• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINDROM NEFROTIK

N/A
N/A
Lampita Siburian

Academic year: 2024

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINDROM NEFROTIK "

Copied!
32
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalalah

Tujuan

Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA

  • Anatomi
  • Fisiologi Ginjal
  • Definisi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Tanda dan Gejala
  • Klasifikasi
  • Patofisiologi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi
  • Asuhan Keperawatan

Menurut Syafuddin (2002) “fungsi ginjal adalah mengeluarkan zat beracun atau racun; menjaga keseimbangan cairan; menyeimbangkan kadar asam dan basa cairan tubuh; menjaga keseimbangan garam dan zat lain dalam tubuh; membuang sisa metabolisme, produk akhir dari protein urea, kreatinin, dan amonia. Tekanan filtrasi muncul dari perbedaan tekanan yang ada antara kapiler glomerulus dan kapsul Bowman, tekanan hidrostatik darah di kapiler glomerulus mendorong reabsorpsi selektif zat-zat ini kembali ke zat tersebut. yang telah disaring.

Sindrom nefrotik merupakan suatu keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma sehingga menyebabkan proteinuria, hipoalbumenemia, hiperlipidemia dan edema (Betz, Cecily dan Sowden, Linda. 2002). Sindrom nefrotik merupakan kumpulan gejala akibat cedera glomerulus yang terjadi pada anak dengan ciri-ciri sebagai berikut; Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sindrom nefrotik pada anak adalah suatu status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein sehingga menyebabkan kehilangan protein urin secara masif, dengan ciri-ciri: proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, disertai atau tidak disertai edema. dan hiperkolesterolemia.

Karena penyakit sindrom nefrotik secara pasti belum diketahui, belakangan ini penyakit ini dianggap sebagai penyakit autoimun. Anak penderita sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjal, terlihat hampir normal jika dilihat dengan mikroskop cahaya. Kelainan utama yang terjadi pada sindrom nefrotik adalah proteinuria, sedangkan kelainan lainnya dianggap sebagai manifestasi sekunder.

Kelainan ini disebabkan oleh peningkatan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang belum diketahui penyebabnya, yaitu berkaitan dengan hilangnya muatan negatif glikoprotein pada dinding kapiler. Pada sindrom nefrotik, protein hilang lebih dari 2 gram per hari, yang sebagian besar terdiri dari albumin, sehingga mengakibatkan hipoalbuminemia. Secara umum, edema muncul ketika kadar albumin serum turun di bawah 2,5 gram/dl. Mekanisme terjadinya edema belum diketahui secara fisiologis namun kemungkinan edema terjadi akibat penurunan tekanan onkotik/osmotik intravaskular yang memungkinkan cairan masuk ke ruang interstisial, hal ini disebabkan oleh hipoalbuminemia.

Pada sindrom nefrotik, kolesterol serum, trigliserida, dan lipoprotein meningkat karena hipoproteinemia, yang merangsang sintesis protein hati secara umum, dan katabolisme lemak menurun karena penurunan kadar lipoprotein lipase plasma. Dianjurkan juga untuk menjaga tirah baring selama diuresis jika terjadi penurunan berat badan yang cepat. Anak-anak dengan sindrom nefrotik rentan terhadap infeksi pneumokokus, meskipun infeksi virus juga menjadi masalah pada anak-anak yang memakai steroid dan siklofosfamid.

Evaluasi riwayat kesehatan Anda, terutama yang berkaitan dengan penambahan berat badan dan gagal ginjal. Waspadai manifestasi sindrom nefrotik: penambahan berat badan, edema, pembengkakan pada wajah (terutama di sekitar mata, yang muncul saat bangun pagi, berkurang di siang hari), pembengkakan perut (asites), kesulitan bernapas (efusi pleura) ), kulit pucat, kelelahan, perubahan urin (volume meningkat, urin berbusa.

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

Riwayat Kesehatan

Pengkajian persistem

Ibu mengatakan setelah 5 hari SMRS, saat bangun pagi, mata anak bengkak, namun sore hari bengkaknya berkurang, bengkaknya juga menjalar ke perut dan keesokan harinya ke kedua kaki, saat evaluasi. . , Ulserasi kulit An.A, edema prebite (+), hipoalbuminemia (+) dan edema pitting (+) terlihat pada ekstremitas derajat II. Ibu An.A mengatakan, seluruh tubuh anak tersebut bengkak, terutama bagian wajah dan mata. Kata ibu, setelah 5 hari SMRS, mata anak bengkak pada pagi hari saat bangun tidur, namun pada sore hari bengkaknya berkurang, bengkaknya juga menjalar ke perut dan keesokan harinya ke kedua kaki.

Hipervolemia berhubungan edema ditandai dengan Ny. An dan keesokan harinya pada kedua tungkai, Urea : 31mg/dl Berat jenis : 1,005, Tekanan darah 130/80 mmhg Edema prioritas (+), Nadi 112x/menit, RR : 44x/menit . Pada ekstremitas terdapat pitting edema (+) derajat II Th/ Sejak 4 hari yang lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit pada pemeriksaan urin lengkap warna : kuning, jernih: agak keruh, Urobilonogen (+1), Leukosit ( +.1). Rusaknya integritas kulit berhubungan kekurangan/kelebihan cairan d.d Pada pemeriksaan terdapat luka pada kulit An. Pengkajian keperawatan ditunjukkan pada respon pasien terhadap masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia (Nursalam, 2016).

Penulis mengevaluasi riwayat keperawatan klien An.A yang masuk IGD pada tanggal 16 Oktober 2023, klien berjenis kelamin laki-laki, usia 6 tahun, Kristen Protestan, alamat Sigumpar. Penulis melakukan asesmen pada tanggal 17 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB dan mendapat data dari keterangan ibu klien yang menyatakan bahwa klien dirujuk ke IGD RSU HKBP Balige dengan keluhan urine merah, wajah bengkak, dan mata sembab. disertai muntah sebanyak dua kali. Klien diberikan tindakan keperawatan pemasangan infus RL sebanyak 20 tpm. Pada tanggal 16 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB di ruang penitipan anak dilakukan pengkajian dan ditemukan data subjektif dari keterangan klien yang menyatakan BAC klien berwarna merah 3 kali sehari dengan konsistensi cair dan licin disertai muntah 2 .kali sehari klien mengatakan nafsu makan klien menurun, demam sudah 3 hari yang lalu dengan suhu 38°C.

Pada tanggal 21 Oktober 2023 jam 20.00 masalah sudah teratasi sesuai dengan pernyataan klien yang mengatakan wajah tidak bengkak dan mata tidak bengkak. SN juga menunjukkan lipiduria, peningkatan lipid serum, lipoprotein, globulin, kolesterol total, dan trigliserida, serta bengkak akibat proteinuria masif dan hipoproteinemia.

PEMBAHASAN

PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan dan merupakan proses sistematis pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

EVALUASI

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab primer sindrom nefrotik biasanya digambarkan oleh histologi, yaitu sindroma nefrotik kelainan minimal (SNKM) yang merupakan penyebab paling umum dari sindrom

Dari latar belakang masalah diatas penulis mengambil inisiatif dan kesimpulan bahwa untuk menyusun laporan dengan mengambil judul Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa distocia adalah persalinan abnormal yang ditandai oleh kelambatan atau tidak adanya kemajuan

diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi laju perbaikan klinis pasien SKA adalah status penyakit dislipidemia, diabetes melitus, hipertensi dan profil

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder akibat peningkatan permiabilitas glomerulus ditandai dengan pasien mengalami edema.. Perubahan

DIC adala# suatu sindrom ditandai dengan adan)a !erdara#an atau kelainan  !em$ekuan dara# se#ingga ter"adi gangguan aliran dara# )ang men)e$a$kan kerusakan !ada  $er$agai

Dari beberapa pengertian diatas didapatkan kesimpulan bahwa individu yang mengalami kerusakan interaksi sosial : menarik diri mengalami gangguan dan kesulitan dalam

KESIMPULAN Berdasarkan data diatas maka pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien pneumonia dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan gangguan pertukaran gas