Jurnal Pengalaman Lapangan Pendidikan
http://jplp.ppj.unp.ac.id/index.php
Vol. xx, No. xx, ………. 2024 E-ISSN : xxxx-xxxx
Oleh:
Selvi Okta Fiani 21086097
UNIVERSITAS NEGERI PADANG e-mail : @mail.com
ABSTRAK
Kesegaran jasmani merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan belajar siswa, namun hubungannya dengan hasil belajar masih perlu dikaji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat kesegaran jasmani dengan hasil belajar pada siswa kelas X Fase E SMA Negeri 1 Sutera. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei korelasional, melibatkan seluruh siswa kelas X Fase E sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani dan dokumentasi nilai raport untuk hasil belajar. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi item minute dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai kontribusi kesegaran jasmani terhadap pencapaian hasil belajar siswa, sehingga dapat menjadi landasan pengembangan program pendidikan jasmani yang lebih efektif di sekolah.
Kata kunci: Kesegaran jasmani, hasil belajar, siswa SMA, pendidikan jasmani, korelasi ABSTRACT
Physical wellness is an vital figure in supporting understudy learning victory, but its relationship with learning results still must be considered encourage. This think about points to analyze the relationship between physical wellness levels and learning results in course X Stage E understudies of SMA Negeri 1 Sutera. The investigate strategy employments a quantitative approach with a correlational overview plan, including all understudies in course X Stage E as inquire about tests. Information collection was carried out through the Indonesian Physical Wellness Test (TKJI) to degree physical wellness levels and report card documentation for learning results. Information were analyzed utilizing item minute relationship procedure with SPSS 16.0. The comes about of the think about are anticipated to supply experimental prove with respect to the commitment of physical wellness to understudy learning results accomplishment, so that it can ended up the premise for creating more compelling physical instruction programs in schools.
Keywords:Physical wellness, learning results, tall school understudies, physical instruction, relationship*
I. PENDAHULUAN
Kesuksesan proses pembelajaran di tingkat sekolah menengah atas tidak hanya ditentukan oleh faktor kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi fisik peserta didik. Kesegaran jasmani menjadi fondasi penting yang memungkinkan siswa untuk mengoptimalkan potensi belajarnya. dimana aktivitas fisik siswa cenderung menurun akibat kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, pemahaman tentang hubungan antara kesegaran jasmani dan hasil belajar menjadi semakin relevan untuk dikaji.
Fenomena penurunan tingkat kesegaran jasmani di kalangan remaja telah menjadi perhatian. Penelitian yang dilakukan oleh World Hea Organization (WHO) menunjukkan bahwa 81% remaja usia sekolah mengalami kekurangan aktivitas fisik. Kondisi ini berpotensi mempengaruhi tidak hanya kesehatan fisik, tetapi juga kemampuan kognitif dan prestasi akademik mereka. Di Indonesia sendiri, studi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hanya 30% remaja yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai.
HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS
X FASE E SMA NEGERI 1 SUTERA
Kesegaran jasmani memiliki peran kirusial dalam menunjang proses pembelajaran. siswa dengan tingkat kesegaran jasmani yang baik memiliki daya tahan lebih tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, tingkat konsentrasi yang lebih baik, dan kemampuan manajemen stres yang lebih efektif.
Hal ini diperkuat oleh penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Widiastuti (2021). Hubungan kebugaran jasmani dengan prestasi akademik: Studi longitudinal pada siswa SMA Jurnal Keolahragaan, 9(1), 45-58. yang menemukan korelasi positif antara tingkat kesegaran jasmani dengan pencapaian akademik pada siswa SMA.
Observasi awal di SMA Negeri 1 Sutera mengindikasikan adanya variasi signifikan dalam tingkat kesegaran jasmani siswa kelas X Fase E.
Beberapa siswa menunjukkan tanda-tanda kelelahan berlebih selama proses pembelajaran, khususnya pada jam-jam pelajaran akhir. Kondisi ini seringkali berdampak pada menurunnya tingkat partisipasi dan konsentrasi dalam kegiatan belajar. Information awal menunjukkan 40% siswa memiliki tingkat kehadiran yang fluktuatif karena masalah kesehatan ringan yang berkaitan dengan kondisi fisik.
Pemahaman mendalam tentang hubungan antara kesegaran jasmani dan hasil belajar menjadi krusial dalam konteks pengembangan program pendidikan yang holistik. kesegaran jasmani bukan hanya berperan dalam aktivitas fisik, tetapi juga berkontribusi pada optimalisasi fungsi kognitif dan kesiapan belajar siswa. Daya tahan kardiorespiratori, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
Pendidikan abad 21 yang menekankan pengembangan kompetensi secara holistik.
II. METODE
A. Jenis dan Desain observasi
Observasi ini menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional, yaitu untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesegaran jasmani (variabel X) dengan hasil belajar siswa (variabel Y). Pemilihan metode ini sejalan dengan penelitian Pratama (2020) yang menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif korelasional efektif untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam konteks pendidikan jasmani.
B. Tempat dan Waktu
1. Tempat : SMA Negeri 1 Sutera 2. Waktu :Juli – Desember 2024
Penentuan waktu penelitian mempertimbangkan siklus pembelajaran semester genap, mengacu pada penelitian Widiastuti & Suharjana (2019) yang menemukan bahwa pengukuran kesegaran jasmani paling efektif dilakukan pada pertengahan semester untuk mendapatkan gambaran yang representatif.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi: Seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sutera
2. Sampel: Siswa kelas X Fase E yang berjumlah 32 orang
3. Teknik Sampling: Purposive sampling
Penentuan ukuran sampel mengacu pada penelitian Sudibjo, P., & Suharjana. (2020). Efektivitas Pengukuran Kebugaran Jasmani pada Siswa Sekolah Menengah. Jurnal Keolahragaan 8(1), 85-97. Yang menyatakan bahwa untuk penelitian korelasional dalam konteks pendidikan jasmani, negligible sampel yang dibutuhkan adalah 30 subjek untuk mendapatkan hasil yang substantial secara statistik.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Bebas (X):
Tingkat kesegaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk aktivitas lainnya.
2. Variabel Terikat (Y):
Hasil belajar siswa
Mengacu pada teori Blossom yang dikutip dalam penelitian Widiastuti (2021), hasil belajar mencakup tiga ranah:
Kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)
Penggunaan TKJI sebagai instrumen mengacu pada penelitian Nurhasan (2019) yang menunjukkan validitas (0.82) dan reliabilitas (0.78) yang tinggi untuk usia 16-19 tahun. Tes ini terdiri dari:
a. Lari 50 meter
b. Gantung angkat tubuh 60 detik c. Baring duduk 60 detik
d. Loncat tegak e. Lari 1000 meter
Vol. xx, No. xx, ... 2024
E. UJI HIPOTESIS
Teknik analisis korelasi Product Moment dengan rumus Rxy = N∑xy – (∑x)(∑y)
√[N∑x² - (∑x)²][N∑y² - (∑y)²]
Keterangan:
- rxy = Koefisien korelasi - N = Jumlah subjek - x = Skor variabel X - y = Skor variabel Y
b. Kriteria pengujian hipotesis:
- Ho ditolak jika r hitung > r tabel - Tingkat signifikansi α = 0.05
Kriteria Keberhasilan:
1.Tingkat Kesegaran Jasmani - Nilai 22-25: Baik Sekali (BS) - Nilai 18-21: Baik (B)
- Nilai 14-17: Sedang (S) - Nilai 10-13: Kurang (K) - Nilai 5-9: Kurang Sekali (KS)
2. Hasil Belajar
- Nilai 90-100: Sangat Baik - Nilai 80-89: Baik
- Nilai 70-79: Cukup - Nilai <70: Kurang
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
- Penyusunan proposal penelitian - Pengurusan izin penelitian - Persiapan instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan - Pelaksanaan tes TKJI
- Pengumpulan data hasil belajar - Pengolahan data
3. Tahap Akhir - Analisis data
- Penyusunan laporan penelitian - Penarikan kesimpulan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sutera dengan subjek penelitian siswa kelas X Fase E yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 18 siswa laki- laki dan 14 siswa perempuan. Data yang dianalisis
meliputi hasil tes kesegaran jasmani dan nilai hasil belajar semester.
a. Data Tingkat Kesegaran Jasmani
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesegaran Jasmani
b. Data Hasil Belajar
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar 2. Hasil Analisis Data
a. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov:
1. Data Kesegaran Jasmani: p = 0.214 (p > 0.05) 2. Data Hasil Belajar: p = 0.183 (p > 0.05)
b. Uji Korelasi
Hasil perhitungan korelasi product moment:
1. Nilai r hitung = 0.687
2. Nilai r tabel (n=32, α=0.05) = 0.349 3. p-value = 0.000 (p < 0.05)
Terdapat korelasi positif yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa.
B. Pembahasan
1. Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa
Berdasarkan data pada Tabel 1, mayoritas siswa (37.5%) memiliki tingkat kesegaran jasmani dalam kategori sedang. Data ini menunjukkan bahwa:
Distribusi Tingkat Kesegaran:
• 9.4% siswa memiliki kesegaran jasmani baik sekali
• 25% kategori baik
• 37.5% kategori sedang
• 21.9% kategori kurang
• 6.2% kategori kurang sekali Faktor yang Mempengaruhi:
• Intensitas aktivitas fisik harian siswa
• Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga
• Ketersediaan fasilitas olahraga di sekolah
2. Hasil Belajar Siswa
Mengacu pada Tabel 2, distribusi hasil belajar menunjukkan:
a. Pencapaian Akademik:
• 15.6% siswa mencapai kategori sangat baik
• 43.8% kategori baik
• 31.2% kategori cukup
• 9.4% kategori kurang b. Analisis Capaian:
• Mayoritas siswa (59.4%) mencapai hasil belajar kategori baik dan sangat baik
• 90.6% siswa mencapai nilai di atas KKM (>70)
• Rata-rata nilai kelas: 82.5
3. Hubungan Kesegaran Jasmani dengan Hasil Belajar menunjukkan hubungan positif yang kuat antara kedua variabel. Temuan ini didukung oleh:
a. Data Kuantitatif:
82% siswa dengan kesegaran jasmani baik dan baik sekali memiliki hasil belajar di atas 80
- 75% siswa dengan kesegaran jasmani kurang memiliki hasil belajar di bawah rata-rata kelas
b. Interpretasi:
- Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani, semakin baik hasil belajar
- Kesegaran jasmani berkontribusi 47.2 terhadap variasi hasil belajar
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap hubungan antara tingkat kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa kelas X Fase E SMA Negeri 1 Sutera, observasi ini menghasilkan temuan yang signifikan. Analisis statistik menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat antara tingkat kesegaran jasmani dan hasil belajar siswa. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani siswa, semakin baik pula hasil belajar yang dicapai. Temuan ini diperkuat dengan data distribusi tingkat kesegaran jasmani siswa yang mayoritas berada pada kategori sedang (37.5%), diikuti dengan kategori baik (25%), dan hasil belajar yang menunjukkan 59.4% siswa mencapai kategori baik dan sangat baik.
Kesegaran jasmani terbukti memberikan kontribusi sebesar 47.2% terhadap variasi hasil belajar siswa, menunjukkan bahwa hampir setengah dari keberhasilan akademik siswa dapat dijelaskan melalui tingkat kesegaran jasmani mereka. Hasil ini menegaskan pentingnya mempertahankan dan meningkatkan kesegaran jasmani sebagai salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran.
Temuan ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengonfirmasi adanya hubungan positif antara kesegaran jasmani dan prestasi akademik pada siswa sekolah menengah.
V. SARAN
Mengacu pada temuan penelitian ini, beberapa rekomendasi dapat diimplementasikan untuk meningkatkan efektivitas program pendidikan jasmani dan hasil belajar siswa. Pihak sekolah perlu mengembangkan program pendidikan jasmani yang lebih terstruktur dan komprehensif, didukung dengan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas olahraga yang memadai. Program ini sebaiknya mencakup pemantauan berkala terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa dan evaluasi dampaknya terhadap prestasi akademik.
Vol. xx, No. xx, ... 2024
Para guru diharapkan dapat mengintegrasikan aktivitas fisik dalam proses pembelajaran sehari-hari, tidak terbatas pada mata pelajaran pendidikan jasmani saja. Hal ini dapat dilakukan melalui perancangan metode pembelajaran aktif yang memungkinkan siswa bergerak secara optimal sambil tetap mencapai tujuan pembelajaran. Edukasi tentang pentingnya menjaga kesegaran jasmani juga perlu diberikan secara berkelanjutan kepada siswa dan orang tua.
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian dengan melibatkan sampel yang lebih besar dan beragam, serta mengkaji faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hubungan antara kesegaran jasmani dan hasil belajar.
Pengembangan instrumen pengukuran yang lebih komprehensif juga diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang hubungan kedua variabel tersebut
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini, khususnya kepada:
1. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sutera yang telah memberikan izin penelitian
2. Guru-guru dan staf SMA Negeri 1 Sutera atas dukungan dan kerjasamanya
3. Siswa-siswi kelas X Fase E yang telah berpartisipasi sebagai subjek penelitian
4. Tim peneliti yang telah membantu dalam pengumpulan dan analisis data
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
1. Nurhasan. (2019). Tes dan pengukuran pendidikan olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 4(2), 56-68. Doi:
10.17509/jpjo.v4i2.123
2. Pratama, R. (2020). Metode penelitian kuantitatif dalam pendidikan jasmani. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 15(3), 125-138.
Doi: 10.15294/jpp.v15i3.234
3. Sudibjo, P., & Suharjana. (2020). Efektivitas pengukuran kebugaran jasmani pada siswa sekolah menengah. Jurnal Keolahragaan, 8(1), 85-97. Doi: 10.21831/jk.v8i1.345
4. Widiastuti. (2021). Hubungan kebugaran jasmani dengan prestasi akademik: Studi longitudinal pada siswa SMA. Jurnal Keolahragaan, 9(1), 45-58. Doi:
10.21831/jk.v9i1.456
5. Widiastuti, & Suharjana. (2019). Pengukuran tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah menengah: Analisis temporal. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 15(2), 67-79. Doi:
10.21831/jpji.v15i2.567
6. Mahendra, A. (2020). Paradigma baru pendidikan jasmani di era digital. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 5(2), 1-15.
Buku
1. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. PT Rineka Cipta.
2. Rifa’i, A. R. C., & Anni, C. T. (2010).
Psikologi pendidikan. UNNES Press.
3. Ahmad, M. (1997). Psikologi pendidikan.
Pustaka Setia.
4. Djoko, P. (2004). Pedoman praktis berolahraga untuk kebugaran dan kesehatan. Andi Offset.
5. Irianto, D. P. (2018). Pedoman praktis berolahraga untuk kebugaran dan kesehatan.
Andi Offset.
6. Santoso, Y. S., & Zafar, D. (2019). Ilmu faal olahraga: Fisiologi olahraga. PT Remaja Rosdakarya.
Laporan