arsitektur jawa
Tatap muka ke-2 - 02 Maret 2021
Tujuan pembelajaran
Menyediakan pengetahuan tentang khasanah Arsitektur Nusantara, khususnya Arsitektur
Jawa, mencakup tata nilai, tata ruangan, rupa bangunan, konstruksi, dan ragam hias.
Arsitektur sebagai
produk manusia
The spatial system of Javanese Architecture
Pada hakekatnya manusia bersifat kreatif untuk memproduksi
Arsitektur
Manusia mempunyai kemampuan kreatifitas hingga menembus batas imajinasi.
Tipologi rumah Jawa
Tipologi rumah Jawa dapat ditetapkan dengan merujuk:
1. Kurun waktu.
2. Kelengkapan/kompleksitas.
3. Lokasi (desa-kota).
4. Penghuni/pemilik (sosial-budaya).
Rumah Jawa:
Rumah Jawa di Sukoharjo (1700 an).
Atap limas (limansap). Ukuran besar/ tipe besar (ruangan:
dalem, sentong: 3; gandok, teras). Memiliki halaman: luas
Rumah Jawa di sebuah desa, (foto koleksi Pemerintah Belanda)
Rumah Jawa di sebuah desa, (foto koleksi Pemerintah Belanda)
Rumah Jawa di kawasan Kotagede, Yogyakarta
Rumah Jawa: periode 1930 an. Milik pengusaha pada saat itu. Telah mengalami perubahan langgam (satu zaman
dengan rumah Jawa di Laweyan).
Membaca Arsitektur Jawa
Arsitektur Jawa dapat dibaca (dipahami) melalui:
1. Tata nilai 2. Ruangan 3. Bentuk
4. Konstruksi
5. Ragam hias (ornamen)
Arsitektur Merupakan Refleksi Artifact
Sebuah karya arsitektur dibuat oleh dan untuk manusia,
à Oleh karenanya arsitektur perlu dibaca dan dikritisi sebagai refleksi arsitektural dari manusia dan budayanya.
Manusia - Budaya
§ Sistem Sosial
§ Sistem Kepercayaan
à menghasilkan sistem artifak (arsitektur)
Lokus Arsitektur Jawa
Peta Pulau Jawa (1650)