• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asal-usul Permainan Bentengan

N/A
N/A
Khalifah Khanza

Academic year: 2024

Membagikan "Asal-usul Permainan Bentengan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Asal usul sejarah permainan bentengan

Mungkin permainan ini sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, terutama bagi anak kelahiran tahun 80/90-an. Bentengan ini menjadi permainan tradisional yang banyak digemari pada anak anak pada zaman itu.

Dengan berlalunya waktu dan perkembangan zaman di era teknologi seperti sekarang ini, permainan bentengan ini pun mulai ditinggalkan. Anak anak zaman sekarang mungkin sudah tidak tau apa itu permainan bentengan ini, karena dizaman teknologi anak anak zaman sekarang lebih memilih main dengan gadget mereka.

Bentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai benteng mereka.

Asal usul permainan ini belum diketahui sampai sekarang berasal dari mana, tetapi permainan ini sudah ada sejak zaman dahulu, dan tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia dengan nama yang berbeda beda. Seperti halnya di Kulonprogo permainan serupa seperti bentengan ini dinamakan Raton.

Benteng/Bentengan adalah salah satu permainan tradisional berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang handal. Permainan ini merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat baik digunakan untuk berolahraga.

(2)

Pengertian permainan bentengan

Benteng/Bentengan adalah salah satu permainan tradisional berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan bertari dan strategi yang handal Permainan ini merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat baik digunakan untuk berolahraga. Hal ini disebabkan karena setiap pemain harus bertari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama dan permainan benteng ini adalah menyerang dan mengambil alih "benteng/markas lawan

Peningkatan laju pertumbuhan penduduk pun turut andi dalam menjadikan pemukiman yang semakin padat di kota-kota besar, jalan-jalan sempit, tak ada lapangan maupun pekarangan untuk bermain, membuat anak memilih permainan yang lebih praktis, permainan-permainan yang cenderung menjadikan mereka manusia-manusia individual yang tak mengenal cara bersosialisasi di dalam masyarakat. Namun demikian ternyata masih ada kelompok anak-anak di Jakarta yang memainkan permainan ini yang ternyata memiliki manfaat dibalik

permainannya.

Dalam suatu permainan tradisional, selain menyenangkan tentunya terdapat pelajaran dan pesan moral yang dapat diambil. Ternyata permainan benteng ini memiliki banyak manfaat yang tidak semua anak-anak menyadannya. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut

1. Dapat melatih kecepatan dan kelincahan dalam berlari

2. Dapat melatih daya tahan serta kekuatan karena dalam permainan ini pemain dituntut untuk Terus bertari

3. Selain itu permainan in juga dapat memupuk kerja sama antar kelompok

Jadi, permainan "benteng ini selain menyenangkan dan menghibur juga bisa memberikan kebugaran jasmani Permainan ini harus diestarikan di tengah era globalisasi seperti zaman sekarang, karena sangat menghibur juga menyehatkan, serta banyak pelajaran yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehan-han

Selain itu permainan tradisional juga mengajarkan kita untuk selalu bersosialisasi dengan orang-orang dibandingkan dengan memainkan permainan yang banyak terdapat di gadget pada masa sekarang, karena di dalamnya terdapat unsur kesehatan, sportifitas, kejujuran, solidantas, keuletan, dan ketekunan.

(3)

Cara memenangkan permainan bentengan

Strategi dalam permainan tersebut adalah membagi anggota kelompok menjadi penyerang dan penjaga.

Penyerang bertugas mencari celah agar dapat menyentuh benteng lawan dan penjaga 'benteng' harus menjaga benteng mereka dari pihak lawan yang ingin menyentuh benteng.

Peraturan dan Cara Bermain Bentengan

Cara Bermain:

1. Permainan ini dimulai dengan dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 dan 1 peserta Cadangan.

2. Selanjutnya masing-masing kelompok memilih tiang atau pilar sebagai "benteng / markas" Di Sekitar benteng tersebut terdapat area aman untuk kelompok yang memiliki tiang atau pilar tersebut. Bila berada di area aman, mereka tidak perlu takut terkena lawan.

3. Para anggota kelompok akan berusaha menyentuh lawan dan membuatnya "tertawan / tertangkap".

4. Pemain harus sering kembali dan menyentuh bentengnya karena "penawan" dan yang

"tertawan" ditentukan dari waktu terakhir menyentuh "benteng",

5. Orang yang paling dekat waktunya menyentuh benteng berhak menjadi "penawan". Mereka bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikan tawanan.

6. Tawanan dapat dibebaskan apabila salah satu anggota tim dapat menepuk tawanan

7. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat menyentuh tiang atau pilar lawan dan meneriakan kata "benteng".

(4)

Peraturan Bermain :

1. Setiap tim beranggotakan 5 orang laki-laki

2. Durasi permainan maksimal 7 menit. Jika sampai waktu yang ditentukan belum ada pemenang, maka ditentukan dari jumlah pemain yang tersisa (terbanyak).

3. Hanya boleh mematikan lawan dengan menyentuh area bahu sampai dengan pinggang.

4. Peserta tidak menggunakan alas kaki.

5. Peserta dilarang keluar dari batas area bermain yang telah ditentukan. Jika peserta melanggar aturan ini akan diskualifikasi.

6. Tidak boleh melakukan kekerasan saat permainan berlangsung.

Referensi

Dokumen terkait

baik dan sesuai dengan Rencana Bidang Pengembangan yang telah dibuat sebelumnya, waktu yang sudah ditentukan untuk pelaksanaan permainan bentengan selama + 30 menit sudah sesuai

Terima kasih untuk sahabat anak Indonesia semuanya, yang telah membaca buku Serunya Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu. Di atas adalah beberapa contoh permainan tradisional

Pelaksanaan permainan tradisional kelereng yang dilakukan pada kelas eksperimen sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak dibandingkan dengan

5 Melihat betapa pentingnya pengaruh permainan tradisional terhadap perkembangan anak, dan bagaimana fenomena yang terjadi di masyarakat yang mulai melupakan permainan

Abstrak—Apresiasi masyarakat terhadap permainan tradisional anak kian berkurang. Saat ini anak-anak lebih suka bermain permainan-permainan modern berbasis teknologi yang

1) Nilai Demokrasi dalam permainan anak tradisional sebenarnya telah ditujukan oleh anak-anak sebelum mereka mulai bermain. Terbukti dengan cara memilih dan

Hal ini menunjukkan sesuai dengan indikator, tujuan dan manfaat pelaksanaan permainan tradisional dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang berbasis karakter ini, yaitu: 1

Teknologi augmented reality yang berkembang pesat membuat produksi game semakin inovatif dan menarik. Implementasi teknologi ini juga berpotensi untuk permainan papan tradisional yang mulai digantikan permainan digital berbasis