• Tidak ada hasil yang ditemukan

arjun

N/A
N/A
Rahma Sopilawati

Academic year: 2025

Membagikan "arjun"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

Arjun Firghani (1715011033) November 24, 2024

(2)

Latar Belakang

Jalan Diponegoro Kota Bandar Lampung merupakan jalan yangmenghubungkan pusat perkotaan Bandar Lampung dengan wilayahpemukiman masyarakat lokal kota Bandar Lampung.

Padapersimpangan tiga lengan bersinyal yang menghubungkan Jalan ini,saat lampu hijau terdapat pengendara yang tidak dapat langsungbergerak melintasi jalan persimpangan tersebut akibat adanyapengendara lain dari arah fase hijau sebelumnya.

Hal tersebut dapat merugikan pengendara lain karena

menyebabkantundaan yang menghambat pergerakan pengendara lain untukmendapat giliran untuk melintasi simpang pada saat memasuki fasehijau. Selang waktu saat pengendara berikutnya menunggu saat inginmelintasi simpang disebut dengan gap. Pada penelitian ini akanmeninjau bagaimana pengaruh gap pada

simpang tiga lenganbersinyal pada Jalan Diponegoro – Cut Mutia.

(3)

Latar Belakang

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(4)

Metode Penelitian

A. Lokasi Penelitian di Jalan Diponegoro dan Jalan Cut Mutia Kota Bandar Lampung.

(5)

Metode Penelitian

B. Alat Penelitian

Drone Jam Alat Tulis Meteran Stopwatch Laptop C. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan 22 Desember 2021 pada sesi pagi pada pukul 07.00 – 09.00 dan sesi sore pada pukul 16.00 – 18.00

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(6)

Pembahasan

A. Nama jalan = Jalan Diponegoro (Jalan Mayor) Jenis jalan = Arteri Sekunder

Tipe jalan = 2/2 UD (2 lajur 2 arah tak terbagi) Bahu jalan = 1,5 Meter

Lebar jalan = 10 Meter

B. Nama jalan = Jalan Cut Meutia (Jalan Minor) Jenis jalan = Kolektor Sekunder

Tipe jalan = 2/2 UD (2 lajur 2 arah tak terbagi) Bahu jalan = 1,5 Meter

Lebar Jalan = 7,5 Meter (jalur utama)

(7)

Pembahasan

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(8)

Data Waktu Lampu Lalu Lintas Lapangan

Berdasarkan Survei langsung dilapangan didapat data waktu lampu lalu lintas sebagai berikut :

(9)

Analisis Volume

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(10)

Analisis Volume

Berdasarkan Survei langsung dilapangan didapat data jumlah kendaraan kemudian diolah menjadi data volume dengan persamaan sebagai berikut :

V =KR×ekrKR×ekrKB+SM ×ekrSM

Di mana:

V adalah Volume lalu lintas (skr/jam) SM adalah Sepeda motor (kend/jam)

KR adalah Mobil penumpang kendaraan ringan (kend/jam) KB adalah Mobil penumpang kendaraan berat (kend/jam) ekr adalah Nilai ekivalen kendaraan

(11)

Data Volume Lalu Lintas Pagi

Hasil perhitungan volume sebelumnya pada sesi pagi dituangkan pada gambar berikut:

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(12)

Data Volume Lalu Lintas Pagi

• Volume lalu lintas pagi hari yang terbesar terjadisebesar 2772 skr/jam pada saat siklus ke-48.

• Nilai rata-rata volume lalu lintas gabungan di tiaplengan simpang sebesar 2117.55 skr/jam atau 35.29 skr/menit.

Dari hasil grafik menunjukkan bahwa arah terbesarterjadi saat kendaraan bergerak dari selatan menujuutara

(13)

Data Volume Lalu Lintas Sore

Hasil perhitungan volume sebelumnya pada sesi sore dituangkan pada gambar berikut:

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(14)

Data Volume Lalu Lintas Sore

• Volume lalu lintas pagi hari yang terbesar terjadi sebesar 2808 skr/jam saat siklus ke-34.

• Nilai rata-rata volume lalu lintas gabungan di tiap lengan simpang sebesar 2169,45 skr/jam atau 36,16 skr/menit

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa arah terbesarterjadi saat kendaraan bergerak dari selatan menuju utara

(15)

Gap Acceptance

Gap diterima dihitung pada rentang waktu ketika sisa kendaraan saat lampu hijau awal mempengaruhi kendaraan pada fase selanjutnya sampai dititik konfliknya sehingga kendaraan yang dipengaruhi perlu menurunkan kecepatan atau berhenti

Gap yang ditolak yakni gap yang diakibatkan oleh kendaraan yang berhenti untuk menunggu kendaraan yang masih terjadi antrian pada fase hijau berikutnya sehingga, tidak adanya gap (celah) antara kendaraan pada arus lalu lintas utama yang cukup untuk bergabung dan menyeberang melintasi ke dalam arus lalu lintas

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(16)

Gap Acceptance

(17)

Analisis Waktu Hijau

Analisis waktu hijau diperoleh dengan menghitung waktu hijau berdasarkan pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) dengan mengacu pada form SIG I – IV. Hasil perhitungan analitis waktu hijau didapatkan sebagai berikut :

IFR = 0.65

Setelah dibandingkan, Bahwa Waktu Hijau Analisis lebih besar dari Waktu Hijau Lapangan , maka nilai waktu hijau dapat

ditambahkan agar dapat memenuhi kapasitas jalan .

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(18)

Analisis Gap Acceptance

Gap Acceptance Pada Sesi Pagi

Setelah menyusun serta menghitung data gap maka didapat hasil sebagai berikut:

(19)

Analisis Gap Acceptance

Gap Acceptance Pada Sesi Sore

Setelah menyusun serta menghitung data gap maka didapat hasil sebagai berikut:

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(20)

Analisis Gap Kritis

Gap Kritis Pada Sesi Pagi

(21)

Analisis Gap Kritis

Gap Kritis Pada Sesi Sore

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(22)

Analisis Tundaan

Tundaan merupakan waktu yang hilang akibat gangguan lalu lintas pada kasus ini tundaan dipengaruhi oleh gap acceptance, hasil nilai tundaan pada persimpangan dijelaskan seperti berikut :

T =x×n

Hasil tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah kejadian gap dalam satu siklus pada sesi pagi sebesar 0,48kejadian/siklus dan untuk sesi sore terjadi sebesar 0,75 kejadian/ siklus. Hasil perhitungan dengan persamaandidapatkan nilai tundaan sebesar 2,59 detik /siklus dan untuk sesi sore sebesar 7.6 detik/siklus

(23)

Model Pengaturan Lampu Lalu Lintas Penyesuaian

Jumlah waktu siklus simpang menjadi 130 detik denganwaktu antar hijau (intergreen) sebesar 4 detik padasemua fase dilengan simpang. Pada fase 1 denganpendekat arah utara memiliki jumlah waktu hijausebesar 26 detik, kemudian jumlah waktu fase

merahsampai ke siklus berikutnya sebesar 102 detik.Selanjutnya fase 2 dengan arah pendekat selatan yangmerupakan kelanjutan dari fase 1 memiliki waktu hijausebesar 58 detik dengan waktu merah sebesar 68 detikdengan rincian 20 detik pada fase 1 dan 38 detik waktumerah akibat fase ke 3. Pada fase 3 dengan

pendekatbarat memiliki waktu hijau sebesar 34 detik denganwaktu merah sebesar 92 detik

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(24)

Model Pengaturan Lampu Lalu Lintas Penyesuaian

(25)

Kesimpulan

1. Nilai rata-rata volume lalu lintas gabungan pada sesi pagi adalah 2117.55 skr/jam dengan volume tertinggi sebesar 2772 skr/jam pada arah Selatan-Utara . Nilai rata-rata volume lalu lintas pada sore hari adalah 2169,45skr/jam dengan volume lalu lintas tertinggi pada arah Selatan-Utara sebesar 2808 skr/jam.

2. Pada sesi pagi hari kejadian gap diterima terjadi sebanyak 32 kejadian dengan waktu gap diterima rata-ratasebesar 6 detik Pada sesi sore hari kejadian gap diterima terjadi sebanyak 54 kejadian dengan waktu rata-rata 10detik Berdasarkan data tersebut,

kejadian gap paling banyak terjadi pada pengamatan sesi sore hari.

Arjun Firghani (1715011033)

“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"

(26)

Penutup

Referensi

Dokumen terkait

MAKSIMUM Waktu hijau maksimum yang diijinkan dalam suatu fase untuk kendali lalu lintas aktualisi

Jumlah perkiraan kebutuhan kendaraan ground handling dihitung menggunakan waktu pelayanan maksimum, rata- rata waktu perpindahan dan total waktu sisa dari setiap jenis kendaraan

Pada Jalur A, ingin mengatur nyala lampu Hijau yang waktunya tergantung dari panjangnya antrian kendaraan, maka nilai angka dimasukan misalnya 60 detik, dan lamanya

a) Waktu hijau efektif, adalah periode waktu yang digunakan untuk pergerakan pada fase yang bersangkutan. b) Waktu antar hijau, adalah waktu lampu hijau yang

Melalui modul ini diharapkan dapat diperoleh waktu yang tepat untuk durasi lampu merah dan lampu hijau sedemikian sehingga diperoleh keseimbangan antrian kendaraan di setiap

Gambar tersebut menjelaskan tentang pengaturan perbedaan fase lampu lalu lintas di sekitar sehingga jika kendaraan telah sampai pada persimpangan berikutnya maka lampu lalu

- Jumlah kendaraan terakhir yang keluar dari suatu jalur jalan pada satu siklus arus lalu lintas (JOUT) - Delay Lampu Hijau Terakhir (DHT) yang menyatakan.. delay lampu hijau

Sistem pengaturan lampu lalu lintas ini menggunakan logika fuzzy yang mempunyai dua masukan yaitu kepadatan kendaraan pada jalur jalan yang di atur dan