• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK HUKUM PEMBEBASAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DALAM MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ASPEK HUKUM PEMBEBASAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DALAM MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Apa implikasi Undang-Undang Pembebasan Pajak terhadap wajib pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19. Cara mengajukan pembebasan pajak bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19. Mengetahui implikasi hukum pembebasan pajak bagi wajib pajak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19.

Fungsi Pajak

Fungsi Keuangan (Anggaran) Fungsi pajak adalah menghimpun sumber daya yang diperlukan pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara untuk kepentingan dan kebutuhan seluruh masyarakat. Kita tidak boleh lupa bahwa fungsi pajak tidak hanya sekedar menghimpun uang untuk kas negara.

Asas- Asas Perpajakan Indonesia

Prinsip Kemanfaatan : Pajak yang dipungut oleh negara hendaknya digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan umum. Asas kesetaraan: dalam keadaan yang sama, wajib pajak yang satu dan yang lainnya harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama). Oleh karena itu, negara-negara yang menganut prinsip ini dalam sistem perpajakannya akan memadukan prinsip domisili dengan konsep pengenaan pajak tertinggi.

Sistem Penilaian Resmi merupakan suatu sistem pemungutan yang memberikan kewenangan kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Self Assessment System merupakan sistem pemungutan yang memberikan kewenangan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Sistem Pemotongan Merupakan suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang kepada Wajib Pajak.

Misalnya dalam pajak penghasilan, semakin besar jumlah penghasilan maka semakin besar pula jumlah pajak yang terutang. Pada akhirnya pajak yang dipungut digunakan untuk kepentingan seluruh rakyat dengan menyediakan barang dan jasa publik yang dibutuhkan masyarakat.

Tinjauan Umum tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM merupakan unit usaha produktif mandiri yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha pada semua sektor perekonomian. Dalam Bab 1 (Ketentuan Umum), Pasal 1 UU disebutkan, usaha mikro adalah usaha produktif milik perseorangan dan badan usaha perseorangan yang memenuhi usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau afiliasi dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung atau tidak langsung dari usaha mikro atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. diatur dengan undang-undang.

Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dijalankan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau afiliasi dari perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau langsung atau tidak langsung merupakan bagian dari usaha mikro, usaha kecil. atau perusahaan besar yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, pengertian masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: 10. Usaha mikro adalah perusahaan yang kekayaan bersihnya kurang dari 50 juta rupiah atau mempunyai omzet kurang dari 300 juta rupiah selama satu tahun.

Usaha kecil adalah perusahaan yang mempunyai aset antara Rp 50 juta hingga Rp 500 juta atau menghasilkan penjualan antara Rp 300 juta hingga Rp 2,5 miliar dalam setahun. Usaha menengah merupakan perusahaan yang memiliki aset antara Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar atau menghasilkan penjualan antara Rp 2,5 miliar hingga Rp 50 miliar dalam setahun.

Bentuk-bentuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Kriteria Usaha Kecil Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 6 Bab IV. Dengan omset tahunan lebih dari Rp tiga ratus juta rupiah) dan maksimal Rp. Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan pembagian tugas yang jelas, termasuk keuangan, pemasaran dan produksi.

Berbeda dengan UMKM, yang dimaksud dengan usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh unit-unit usaha yang mempunyai total kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dibandingkan usaha menengah, yang meliputi badan usaha milik negara atau swasta nasional, perusahaan patungan, dan badan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi. di Indonesia. Kegiatan mata pencaharian (kesempatan kerja baru) merupakan usaha kecil dan menengah yang dijadikan sebagai peluang kerja mata pencaharian, yang lebih dikenal dengan sektor informal. Usaha Mikro (bersifat wirausaha), merupakan Usaha Kecil Menengah yang mempunyai sifat perajin, namun belum mempunyai sifat wirausaha.

Usaha Kecil Dinamis (jiwa kewirausahaan), merupakan usaha kecil menengah yang mempunyai jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor. Pada dasarnya perbedaan utama antara usaha mikro (UMI), usaha kecil (UK), usaha menengah (UM) dan usaha besar (UB) pada umumnya didasarkan pada nilai aset awal tidak termasuk tanah dan bangunan, rata-rata omset per usaha. tahun atau jumlah pegawai tetap.

Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Di negara maju, UMKM sangat penting bukan hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap tenaga kerja paling banyak dibandingkan dengan usaha besar seperti. Oleh karena itu, kelompok usaha ini mempunyai arti “lokal” khusus bagi perekonomian pedesaan. Hal ini juga dapat menjelaskan mengapa pertumbuhan UMKM sangat penting di wilayah pedesaan di negara-negara berkembang, terutama di wilayah dimana sektor pertanian mengalami stagnasi atau tidak mampu lagi menyerap pertumbuhan tahunan pasokan tenaga kerja pedesaan.

Tidak hanya mayoritas UMKM khususnya UMI di NSB yang berada di pedesaan, kegiatan produksi kelompok usaha ini juga umumnya berbasis pertanian. UMKM menggunakan teknologi yang lebih “cocok” (dibandingkan dengan teknologi maju yang biasa digunakan oleh perusahaan modern/UB) terhadap proporsi faktor produksi dan kondisi lokal yang ada di negara berkembang, yaitu sumber daya alam. dan banyaknya tenaga kerja berketerampilan rendah (walaupun jumlahnya berbeda-beda di setiap negara atau wilayah dalam suatu negara), namun modal dan sumber daya manusianya sangat terbatas atau tenaga kerja berketerampilan tinggi. Banyak UMKM yang bisa berkembang pesat. Faktanya, banyak UMKM yang mampu bertahan ketika perekonomian Indonesia dilanda krisis besar pada tahun 1997/98. Oleh karena itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan yang berfungsi sebagai landasan pengembangan usaha yang lebih besar. Misalnya UMI bisa menjadi landasan pengembangan VK, VK untuk UM, dan UM untuk UB. Meskipun masyarakat pedesaan pada umumnya miskin, terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat miskin pedesaan mampu menabung dan berani mengambil risiko dengan berinvestasi. Dalam hal ini, UMKM dapat menjadi titik awal mobilisasi tabungan/investasi di pedesaan; sekaligus kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai wadah untuk menguji dan meningkatkan kemampuan kewirausahaan warga kota. Masih terkait dengan poin f) Terbukti bahwa pengusaha UMKM pada umumnya membiayai sebagian besar operasional usahanya dengan tabungan pribadi, ditambah dengan bantuan atau pinjaman dari anggota keluarga atau kerabat, atau dari pemberi kredit informal, pedagang atau pengepul, pemasok, bahan baku. pemasok. , dan pembayaran di muka dari konsumen. Oleh karena itu, kelompok usaha ini masih dapat berperan penting, sebagai alat pengalokasian tabungan pedesaan, yang jika tidak digunakan untuk tujuan yang tidak produktif.

Kelompok usaha ini dipandang sangat penting dalam industri atau perekonomian yang tidak stabil yang mengalami perubahan kondisi pasar dengan cepat, seperti krisis ekonomi tahun 1997/98 yang melanda beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Angka tersebut meningkat menjadi sekitar 57,8 juta unit UMKM dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 114 juta orang.18. Keberadaan UMKM di seluruh provinsi di Indonesia mengurangi kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin.

Jadi ada keseimbangan antara UMKM di kota bahkan di pinggiran kota yang lebih terpencil.

Pengaturan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia

Asas dan Tujuan Pemberdayaan (Pasal 4-5) Asas UMKM adalah tumbuhnya kemandirian, kekompakan dan kewirausahaan bagi UMKM yang dapat bekerja atas prakarsa sendiri, terwujudnya kebijakan publik yang transparan, akuntabel dan berkeadilan, pengembangan usaha yang berbasis pada potensi daerah dan orientasi pasar sesuai kompetensi UMKM; meningkatkan daya saing UMKM, dan melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. Tujuan pemberdayaan UMKM adalah untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang dan berkeadilan, yang memungkinkan kemampuan UMKM tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Kriteria (Pasal 6), membagi usaha mikro, kecil, dan menengah berdasarkan jumlah kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan.

Meningkatkan lingkungan usaha (Pasal 7-15), yang mengatur bahwa pemerintah dan pemerintah daerah harus memajukan lingkungan usaha dengan menetapkan undang-undang dan kebijakan yang mengatur aspek pembiayaan, sarana dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha, peluang usaha dan perdagangan. termasuk promosi dan dukungan kelembagaan. Meski tidak besar, UKM membantu mengurangi pengangguran dan perekonomian nasional sehingga mendapat perhatian dari pemerintah dan berbagai lembaga keuangan. KUR bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas layanan perbankan kepada UMKM produktif, meningkatkan daya saing UMKM, mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja serta mengentaskan kemiskinan.

Pemerintah juga telah mengatur hal ini dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pasal 30 menjelaskan, Pemerintah dan pemerintah daerah mengatur UB membangun kemitraan dengan UMI, Inggris dan UM atau UM membangun kemitraan dengan UMI dan Inggris.

Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Selain itu, kondisi ini tidak lepas dari karakteristik pelaku UMKM yang fleksibel, tidak bergantung pada modal luar, dan mampu membayar kembali pinjaman dengan suku bunga yang cukup tinggi.21. Penyebaran virus penyebab penyakit ini menjadi permasalahan serius bagi pemerintah dan UKM. Tentu saja pendapatan para pelaku UMKM turun drastis, apalagi jika berjualan melalui toko offline dibandingkan online.

Perkembangan UMKM dalam kondisi perekonomian terdampak pandemi Covid-19 dibandingkan tahun 1998 ketika krisis ekonomi besar datang. Berbagai program selaras dengan instruksi Presiden dan diharapkan upaya tersebut dapat mendorong usaha para pelaku UMKM di Indonesia agar tetap berjalan dengan cepat dan kondisi segera kembali normal. Terutama terkait dengan investasi dan modal kerja, dimana penerapannya lebih mudah dan cakupannya terutama untuk berbagai wilayah terdampak.

23 Sony Hendra Permana, Strategi Peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, Aspirasi Vol. Ruang lingkup penelitian ini mengenai implikasi hukum pembebasan pajak bagi wajib pajak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada masa pandemi Covid-19 dan cara pengajuan pembebasan pajak bagi wajib pajak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada masa pandemi. pandemi Covid-19. Pandemi -19.

Jenis Penelitian

Metode Pendekatan Masalah

Sumber Bahan Hukum

Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

Metode Penelitian

Analisis Bahan Hukum

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), Pajak adalah Kontribusi Wajib kepada Negara yang

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) bahwa

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta:

Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009, tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Sumber

antara Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dengan

Dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Perubahan ketiga atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak

Bahkan dalam Pasal 28 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tuhun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,