• Tidak ada hasil yang ditemukan

aspek interkultural dalam pengajaran bahasa arab - UI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "aspek interkultural dalam pengajaran bahasa arab - UI"

Copied!
408
0
0

Teks penuh

Siswa yang belajar bahasa Arab di lingkungan negara Arab, mereka berbicara bahasa lebih baik karena mereka lebih akrab dengan budaya bahasa Arab. Berikut ini akan dipaparkan temuan penulis mengenai aspek interkultural dalam pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing.

Interkultural Bahasa Tubuh (Body Language) (1) Gerakan tangan memanggil seseorang

Interkultural Honorifik

PENUTUP

DAFTAR ACUAN

Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menemukan dan menggali metode-metode baru sebagai upaya pengembangan metode dan materi pembelajaran bahasa Arab, khususnya dalam kajian i'rab (perubahan sykal atau vokal akhir) pada materi sintaksis bahasa Arab berbasis transliterasi bahasa Arab (a' n-nachwu). -Latin. Sedangkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin mengacu pada Pedoman Transliterasi Arab-Latin Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543 B/U/1987 .

PENDAHULUAN

Bahasa Arab yang infleksi (Chejne juga memiliki sistem ini, meskipun menggunakan istilah yang berbeda. Beberapa sistem bunyi ini terdapat dalam bahasa Indonesia, tetapi beberapa hanya dimiliki oleh bahasa Arab.

TEORI DAN METODOLOGI

  • Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
  • Bahan Ajar
  • Handout
  • Transliterasi
  • Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Handout adalah bahan ajar tertulis tambahan yang dapat memperkaya siswa saat belajar untuk mencapai kompetensinya. Pertama, dilihat dari jenisnya, penelitian ini merupakan pencarian literature atau pustaka yang rujukan utamanya adalah buku yang menjelaskan teori-teori pengembangan bahan ajar dan transliterasi.

ANALISIS DAN DISKUSI

  • Pengembangan Bahan Pembelajaran I’rāb Pada Sintaksis Arab

Oleh karena itu, pengembangan metode pembelajaran i'rāb pada materi sintaksis bahasa Arab berbasis transliterasi menuntut siswa terlebih dahulu menguasai dasar-dasar tata bahasa Arab. Penyusunan materi pengembangan materi pembelajaran i'rāb disesuaikan dengan materi pokok dalam sintaks bahasa Arab, menonjolkan kemampuan siswa dalam menjelaskan keadaan i'rāb dalam bahasa Arab, yaitu rafa' (nominatif), nashab (akusatif) , jarr (genitif) dan jazm (apokopatif) dan menerapkannya pada kata Arab.

Gambar 1 Pengembangan Metode Pembelajaran I’rāb pada Materi Sintaksis Arab  (a’n-nachwu) Berbasis Transliterasi
Gambar 1 Pengembangan Metode Pembelajaran I’rāb pada Materi Sintaksis Arab (a’n-nachwu) Berbasis Transliterasi

I’rāb Berbasis Transliterasi Pada Nomina (ism) Stimulus : باتك

Untuk kata-kata yang dalam bahasa Arab biasa digabungkan dengan kata lain, transliterasinya mengikuti sebaran dalam bahasa Arab. Selain itu, dari segi kapitalisasi, transliterasi tetap digunakan sesuai dengan ketentuan Enhanced Spelling (EYD) dalam bahasa Indonesia.

I’rāb Berbasis Transliterasi Pada Verba (fi’l) Stimulus : أرق

Dalam penulisannya, Tā'ul-Marbūthah memiliki vokal fatchah, kasrah atau dhammah, dan pengucapannya dilanjutkan dengan kata berikutnya ditransliterasikan dengan t, sedangkan tā'ul-marbūthah sukun/mati ditransliterasikan dengan h. Syaddah, karena dalam bahasa Arab dilambangkan dengan tanda (ﹽ), transliterasinya adalah melipatgandakan huruf yang ada di syaddah. Untuk aturan penulisan penanda ma'rifah, beberapa pedoman penulisan adalah sebagai berikut: a) Jika dihubungkan dengan huruf awal qamariyyah, tulis al- dan tulis l- jika di tengah kalimat; b) Jika dihubungkan dengan kata yang berhuruf awal syamsiyyah maka penanda ma'rifah tidak ditulis, huruf syamsiyyah ditulis rangkap dan sebelumnya diberi apostrof.

I’rāb Berbasis Transliterasi Pada Partikel (charf) Stimulus : ىلع

I’rāb Berbasis Transliterasi Pada Frasa Stimulus : ديدجلا ملقلا

Oleh karena itu, kami berharap pengembangan metode dan materi pengajaran seperti ini tidak membuat siswa merasa berat dan sulit.

SIMPULAN

DAFTAR ACUAN

Kesulitan teknis akan muncul tidak hanya dalam menulis teks ini, tetapi juga dalam latihan menulis apa pun dalam bahasa asing. Karena tujuan penulisan teks berita adalah untuk memposisikan siswa sebagai jurnalis, sedikit informasi yang ditemukan tentang penulisan teks dalam genre ini.

TEORI

  • Nilai Gambar
  • Teks Berita

Ketika sebuah teks dibangun dari gambar ke skrip, penulis harus memikirkan skrip seperti apa yang akan mereka buat. Informasi dari gambaran ini dapat dikembangkan dengan melihat latar belakang kejadian tenggelamnya kapal dan keterangan saksi mata yang memberikan pertolongan, serta keterangan korban sendiri.

Tabel 1. Model Genre Derewianka  Budaya
Tabel 1. Model Genre Derewianka Budaya

Contoh Teks Berita

  • SIMPULAN
  • TEORI DAN METODE 1. Teori
    • Metodologi
    • Hasil Penelitian
    • Pembahasan
  • Aspek Budaya Sasak
  • Aspek Budaya Batak Toba
  • PENGAJARAN BAHASA JEPANG PADA MAHASISWA PRODI JEPANG FIB UI ANGKATAN 2014
  • EKSEKUSI DAN PROGRESS BAHASA JEPANG TERINTEGRASI PADA MK BAHASA JEPANG VI TA 2016/2017
  • SIMPULAN DAN SARAN

Bagian tatap muka bahasa Jepang terpadu dibagi menjadi 4 pertemuan tatap muka (setara dengan 2 sks dari total 4 sks). Padahal, menulis kritis dalam bahasa Jepang dengan ragam keilmuan merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting.

Tabel 1 (KATA BILANGAN)
Tabel 1 (KATA BILANGAN)

PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA BIPA

PRAGMATIK DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING

  • Hakikat Kemahiran Berbicara
  • Hakikat Pragmatik
  • Kemahiran Berbicara dan Pragmatik
  • Kemahiran Berbicara di BIPA FIB UI
  • Pendekatan Pragmatik dalam Kemahiran Berbicara di BIPA FIB UI

Dengan demikian, peserta BIPA dapat memahami dan memproduksi bahasa (ucapan) Indonesia dengan benar dan tepat. Pada level selanjutnya, BIPA 2 dan 3, peserta kelas keterampilan berbicara diajarkan bentuk-bentuk pragmatis bahasa Indonesia.

KESIMPULAN

Misalnya, dengan memahami bentuk-bentuk fatis dan interjeksi dalam bahasa Indonesia, peserta akan mampu memahami dan menghasilkan isi ungkapan bahasa Indonesia. Misalnya, dengan memahami bentuk-bentuk fatis dan interjeksi dalam bahasa Indonesia, peserta akan mampu memahami dan menghasilkan isi ungkapan bahasa Indonesia.

DAFTAR ACUAN

Kajian ini difokuskan pada desain pengembangan evaluasi berupa tes menyimak melalui pendekatan komunikatif untuk mahasiswa BIPA tingkat pemula.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan mahasiswa BIPA dalam keterampilan menyimak dan mengembangkan tes menyimak sesuai kebutuhannya. . Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang pengembangan evaluasi berupa tes menyimak melalui pendekatan komunikatif untuk mahasiswa BIPA tingkat pemula.

TEORI DAN METODOLOGI Tes Menyimak

Berdasarkan perincian ini, memberikan tes mendengarkan kepada siswa BIPA tingkat pemula adalah tes mendengarkan tingkat marjinal atau deskriptif. Berdasarkan kedua ahli tersebut, rancangan penelitian ini mencoba mengembangkan tes menyimak untuk mahasiswa tingkat awal BIPA.

TINJAUAN PUSTAKA

Penulis menyadari bahwa desain penelitian ini baru sampai pada tahap mengumpulkan desain produk yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa BIPA melalui pendekatan komunikatif. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, penelitian ini menarik untuk dilakukan karena belum banyak penelitian serupa di dunia BIPA yang berfokus pada keterampilan menyimak mahasiswa BIPA tingkat pemula melalui pendekatan komunikatif.

ANALISIS DAN DISKUSI

Rekomendasi dalam penelitian ini adalah untuk selalu memperhatikan perilaku belajar dan perkembangan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran BIPA. Selanjutnya terkait pengembangan bahan ajar menyimak untuk kepentingan akademik, Titik Sudartinah dan Umar (2015) menghasilkan produk BIPA UNY berdasarkan prinsip: integratif dan interaktif, otentik dan kontekstual, terfokus pada pemahaman dan respon mahasiswa, mendorong perkembangan peserta didik ' strategi mendengarkan, dan penggunaan pola strategi metakognitif sambil juga mengintegrasikan elemen budaya.

Tes dengan tujuan memberikan informasi

Sumber: APBIPA Bali Bentuk tes menyimak didasarkan pada gambar kegiatan yang dirancang seperti permainan catur. Jika Anda naik kereta, Anda akan membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai ke kantor).

Tes dengan tujuan menemukan informasi

Dengarkan baik-baik dan buat garis yang menghubungkan satu gambar dengan gambar lainnya berdasarkan cerita yang Anda dengar. Dengarkan dan buat catatan tentang hal-hal yang tidak sesuai dengan gambar. gambar laki-laki bersepeda yang memiliki karakteristik berlawanan dengan teks yang sedang anda dengarkan).

Tes dengan tujuan menyusun informasi

Sumber: APBIPA Bali (Dengarkan teks: "Saudara-saudara pendengar Radio Kasa Belanja, di mana pun Anda berada. Di kejauhan berdiri seorang lelaki bercelana loreng.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Untuk itu, artikel ini ditulis untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan rubrik penilaian keterampilan berbicara dan latar belakang budaya siswa dengan hanya berfokus pada diskusi Analitis, yaitu sebagai rubrik penilaian yang memberikan skor lebih dari satu untuk kemampuan berbicara siswa. . keahlian; dan Holistic Marking Scheme yaitu penilaian yang hanya memiliki skor atau skor tunggal (one single score) dan tidak disertai referensi lanjutan dalam penggunaannya. Oleh karena itu, artikel ini ditulis untuk menginvestigasi hubungan antara penggunaan rubrik penilaian keterampilan berbicara dan latar belakang budaya siswa dengan hanya berfokus pada diskusi Analitis, yaitu sebagai rubrik penilaian yang memberikan skor lebih dari satu pada keterampilan berbicara siswa; dan Holistic Marking Scheme yaitu penilaian yang hanya memiliki skor atau skor tunggal (one single score) dan tidak disertai referensi lanjutan dalam penggunaannya.

KERANGKA TEORI

  • Holistic dan Analytic Marking Schemes
  • Penggunaan Holistic Marking Scheme
  • Penggunaan Analytic Marking Scheme

Di sisi lain, Analytical Marking Scheme yang juga dikenal sebagai Multi-trait Marking diklaim lebih unggul untuk digunakan dibandingkan dengan Comprehensive Marking Scheme. Hal ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh beberapa narasumber yang sama seperti di atas (yaitu Bachman dan Palmer 2010; Tuan Luu, T 2012; Harsch dan Martin 2013) yang menggambarkan Analytic Scoring Scheme sebagai rubrik penilaian yang menghasilkan lebih dari satu poin untuk berbicara. kemampuan. siswa.

METODOLOGI

Adanya indikator “dimengerti oleh penutur asli”, membuat rubrik ini kurang tepat digunakan dalam menilai siswa EFL seperti di Indonesia. Disarankan agar guru bahasa lebih fokus pada isi, kelancaran, kosa kata dan pemahaman pembelajar pada level ini, sehingga aspek yang dinilai seimbang dengan tingkat kemahirannya.

HASIL DAN SARAN 1. Hasil

  • Saran

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik analisis isi yang terdiri dari kata sifat bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengkaji kata sifat dalam bahasa Jepang perlu dilakukan perbandingan dengan kata sifat bahasa Indonesia sebagai dasar pembanding.

PERMASALAHAN

Misalnya struktur kalimat bahasa Jepang menggunakan pola S O P (Subjek, Objek, Predikat), sedangkan bahasa Indonesia menggunakan pola S P O (Subjek, Predikat, Objek). Demikian pula struktur frase bahasa Jepang berpola M D (Explain Explain) dan bahasa Indonesia berpola D M (Explain Explain).

METODE PENELITIAN

Oleh karena itu, memahami kaidah atau kaidah yang terkandung dalam bahasa tersebut dan kesabaran dalam mempelajarinya sangat diperlukan bagi orang Indonesia untuk memahami struktur kalimat dalam bahasa Jepang, khususnya dalam pengertian gramatikal verba bahasa Jepang. Apa kegunaan atau fungsi kata sifat bahasa Jepang dan kata sifat bahasa Indonesia dalam kalimat c How to learn.

ANALISA

  • Kata Sifat dalam Bahasa Jepang
  • Perbandingan Kata Sifat Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia
  • Metode Pengajaran Kata Sifat dalam Bahasa Jepang ataupun Bahasa Indonesia Pada dasarnya metode pengajaran tata bahasa memiliki pengertian bagaimana sebaiknya

Bandingkan kata sifat dasar bahasa Jepang ini dengan kalimat bahasa Indonesia seperti contoh berikut. Kalimat lain yang membedakan susunan klausa kata sifat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang adalah sebagai berikut.

INTRODUCTION

This paper discusses how English has been treated as santris' daily languae instructions in the Pesantren as an 'English immersion program' in the extended circles. The discussion covers implementations of English learning in the extended circles as part of the sacred cows of English (Kachru, 1988) critically analyzed according to the Contextualized Language Instructions approach (Shrum and Glisan, 2010) and intercultural flow (Pennycook, 2007) with typical Pesantren -identity.

LITERARY RESEARCH

The Inner Circle refers to the traditional base of English where the language plays the primary role in the daily communication of the people. Immersion is defined as an activity that requires the foreigners to learn English in the native language, either the Inner Circle (Kachru, 1988) or the core countries (Phillipson, 1992).

METHOD

The research question related to the topic is as follows: How are the values ​​of the pesantren as part of the expanding/expanding circles culturally adapted to the immersion values ​​that are commonly used in the inner circle.

DATA

ACTIVITIES OBSERVED

To make all these activities run smoothly, the pesantren has been given two language offices, one belonging to the teachers and the other to the santris. These three activities are carried out according to the schedule prepared by the English teachers in the teacher's language office.

DISCUSSIONS

For example, they used the expression 'insya Alloh' when making vows (Fahrudin, 2013 in Kirkpatrick, 2014). In addition, they never used simple past tense verbs when talking about their teachers.

CONCLUSION

They still use Simple Present Tense or Present Perfect Tense when describing their teachers, even though those teachers taught them a long time ago, for example: "Mr. Ahmad Fauzi is my English teacher and he taught me a year ago." In most cases, santri used code-switching when quoting Al-Qur'an (the holy book of the Almighty) and Hadith (traditions of Prophet Muhammad Rosululloh, p.b.u.h.).

Pengenalan nama makanan atau benda yang berhubungan dengan makanan pada masakan khas Tionghoa dapat dilakukan dengan langsung mengaitkannya dengan benda nyata.肉卷儿 ròujuànr (bakso bundar) Guru mengajarkan nama makanan atau benda yang berhubungan dengan makanan, secara lisan.

TEORI DAN METODOLOGI 1. Budaya dan Bahasa Asing

Setelah belajar bahasa Indonesia, siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia (sesuai tingkatannya); mereka tahu Indonesia dan mereka tahu budaya Indonesia. Ketiga, konsep privasi: masalah lintas budaya dalam pengajaran Berbicara tentang masalah privasi dalam konsep sapaan dalam bahasa Indonesia harus diperhatikan saat mengajar bahasa Indonesia kepada penutur asing (Yosari).

PENELITIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)

DALAM PERSPEKTIF ETNOGRAFI

Nugraha. “Kesalahan Bahasa Indonesia Oleh Pembelajar Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing” di www.ialf.edu/kipbipa/papers/SetyaTriNugraha2.doc [18. September 2010]. Kebutuhan Bahasa Indonesia sebagai pembelajar bahasa asing (studi kasus pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di IKIP Yogyakarta dan IKIP Malang)" at http://eprints.uny.ac.id/699/ [22. September 2010].

PENGENALAN BUDAYA INDONESIA DAN KAMBOJA

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang

  • Masalah
  • Tujuan
  • Kompetensi Interkultural
  • Tentang kampus RPITS Takeo

Pertukaran budaya seharusnya bisa dilakukan saat penulis mengajar bahasa Indonesia, karena tidak banyak warga kampus RPITS Takeo yang mengenal Indonesia. Data yang terkumpul dari observasi dianalisis untuk mengetahui kompetensi lintas budaya yang berlangsung di Kampus RPITS Takeo.

ANALISIS DAN DISKUSI Hasil Pengamatan

Penulis juga mengatakan bahwa di Indonesia jarang sekali orang yang secara terang-terangan meminum minuman beralkohol kalengan. Penulis menjelaskan, seperti di Kamboja, pawai keagamaan di Indonesia selalu ramai.

TEORI, DATA, DAN SUMBER DATA

Perkuliahan tata bahasa Jepang VI ini melibatkan peneliti sendiri sebagai pengajar. Kegiatan perkuliahan Tata Bahasa Jepang VI dilaksanakan sesuai dengan Lecture Program Unit (SAP) yang berkaitan dengan topik pembahasan yang terdapat dalam buku ajar.

Gambar 1. Buku teks “Chukyu Nihongo Bunpo Youten Seiri Pointo 20”
Gambar 1. Buku teks “Chukyu Nihongo Bunpo Youten Seiri Pointo 20”

PENDAHULUAN Latar Belakang

  • Perumusan Masalah

Materi dalam video tersebut berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam buku-buku pengajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing. Pertama, akan dijelaskan gambaran umum tentang pendekatan budaya (Geografi) dalam pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Jerman.

TEORI

  • Landeskunde dalam Pengajaran Bahasa Asing
  • Analisis 1 (Sepak Bola)
  • Analisis 2 (Mentalitas)
  • Analisis 3 (Keuangan)

Dalam hal ini, stereotipe dapat berfungsi sebagai unsur sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa asing. Perpaduan materi bahasa dan materi budaya dalam proses pembelajaran bahasa asing sangat penting (Löschmann, 1998).

KESIMPULAN

Penggunaan kata hoshii 'ingin' dalam bahasa Jepang dipelajari di kelas dasar bahasa Jepang. Pada data (5) dan (6), kami juga menemukan kalimat bahasa Jepang yang menggunakan kata hoshii 'mau' pada kalimat dengan subjek kata ganti orang ketiga.

Gambar 1.  Teritori PP1 dan PP3  Keterangan:
Gambar 1. Teritori PP1 dan PP3 Keterangan:

SIMPULAN

Masalah yang lebih luas untuk penggunaan hoshii dan hoshigatteiru (secara tata bahasa) adalah konteks budaya. Nilai yang disampaikan dalam wakimae adalah kesesuaian, adaptasi penutur yang ditunjukkan melalui bukti-bukti linguistik.

Gambar

Tabel 1 Pedoman Transliterasi Huruf Arab-Latin  2.6. Metodologi
Gambar 1 Pengembangan Metode Pembelajaran I’rāb pada Materi Sintaksis Arab  (a’n-nachwu) Berbasis Transliterasi
Tabel 2. Pedoman Penulisan Vokal Tunggal
Tabel 3. Pedoman Penulisan Vokal Rangkap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Table Title Item Font Font Type Font Size Title Cambria Regular 11 Author names Cambria Regular 11 Author affiliation/email Cambria Regular 11 Abstract/Keywords Cambria Regular