• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana

N/A
N/A
Usamah Rievzqy Ahmad

Academic year: 2024

Membagikan "Asas Legalitas Dalam Hukum Pidana"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Asas Legalitas

Kejahatan dan Pelanggaran

Penafsiran Tindak Pidana

Locus dan Tempus Delicti

Tanggungjawab Tindak Pidana

(3)

Asas Legalitas Kejahatan dan Pelanggaran

Penafsiran Tindak Pidana

“Nullum delictum nulla poena sine praevia lege”

Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam pidana apabila tidak ditentukan terlebih

dahulu dalam peraturan perundang-undangan.

Fungsi: 1. Tidak ada pemidanaan kecuali atas dasar undang- undang;

2. Tidak ada perbuatan pidana yang tidak dituntut.

• Tidak boleh dihukum apabila tidak diatur

• Tidak boleh gunakan analogi/kiasan

• Tidak boleh berlaku surut

Menimbulkan kepastian hukum, sehingga seseorang akan merasa aman dan tidak ragu berbuat sesuatu.

Terhadap suatu perbuatan yang tidak merupakan tindak pidana, diterapkan ketentuan tindak pidana lain yang mempunyai sifat atau bentuk yang sama.

Tindakan yang memenuhi rumusan delik dilakukan sebelum berlakunya ketentuan terkait, maka tidak dapat dituntut dan dimintai pertanggungjawaban pidana.

(4)

KUHP LAMA :

KUHP BARU :

Dengan diberlakukannya hukum yang hidup dalam Masyarakat maka seseorang patut dipidana meski tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Sehingga, antara Keadilan Hukum dan Kepastian Hukum tidak akan bisa hidup berdampingan dengan adanya ketentuan ini.

Penjelasan Pasal 2 KUHP Baru:

(5)

Asas Legalitas Kejahatan dan Pelanggaran

Penafsiran Tindak Pidana

Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang No. 8/2020

Adanya Hukum yang Hidup dalam Masyarakat tidak dapat dikatakan sebagai Perluasan Asas Legalitas, karena hal tersebut bersifat kontradiktif. Perluasan atau Pengecualian Asas Legalitas hanya dapat dilakukan pada Pelanggaran HAM Berat, yang bahkan terhadap hal tetrsebut saja masih diharuskan ketentuan khusus yang mengatur seputar definisi sampai jenis-jenis kejahatan apa saja yang termasuk kedalamnya.

(6)

Kejahatan (misdrijve), yaitu suatu perbuatan tingkah laku yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan Pelanggaran (overtredingen), yaitu perbuatan tingkah laku yang selain merugikan si penderita, juga sangat merugikan Masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman, dan ketertiban. (R.

Soesilo, 2013)

Kuantitatif:

Kejahatan dikatakan sebagai

rechtsedelicten”, yaitu perbuatan- perbuatan meskipun tidak ditentukan dalam undang-undang, sebagai perbuatan pidana, namun telah dirasakan sebagai “onrecht”, yaitu sebagai perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Jaksa maupun hakim Tindak Pidana yang dilakukan di negara asing tersebut, apakah menurut undang-undang disana merupakan kejahatan atau pelanggaran,

Ayat tersebut menjelaskan bahwa qadzaf (menuduh) perempuan yang baik baik melakukan perbuatan zina adalah merupakan salah satu perbuatan yang masuk dalam kategori tindak

lain, aturan tidak tertulis juga menjadi “ukuran” untuk menentukan apakah suatu perbuatan dapat dikualifikasikan sebagai. perbuatan/tindakan pidana atau

Dampak sabab al-nuzul terhadap penerapan asas berlaku surut ( athar raj’i ), yaitu hukum yang diturunkan akan diberlakukan sejak peristiwa hukum (tindak pidana) itu terjadi,

Indonesia merupakan negara dengan adat budaya yang sangat beragam, namun konsekuensi terhadap hukum adat adalah meskipun dalam hukum adat suatu perbuatan adalah

di atas dapat diketahui bahwa asas legaitas tidak diterapkan secara kaku, hal ini juga terlihat dari penerapan asas legalitas menurut hukum Islam yang berbeda-beda

Di sini, ada pengecualian terhadap penerapan asas legalitas sebagai pengakuan legislative mengingat eksistensi hukum adat yang berlaku bertujuan untuk memenuhi rasa

“Pertanggungjawaban Pidana Nahkoda Kapal dalam Kecelakaan Kapal Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.” JOM Fakultas Hukum Universitas Riau VII, no.. Asas-Asas