ANIMASI ADIT SOPO JARWO SEBAGAI PERKEMBANGAN ANIMASI DAN REALITAS SOSIAL DI INDONESIA
Wilia Habbel
A. PENGANTAR
Pada kajian seni kali ini akan membahas mengenai seni ilurtrasi yang terjadi pada industri kreatif yakni animasi, khususnya di Tanah Air. Tak mau kalah dengan negara lainnya, Indonesia juga membuat animasi sendiri. Ditambah perkembangan teknologi sudah maju sehingga Indonesia sudah seharusnya mengejar ketinggalan. Perkembangan teknologi tentunya membawa kemajuan pesat di berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, politik, komunikasi dan lain sebagainya, termasuk perkembangan bagi industri kreatif. Industri kreatif sendiri merupakan proses penciptaan, kreativitas, serta ide dari sekelompok orang atau seorang diri tanpa mengeksploitasi sumber daya alam. Industri kreatif tentunya semakin berkembang mengikuti arus perkembangan teknologi informasi. Kreativitas atau ide yang dihasilkan dapat berwujud suatu produk atau karya, seperti Animasi.
Animasi, pada umumnya dikenal sebagai kartun namun sebenarnya segala objek atau karakter yang terlihat bergerak dapat dikategorikan sebagai animasi. Seperti special effect dalam suatu film, tulisan atau teks judul yang dapat bergerak dalam saluran berita, ikon pada aplikasi ponsel yang dapat bergerak, spanduk LED yang berkedip di stasiun, dan masih banyak lagi yang dapat dikategorikan sebagai animasi. Namun secara umum, animasi dikelompokkan menjadi 3 jenis yakni traditional animation, computerized animation, stop-motion animation. Ketiga jenis itu memiliki cara-cara yang berbeda baik dalam proses pembuatannya dan hasilnya, bahkan teknologi yang dipakai pun berbeda. Animasi dapat dibuat oleh perorangan atau sekelompok orang yang disebut dengan animator dengan menggunakan frames yang dijalankan dengan kecepatan tertentu supaya dapat menghasilkan ilusi gerakan. Animasi sudah meluas ke penjuru dunia, tentunya sudah banyak animator-animator yang berbakat di luaran sana, termasuk di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh data tahun 2020 dimana ada sekitar 120 studio animasi di Indonesia kemudian bertambah dan berkembang lagi tersebar ke 23 kota di Indonesia, salah satunya ada MD Animation yang termasuk rumah produksi animasi Indonesia dengan pengalaman selama 20 tahun di dunia visual effect dan mengeluarkan banyak flim hingga terjun ke dalam dunia animasi.
Berhasil menghasilkan serial animasi berjudul Adit dan Sopo Jarwo yang tayang sejak tahun 2014 dan sekarang sudah memasuki season 2.
Adit dan Sopo Jarwo merupakan animasi yang ditujukan untuk anak-anak bergenre komedi dengan durasi 30 menit sampai 1 jam. Telah tayang di beberapa stasiun televisi di Indonesia salah satunya MNCTV. Bercerita tentang persahabatan antara Adit, Dennis, Mitha, dan Devi serta Adelya yang merupakan adik kecil dari Adit, jalan hidup mereka tak semulus jalan tol. Mereka harus berhadapan dengan dua pengganggu yang selalu mencari celah keuntungan tanpa berusaha, yakni Jarwo dan Sopo.
Perbedaan cara pandang dan pemahaman menjadikan perseteruan abadi antara Adit Cs dengan Sopo Jarwo. Persetuan mereka ini yang menjadi bumbu utama dalam cerita dan pada akhirnya selalu ada pelajaran berharga disetiap episodenya.
Memiliki pesan moral, pendidikan, dan kepedulian sosial yang dihubungkan dengan fenomena sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang tentunya dikemas kedalam cerita yang ringan dan dapat dipahami oleh anak-anak.
Keunikan yang dimiliki animasi Adit & Sopo Jarwo terletak pada ceritanya bagaimana dua orang dewasa suka mengejar Adit yang hanya seorang anak kecil yang tak sengaja membuat masalah dengan Jarwo dan Sopo, selain itu juga memperlihatkan realitas yang ada pada masyarakat Indonesia baik dari karakter, latar tempat, keseharian. Mungkin ini terlihat biasa saja, namun banyak kartun yang mendesain sebuah karakter dari animasi, kebiasaan dan sifat jauh dari karakter yang biasa kita temui di kehidupan sehari-hari, sehingga saat menonton animasi ini kita bisa menjadi lebih membayangkan bagaimana karakter seperti Jarwo hidup ditengah-tengah kita. Selain itu keragaman asal daerah dan bahasa daerah ditunjukan pada kartun ini dengan dialog antara karakter. animasi ini juga memasukan karakter dari kehidupan nyata seperti tokoh Pak Haji Udin diambil dari perawakan Deddy Mizwar yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Flim Animasi ini juga banyak menampilkan budaya dan ciri khas Indonesia, seperti permainan tradisional, pertunjukan, makanan tradisional. Sehingga dapat meperkenalkan Indonesia dengan baik. Animasi Adit dan Sopo Jarwo ini dikaji untuk melihat perkembangan animasi di Indonesia, melihat bagaimana animasi Indonesia dapat bersaing dengan animasi luar negeri dengan mengkaji fenomena teknologi pembuatan animasi Indonesia. Selain itu juga dapat dikaji dalam fenomena sosial yang dikaitkan dengan realitas masyarakat Indonesia, pesan moral di dalam animasi Adit Sopo Jarwo. Tentunya agar dapat peka dengan lingkungan sosial dan dapat melihat fakta yang terjadi pada negara sendiri.
Melalui latar belakang serta data informasi yang didapat, flim animasi ini akan dikaji dari fenomena teknologi perkembangan animasi yang ada di Indonesia serta fenomena sosial pada cerita yang dikaitkan pada kehidupan sosial masyarakata Indonesia yang sebenarnya.
B. SENI ILUSTRASI
Kata “Ilustrasi” berasal dari bahasa latin “Illustrate” artinya menyalakan, membuat cahaya atau menerangi sehingga dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menjelaskan atau menerangkan. Kata ilustrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sebuah gambar untuk memperjelas isi buku, karangan, teks, dan lain-lain. Sementara itu seni ilustrasi adalah sebuah gambar atau foto untuk menjelaskan suatu naskah atau teks dengan tujuan supaya pembaca dapat lebih mudah memahami pesan dan informasi pada naskah tersebut. Adapun manfaat seni ilustrasi, yaitu dapat menarik perhatian pembaca, memudahkan untuk memahami suatu tulisan, sebagai sarana untuk ekspresi pikiran, menjelaskan sebuah tulisan atau cerita secara singkat, nilai estetika, sarana berkomunikasi, sekaligus menjadi hiburan untuk pembaca. Jenis-jenis seni ilustrasi ada gambar ilustasi naturalisme yang mempunyai bentuk dan warna yang senada dengan yang ada di alam, ilustrasi dekoratif, gambar
kartun, karikatur, ilustrasi buku pelajaran, cerita bergambar, ilustrasi khayalan untuk mengekspresikan imajinasi.
C. INDUSTRI KREATIF
Industri kreatif sendiri merupakan proses penciptaan, kreativitas, serta ide dari sekelompok orang atau seorang diri tanpa mengeksploitasi sumber daya alam, tapi mengeksploitasi daya kreasi serta daya cipta yang dihasilkan oleh individu tersebut. Memanfaatkan kretivitas, keterampilan, dan bakat tiap individu.
Kreativitas atau ide yang dihasilkan dapat berwujud suatu produk atau karya. Pada sebuah survei tahun 2018 disebutkan bahwa industri kreatif di Indonesia telah menyumbang 7,3% dari keseluruhan Produk Domestik Bruto atau PDB negara jika di masukan kedalam nominal uang menjadi 852 triliun Rupiah, jumlah yang sangat banyak dan cukup menggiurkan.
Ada banyak jenis yang dapat digolongkan sebagai industry kreati, yaitu:
1. Musik 2. Film 3. Kerajinan 4. Fashion 5. Arsitektur 6. Seni pertunjukan 7. Permainan Interaktif
8. Iklan 9. Video 10. Desain 11. Kuliner
12. Percetakan dan penerbitan 13. Riset dan pengembangan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat bahwa ada 98 persen industri kreatif yang terkena dampak Covid-19, namun produk game dan animasi justru meningkat. Selama 2015-2019 sektor animasi dan video game mencapai 10,33%.
D. ANIMASI
Pengertian Animasi
Kata “Animate” berasal dari bahasa Latin yaitu “Animare” artinya menghidupkan atau mengisi dengan napas. jadi animasi adalah sistem bagaimana menggerakkan gambar-gambar dengan efek yang digunakan supaya gambar yang ditelah dibuat terlihat hidup dan bergerak. Sedangkan pengertian film animasi menurut Zoebazarya (2010: 106) adalah “sejenis film yang berbahan mentah gambar tangan lalu diolah menjadi gambar bergerak. Pada awalnya animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian “diputar” sehingga muncul efek bergerak.” Pengerti tersebut mengacu pada awal perkembangan animasi yang dibuat masih menggunakan tangan.
Jenis-Jenis Animasi
Animasi terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan teknik pembuatannya, diantaranya:
1. Animasi Tradisional
Dibuat dengan menggambar secara manual pada setiap frame untuk urutan animasi. Tiap gambar yang disaring dengan cepat satu persatu menghasilkan ilusi gerakan.
2. Animasi Komputer
Dihasilkan menggunakan komputer atau CGI (Computer Generated Imagercy) merupakan animasi yang dibuat oleh teknologi komputer. Gambar dan keseluruhan kebutuhan animasi dapat dibuat dalam komputer. Setelahnya gambar dimanipulasi dengan berbagai perangkat lunak yang telah tersedia untuk menciptakan efek yang diinginkan. (Milic, 2006:3). Animasi komputer mempunyai berbagai Teknik, namun persamaannya adalah dibuat secara digital.
3. Animasi Stop Motion
Menggunakan objek sungguhan daripada menggambar. Proses pembuatannya dilakukan dengan mengambil foto objek, kemudian memindahkan sedikit demi sedikit, untuk menghasilkan gerakan, objek yang di foto harus diubah mulai dari gerakan tubuh objek sampai ekspresi jika menggunakan karakter hidup. Proses dilakukan berulang sampai foto diputar satu demi satu menghasilkan ilusi gerakan, sedikit mirip dengan animasi tradisional hanya saja menggunakan materi yang terdapat di kehidupan nyata dan bukan menggunakan gambar.
Animasi tidak hanya dibagi berdasarkan teknik pembuatannya saja, namun animasi yang dihasilkan juga berbeda. Terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Animasi dua dimensi (2D) terdiri dari animasi yang digambar dengan tangan, siluet, animasi pasir, dan animasi yang digambar langsung pada film.
b. Animasi tiga dimensi (3D) terdiri dari animasi komputer, animasi model atau boneka, time lapse, pixilation, dan lain sebagainnya.
E. FENOMENA TEKNOLOGI PADA ANIMASI
Perkembangan Teknologi Membuat Animasi dari Waktu ke Waktu
Abad ke-19 animasi pertama kali ditemukan bersamaan penemuan strip film, eksperimental animasi pun dimulai. Animasi pertama kali dikenal sejak awal 1800-an karya Simon Von Stampfer berjudul Phénakisticope (1833) yang dilukis dengan tangan. Dilakukan oleh Charles-Émile Reynaud pada Praxinoscope, seniman dan penemu asal Prancis ini menggunakan mesin yang mengatur pergerakan gambar. Agar dapat diproyeksikan di hadapan penonton Émile Reynaud mengadaptasi prinsip Phénakisticope.
Pada tahun 1920-an Walt Disney muncul dengan karakter Mickey Mouse dan mulai memakai efek suara kedalam film animasi. Kartu Disney berjudul Steamboat Willie merupakan salah satu kartun yang paling populer karena memiliki efek suara yang disukai anak-anak. Kemudian tahun 1930-an saat mengetahui bahwa animasi dapat menghasilkan uang, studio lainnya yakni Warner Bros meluncurkan Looney Tunes dan Merrie Melodies. Masih pada tahun yang sama, persaingan animasi
terjadi diantara Mickey Mouse dan Bugs Bunny. Era tahun 1930-an ini dikenal sebagai Zaman Keemasan animasi di Amerika Serikat. Pada puncaknya animasi keluaran Disney berjudul Snow White dan the Seven Dwarves menjadi film panjang pertama yang berdurasi 1 jam 23 menit dan semua itu digambar secara manual menggunakan tangan.
Perkembangan Animasi Di Indonesia
Pada masa itu animasi masih digambar secara manual menggunakan tangan dan masih berbentuk 2 dimensi, dalam satu adegan membutuhkan lebih dari satu animator untuk menggambarnya. Dari membuat satu rangkaian cerita kemudian dikumpulkan dan diserahkan pada animator untuk disempurnakan yakni membuat detail ekspresi dan gerakan pada satu karakter, setelahnya dipindahkan ke frame plastik untuk diwarnai yang nantinya akan menjadi penunjang animasi. Proses karakter selesai beralih kepada pembuatan background yang juga digambar manual, gambar karakter pada frame plastik disamakan dengan kondisi, suasana, warna, dan tema background serta cerita.
Setelah keduanya selesai proses selanjutnya masuk ke fotografi, setiap pengambilan gambar background dan karakter terus menerus diganti agar menghasilkan gerakan. Kemudian gambar yang dihasilkan dimasukan pada roll film yang nantinya akan ditambahkan background musik dan narasi pengisi suara. Dalam dunia film dikenal istilah frame per second yaitu Jumlah gambar yang dimunculkan dalam satu detik, biasanya dalam satu detik memerlukan 24 gambar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Pada akhir 1950-an hadirnya televisi berwarna membuat munculnya pelopor animasi Amerika lainnya yaitu Hanna-Barbera. Dan di tahun 1990-an hadir Computer Generated Imagery menyaingi animasi. Film CGI pertama berjudul Toy Story (1995) sebagai animasi komputer pertama dengan durasi panjang 1 jam 21 menit, diproduksi oleh Pixar Animation Studio dan dirilis oleh Walt Disney Pictures. Hingga akhirnya animasi dikenal lebih luas dan berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Perkembangan animasi di Indonesia sendiri berawal dari visi Soekarno menugaskan Dukut Hendronoto atau yang lebih dikenal dengan Pa Ooq untuk belajar animasi. Pa Ooq mempelajari animasi selama 3 bulan di Studio Disney, Amerika. Setelah selesai belajar, beliau kembali lagi ke Indonesia dan mulai membuat animasi. Lahir animasi pertama karya Pa Ooq berjudul “Si Doel Memilih” (1955) yang bercerita tentang pemilihan umum. Awalnya animasi yang berkembang tidak memiliki arah dan tujuan dan tidak menjadi bagian yang penting baik dalam industri maupun pendidikan, perkembangannya lebih bersifat ‘Chaotic’ hingga era reformasi. Pada tahun 1983 muncul
“Si Huma” dari Perum Produksi Film Negara yang kemudian disusul dengan “Satria Nusantara” di tahun 1990 an. Mulai saat itu animasi modern Indonesia dimulai dimana animasi berbentuk 3D dari
“Meraih Mimpi” ditahun 2008, 2014 animasi 3D “Adit Sopo Jarwo”, dan 2015 animasi movie berjudul “Battle of Surabaya” di luncurkan.
Teknologi untuk membuat animasi di Indonesia mengikuti perkembangan yang ada, namun seperti yang telah dilihat pada sejarahnya Indonesia tentunya perkembangan itu tidak bisa dibandingkan dengan animasi luar seperti Walt Disney yang sudah berkembang jauh sebelum Indonesia, masalah perkembangan animasi Indonesia yang masih tertinggal jauh oleh animasi di luar negeri adalah persoalan ekosistem dan skill yang dimiliki animator, selain itu perangkat yang dimiliki pun belum memadai. Perangkat yang dimiliki Indonesia masih jauh dari level global untuk mengerjakan layar lebar seperti Disney, karena perangkat yang harus dimiliki tidak murah, namun lain halnya jika pekerjaan dari pemerintah atau untuk perusahaan lokal sudah cukup memenuhi. Sehingga sejak dulu animasi yang tayang baik di televisi maupun bioskop Indonesia didominasi oleh animasi luar negeri, karya anak bangsa sangat jarang dilirik oleh stasiun televisi.
Akan tetapi semakin kesini Indonesia memiliki potensi untuk berkembang, hal ini bisa kita lihat bagaimana banyak animasi lokal yang ditayangkan di televisi, bahkan ada yang diproduksi untuk layar lebar seperti Battle of Surabaya, Si Juki, Kiko, Keluarga Pak Somat, serta Adit & Sopo Jarwo yang telah diproduksi series yang tayang di beberapa stasiun televisi dan movie.
Bahkan dalam pemasaran animasi sekarang terbantu dengan perkembangan teknologi komunikasi, dimana muncul banyak platform online yang dapat dimanfaatkan sepperti Youtube, TikTok, Instagram, Facebook dan lainnya yang dapat dengan mudah meyebarkan video dan membagikannya sehingga memungkinkan untuk mendapat banyak penonton. Hal ini juga dimanfaatkan oleh animasi Adit dan Sopo Jarwo, selain dimuncukan di televisi animasi ini juga menayangkannya pada kanal Youtube.
Gambar E.1. Film Animasi Adit & Sopo Jarwo pada kanal Youtube Sumber: Dokumentasi Pribadi
F. ANIMASI ADIT SOPO JARWO
Adit Sopo Jarwo merupakan animasi yang ditujukan untuk anak-anak bergenre komedi tayang di beberapa stasiun televisi di Indonesia salah satunya MNCTV. Bahkan juga tayang pada kanal Youtube.
Memiliki pesan moral, Pendidikan, dan kepedulian sosial yang dihubungkan dengan fenomena soial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang tentunya dikemas kedalam cerita yang ringan dan dapat dipahami oleh anak-anak.
Bahkan Animasi ini mendapat apresiasi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena dinilai sebagai program kartun ramah anak dengan cerita yang dapat mengispirasi serta mengedukasi. Tanggal 24 November 2014 masuk kedalam nominasi sebagai flim animsi terbaik pada acara Festival Flim Indonesia atau FFI. Ditahun yang sama yakni 2014, animasi ini menang dalam kategori flim animasi dalam Anti Coruption Flim Festival atau ACFFest). Selain itu ditonton 8 juta orang di Youtube selama satu tahun.
Alur Cerita
Bercerita tentang persahabatan antara Adit, Dennis, Mitha, dan Devi serta Adelya yang merupakan adik kecil dari Adit, jalan hidup mereka tak semulus jalan tol. Mereka harus berhadapan dengan dua pengganggu yang selalu mencari celah keuntungan tanpa berusaha, yakni Jarwo dan Sopo. Perbedaan paham antara Adit dengan Sopo dan Jarwo menjadi perseteruan, walapun tidak berseteru secara fisik ataupun emosional tetap saja mengundang perdebatan diantara ketiganya. Selain berseteru dengan Adit, Sopo dan Jarwo terutama Jarwo selalu mencari masalah dengan warga kampung Karet Berkah.
Tokoh/ Karakter
Dalam kamus besar Indonesia, karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya. Sedangkan menurut Ditjen Mandikdasmen sebagai Kementrian Pendidikan Nasional, karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang akan menjadi ciri khas pada tiap-tiap individu untuk hidup dan bekerjasama dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam film animasi Adit sopo jarwo selain ketiga karakter yang disebutkan di judul tentunya juga ada karakter lainnya yang menjadi bumbu pelengkap animasi ini.
1. Adit merupakan tokoh utama dalam cerita ini yang lahir di tahun 2002.
Adit memiliki keluarga yang sempurna, anak pertama sekaligus seorang kakak laki-laki yang mandiri, memilki ketulusan dalam berteman dan bermasyarakat, digambarkan sebagai anak yang tidak memilki beban hidup, menyukai hal-hal baru, dan berpetualang. Film petualangan sejenis Indiana jones dan Jurassic Park menjadi kesenangannya, selain itu membaca buku adalah hobinya, hal ini yang membuat adit terlihat lebih pintar dari teman-temannya. walaupun hobinya baca buku tapi ia juga seperti anak lainnya yang suka bermain seperti bermain bola, bersepeda. Perannya disini sebagai motivator dan inspirator untuk teman-temannya.
2. Dennis (2002), sebagai teman sepermainan dan sahabat Adit. Digambarkan dengan perawakan anak laki-laki gemuk berkulit coklat, menggunakan kaca mata bulat yang terbalik. Sama seperti Adit yang juga suka main bola, dan makan gado-gado. Namun karakternya jauh berbeda dengan Adit yang sangat pemberani, ia adalah kebalikannya yaitu sangat penakut. Karakternya yang begitu penakut selalu digambarkan di setiap episodenya saat Dennis mengahadapi situasi yang sulit baginya, atau saat melihat Jarwo. Sehingga selalu ada dialog “Adit…gimana nih?” yang membuat kata-kata itu menjadi kata-kata ikonik karakter Dennis.
3. Mita (2002), salah satu teman Adit.
Digambarkan gadis yang berperawakan sedikit tomboy. Bersekolah di SD negeri dan dikenal sebagai anak yang pintar dan berprestasi, selalu menjadi juara kelas. Walaupun perawakannya tomboy namun hobinya adalah menggambar dan bermain boneka.
4. Devi (2001), teman Adit
Lahir di Jakarta, sehingga ia tidak memiliki logat daerah manapun seperti Adit, Dennis, dan Mita. Ia merupakan anak tunggal dari keluarga berada yang menjadikan karakternya memilki sifat yang manja sehingga dijuluki “Miss Barbie”. Devi juga sangat menyukai kebersihan jadi semuanya harus steril menurutnya.
5. Adel (2013), adik perempuan Adit yang masih balita dan belum bisa berbicara dengan lancar. Bahkan sedikit karakter yang dapat mengerti ucapannya. Hanya Adit, Sopo, dan Haji Udin yang dapat memahaminya, tiga orang yang tulus. Adel merupakan anak yang cerdas yang dapat menjadikan benda apapun sebagai mainannya. Selain itu es krim menjadi kesukaanya.
6. Jarwo kelahiran lamongan (1973), seorang Duda dan pengangguran yang hanya mengandalkan penghasilan dari kerja serabutan. Memilki cita-cita sebagai anggota TNI namun hobinya bermalas- malasan membuat cita-citanya tidak kesampaian, sosoknya yang licik dan selalu memiliki akal bulus selalu memanfaatkan situasi dan orang disekitarnya terutama Sopo, untuk menguntungkan dirinya sendiri. Ia adalah adik ipar dari Haji Udin.
7. Sopo kelahiran Brebes (1983), seorang pengangguran bertubuh besar dan agak lamban dalam berpikir. Selalu mengikuti jarwo yang dipanggil “Boss” olehnya, kemanapun ia selalu bersama dengan Jarwo sekaligus teman baik Jarwo. Memilki sifat yang lugu dan kekanak-kanakan, lamban karena belum pernah merasakan bangku sekolah . Namun keluguannya itu dimafaatkan oleh Jarwo.
Cita-citanya adalah menaikan haji si Mbok. Kini ia menjadi pegawai Baba Chang.
8. Bunda (1979), ibu dari Adit dan Adel
Digambarkan sebagai sosok ibu yang disiplin dan sangat memperhatikan anak-anaknya. Lulusan S2 namun memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dengan menjalankan usaha dagang kueh.
9. Ayah (1978) tipikal seorang ayah yang ceroboh dan pelupa.
10. Haji udin (1963), ketua RW yang bijak dan selalu menjadi penengah atau pemberi solusi dan nasihat terutama untuk masalah yang selalu ditimbulkan oleh Sopo dan Jarwo. Saat ia masih muda terkenal nakal. Namun sejak ayahnya meninggal, sosoknya yang nakal menjadi sosok yang sangat religious bahkan bisa menasehati Jarwo.
11. Kang ujang (1989), tukang Baso dengan logat Sunda yang sering dijadikan korban oleh jarwo untuk mengutang baso. Sehingga ia sering menyuruh Sopo dan Jarwo untuk mencuci mangkok kotor sebelum hutang mereka lunas.
12. Ucup (2007), anak kecil yang memilki sifat ceria dan memiliki bapak seorang hansip.
13. Jarwis (1973) merupakan saudara kembar identik dari Jarwo namun memilki sifat yang berbanding terbalik dengan Jarwo.
Tokoh figuran lainnya sebagai warga Kampung Karet :
1. Pak Dasuki (1971), sebagai warga kampung karet yang suka memberikan tugas dirumahnya kepada Jarwo dan Sopo.
2. Pak Anas (1968), warga kampung karet yang berasal dari Sumatera Utara dan memilki watak yang keras.
3. Baba Chang (1962), warga kampung namun keturunan Tionghoa.
4. Li Mei (1994), Putri dari Baba Chang dan seorang mahasiswa.
5. Ucup (2007), anak kecil yang memilki sifat ceria dan memiliki bapak seorang hansip serta berperan sebagai teman Adit dan Sopo.
6. Mamat (1988), warga kampung karet.
7. Kipli (2003), teman dari Adit, Dennis, Mita, dan Devi.
8. Somad (2003), teman Adit dan kawan-kawan.
Dan masih banyak lagi karakter lainnya yang menjadi tokoh figuran serta bintang tamu pada cerita.
Proses pembuatan Animasi Adit Sopo Jarwo
Pada dasarnya proses pembuatan animasi terbagi menjadi 3 tahap yaitu:
1. Pra Produksi, tahap perencenaan, perancangan, dan penelitan keseluruhan proyek 3D
2. Produksi, pembuatan unsur visual akhir dari sebuah proyek animasi tiga dimensi. Pada tahap ini, seniman 3D membuat produk atau aset.
3. Pasca produksi, tahap penyelesaian dan akhir dari sebuah proyek animasi tiga dimensi seperti memberi efek visual dan koreksi warna.
Animasi Adit dan Sopo Jarwo tergolong pada jenis animsi 3D dimana menggunakan computer untuk membuatnya. Eki N.L selaku chief Operating Officer (COD) MD Animation menjelaskan proses pembuatan animasi Adit dan Sopo Jarwo pada acara 15 menit di kanal Youtube Metro pada 9 juni 2021. Beliau menjelaskan “kita bicara tentang naskah, kemudian biasalah di breakdown secara kebutuhan sett-nya, propertinya” juga ia menjelaskan tentang proses layout yang merupakan proses syutingnya animasi tentang cara penempatan kamera, blocking namun karakter belum bergerak.
Setelah layout ke proses animate frame by frame mengikuti kebutuhan biasanya dalam 1 detik ada 24 frame. Kemudian ada bagian editing, bagian menambahkan audio, music, efek, menyambung keseluruhan gambar menjadi sebuah cerita yang benar-benar mengalir. Setelahnya ada studio lainnya yang akan mixingnya, standar untuk animasi ini menggunakan Dolby Atmos.
Namun dengan menjalani proses yang rumit itu Eki N.L mengatakan bahwa respon masyarakat tidak fair karena membandingkan animasi ini dengan animasi Walt Disney seperti Frozen atau Moana, padahal dari sejarahnya dari 1928 Walt Disney saja sudah melahirkan Mickey Mouse sedangkan Indonesia ditahun yang sama masih menseterukan persatuan Indonesia jangankan berbicara industri.
Menurut Eki N.L Kunci sukses industri animasi terletak pada teknologi, kemampuan teknis, kedewasaan animator.
Untuk pembuatan animasi sendiri banyak uang yang harus dikeluarkan untuk perangkatnya, item atau asset seperti 1 gambar adit di meja makan ada banyak item lebih dari satu untuk per-second.
Dollby atmos merupakan sistem suara kitar untuk menyebarkan suara dalam ruang 3D dengan meletakkan beberapa pelantang audio di langit-langit studio. Dolby terus digunakan untuk kualitas audio yang lebih mumpuni untuk bioskop, sehingga sudah ribuan film yang menggunakan Dolby Atmos termasuk film animasi Adit & Sopo Jarwo the movie.
G. FENOMENA SOSIAL PADA ANIMASI ADIT SOPO JARWO
Animasi adit sopo jarwo dengan fenomena sosial yang terjadi masyarakat Indonesia Fenomena sosial pada animasi ini dapat kita lihat pada :
1. Karakter Sopo dan Jarwo
Dimana dua karakter ini digambarkan kontrakdiksi dari kemampanan dan keteraturan. Berbeda dengan karakter Adit yang merupakan anak komplek tingkat menengah atas, bahkan dibandingkan dengan karakter bapak ucup yang seorang hansip lebih baik daripada kedua karakter ini yang terkadang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan, kadang bekerja serabutan dnegan bantu-bantu di tokoh Babah Cang dan terkadang mencari keuntungan dengan bantu-bantu orang-orang dengan meminta upah. Dari beberapa episode terlihat kedua karakter ini saat tidak memiliki uang untuk makan, mereka terpaksa mengutang pada tukang bakso bernama Kang Ujang
Sosok mereka dapat kita temui kehidupan di sekitar kita, ditengah-tengah masyarakat Indonesia tentang kesenjangan sosial. Pengangguran dan tingkat pendidikan yang rendah sehingga sulit secara ekonomi, hal ini bisa kita lihat pada episode berjudul “Bahagianya punya Sahabat Sejati” dimana Sopo harus mengikuti ujian kesetaraan sekolah dasar, karena tidak memiliki ijazah SD bahkan karakter Sopo sendiri digambarkan selalu tidak paham dengan sesuatu atau ucapan Jarwo ketika menyuruhnya sehingga ada dialog Jarwo “Sopo…Sopo, kamu kapan pinternya sih?”.
Di Indonesia sendiri pada di tahun 2021 tingkat pengganguran menurun jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran 2020 dari 9,77 juta orang turun sekitar 670.000 orang menjadi 9,1 juta orang di bulan agustus 2021. Namun, saya masih menemui pengangguran pada lingkungan saya, ada satu orang yang mengingatkan saya pada karakter Sopo dalam serial Adit & Sopo Jarwo. Beliau tidak memiliki rumah, Riwayat pendidikan tidak sampai lulus Sekolah Dasar, tidak memiliki pekerjaan tetap sama halnya dengan Sopo dan Jarwo yang hanya kerja serabutan atau bantu-bantu orang-orang terdekat atau yang ia kenal. Bahkan terkadang beliau meminta kopi dan makanan kepada warung kecil didekat rumah saya tanpa membayarnya, yang ia miliki hanya sepeda motor dan juga ponsel sebagai modalnya untuk mencari uang, menjadi tukang ojek dadakan sering dilakukannya namun itu tak bisa ia lakukan untuk menjadikan pekerjaan tetap karena tidak memiliki Sim.
Dilansir dari Kompas. Com yang mengambil informasi dari webinarimplikasi Hasil Sensus Penduduk 2020, “Berdasarkan Survei Soial Ekonomi Nasional yang dilakukan tahun 2017 penduduk yang berpendidikan tinggi hanya 8,5 persen dari total penduduk berusia 14 tahun ke atas” jelas Hasto.
Jadi dari kedua karakter ini dapat di simpulkan bahwa tingkat pendidikan, skill, dan kemauan membawa pengaruh kesenjangan sosial, seperti pengemis yang sering kita temui dijalanan, kebanyakan dari mereka masih memiliki tubuh yang sehat, jika ada kemauan untuk mereka mencari uang seperti Sopo dan Jarwo yang masih berusaha mencari pekerjaan walaupun hanya serabutan tapi setidaknya lebih baik dari pada mengemis dijalan.
Permasalahan ketimpangan Indonesia:
- Ketimpangan kesempatan. Kekurangan gizi di Indonesia atau Stunting sebanyak 37% bayi yang tumbuh sampai umur dua tahun dalam keadaan kurang gizi. Sehingga memilki dampak untuk pertumbuhan organ vital seperti otak menjadikan lambatnya perkembangan kemampuan kognitif.
- Ketimpangan upah. Untuk tenaga kerja yang trampil atau kecakapan tinggi akan di gaji besar.
Namun tenaga kerja yang belum trampil serta untuk belum bisa mengembangkan diri mereka tidak memilki kesempatan akan terjebak pada pekerjaan informal gaji kecil dan kurang produktif.
- Pemusatan kekayaan. Dari 10% orang kaya memiliki 77% dari seluruh kekayaan negara. Aset finansial dan fisik hanya masuk ke kantong para orang kaya. Sering kali korupsi adalah salah satu alasan munculnya fenomena pemusatan kekayaan.
- Musibah seperti PHK atau terkena bencana alam. Jika yang mengalaminya orang kaya, hal itu akan mudah untuk diatasi lain halnya jika terjadi pada rumah tangga yag tergolong miskin dan rentan miskin atau ambruk jika terjadi guncangan ekonomi, Kesehatan, politik, sosial, dan bencana alam. Mereka yang memiliki tingkat ekonomi rendah tidak memiliki asuransi. Indonesia memiliki 11,3% atau 28 juta orang dengan ekonomi snagat rendah atau miskin, 26,9% atau sebesar 68 juta rentan miskin.
2. Latar belakang animasi
Fenomena sosial juga dapat kita lihat dari latar belakang tempat animasi ini, seperti tempat tinggal Adit di komplek menunjukan bahwa keluarganya berkecukupan atau berada pada tingkat menengah atas, sedangkan babah bacang, ucup, jarwo, dan sopo serta karakter lainnya tinggal di perkampungan yakni kampung karet berkah.
3. Karakter anak-anak pada animasi Adit & Sopo jarwo. Pada serial kartun ini sangat sering memperlihatkan karakter adi, dennis, ucup, mita, devi, kipli dan karakter anak-anak lainnya yang sering sekali bermain di lapangan baik hanya sekedar mengobrol maupun bermain. Hal ini dapat dibandingkan dengan masa kini, dimana banyak anak-anak yang mengurung dirinya dirumah dan sibuk bermain dengan ponsel pintar. Bermain game online lebih banyak yang memainkannya dibanding bermain keluar dilapangan bersama anak-anak lainnya. Ditambah pada masa pandemi Covid-19 yang memaksa anak-anak sekolah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh membuat banyak sekali anak-anak yang menghabiskan waktunya dengan gadget mereka, dari mulai sekolah online dalam sehari untuk anak dibangku Sekolah Dasar idealnya 60-90 menit lama waktu menatap layar, kemudian mereka main lagi seperti bermain game online atau sosial media untuk melepas penat setelah belajar. Namun justru itu yang membuat mereka bertambah lelah. Pada data yang didapat pada Halosehat.com menyatakan bahwa 70% orangtua di Indonesia mengakui sudah memberikan gawai pada anak mereka mulai usia 6 bulan sampai 4 tahun, hal ini dilakukan supaya orang tua dapat melakukan pekerjaan rumah tangga. Dan 65% nya lagi beralasan supaya anak tidak rewel saat berada ditempat umum. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan yang ada pada animasi
Adit Sopo Jarwo, dimana karakter anak-anak didalam cerita hanya aktif bermain bukan dengan gawai melainkan bermain bersama-sama dengan teman-temannya, bahkan karakter adel yang masih balita tidak pernah diberikan gawai oleh Bundanya. Karena pada cerita Bunda digambarkan sangat peduli dengan anak-anaknya dan sangat disiplin, karakter Bunda ini juga sangat jarang ditemukan pada kehidupan sehari-hari, mungkin banyak yang disiplin tapi bagaimana ia tidak memberikan gawai atau Handpohone kepada anak-anaknya adalah contoh sikap yang bijak untuk para Ibu.
4. Budaya Indonesia dan segala karakteristiknya
Animasi ini juga menampilkan budaya dan ciri khas Indonesia:
- Seperti ondel-ondel yang biasa menjadi pertunjukan rakyat Betawi, ditampilkan pada Adit dan Sopo Jarwo dalam episode : Siapa Lebih Berani Dennis atau Ucup.
Gambar 4.1. Ondel-ondel, Adit & Sopo Jarwo: Siapa lebih berani Dennis atau Ucup (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=BHZJXF1Xnpw&t=140s)
- Permainan tradisional seperti engklek dan kelereng ditampilkan pada episode yang sama.
Gambar 4.2. Engklek, Adit & Sopo Jarwo: Siapa lebih berani Dennis atau Ucup.
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=BHZJXF1Xnpw&t=140s)
Gambar 4.3. Kelereng, Adit & Sopo Jarwo: Siapa lebih berani Dennis atau Ucup.
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=BHZJXF1Xnpw&t=140s)
- Makanan khas Indonesia seperti Tumpeng ditayangkan pada episode Festival tumpeng Meriah.
Gambar 4.4. Nasi tumpeng, Adit & Sopo Jarwo: Festival Tumpeng Meriah.
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=msC3siEZw-Y&t=27s)
- Bemo Kuning yang sering dikendarai Jarwo dan Sopo.
Gambar 4.5. Bemo, Adit & Sopo Jarwo: Hias Bemo Demi Ucup Semua Sayang Ucup.
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=kzVzR_-IZ6M)
H. SIMPULAN
Melihat data dan informasi, didapatkan kesimpulan bahwa animasi termasuk dalam seni ilustrasi dan masuk ke dalam industri kreatif yang menghasilkan pendapatan. Perkembangan animasi ternyata sejalan dengan perkembangan teknologi dimana awal mula pembuatan animasi yang hanya menggunakan cara tradisional digambar lembar demi lembar kertas menggunakan tangan saat ini dengan kemajuan teknologi, animasi bahkan dapat dibuat melalui komputer dan dibagi lagi menjadi beberapa jenis yang mungkin sebelumnya hanya berupa 2 dimensi kini upgrade menjadi 3 dimensi. Hal ini tentunya juga dirasakan oleh Indonesia, banyak animasi karya anak bangsa yang telah diakui keberadaanya. Sebelumnya arah perkembangan animasi yang berkembang di Indonesia memang tidak memiliki tujuan yang jelas, namun dari waktu ke waktu perkembangan teknologi menuntun pula arah perkembangan animasi di Indonesia, sehingga semakin banyak animator-animator Indonesia yang terus berkarya. Salah satunya MD Animation dengan animasi berjudul Adit dan Sopo Jarwo, dimana animasi ini sangat erat hubungannya dengan realitas masyarakat Indonesia, sehingga dapat dihubungkan dengan fenomena sosial yang ada di Indonesia. Mulai dari permasalah kesenjangan sosial yang digambarkan melalui cerita animasi Adit dan Sopo Jarwo sampai sifat dan karakter yang dapat dijadikan contoh untuk bersikap serta pesan-pesan moral yang dapat mengedukasi para penontonnya. Meskipun animasi Indonesia masih belum bisa mengalahkan animasi luar negeri, namun Indonesia masih memiliki potensi untuk bisa berkembang lebih jauh. Hal ini dapat kita pelajari dari animasi Adit dan Sopo Jarwo yang sudah diakui KPI, dan mendapatkan penghargaan serta apresiasi dari para penonton.
I. DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, D. (2017). “Pesan Moral Kepedulian Sosial dalam Film Animasi Adit Sopo Jarwo Periode Tayang 03 ± 07 Juli 2017 di Trans TV”. Skripsi. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya.
Amalia, Nur Intan. (2016). “Nilai-Nilai Akhlakul Karimah dalam Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo Episode 28-32 di MNC TV”. Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Pintero, RZ & Drs. Kualam, S. (2018). Pengaplikasikasian 12 Prinsip Animasi Disney dan Motion Capture Animasi “Gob and Friends”, Volume 06 Nomor 02 Tahun 2018, 872-873.
Suwasono, Arif A. (2018). Konsep Seni dalam Film Animasi. Yogyakarta:Badan Penerbit ISI Yogyakarta. Tersedia dari
http://digilib.isi.ac.id/3872/2/Pages%20from%20Download%20File.pdf .
Masururoh, F. (2019). Ingin jadi Animator? Kenali dulu Jenis Animasinya. Diakses pada 31 Desember 2021, dari https://bpptik.kominfo.go.id/2019/12/26/7562/ingin-jadi-animator-kenali-dulu-jenis- animasinya/.
Binus University. (2017). Sejarah Animasi Indonesia (Sebuah Pengantar). Diakses pada 31 Desember 2021, dari https://animation.binus.ac.id/2017/02/08/sejarah-animasi-indonesia-sebuah- pengantar/.
International Design School. (2014). Prekembangan Animasi di Indonesia Sekarang. Diakses pada 31 Desember 2021, dari https://idseducation.com/perkembangan-animasi-di-indonesia-sekarang/.
Ainaki. (2020). Indonesia Animation Report. Diakses pada 31 Desember 2022, https://ainaki.or.id/indonesia-animation-report-2020/.
Batee, R. (2021). Industri Kreatif Kian Dimanjakan dengan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Diakses pada 1 Januari 2022, dari https://galamedia.pikiran- rakyat.com/humaniora/pr-352888663/industri-kreatif-kian-dimanjakan-dengan-perkembangan- teknologi-informasi-dan-komunikasi.
Gie. (2020). Pengertian Industri Kreatif dan Contoh Industri Kreatif di Indonesia. Diakses pada 1 Januari 2022, https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-industri-kreatif/.
Ansori, F. (2020). Susah Banget, Ternyata Begini Proses Pembuatan KartunZaman Dahulu. Diakses pada 1 Januari 2022, dari https://ggwp.id/media/geek/hobi/pembuatan-kartun-zaman-dahulu.
Uly, Yohana Artha. (2021). Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 9,1 Juta Orang. Diakses pada 1 Januari 2022, dari
https://money.kompas.com/read/2021/11/05/211102226/jumlah-pengangguran-di-indonesia- turun-jadi-91-juta-orang?page=all.
Putra, Bayu Kharisma. (2021). Melihat Realitas Kesenjangan Sosial dari Sosok Sopo dan Jarwo.
Diakses pada 2 Januari 2022, dari https://mojok.co/terminal/melihat-realitas-kesenjangan-sosial- dari-sosok-sopo-dan-jarwo/.
Caesaria, Sandra Desi . (2021). Hasil Sensus 2020: Hanya 8,5 Persen Penduduk Indonesia Tamat
Kuliah. Diakses pada 2 Januari 2022, dari
https://www.kompas.com/edu/read/2021/02/04/144307671/hasil-sensus-2020-hanya-85-persen- penduduk-indonesia-tamat-kuliah?page=all.
Yuniar, N. (2020). Jalan Panjang untuk Film Animasi Indonesia. Diakses pada 1 Januari 2022, dari https://www.antaranews.com/berita/1390082/jalan-panjang-untuk-film-animasi-indonesia.
Arviana, Geofanni Nerissa. (2021). Mendalami Animasi, Gambar Bergerak dengan Daya Storytelling yang Kuat. Diakses pada 3 Januari 2022, dari https://glints.com/id/lowongan/animasi- adalah/#.YdPo_GhBxdi.
Kurnia, D & Dwinanda, R. (2020). Masih Belajar Daring, Berapa Lama Screen Time Anak Idealnya?.
Diakses pada 3 Januari 2022, dari https://www.republika.co.id/berita/qk1se8414/masih-belajar- daring-berapa-lama-screen-time-anak-idealnya.
Dr. Rachmat, R. (2021). Waspadai Dampak Penggunaan Gawai pada Anak di Masa Pandemi. Diakses pada 3 Januari 2022, dari https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/dampak- gadget-pada-anak-di-masa-pandemi/.
Sumber dari Youtube:
https://youtu.be/jXF3PJS7ADY https://youtu.be/Rs-pTbiFLjw https://youtu.be/z1zg8SgQ4B4