• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUANG BAITUNNISA 1 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUANG BAITUNNISA 1 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut data seluruh dunia, benua Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah setiap tahunnya. Data menunjukkan prevalensi demam berdarah pada anak di Kota Semarang berdasarkan kelompok umur jika dilihat dari sudut yang berbeda. Sekitar 30% - 50% penderita demam berdarah dengue mengalami syok dan berakhir dengan kematian jika pengobatan tidak memadai (Tansil et al., 2021).

Menurut Rasyada et al., (2014) Pengenalan penyakit demam berdarah setelah masuk rumah sakit dapat menentukan prognosis pasien.

Tujuan Penulisan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk menulis topik yang berjudul “Keperawatan di An.

Manfaat Penulisan

  • Bagi Institusi Pendidikan
  • Bagi Profesi Keperawatan
  • Bagi Lahan Praktik
  • Bagi Masyarakat

Pengembangan pengetahuan keperawatan bagi bagian keperawatan anak dan perawat yang berkompeten dalam melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Memberikan asuhan keperawatan pada anak penderita demam berdarah dengue (DBD) dan meningkatkan keterampilan perawat dalam keperawatan anak. Dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam asuhan keperawatan pada anak yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang ideal khususnya pada anak.

TINJAUAN TEORI

Konsep Anak Usia Sekolah

  • Pengertian Anak
  • Tumbuh Kembang Anak
  • Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
  • Tahap Perkembangan Usia Sekolah

Secara universal, faktor keturunan dan faktor lingkungan merupakan faktor penentu yang mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Menurut Nurlaila, Utami dan Wuri (2018). Faktor keturunan atau genetik merupakan faktor yang diperlukan untuk mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Pada anak usia sekolah terletak pada kemampuan berpikir rasional terhadap kondisi saat ini dan di sini konsep-konsep abstrak lainnya.

Persepsi tidak lagi mendominasi pemikiran anak-anak sekolah dan pemahaman mereka tentang dunia secara keseluruhan.

Konsep Dasar Penyakit DBD

  • Pengertian
  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Klasifikasi
  • Manifestasi Klinis
  • Pemeriksaan Diagnostik
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi

Plasma di ruang ekstraseluler dapat menyebabkan kehilangan volume plasma, hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia, serta efusi (cairan) dan syok. Adanya akumulasi cairan di rongga serosa (peritoneum, pleura, dan perikardium) memastikan kebocoran plasma ke area ekstravaskular, dan hasil otopsi menunjukkan bahwa cairan ini melebihi cairan yang diberikan secara intravena. Namun jika tidak segera mendapatkan cairan yang cukup, maka pasien akan mengalami kekurangan cairan, hal ini akan menyebabkan kondisi fisik yang buruk bahkan dapat mengalami syok.

4] Jika tidak ada perbaikan klinis, tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun, pertimbangkan perdarahan tersembunyi: berikan transfusi darah/.

Konsep Dasar Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi Keperawatan

Harus diingat bahwa lebih banyak kematian terjadi akibat pemberian cairan yang terlalu banyak dibandingkan pemberian cairan yang terlalu sedikit. Datang ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi dan lemas pada anak, yang paling dirasakan pada pasien demam berdarah. Bila keadaan ini terjadi berulang-ulang dan gizi kurang, maka status gizi pasien yang kurang akan berakibat pada penurunan berat badan pasien.

Kawasan padat bangunan dengan lingkungan yang tidak bersih yaitu banyak pakaian yang tergantung di dalam kamar dan banyak genangan air. Kurangnya upaya keluarga dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan serta diri sendiri seperti membersihkan tempat sarang nyamuk yang tidak bersih, kurangnya aktivitas keluarga dan masyarakat dalam jarak 3m ditambah aktivitas seperti menutup, mengubur, mengeringkan dan menyebarkan bedak. Tingkat Kesadaran Biasanya ditemukan penurunan kesadaran, terjadi pada derajat III dan derajat IV karena hematokrit meningkat sehingga menyebabkan darah mengental dan oksigen ke otak berkurang.

Tanda-tanda vital (TTV) Tekanan nadi lemah dan kecil (derajat III), nadi tidak teraba (derajat IV), tekanan darah menurun (sistolik menurun hingga 80 mmHg atau kurang), suhu tinggi (di atas 37,5oC).

Pathways

Laporan Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
    • Identitas
    • Keluhan Utama
    • Riwayat Penyakit Sekarang
    • Riwayat Masa Lampau
    • Riwayat Keluarga
    • Riwayat Sosial
    • Keadaan Kesehatan Saat ini
  • Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon
    • Persepsi Kesehatan atau Penanganan Kesehatan
    • Nutrisi / Metabolik
    • Eliminasi
    • Aktivitas
    • Tidur / Istirahat
    • Kognitif /Perseptual
    • Persepsi Diri / Konsep Diri
    • Peran / Hubungan
    • Seksualitas / Reproduksi
    • Koping / Toleransi Stress
    • Nilai / Kepercayaan
  • Pemeriksaan Fisik
    • Keadaan Klien
    • Pemeriksaan Jantung, Paru dan Abdomen
    • Genitalia
    • Ektremitas
    • Kulit
  • Pemeriksaan Perkembangan
  • Therapy
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Analisa Data
  • Planning atau Intervensi Keperawatan
    • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Ibu pasien mengatakan, selama hamil ia rutin memeriksakan kehamilannya sebulan sekali ke bidan, tidak ada keluhan atau masalah apa pun. Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada satu pun anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya. Ibu pasien mengatakan rumah tetap bersih, terdapat jendela dan ventilasi, serta keselamatan anak terjamin.

Ibu pasien mengatakan bahwa anak-anaknya selalu mendapat kasih sayang penuh dari kedua orang tua dan keluarga. Pada tanggal 18 Februari 2021 pukul 08:45 WIB diperoleh data subjektif pertama yaitu ibu pasien mengatakan anaknya masih lemas, minum ± 300ml. Respon klien berupa data subjektif, ibu pasien mengatakan pasien menyukai ayam goreng, ikan goreng, tarragon, pisang, dan data objektif anak tampak tenang.

Jawaban klien sebagai data subyektif adalah ibu pasien menyatakan pasien bersedia minum air mineral ±800 cc dan teh 1 gelas ±200 cc, sedangkan data obyektif menurunkan turgor kulit, mukosa bibir pucat dan. Pada tanggal 18 Februari 2021 pukul 14.05, hasil evaluasi diagnostik kedua S : ibu pasien mengatakan anaknya masih lemas, ingin minum 1 gelas air mineral ± 250cc. Pada tanggal 19 Februari 2021 pukul 20.30 WIB hasil evaluasi diagnostik pertama S : ibu pasien mengatakan anaknya tidak lemas, bersedia minum 1 botol air mineral 500cc dan susu 150cc.

Pada tanggal 19 Februari 2021 pukul 21.35, hasil evaluasi diagnostik S yang kedua: ibu pasien mengatakan anaknya tidak lemas dan lebih segar, serta bersedia minum air mineral 1 botol. Pada tanggal 20 Februari 2021 pukul 12.00 WIB hasil evaluasi diagnostik pertama S: ibu pasien mengatakan anaknya tidak lemas, sudah siap minum air mineral botol 600cc.

Gambar 2. Genogram Keluarga Pasien  Keterangan  :
Gambar 2. Genogram Keluarga Pasien Keterangan :

PEMBAHASAN

Diagnosa Keperawatan

Diagnosis hipovolemia merupakan diagnosis yang diutamakan, karena virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dapat menyebabkan viremia atau peningkatan suhu dan menyebabkan dilatasi dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan mengalirnya cairan dan plasma dari vena intravaskular ke interstisial atau ekstraseluler. ini menyebabkan hipovolemia. Penderita DBD akan mengalami dehidrasi jika tidak mendapat cukup cairan sehingga membuatnya merasa mual bahkan bisa mengalami syok. Menurut jurnal penelitian dari (Wayan et al., 2017), cairan yang diindikasikan untuk pasien demam berdarah adalah cairan kristaloid isotonik dengan rekomendasi Ringer laktat/asetat.

Menurut jurnal penelitian (Darwis, 2016), cairan kristaloid isotonik efektif mengisi ruang interstitial, mudah disediakan, murah dan tidak menimbulkan reaksi alergi. Selain itu, penulis memeriksa asupan dan keluaran cairan setiap 8 jam, serta memeriksa frekuensi pernapasan pasien karena pernah mengalami efusi pleura. Hal ini berdasarkan pada jurnal (Widityaningrum et al., 2011) yang menyatakan bahwa indikator mengetahui adanya efusi pleura dilakukan dengan memantau laju pernafasan sehingga dapat menghindari terjadinya syok dan menurunkan angka kematian. Menurut Pranata, Pranata mengatakan pada tahun 2013 dalam majalah (Renira, 2019) bahwa cairan merupakan komposisi terbesar dalam tubuh manusia, cairan juga membantu tubuh dalam melakukan metabolisme.

Alasan diagnosis risiko kekurangan gizi dibuktikan dengan faktor psikologis (keengganan terhadap makanan), penulis memilih ini sebagai diagnosis prioritas kedua karena menurut (Haerani & Nurhayati, 2020) katanya virus flu yang masuk ke dalam tubuh. tubuh yang sakit akan menyebabkan viremia, yang menyebabkan pasien tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Menurut jurnal (Huda, 2016), penurunan nafsu makan bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala klinis dari suatu penyakit. Akibat dari berkurangnya nafsu makan adalah gizi buruk, hal ini sebaiknya diperbaiki dengan mengatur makan dengan memilih menu makanan dengan kandungan gizi tinggi yang lebih bervariasi sesuai selera anak, agar anak tidak bosan.

Mendorong keluarga untuk terus memberikan dukungan kepada pasien, menurut Jurnal (Puspita et al., 2018), bahwa dukungan dari perawat dan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi anak menjadi termotivasi dan berbuat semaksimal mungkin untuk mengonsumsi obat tersebut. makanan dan minuman yang disediakan. Hal ini menunjukkan bahwa masalah sudah teratasi sebagian, lanjutkan dengan intervensi memberikan makanan yang disukai, lakukan kebersihan mulut sebelum makan, sajikan makanan dengan menarik.

Tambah Diagnosa Keperawatan

Ibu klien mengatakan setelah melahirkan tidak terjadi pendarahan, ASI klien keluar banyak. Ibu klien menyatakan bahwa saat klien berusia 1 tahun, ia dirawat di rumah sakit karena diare. Ibu klien menyatakan bahwa selama orang tua klien bekerja, nenek klienlah yang merawat klien.

Ibu klien mengatakan lingkungan rumah tetap bersih, memiliki jendela dan ventilasi, serta menjamin keselamatan anak. Ibu klien menyatakan bahwa klien merupakan anak yang aktif sebelum diberikan pengobatan, namun klien lebih tenang selama diberikan pengobatan. Ibu klien mengatakan bahwa ibu dan ayah selalu ada untuknya, sehingga klien tidak merasa takut ketika berada di rumah sakit.

Ibu klien menyatakan bahwa klien merupakan anak yang ceria namun tidak dekat dengan orang lain. Ibu klien mengatakan bahwa anak-anaknya selalu diberikan kasih sayang penuh oleh kedua orang tua dan keluarga. Ibu klien menyatakan bahwa klien agak malu dengan orang baru jika klien bermain dengan adik dan temannya.

Ibu klien mengatakan klien sudah tidak lemas lagi, ingin minum 1 botol air mineral dan 1 gelas susu. Ibu klien mengatakan klien sudah lemas, ingin minum air mineral 1 botol dan susu 1 gelas serta makan 5 sendok.

PENUTUP

Kesimpulan

R dilakukan pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2021, data yang diperoleh menunjukkan kelemahan, selaput lendir bibir kering, turgor kulit menurun, nafsu makan menurun. R merupakan diagnosis pertama yaitu hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler yang ditandai dengan peningkatan hematokrit, kekeringan mukosa bibir, penurunan turgor kulit.

Saran

  • Bagi Institusi
  • Bagi Lahan Praktek
  • Bagi Masyarakat

Ibu klien mengatakan bahwa klien mengalami demam sejak 3 hari yang lalu, mengatakan bahwa suhu tubuh klien naik turun, disertai muntah-muntah, dan muncul bintik-bintik merah pada wajah dan lengan sebelum masuk rumah sakit. Ibu klien mengatakan, saat klien muntah setelah makan nafsu makannya terus berkurang, minumnya berkurang, dan berat badan anaknya sebelum sakit 17 kg saat sakit turun menjadi 16,6 kg. Ibu klien menyatakan bahwa klien pada saat melahirkan telah menjalani persalinan normal oleh bidan, berat badannya 3 kg dan tinggi badannya 48 cm.

Ibu klien mengatakan bila klien sakit segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat dan diberikan obat sesuai dengan yang diberikan oleh pihak pelayanan kesehatan. Ibu klien menyatakan bahwa di keluarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan penyakit pasien, dan tidak ada anggota keluarga lain yang menderita hipertensi, DM, jantung, atau penyakit lainnya. Ibu klien menyatakan bahwa secara umum sikap klien adalah ceria, namun saat berkomunikasi dengan perawat klien tampak pemalu namun klien sangat kooperatif.

Ibu klien mengatakan kondisi kesehatan klien sejak lahir baik, sejak kecil hingga saat ini ibu klien rutin memeriksakan kesehatan anak di posyandu. Ibu klien menyatakan selalu mengganti pakaian bayi jika kotor dan popok jika penuh dan kotor. Ibu klien mengatakan bahwa ia selalu memberikan mainan kepada anak yang sesuai dengan usianya dan tentunya aman untuk dimainkan.

Ibu klien menyatakan pola buang air besar klien sebelum sakit adalah satu kali sehari, berwarna kecoklatan dengan konsistensi lunak, dan selama pengobatan klien tidak buang air besar. Ibu klien mengatakan bahwa klien rutin mandi dua kali sehari dengan bantuan orang tua atau neneknya, dan selalu mengganti pakaian setelah mandi. Ibu klien melaporkan pola tidur klien sebelum sakit adalah tidur siang setelah siang selama 1 jam dan tidur pada jam 8 atau jam 9 malam selama 9 jam tidur.

Saat pemeriksaan ibu klien mengatakan bahwa pola tidur klien lebih sering karena klien banyak menghabiskan waktu tidur siang pada siang hari.

Gambar

Gambar 1. Pathway ...........................................................................................
Gambar 1. Pathway
Gambar 2. Genogram Keluarga Pasien  Keterangan  :

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan, Karya Tulis Akhir, Fakultas

penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akibat infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak yang

Pelaksanaan program pengendal- ian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dilihat dari: efektivitas, efisiensi,

Pelaksanaan kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah dengue di kota Semarang dilakukan secara menyeluruh di setiap tingatan pemerintah dan lapisan

Statistik deskriptif merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran kasus demam berdarah dengue (DBD ) pada masing – masing kelurahan di Kecamatan

2017 ‘Hubungan antara Faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang’, Public

Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus Dengue, dengan gejala demam, nyeri otot, ruam, dan

Melaporkan studi data epidemiologi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banjarbaru tahun 2023 untuk mendukung upaya penanggulangan penyakit