Ibid

(8)

6

dengan harga Rp75.000 per unitnya dan

dibeli 2 orang pelangggan dari Ujung Gading Pasaman Barat, jadi hasil yang didapat Ardiviosi dari penjualan alatnya sebesar Rp.150.000. Dengan semakin bertambahnya jumlah permintaan yang menginginkan Alat Kibaha maka semakin banyak pula Ardiviosi memproduksi alatnya.

Pada waktu itu Ardiviosi sudah membuat 5 unit alat Kibaha siap jual dengan harga masih sama Rp75.000, bertambahnya jumlah alat Kibaha yang dibuatnya Ardiviosi mulai memperkenalkan alat ini melalui media brosur dalam brosur tersebut Ardiviosi menjelaskan keunggulan alat Kibaha dibanding alat tambal ban biasa.

Peningkatan jumlah alat tambal ban Kibaha yang dibuat Ardiviosi ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya peminat dan bertambahnya permintaan akan alat ini yang tidak hanya di wilayah kota Padang tapi juga diluar kota Padang. Pada tahun 2005 permintaan terhadap alat Kibaha meningkat 1 orang dibanding tahun-tahun sebelumnya dimana tahun sebelumnya rata- rata hanya 2 pembelian, pada tahun 2005 sudah ada 3 pembelian alat Kibaha yaitu 2 dari kota Padang dan 1 dari luar kota Padang, ditahun ini pula Ardiviosi meningkatkan harga alat tambal bannya seharga Rp125.000 per unitnya dan hasil yang didapat Ardiviosi dari penjualan alat Kibaha sebesar Rp375.000 ditahun 2005.

Pemesanan dan pembelian yang dilakukan tidak melalui telfon ataupun pengiriman barang tidak dilakukan dengan cara paket tapi dengan cara para pembeli langsung datang ke bengkel tambal ban Ardiviosi, Ardiviosi mengatakan ia hanya menerima pembayaran secara “kontan” tidak secara kredit atau melalui ATM dikarenakan pembayaran akan lebih mudah secara

kontan” dan tidak berbelit-belit.

Bertambahnya jumlah pelanggan yang datang kebengkel Ardiviosi untuk menambal ban maka semakin banyak pula orang-orang yang tau tentang alat tambal ban Kibaha ini, tepatnya pada tahun 2008 Ardiviosi menaikan harga untuk alat Kibaha senilai Rp175.000 per unitnya yang dikarenakan faktor sudah mulai meluasnya informasi tentang alat tambal ban Kibaha bukan hanya itu faktor lain seperti tuntutan perekonomian keluarga juga merupakan faktor Ardiviosi terpaksa menaikan harga alat tambal banya

yang dimana harga sebelumnya senilai Rp125.000 dan naik senilai Rp175.000. Oleh sebab itu alat tambal ban ini lebih dipasarkan oleh Ardiviosi kebengkel- bengkel tambal ban dibanding ke perorangan.11

Naiknya harga alat tambal ban Kibaha bukan berarti berkurangnya pembeli alat tambal ban ini, pada tahun yang sama alat tambal ban Kibaha terjual sebanyak 3 unit dan Ardiviosi mendapatkan keuntungan dari alat tambal bannya sebesar Rp525.000.

Memiliki peningkatan pembeli dan diliput surat kabar ditahun 2013, bertambah banyaknya orang-orang yang tahu akan alat tambal ban Kibaha ini Ardiviosi mulai berpikir untuk menaikan kembali harga alatnya, setelah dipikirkan dengan matang dan beberapa pertimbangan tepatnya tahun 2015 Ardiviosi menaikan harga Alat tambal ban Kibaha menjadi Rp585.000 dengan harga yang mencapai setengah juta rupiah untuk alat tambal ban Kibaha, pembelian alat ini sedikit berkurang menjadi 4 pembelian tetapi Ardiviosi tetap mendapatkan keuntungan lebih besar dari pada tahun 2013 yaitu dengan keutungan penjualan sebesar Rp2.340.000. Sama dengan tahun-tahun sebelumnya cara penjualan alat Kibaha yaitu dengan langsung datang ke bengkel milik Ardiviosi di daerah Gunung Pangilun kota Padang atau langsung datang kerumah Ardiviosi yang bertempat diUlak Karang.12

Lebih jelasnya, maka penulis akan memaparkan perkembagan usaha alat tambal ban ini yaitu peningkatan harga, hasil dan pembeli alat tambal ban dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel Jumlah Penjualan KIBAHA Tahun Harga

Jual (Rp)

Jumlah Pembeli

Jumlah Hasil Penjualan

(Rp) 2002 75.000 2 150.000 2005 125.000 3 375.000 2008 175.000 3 525.000 2010 350.000 3 1.050.000 2013 375.000 5 1.875.000 2015 585.000 4 2.340.000 (Sumber: Buku Penjualan Ardiviosi)

11 Ibid

12 Buku penjualan Ardiviosi

(9)

7

D. Dampak Usaha Tambal Ban Bagi

Perekonomian Ardiviosi

Keberhasilan Ardiviosi sebagai Inovator alat tambal ban Kibaha tentu mempunyai dampak bagi perekonomiannya.

Keberhasilan usaha penjualan alat tambal ban Kibaha ini membuat kehidupan Ardiviosi tergolong sebagai laki-laki yang lumayan sukses dengan latar belakang pendidikan yang hanya tamatan bangku sekolah dasar dikota Padang jika dibanding dengan bengkel tambal ban lainnya, penghasilan Ardiviosi mencapai Rp2.340.000 dengan hanya menjual alat tambal ban saja di tahun 2015. Ini juga tergantung dari harga alat tambal ban Kibaha yang naik rata-rata sekali per 2 tahunnya dan meningkat pula jumlah pembelian yang diterima Ardiviosi dalam beberapa tahun.

E. Alat Kibaha Yang Sulit Mendapat Hak Paten

a. Persyaratan Administratif

Paten diberikan atas dasar permintaan, setiap permintaan paten hanya dapat diajukan untuk satu penemuan. Permintaan paten diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada kantor paten.

1. Surat permintaan paten harus memuat:

a) Tanggal, Bulan dan tahun permintaan.

b) Alamat lengkap orang yang mengajukan permintaan

c) Nama lengkap dan kewarganegaraan.

d) Dalam hal permintaan diajukan orang lain selaku kuasa dilengkapi pula dengan nama dan alamat lengkap kuasa yang bersangkutan.

e) Surat kuasa khusus, dalam hal permintaan diajukan oleh kuasa.

f) Permintaan untuk diberi paten.

g) Judul atau nama penemuaan.

h) Klaim yang terkandung dalam penumuan.

i) Deskripsi terulis tentang penemuan, yang secara lengkap memuat keterangan tentang cara melaksanakan penemuan.

j) Gambar yang disebut dalam deskripsi untuk memperjelas

k) Abstraksi mengenai penemuan.

3. Permintaan paten yang diajukan oleh penemu atau yang berhak atas penemuan, yang tidak bertempat tinggal di wilayah

Indonesia harus diajukan melalui konsultan paten di Indonesia selaku kuasa.

b. Persyaratan substantif

Bahwa paten diberikan untuk penemuan yang baru, mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri.13

Alat tambal ban Kibaha yang memiliki keunikan dan jelas sangat berbeda dari tambal ban biasanya dibuat dan diprakarsai oleh putra daerah Minang tepatnya di kota Padang yaitu Ardiviosi, alat ini mengantarkan Ardiviosi pada perekonomian yang lebih baik dan diliput juga di berbagai media cetak maupun televisi, akan tetapi alat tambal ban bernama Kibaha ini mengalami sedikit kendala dari hak patennya hal ini dikarenakan Ardiviosi sendiri yang tidak membuat laporan tertulis ke kantor paten dan hanya memperagakan alatnya tersebut di kantor Disperindag. Selain itu Ardiviosi kekurangan biaya untuk mempatenkan alatnya.

F. Ardiviosi di Mata Tukang Tambal Ban Lainnya

Uda Icen merupakan seorang tukang tambal ban yang memiliki bengkel di Ulak Karang mengenal alat Kibaha tapi kurang mengenal Ardiviosi. Icen yang masih menggunakan alat tambal ban jenis lama, menyampaikan bahwa dia mengenal alat Kibaha dari kawannya yang sesama tukang tambal ban, pada saat itu uda Icen menyaksikan sendiri bagaimana proses alat Kibaha dalam menambal ban dan uda Icen mengakui kinerja alat tamban ban Kibaha lebih bagus dibanding alat tambal ban biasanya. Walaupun kinerja alat tambal ban Kibaha lebih bagus tapi uda Icen tidak bisa mengganti alat tambal bannya dikarenakan keuangan uda Icen yang tidak memungkinkan untuk membeli Alat Kibaha.

14

Setelah alat ciptaan Ardiviosi mendapatkan komentar dan pandangan positif dari si Al. Uda Ijep yang juga berprofesi sebagai tukang tambal ban memiliki pandangan berbeda dari si Al, ia

13 Antari Soebardjo, Persyaratan unuk

memperoleh paten. Staf bidang pengembangan informasi ilmiah

14 Wawancara dengan Icen tanggal 5 Mei

2016 di bengkel Ulak Karang kota Padang

(10)

8

mengatakan bahwa alat tambal ban milik

Ardiviosi tidak terlalu berbeda dengan alat tambal ban biasa, itu dikarenakan alat Kibaha juga masih menggunakan tenaga api meski dalam penggunaanya Kibaha memang lebih praktis dari alat tambal ban biasanya.

Uda Ijep juga mengatakan cepat atau tidaknya dalam menambal ban itu tergantung kepada orang yang menambal ban tersebut, secepat apapun alatnya dalam menambal ban jika penggunanya tidak ahli tetap saja menambal ban akan terasa lebih lama dari biasanya. Dari perkataan uda Ijep dapat disimpulkan bahwa kemampuan tukang tambal ban lah yang menentukan hasil tambalan dan cepatnya waktu yang dibutuhkan dalam menambal ban. 15

Kesimpulan

Awal Ardiviosi berinovasi dan menciptakan alat tambal ban jenis baru yang lebih praktis digunakan dibanding alat tambal ban biasa pada akhir tahun 2000 dan pada tahun ini pula Ardiviosi memulai penelitiannya tentang alat tambal ban hemat energi. Tahun 2002 Ardiviosi berhasil membuat rancangan alat tambal ban jenis baru melalui kreatifitas dan kemahiran tangannya. Bentuk alat tambal ban yang dirancang Ardiviosi berbeda dengan alat tambal ban biasanya. Ardiviosi mengembangkan Alat tambal ban yang sudah ada tersebut dari pemikirannya sendiri yaitu dalam bentuk lebih sederhana dan berukuran lebih kecil.

Kiprah Ardiviosi yang berhasil menciptakan alat tambal ban hemat energi yang disebut dengan nama Kibaha. Ardiviosi diaangkat di beberapa media cetak lokal salah satunya surat kabar Post Metro kota Padang yang menyampaikan Ardiviosi sebagai penemu dan pencipta Alat tambal ban praktis dan hemat energi menyebabkan penjualan Alat Kibaha milik Ardiviosi meningkat, Ardiviosi berhasil menjual alat Kibaha sampai keluar kota Padang seperti daerah Bengkulu, PekanBaru, Kep. Riau dengan harga yang bervariasi dan naik tiap tahunnya dimana di tahun 2002 harga alatnya senilai Rp75.000 dan ditahun 2015 mencapai angka Rp584.000.

15 Wawancara dengan Ijep tanggal 7 Mei

2016 di bengkel Gunung Pangilun kota Padang

Daftar pustaka

Bugin Burlan, Sosiologi kominikasi, Jakarta:

Pranada Media Group 2004.

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah Yogyakarta: Tiara Wacana 2003.

Leirisa R.Z. Biografi Suatu Kumpulan prasarana pada Berbagai Lokakarya. Jakarta : Depdikbud 1983.

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah.

Terjemahan Nogroho Notosusanto Jakarta: Universitas Indonesia-Press 1975.

Media Iptek Indonesia, Eisi 18 2014

Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta:

Gramedia 1936.

Tim dosen Manajemen Sumber Daya Manusia, 2009 Fakultas Teknik

Universitas Wijaya Putra Surabaya.

.

Referensi

Dokumen terkait

First report of Fusarium sambucinum, Fusarium oxysporum and Fusarium subglutinans associated with stem decay of Amaranthus hybridus in South Africa.. Identification of fungi and fungal

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough