• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH (untuk belajar)

N/A
N/A
zaenal arifin

Academic year: 2024

Membagikan " ARTIKEL ILMIAH (untuk belajar)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Pendidikan karakter merupakan kebutuhan berkelanjutan guna membangkitkan dan menguatkan kesadaran masyarakat Indonesia bahwa masa depan yang lebih baik harus diupayakan dengan membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Masih banyaknya kenakalan anak diusia sekolah menjadi satu pertanda masih kurangnya pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan karakter adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk

membentuk sikap, perilaku, dan nilai-nilai moral yang baik pada diri peserta didik. Pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan sejak dini, terutama pada masa remaja yang merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Remaja adalah generasi penerus bangsa yang harus memiliki kualitas pribadi yang unggul, seperti jujur, bertanggung jawab, mandiri, kreatif, dan berjiwa

kepemimpinan. Pendidikan karakter dapat membantu remaja mengembangkan potensi diri mereka secara optimal dan

menghindari perilaku negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana penerapan metode pembiasaan dalam pembentukan karakter pada remaja, dan mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembentukan karakter pada remaja di

Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan Dari hasil analisis yang dilakukan penulis, bahwa pembentukan karakter pada remaja indonesia melalui metode pembiasaan meliputi:Taat kepada Allah Swt, Syukur, Bertanggung jawab, Disiplin, Santun, Ramah,

Menghormati orang lain.

Kata kunci: Metode kebiasaan, Karakter Pendidikan, Remaja.

Abstract

Character education is an ongoing need to raise and strengthen the awareness of the Indonesian people that a better future must be pursued by building and strengthening the character of the Indonesian people. There is still a lot of delinquency in school-age children, which is a sign that there is still a lack of character education in schools. Character education is a learning process that aims to form good attitudes, behavior and moral values in students. Character education is very important to implement from an early age, especially during adolescence which is a transition period from children to adults. Teenagers are the nation's next generation who must have superior personal qualities, such as honesty, responsibility, independence, creativity and leadership.

Character education can help teenagers develop their potential

(2)

optimally and avoid negative behavior that can harm themselves and others. The aim of this research is to find out how the habituation method is applied in character formation in teenagers, and to find out the factors that support and hinder character formation in teenagers in Indonesia. This research is a qualitative type of research. The method used in this research uses the observation method and from the results of the analysis carried out by the author, it is clear that character formation in Indonesian teenagers through the habituation method includes: Obedience to Allah SWT, Gratitude, Responsibility, Discipline, Polite, Friendly, Respectful of others.

Keywords: Habitual method, Educational Character, Adolescents.

Pendahuluan

Pendidikan karakter merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan anak usia remaja. Dikarenakan pada periode ini, anak-anak mulai mencari jati diri mereka, menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar, dan mengembangkan nilai-nilai serta sikap yang akan membentuk mereka menjadi individu dewasa. Oleh karena itu, membekali mereka dengan pendidikan karakter yang kuat sangatlah penting. Disini saya akan membahas mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak usia remaja dan strategi yang dapat diterapkan untuk membantu mereka membangun pondasi kuat untuk masa depan.

Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini di negara kita Indonesia sebenarnya tidak lepas dari persoalan “karakter”. Pendidikan karakter seharusnya didapatkan sejak usia dini, malah membuat anak tersebut menyimpang dari apa yang diharapkan. Hal ini seiring kecenderungan bahwa seorang remaja yang sedang mencari identitas diri, selalu mencari hal baru, ditambah lagi dengan pengaruh kebudayaan asing yang kuat memengaruhi generasi muda, hal ini dapat membuat mereka terjerumus lebih dalam kepada hal-hal negatif. Realitas ini pada akhirnya mengunggah penulis melalui karya tulis ilmiah ini untuk kembali menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirasa saat ini mulai tergerus oleh laju arus globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung lagi.

Hasil dan Pembahasan

A. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar ataupun proses pembelajaran agar

(3)

peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sedangkan karakter bisa disebut juga karakteristik. Untuk menunjukkan eksistensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri.

Pengertian pendidikan karakter menurut Lickona. Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk memengaruhi karakter siswa. Sedangkan menurut Suyanto, mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa atau negara.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengerti, menerapkan, dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ciri khas yang dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, ataupun negara.

B. Penyebab Rusaknya Pendidikan Karakter

Ada tiga penyebab utama rusaknya karakter bangsa Indonesia, yaitu:

1. Pengaruh budaya luar. Hal ini memang tidak dapat dipungkiri lagi. Banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia dan mungkin sudah menjadi budaya di kalangan remaja, akan tetapi hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

2. Minimnya pengetahuan agama. Ini hal penting yang harus ditanamkan pada diri masing-masing karena agama merupakan tuntunan dasar supaya tidak salah dalam melakukan setiap tindakan. Jika pondasi agama kuat, yakinlah kejahatan di Indonesia dapat diminimalkan.

3. Salahnya sistem pendidikan kita. Terjadinya kerusakan moral di kalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan di atas, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

C. Cara Mengatasi Kerusakan Karakter pada Diri Remaja Kerusakan karakter bangsa harus ada upaya untuk mengatasinya. Berikut menurut penulis hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut:

(4)

1. Memperkukuh keimanan atau akidah dengan jalan memberikan pengetahuan agama, baik di rumah, sekolah dan masyarakat.

2. Menanamkan perasaan dekat kepada Tuhan YME.

3. Mewujudkan lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupun lingkungan pergaulan.

4. Menumbuhkan tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.

Penutup

A. Kesimpulan

Pendidikan karakter di Indonesia belum berada pada tahap maju sehingga perlu diadakan perbaikan sistem pendidikan oleh pemerintah dalam memajukan pendidikan karakter anak bangsa di Indonesia. Keluarga, sekolah, dan masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam memajukan karakter anak bangsa.

B. Saran

Pendidikan karakter bisa dimasukkan kurikulum pendidikan di Indonesia agar siswa dapat memahami dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan karakter tak hanya menjadi tugas guru, bukan hanya di lingkup sekolah, pendidikan karakter harus dipikul pula oleh masyarakat secara luas.

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun memanggul tugas memberikan karakter terhadap anak pada fase paling awal.

Daftar Pustaka

AF Shidiq, 2018. Peran Pendidikan Karakter di Masa Remaja sebagai Pencegahan Kenakalan Remaja. Bandung. Jurnal Unpad.

https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/18369/8728 (di akses pada tanggal 18 febuari 2024)

Wikku D Nugroho, 2023. Referensi Artikel Ilmiah. Jakarta.iNews.id.

https://www.inews.id/amp/news/nasional (di akses pada tanggal 18 febuari 2024)

Kompasiana, 2023. Pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak Usia Remaja.

https://www.kompasiana.com/busbaik/649bedbc4addee447404d2c 3 (di akses pada tanggal 18 febuari 2024)

Referensi

Dokumen terkait

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk