• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RSUD dr. KANUDJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RSUD dr. KANUDJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN "

Copied!
249
0
0

Teks penuh

Grace Carol Sipasulta, M.Kep.Sp.Mat, selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. Staf pengajar dan staf Program Studi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur. Rekan-rekan Angkatan 2018, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur, Program Studi D-III Keperawatan, Angkatan Balikpapan.

DAFTAR SINGKATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM SPONTAN DI RSUD Dr KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN TAHUN 2021

ABSTRAK

Pendahuluan : Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

Metode : Metode yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus pendekatan Asuhan Keperawatan dengan melibatkan 2 responden. Pengumpulan

NURSING CARE FOR SPONTANEOUS POST PARTUM PATIENTS At RSUD Dr KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN IN 2021

ABSTRACT

Rumusan Masalah

Tujuan penulisan 1. Tujuan umum

  • Tujuan khusus

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penulisan proposal ini adalah Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien nifas spontan.

Manfaat Study Kasus 1. Manfaat peneliti

  • Manfaat bagi Tempat Penelitian
  • Manfaat bagi ilmu keperawatann

TINJAUAN TEORI

  • Klasifikasi post partum
  • Puerperium Intermedial
  • Puerperium intermedial
  • Patofisiologi

Masa nifas madya merupakan masa pemulihan alat kelamin secara sempurna yang berlangsung sekitar 6-8 minggu. 4) Masa nifas jarak jauh. Terlambat setelah melahirkan, terjadi retensi sebagian plasenta, berkembangnya lempengan di daerah masuknya plasenta akibat bekas luka sesar (Ny dkk. Adaptasi fisiologis Perubahan fisiologis pada masa nifas 1) Rahim.

Involusi Tempat Plasenta

Setelah lahir, plasenta merupakan tempat yang permukaannya kasar dan tidak rata serta seukuran telapak tangan. Pada awal masa nifas, banyak terdapat pembuluh darah besar pada plasenta yang tersumbat oleh trombus (sunarsih, 2012). Biasanya luka seperti itu sembuh dengan jaringan parut, namun bekas luka plasenta tidak meninggalkan bekas.

Perubahan Pada Servik

Namun setelah involusi selesai, ostium eksterna membesar dan masih terdapat retakan dan robekan pada sisi-sisinya, terutama tepi lateral.Akibat robekan lateral tersebut maka terbentuklah bibir anterior dan bibir posterior serviks.

Perubahan Pada Vagina dan Perineum

Ruga vagina muncul kembali pada minggu ke 4 pascapersalinan, namun banyak rugae yang tetap tidak merata secara permanen. Jika terjadi laserasi atau episiotomi, kondisi edema dan eritematosa pada introitus vagina menjadi lebih buruk di area perbaikan.

Fase taking in / ketergantungan

Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan

Lapisan vagina menebal seiring dengan kembalinya fungsi ovarium dan sering kali tetap atrofi pada wanita menyusui hingga mereka mengalami menstruasi lagi. Tubuh pasien sudah pulih, ekspresi normalnya kembali, dan aktivitas seksualnya kembali normal (Bobak, 2019).

Manifestasi klinis

Proses involusi : Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai segera setelah

Kontraksi Kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar

Tempat plasenta Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus menurunkan tempat

Serviks

Vagina

Hormon hipofisis

Dinding kandung kemih menunjukkan edema dan hiperemia, kadang-kadang edema trigonum, yang menyebabkan allostasis uretra dan menyebabkan retensi urin. Pada masa nifas, kandung kemih menjadi kurang sensitif dan kapasitasnya meningkat sehingga menjadi tenang setiap kali buang air kecil. Dalam hal ini sisa urin dan kerusakan kandung kemih saat melahirkan dapat menyebabkan infeksi (Bobak, 2019).

  • Motilitas
  • Pengosongan Usus
  • Mencegah terjadinya perdarahan pasca nifas
  • Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi rujukan bila terjadi perdarahan berlanjut
  • Memberikan konseling pada ibu atau anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan pascapersalinan atau atonia
  • Pemberian ASI secara awal
  • Mengajarkan cara bounding and attachment
  • Mencegah terjadinya hipotermi Observasi 2 jam pertama atau sampai keadaan ibu dan bayi stabil
  • Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan
  • Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau kelainan pasca persalinan
  • Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda
  • Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan kepada bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap
  • Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda
  • Kulit perineum mulai melebar dan tegang
  • Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap
  • Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada mukosa vagina (Dian Nintya Sari Mustika, siti
  • Komplikasi a. Perdarahan
  • Kehilangan darah lebih dai 500 cc
  • Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg 3) Hb turun sampai 3 gram %
  • Atonia uteri pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post
  • laserasi jalan lahir perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan banyak bila tidak direparasi dengan
  • Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus. Sisa plasenta
  • Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut pada uterus setelah jalan lahir hidup
  • Penatalaksanaan
  • Meperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi
  • Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan makanan pada bayi dan mempromosikan perkembangan
  • Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan memungkinkannya mingisi peran barunya sebagai seorang Ibu, baik
  • Pengertian laktasi
  • Pada 3 bulan kehamilan
  • Pada trimester kedua kehamilan
  • RefleksProlaktin
  • Refleks Aliran (Let Down Reflek)
  • Di banding dengan yang lain ASI memiliki beberapa keunggulan yaitu Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah
  • Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal
  • Mengandung berbagai zat antibodi sehingga mencegah terjadi infeksi
  • Tidak mengandung laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi
  • Ekonomis dan praktis Tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan segar serta bebas dari kuman
  • Membantu bayi dalam memulai awal kehidupannya dengan baik
  • Mengandung komposisi yang tepat Mengurangi kejadian karies dentis
  • Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi karena adanya ikatan batin ibu dan bayi
  • Terhindar dari alergi 6) Meningkatkan kecerdasan
  • Membantu perkembangan rahang dan merangsang
  • Aspek Kesehatan Ibu
  • Aspek penurunan berat badan
  • Definisi
  • Ciri ciri bayi baru lahir
  • Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
  • Asuhan Bayi Baru Lahir
  • Memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
  • Mengganti handuk/kain yang basah dan membungkus bayi tersebut dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah
  • Memastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit
  • Apabila telapak bayi terasa dingin periksa suhu aksila bayi Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ºC, segera menghangatkan bayi
  • Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk kehangatan, mempertahankan
  • Mendorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tidak siap dengan menunjukkan rooting reflek. Jangan paksakan bayi untuk
  • Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi. 4) Bila bayi sianosis atau kulit biru atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan
  • Memberikan Eritromicin 0,5% atau Tetrasiklin 1%, untuk pencegahan penyakit mata.Atau berikan tetes mata perak nitrat atau
  • Kriteria Mayor & Minor
  • Faktor Yang Berhubungan
  • Mengeluh nyeri
  • Tampak meringis
  • Bersikap protektif (waspada posisi menghindari nyeri) 3) Gelisah
  • Frekuensi nadi meningkat 5) Sulit tidur
  • Mengeluh sulit tidur 3) Tidak mampu rileks
  • Mengeluh kedinginan atau kepanasan 5) Mengeluh gatal
  • Mengeluh mual 7) Mengeluh lelah
  • Gelisah
  • Menunjukan gejala distres 3) Tampak merintih atau menangis
  • Postur tubuh berubah 6) Iritabilitas
  • Nyeri ekstermitas Obyektif
  • Pengisian kapiler >3 detik 2) Nadi perifer menurun
  • Merasa lemah 2) Mengeluh haus
  • Frekuensi nadi meningkat 2) Nadi teraba lemah
  • Tekanan darah menurun 4) Tekanan nadi menyempit
  • Cepat kenyang setelah makan 2) Kram atau nyeri abdoment
  • Bising usus hiperaktif 2) Otot pengunyah lemah
  • Diare
  • Rambut rontok berlebihan
  • Meras bingung
  • Merasa khawatir dengan kondid yang akan di hadapi 3) Sulit berkonsentrasi
  • Mengeluh pusing 5) Anoreksia
  • Palpitasi
  • Merasa tidak berdaya Obyektif
  • Tampak gelisah 2) Tampak tegang
  • Frekuensi nafas meningkat 5) Frekuensi nadi meningkat
  • Mengeluh sulit tidur 2) Mengeluh sering terjaga
  • Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun Obyektif
  • Kelelahan maternal 2) Kecemasan maternal
  • Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu 2) Asi tidak menetes atau memancar
  • BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam
  • Nyeri dan lecet terus menerus setelah minggu kedua
  • Pengkajian
  • Alasan kunjungan 2) Keluhan utama
  • Riwayat kesehatan keluarga
  • Riwayat haid Menarche usia ke berpa tahun , siklus teratur setiap bulan selama berapa hari, selama haid apakah mengalami nyeri
  • Riwayat kehamilan
  • Pemeriksaan fisik a. Tanda-tanda vital
  • Tekanan darah
  • Suhu
  • Nadi
  • Abdoment
  • Kepala dan wajah
  • Wajah
  • Mulut dan gigi,
  • Leher
  • Telinga
  • Genetelia
  • Kaji adakah striae dan linea alba
  • Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras
  • Nyeri akut bd agen pencedera fisik, luka episiotomi post partum spontan
  • Defisit nutrisi bd peningkatan kebutuhan karena laktasi 3) Ansietas bd tanggung jawab menjadi orang tua
  • Gangguan intergritas kulit/jaringan bd luka episiotomi perineum
  • Resiko infeksi bd luka episiotomi post partum spontan 6) Gangguan pola tidur bd tanggung jawab memberi asuhan
  • Defisit pengetahuan bd kurang terpapar informasi tentang kesehatan masa post partum
  • Menyusui tidak efektif bd ketidakadekuatan suplai ASI
  • Resiko gangguan pertukaran gas bd ketidakseimbangan ventilasi perfusi
  • Hipotermia bd.terpapar suhu ruangan rendah 3) Resiko infeksi bd efek prosedur invasif
  • Kesulitan tidur menurun
  • O8238 Observasi
    • Identifikasi lokasi, karateristik, durasi,
    • Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi respons nyeri
    • identifikasi factor yang memperberat dan
    • Berikan teknik non farmakologis untuk
    • Jelaskan strategi meredakan nyeri
    • Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
  • 08238 Observasi
    • lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,kualitas,
  • 03116 Observasi
  • 12429 Observasi
  • 02048 Observasi
  • 09314 Observasi
  • 12362 Observasi
  • 12393 Observasi
    • Evaluasi
  • Planning adalah pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai status kesehatab klien yang optimal. (Hutaen,
    • Evaluasi sumatif

Masalah yang mungkin terjadi menurut Masalah yang mungkin terjadi pada ibu nifas spontan menurut (TIM POKJA DPP PPNI SDKI, 2016). Riwayat kesehatan dengan mengumpulkan data respon pasien terhadap kelahiran bayinya dan penyesuaiannya selama masa nifas. Penilaian ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko signifikan yang mempengaruhi komplikasi pascapersalinan.

Penyebabnya tidak lain karena ibu sedang dalam keadaan pemulihan atau istirahat, jika terjadi nafas cepat setelah melahirkan (>30x/menit) karena disertai tanda syok. Penilaian awal status gizi pada masa nifas didasarkan pada data ibu sebelum hamil dan berat badan.

Tabel 2.1 tabel perencanaan
Tabel 2.1 tabel perencanaan

METODE PENELITIAN A. Desain pemulisan

  • Subyek penelitian
    • Ibu primipara dan multipara
    • Ibu yang tidak melahirkan secara spontan
    • Ibu yang memiliki komplikasi dalam kehamilan C. Batasan Istilah (Definisi Operasional)
    • Post partum spontan
    • Asuhan Keperawatan
  • Prosedur penelitian
    • Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan dari penguji untuk memperoleh persetujuan pengambilan data
    • Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian berupa dengan metode deskriptif yang di awali dengan identifikasi laporan asuhan keperawatan
    • Kasus yang telah di peroleh dikonsultasikan kepembimbing setelah kasus disetujui kemudian mahaiswa membuat kasus dari kedua objek
    • Mahasiswa membandingkan data-data hasil pengkajian
    • Mahasiswa membandingkan penegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI antara konsep teori dengan kasus
    • Mahasiswa membandingkan penyusunan perencanaan berdasarkan SIKI dan SLKI antara konsep teori dengan kasus
    • Mahasiswa membandingkan pelaksanaan pada kasus sesuai dengan perencanaan berdasarkan SIKI dan SLKI pada konsep teori
    • Mahasiswa melihat kesesuain pelaksanaan evaluasi terhadap tujuan dan kriteria hasil dengan diagnose yang ditegakkan
    • Mahasiswa membuat kesimpulan dan saran tentang masalah keperawatan yang ditemukan
    • Mahasiswa melakukan konsultasi pada pembimbing
    • Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan pada saat konsultasi dengan pembimbing
  • Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpaln data
    • Instrumen Pengumpulan data
  • Keabsahan data
  • Analisa data

Masa nifas adalah selang waktu antara kelahiran bayi hingga pemulihan organ reproduksi seperti sebelum hamil. Asuhan keperawatan spontan pada ibu nifas merupakan suatu bentuk pelayanan berupa pelayanan keperawatan profesional yang diberikan kepada klien primigravida dan multigravida dengan persalinan normal atau spontan, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perawatan diberikan dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan perawatan diri guna meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan tidak menempatkan klien pada posisi ketergantungan melalui penggunaan pendekatan perawatan diri atau defisit perawatan diri.

Penilaian menggunakan format instrumen, penegakan diagnosis menggunakan SDKI, perencanaan menggunakan SIKI dan SLKI, melakukan implementasi dan evaluasi. Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif yang diawali dengan mengidentifikasi laporan keperawatan deskriptif yang diawali dengan mengidentifikasi laporan keperawatan melalui laporan praktik klinik. Kasus yang diperoleh disidangkan kepada dosen pembimbing setelah kasus disetujui, setelah itu siswa membuat kasus berdasarkan kedua objek tersebut.

Siswa membandingkan pelaksanaan kasus sesuai perencanaan berdasarkan SIKI dan SLKI pada konsep teori. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan deskriptif adalah dengan mengidentifikasi laporan asuhan keperawatan melalui media laporan klinis kemudian mengkaji kasus dari kedua subjek. Validasi data bertujuan untuk memvalidasi kualitas data atau informasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian untuk menghasilkan keabsahan data yang sesuai.Validasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan penelitian deskriptif keperawatan secara komprehensif. hati-hati.

Analisis data deskriptif, yaitu data studi kasus yang dikumpulkan menurut kriteria inklusi dan eksklusi, dikaitkan dengan konsep dan prinsip teoritis yang relevan untuk menentukan masalah keperawatan dan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

  • Gambaran Lokasi dan study kasus
  • Gambaran Asuhan Keperawatan

ANTISIPASTORI (STATUS KESEHATAN)

  • Pemenuhan kebutuhan dasar Manusia
  • Kondisi Umum
  • Pemeriksaan Fisik Head To Toe

Ibu F mengatakan pada tanggal 19 Juni 2021 pukul 19.00 pasien mengalami kontraksi 2 kali dalam waktu 10 menit dengan durasi 15-25 detik, pasien mengatakan perutnya sakit dan tidak nyaman. Pukul 20.30 pasien mengatakan terjadi kontraksi sebanyak 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama 20-30 detik. Setelah selesai beraktivitas, pasien mengatakan pada pukul 21.45 pasien istirahat, kemudian pada pukul 22.00 WITA kembali mengalami kontraksi yaitu 3 kali dalam 10 menit durasi 20-30 detik, kemudian pasien memutuskan untuk ke IGD. dari Dr. Canujoso Djatiwibowo Balikpapan. Bila pemeriksaan dilakukan di IGD, bukaan laten derajat I sebesar 1-2 cm, kemudian pasien dipindahkan ke kamar tidur atau ruang bersalin pukul 23.00 WITA.

Ny F mengatakan pada tanggal 20 Juni 2021 pasien mengalami kontraksi pada pukul 20.00 PUTIH sebanyak 2 kali dalam waktu 10 menit dengan durasi 15-25 detik, pasien mengatakan perutnya terasa mulas dan tidak nyaman. Pada pukul 20.30 WITA pasien mengatakan terjadi kontraksi sebanyak 3 kali dalam waktu 10 menit dengan durasi 20-30 detik. Selesai beraktivitas pasien mengatakan pada pukul 21.45 WITA pasien beristirahat dan pada pukul 22.00 WITA pasien mengalami kontraksi kembali dengan 3 kali. kali dalam 10 menit durasi 20-30 detik Kemudian pada pukul 23.30 WITA pasien memutuskan untuk ke UGD RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikapapan. Saat dilakukan pemeriksaan di IGD ruang ponek dilakukan pembukaan laten kala I sebesar 1 cm, kemudian pasien dipindahkan ke ruang bogenvile atau ruang bersalin pada pukul 01.00 WITA.

Pasien kemudian diperiksa kembali di 02.00 WITA dibuka hingga pembukaan tahap 1 dengan jarak 6 cm, kemudian pada Pukul 03.00 WITA pasien mengeluh kontraksi sebanyak 4 kali selama 10 menit dengan durasi 20-35 detik DJJ 140X/menit, setelah itu pasien mengalami kontraksi pada pukul 03.00 WITA. 03.15 WITA Dengan dibukanya kala II, pasien dilahirkan berjenis kelamin laki-laki dalam persalinan spontan. Pasien kemudian diperiksa kembali di 03.00 WITA dibuka sampai pembukaan tahap 1 aktif dengan jarak 6 cm, kemudian pada Pukul 03.00 pasien mengeluh kontraksi sebanyak 4 kali selama 10 menit dengan durasi 20-35 detik DJJ 140x/menit kemudian. Klien mengatakan dirinya mendapat informasi tentang keluarga berencana, kebersihan diri dan manfaat ASI bagi bayi dan ibu.

Klien mengatakan bahwa budaya yang dianut selama dan setelah kelahiran tidak bertentangan dengan kesehatan.

  • Usia kematangan bayi berdasarkan New ballard,s Score a) Kematangan
  • Pola fungsi kesehatan bayi a) Nutrisi dan

Klien mengatakan jika bayi menangis langsung digendong dan disentuh, kemudian diberikan ASI, namun ASI tidak mengalir dengan baik. Pasien mengatakan menerima proses persalinan karena kehamilannya sudah direncanakan sebelumnya. Klien mengaku mendapat pengetahuan tentang KB, tali pusar, mengganti popok, menggendong bayi dan menyusui dari keluarga dan orang tua.

Interpretasi data

F berusia 27 tahun dan klien 2 Ny. Dalam mempelajari data pekerjaan kedua klien, data pekerjaannya adalah sebagai ibu rumah tangga, status perkawinan kedua klien sama yaitu sama-sama menikah, dalam mempelajari data agama klien 1 dan klien 2 menganut agama yang sama yaitu Islam . Berdasarkan tanggal penilaian yang dilakukan pada klien 1 pada tanggal 21 Juni 2021 sedangkan tanggal penilaian pada klien 2 adalah tanggal 22 Juni 2021. Klien 1 mengeluh nyeri jalan lahir dan nyeri saat bergerak, nyeri terasa seperti ditusuk, dengan skala nyeri 5 sedangkan klien 2 mengeluh nyeri tertusuk dengan skala nyeri 4.

Klien 1 melaporkan pasien sering merasa lemas saat hamil, sedangkan Klien 2 menyatakan pasien tidak merasa lemas saat hamil. Klien 1 mengalami kenaikan berat badan sebesar 10 kg, sedangkan pasien kedua mengalami kenaikan berat badan sebesar 12 kg. Untuk klien 1 merupakan kehamilan kedua dengan status obstetri G2P2A0 dengan usia kehamilan 37-38 minggu dan klien 2 merupakan kehamilan kedua dengan status obstetri G2P2A0.

Hasil pemeriksaan klien 1 ruang Bogenvile hasil TFU 32 cm, DJJ 135x/menit, sedangkan klien 2 ruang Bogenvile hasil TFU 31 cm, DJJ 140/menit. Dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar manusia, kedua klien tidak mempunyai pantangan makanan, klien 1 dan klien 2 mengatakan mereka selalu menghabiskan makanannya. Berdasarkan pengkajian eliminasi, klien 1 buang air kecil 3-4 kali/hari, sedangkan klien 2 buang air kecil 4 kali/hari.

Pada tahap Informal pengkajian klien yang terlibat dalam perawatan bayi yaitu klien, suami dan orang tuanya ada 1 orang.Pada pasien 1 pasien sudah mampu merawat bayinya karena mempunyai riwayat perawatan untuk bayi sebelumnya.

Analisa Data

Analisa data Klien 1

R : Tidak ada kemerahan E : Tidak bengkak E : tidak ada kebiruan D : tidak ada eksudat A : luka tidak menyatu. Tabel 4.4 menjelaskan analisis data yang diperoleh Klien 1 dan 2. Berdasarkan data subjektif dan objektif terdapat persamaan dan perbedaan yang dirasakan Klien 1 dan 2. Permasalahan atau permasalahan yang ditemukan pada Pasien 1 adalah nyeri akut akibat cedera fisik (D .0077), ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan produksi ASI yang tidak mencukupi (D.0029), kecemasan berhubungan dengan ketidakcukupan pemberian ASI (D.0080), gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur (D.0055), Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan tubuh primer yang tidak memadai (D.00550).

Sedangkan pada pasien 2 permasalahan atau permasalahan yang teridentifikasi antara lain nyeri akut berhubungan dengan agen fisiologis cedera (D.0077), pemberian ASI efektif berhubungan dengan hormon oksitosin dan prolaktin D.0028 dan gangguan pola tidur Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kendali atas tidur (D .0065). Permasalahan atau permasalahan yang teridentifikasi pada bayi 1 yaitu risiko infeksi berhubungan dengan ketidakcukupan tubuh primer (D.0055), risiko defisiensi nutrisi terkait ASI tidak cair dan kurang menghisap (D.0146), sedangkan pada pasien 2 teridentifikasi risiko hipotermia masalah yang berhubungan dengan bayi baru lahir (D.0140), risiko infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan fisik primer (D.0055).

Interpretasi Data

Hari/

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 3 jam diperkirakan timbul nyeri akut akibat obat terpenhi luka fisik. Setelah memberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kecemasan berhubungan dengan tanggung jawab sebagai orang tua. Setelah memberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan gangguan pola tidur terkait tanggung jawab merawat bayi dapat teratasi.

Setelah memberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, diperkirakan terdapat risiko infeksi terkait pecahnya jalan lahir.Kriteria outcome. Setelah memberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, diperkirakan nyeri akut akibat kerusakan fisik terpene. Kecukupan hormon oksitosin dan prolaktin Bd teratasi. Harapan: Peningkatan Kriteria Hasil: (L.03029) ikatan bayi dengan ibu meningkat (5).

Intervensi By. klien 1

Dengan dilakukannya tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan resiko terjadinya defisit nutrisi yang berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan dapat dihilangkan. Harapan : meningkatkan kriteria outcome.

Intervensi By. klien 2

Waktu

Jumat 25 juni 2021

  • monitor tanda dan gejala infeksi
  • mengajarkan merawat tali pusat
  • observasi pemberian ASI
  • observasi tali pusat
  • Evaluasi Keperawatan

Hari ke- Diagnosa

Gambar

Tabel 2.1 tabel perencanaan
Tabel 2.2  perencanaan bayi baru lahir  Diagnosa
Tabel 4. 1  Pengkajian dan Anamnesa Ibu Post Partum spontan

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kuasa-nya yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan bathin kepada diri kami, sehingga setelah