“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Arjun Firghani (1715011033) November 24, 2024
Latar Belakang
Jalan Diponegoro Kota Bandar Lampung merupakan jalan yangmenghubungkan pusat perkotaan Bandar Lampung dengan wilayahpemukiman masyarakat lokal kota Bandar Lampung.
Padapersimpangan tiga lengan bersinyal yang menghubungkan Jalan ini,saat lampu hijau terdapat pengendara yang tidak dapat langsungbergerak melintasi jalan persimpangan tersebut akibat adanyapengendara lain dari arah fase hijau sebelumnya.
Hal tersebut dapat merugikan pengendara lain karena
menyebabkantundaan yang menghambat pergerakan pengendara lain untukmendapat giliran untuk melintasi simpang pada saat memasuki fasehijau. Selang waktu saat pengendara berikutnya menunggu saat inginmelintasi simpang disebut dengan gap. Pada penelitian ini akanmeninjau bagaimana pengaruh gap pada
simpang tiga lenganbersinyal pada Jalan Diponegoro – Cut Mutia.
Latar Belakang
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Metode Penelitian
A. Lokasi Penelitian di Jalan Diponegoro dan Jalan Cut Mutia Kota Bandar Lampung.
Metode Penelitian
B. Alat Penelitian
Drone Jam Alat Tulis Meteran Stopwatch Laptop C. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan 22 Desember 2021 pada sesi pagi pada pukul 07.00 – 09.00 dan sesi sore pada pukul 16.00 – 18.00
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Pembahasan
A. Nama jalan = Jalan Diponegoro (Jalan Mayor) Jenis jalan = Arteri Sekunder
Tipe jalan = 2/2 UD (2 lajur 2 arah tak terbagi) Bahu jalan = 1,5 Meter
Lebar jalan = 10 Meter
B. Nama jalan = Jalan Cut Meutia (Jalan Minor) Jenis jalan = Kolektor Sekunder
Tipe jalan = 2/2 UD (2 lajur 2 arah tak terbagi) Bahu jalan = 1,5 Meter
Lebar Jalan = 7,5 Meter (jalur utama)
Pembahasan
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Data Waktu Lampu Lalu Lintas Lapangan
Berdasarkan Survei langsung dilapangan didapat data waktu lampu lalu lintas sebagai berikut :
Analisis Volume
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Analisis Volume
Berdasarkan Survei langsung dilapangan didapat data jumlah kendaraan kemudian diolah menjadi data volume dengan persamaan sebagai berikut :
V =KR×ekrKR×ekrKB+SM ×ekrSM
Di mana:
V adalah Volume lalu lintas (skr/jam) SM adalah Sepeda motor (kend/jam)
KR adalah Mobil penumpang kendaraan ringan (kend/jam) KB adalah Mobil penumpang kendaraan berat (kend/jam) ekr adalah Nilai ekivalen kendaraan
Data Volume Lalu Lintas Pagi
Hasil perhitungan volume sebelumnya pada sesi pagi dituangkan pada gambar berikut:
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Data Volume Lalu Lintas Pagi
• Volume lalu lintas pagi hari yang terbesar terjadisebesar 2772 skr/jam pada saat siklus ke-48.
• Nilai rata-rata volume lalu lintas gabungan di tiaplengan simpang sebesar 2117.55 skr/jam atau 35.29 skr/menit.
Dari hasil grafik menunjukkan bahwa arah terbesarterjadi saat kendaraan bergerak dari selatan menujuutara
Data Volume Lalu Lintas Sore
Hasil perhitungan volume sebelumnya pada sesi sore dituangkan pada gambar berikut:
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Data Volume Lalu Lintas Sore
• Volume lalu lintas pagi hari yang terbesar terjadi sebesar 2808 skr/jam saat siklus ke-34.
• Nilai rata-rata volume lalu lintas gabungan di tiap lengan simpang sebesar 2169,45 skr/jam atau 36,16 skr/menit
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa arah terbesarterjadi saat kendaraan bergerak dari selatan menuju utara
Gap Acceptance
Gap diterima dihitung pada rentang waktu ketika sisa kendaraan saat lampu hijau awal mempengaruhi kendaraan pada fase selanjutnya sampai dititik konfliknya sehingga kendaraan yang dipengaruhi perlu menurunkan kecepatan atau berhenti
Gap yang ditolak yakni gap yang diakibatkan oleh kendaraan yang berhenti untuk menunggu kendaraan yang masih terjadi antrian pada fase hijau berikutnya sehingga, tidak adanya gap (celah) antara kendaraan pada arus lalu lintas utama yang cukup untuk bergabung dan menyeberang melintasi ke dalam arus lalu lintas
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Gap Acceptance
Analisis Waktu Hijau
Analisis waktu hijau diperoleh dengan menghitung waktu hijau berdasarkan pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) dengan mengacu pada form SIG I – IV. Hasil perhitungan analitis waktu hijau didapatkan sebagai berikut :
IFR = 0.65
Setelah dibandingkan, Bahwa Waktu Hijau Analisis lebih besar dari Waktu Hijau Lapangan , maka nilai waktu hijau dapat
ditambahkan agar dapat memenuhi kapasitas jalan .
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Analisis Gap Acceptance
Gap Acceptance Pada Sesi Pagi
Setelah menyusun serta menghitung data gap maka didapat hasil sebagai berikut:
Analisis Gap Acceptance
Gap Acceptance Pada Sesi Sore
Setelah menyusun serta menghitung data gap maka didapat hasil sebagai berikut:
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Analisis Gap Kritis
Gap Kritis Pada Sesi Pagi
Analisis Gap Kritis
Gap Kritis Pada Sesi Sore
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Analisis Tundaan
Tundaan merupakan waktu yang hilang akibat gangguan lalu lintas pada kasus ini tundaan dipengaruhi oleh gap acceptance, hasil nilai tundaan pada persimpangan dijelaskan seperti berikut :
T =x×n
Hasil tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah kejadian gap dalam satu siklus pada sesi pagi sebesar 0,48kejadian/siklus dan untuk sesi sore terjadi sebesar 0,75 kejadian/ siklus. Hasil perhitungan dengan persamaandidapatkan nilai tundaan sebesar 2,59 detik /siklus dan untuk sesi sore sebesar 7.6 detik/siklus
Model Pengaturan Lampu Lalu Lintas Penyesuaian
Jumlah waktu siklus simpang menjadi 130 detik denganwaktu antar hijau (intergreen) sebesar 4 detik padasemua fase dilengan simpang. Pada fase 1 denganpendekat arah utara memiliki jumlah waktu hijausebesar 26 detik, kemudian jumlah waktu fase
merahsampai ke siklus berikutnya sebesar 102 detik.Selanjutnya fase 2 dengan arah pendekat selatan yangmerupakan kelanjutan dari fase 1 memiliki waktu hijausebesar 58 detik dengan waktu merah sebesar 68 detikdengan rincian 20 detik pada fase 1 dan 38 detik waktumerah akibat fase ke 3. Pada fase 3 dengan
pendekatbarat memiliki waktu hijau sebesar 34 detik denganwaktu merah sebesar 92 detik
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"
Model Pengaturan Lampu Lalu Lintas Penyesuaian
Kesimpulan
1. Nilai rata-rata volume lalu lintas gabungan pada sesi pagi adalah 2117.55 skr/jam dengan volume tertinggi sebesar 2772 skr/jam pada arah Selatan-Utara . Nilai rata-rata volume lalu lintas pada sore hari adalah 2169,45skr/jam dengan volume lalu lintas tertinggi pada arah Selatan-Utara sebesar 2808 skr/jam.
2. Pada sesi pagi hari kejadian gap diterima terjadi sebanyak 32 kejadian dengan waktu gap diterima rata-ratasebesar 6 detik Pada sesi sore hari kejadian gap diterima terjadi sebanyak 54 kejadian dengan waktu rata-rata 10detik Berdasarkan data tersebut,
kejadian gap paling banyak terjadi pada pengamatan sesi sore hari.
Arjun Firghani (1715011033)
“Tinjauan Gap Pada Simpang Tiga Lengan Bersinyal Jalan Diponegoro – Cut Meutia"