Penerapan
Kode Etik Jurnalistik
Dr Dedi Sahputra, MA
Tindakan Pelanggaran Kode Etik Wartawan:
1. Mengabaikan kepemilikan pribadi
2. Menyajikan data/fakta/wawancara fiktif
3. Menampilkan informasi korban kejahatan asusila
4. Memuat informasi off the record dan background information
5. Membocorkan identitas narasumber yang telah disepakati untuk dirahasiakan 6. Tidak melayani hak jawab
7. Tidak melakukan koreksi atas kesalahan yang dilakukan 8. Berpihak dan tidak berimbang
9. Menerima suap
Berita ini melanggar Pasal 3 KEJ:
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang
Berita ini melanggar Pasal 4 KEJ:
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang
sematamata untuk membangkitkan nafsu birahi.
Judul ini bukan judul berita, tetapi lebih tepat kepada judul artikel.
Judul berita semestinya mengabarkan fakta karena berita adalah fakta-fakta yang direkonstruksi ke dalam bentuk kata-kata dan gambar, atau kata-
kata dan gambar.
Paragraf ini melanggar KEJ Pasal 8 Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
Paragraf berita ini melanggar Pasal 3 KEJ:
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta
Berita ini melanggar Pasal 3 KEJ:
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang
Berita ini melanggar KEJ Pasal 9:
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
Berita ini melanggar Pasal 5 KEJ:
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.