• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK & PEMBATASANNYA

N/A
N/A
olive

Academic year: 2024

Membagikan "ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK & PEMBATASANNYA"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Hk perikatan 17 maret 23

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK & PEMBATASANNYA (di ayat 1) Dasar bagi mereka yang ingin melakukan perjanjian

Perjanjian nama (yang diatur di dalam bw)

Perjanjian yang tidak diatur di dalam BW atau perjanjian tidak Bernama (menjadi problem utama para pihak) sehingga ini mengatur mengenai perjanjian yang tidak bernama

KEBEBASAN BERKONTRAK : KEWENANGAN UNTUK MENGADAKAN HUBUNGAN HK MENURUT PEMIKIRAN SENDIRI

1. BENTUK : ADANYA PERSESUAIAN KEHENDAK (KONSENSUS) ADALAH CUKUP, TDK DISYARATKAN UNTUK MEMPERHATIKAN FORMALITAS PADA PENUTUPAN

PERJANJIAN; dipersilahkan apra pihak untuk membuat perjanjian sesuai kehendak mereka sendiri.

Misal : mereka ingin membuat perjanjian yang mirip dengan perjanjian pinjam meminjam, jadi mereka bisa membuat pengaturan yang sedikit berbeda dari pinjam meminjam ASAL SUDAH DISEPAKATI

2. ISI : PARA PIHAK DPT MENENTUKAN ISI HUB. HK (OBLIGATOIR) SESUAI DG YG MEREKA KEHENDAKI, prestasi apapun yang mereka harapkan ada di dalam kontrak itu (klausul-klausul yang mereka sepakati itu terdapat di dalam isi sesuai dengan kehendak mereka) jadi bisa masing-masing pihak atau muncul dari salah satu

pemikiran pihak (tidak dilarang asal memang disepakati, tetapi tetap ada aturan main yang tidak boleh dilanggar dalam membuat perjanjian)

3. Bebas pihak, jadi tidak ada batas mau pihak siapa saja, batasannya adalah jika orang yang tika cakap membuat hukum jika tetap membuat perjanjian maka perjanjiannya akan dapat dibatalkan

Kontrak dapat dinamakan dengan perjanjian, tetapi tidak serta merta dapat disamakan dengan perjanjian tertulis

KEBEBASAN BERKONTRAK  TIDAK TAK TERBATAS (dasar kebebasan berkontrak, jadi bebas tetapi tetap ada batasannya, yaitu yang sifatnya dwingend recht)

Pembatalan ada di 1366 bw

„ Pasal 1320 B.W. mengatur syarat sahnya Perjanjian (Sifat umum)

„ Pasal 1330 B.W. menyatakan “tidak cakap untuk membuat perjanjian” adalah : 1. Orang-orang yang belum dewasa ;

2. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan ; 3. Wanita yang sudah bersuami (tidak berlaku)

„ Pasal 1332 B.W. : “hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok perjanjian-perjanjian”. Pasal ini menegaskan bahwa asalkan

menyangkut barang-barang yang bernilai ekonomis, maka setiap orang bebas untuk memperjanjikannya.

„ Pasal 1335 B.W. : melarang dibuatnya perjanjian tanpa causa, atau dibuat

berdasarkan causa yang palsu atau yang terlarang, dengan konsekuensi tidaklah sah.

„ Pasal 1338 ayat (3) B.W. : bahwa perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

„ Pasal 1339 B.W. : terikatnya perjanjian kepada sifat, kepatutan, kebiasaan dan unang- undang.

(2)

„ Pasal 1347 B.W. mengatur mengenai hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya disetujui untuk secara diam-diam dimasukkan dalam kontrak.

„ 1266, 1267, 1337 BW

PENGECUALIAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

Konsensualisme didukung dengan asas kebebasan berkontrak.

A. PERJANJIAN FORMAL

-PERJ. SEWA-MENYEWA HAK & KEWAJI BAN PARA PIHAK DITENTUKAN SCR TER TULIS;

Bentuknya sudah dibakukan sebagai dasar keabsahan yaitu jadi tidak lagi tergantung pada para pihak, sehingga perjanjian harus dalam bentuk tertulis. (kalau tidak dalam bentuk tertulis maka dianggap tidak sah) keabsahannya itu 1320 bw ditambah dengan bentuknya tertulis

-PERJ. ASURANSI HAK & KEWAJIBAN PARA PIHAK DITETAPKAN DLM SEBUAH AKTA -PERJ. HIBAH (SCHENKING)  DIBUAT AKTA NOTARIS

- perjanjian perdamaian juga (kalau tidak tertulis maka akibat hukumnya tidak sah)

 MANAKAH YANG PERJ. FORMAL ?

1. SCHENKING  PERJANJIAN FORMAL (PASAL 1682 JO. PASAL 1687 B.W.) 2. PERJ. PERDAMAIAN  PERJ. FORMAL  PASAL 1851 B.W.

3. PENDIRIAN SEBUAH P.T.  UU NO. 40 TH. 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS B. PERJANJIAN RIIL

Harus ada penyerahan secara langsung yaitu dalam bentuk objeknya, perjanjian obligatur itu setelah timbul kesepakatan maka blm ada timbul perjanjian bilamana objeknya blm diserahkan

„ PERJANJIAN OBLIGATOIR DINAMAKAN PERJANJIAN RIIL BILAMANA TERJADI PENYERAHAN BENDA YANG BERSANGKUTAN

v JADI PADA PERJANJIAN RIIL, DISAMPING PERSESUAIAN KEHENDAK TIMBUL SYARAT KE-2 : PENYERAHAN BENDA

Pemberian secara sukarela itu juga ada penyerahan

Timbul perjanjian itu pada saat diserahkan sepeda motor kepada dito, jika b;lmm diserahkan maka blm ada perjanjian hibah.

Misal melakukan penitipan benda berupa sepeda motor, maka itu perjanjian berupa riil Kalau benda tdk bergerak itu perjanjian formil

Kalau benda bergerak itu perjanjian riil CONTOH PERJANJIAN RIIL

v PERJANJIAN PENITIPAN BARANG (Pasal 1694 B.W.) v PERJANJIAN PINJAM PAKAI (Pasal 1740 B.W.)

Saat diserahkan barang yg dipinjam baru terjadi perjanjian, jd setelah terjadi penyerahan baru terjadi perjanjian

Perjanjian riil dan formil merupakan pengecualian dari asas kebebasan berkontrak

(3)

Semua perjanjian yang dibuat sah, (ada asas kebebasan berkontrak, para pihak diberikan kebebasan untuk membuat perjanjian tertentu)

Asas pacta sunt servanda (mengikatnya prjanjian apra pihak itu dianggap sebagai UU, hanya berlaku bagi para pihak yang membuat, dan kalau melanggar asas pacta sunt servanda maka dikatakan telah melakukan wanprestasi.

Melekat di padal 1338 ayat 1 (pacta sun servanda) sebagaimana yang ada di asas kebebasan berkontrak)

Semisal ada perjanjian jual beli mobil, selama blm ada levering maka kepemilikan blm beralih

Bagaimana dengan kebiasaan, kepatutan, kelayakan? Dapat dijadikan sebagai dasar mempersempit dan memperluas pemaknaan asas pacta sun servanda

Ada 3 asas ..

1338 ayat 3 yaitu asas itikad baik, memiliki karakterisitik

Bagaimana pelanggaran asas itikad baik? Bisa berdiri apda 2 dasar gugatan bisa wanprestasi dan PMH tetapi tetap dilihat kasusnya.

Resultat verbintenis Inspaning verbintenis

Pembatalan itu harus disepakati kedua belah pihak (harus ada deklaraturnya, untuk kepentingan para pihak selanjutnya seperti ahli waris)

Penggunakan 1338 ayat (2)

-kalau membatalkan perj : harus disepakati, pembatalan scr sepihak juga melanggar 1338 ayat (2), pembatalan perj secra sepihak itu melanggar hk, harus ada disepakati mengenai pembataannya, karena dasarnya 1338 ayat 2 bagaimana bsa menggugat kalau 1266 nya batalkan orang para pihak, tidak tepat kalau meniadakan 1

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian pembiayaan serta permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian pembiayaan serta permasalahan yang timbul dalam

Dengan demikian asas kebebasan berkontrak yang terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata tidaldah bersifat mut:lak, karena hakim mempunyai wewenang untuk meneliti clan

yang berjudul “ Kajian Yuridis Asas Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Konsumen pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ” , dengan

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR),batasan-batasan konsep yang digunakan penulis

IMPLEMENTASI ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN ASURANSI UNTUK MEWUJUDKAN KEADILAN BAGI TERTANGGUNG SEBAGAI KONSUMEN (Studi Pada Polis Asuransi Jiwa

Dengan kebebasan membuat perjanjian tersebut berarti orang dapat menciptakan hak-hak perseorangan yang tidak diatur dalam Buku III BW akan tetapi diatur sendiri dalam

Para pihak yang berkontrak berharap bahwa dengan menggunakan asas kebebasan berkontrak syarat batal dapat dikesampingkan mengingat hukum perjanjian menganut