Muhammad Yahya Mustofa 1860301223123
Athaf adalah kata sambung atau kata hubung yang digunakan dalam bahasa arab, dalam bab isim tawabi’ ada yang namamnya ma’tuf dan ma’tuf alaih. Nah yang menghubungkan antara ma’tuf dan ma’tuf alaih ini dinamakan huruf athaf. Athaf sendiri terbagi menjadi dua yaitu athaf nasaq dan athaf bayan berikut sedikit penjelasannya.
Pengertian Athaf Nasaq :
ِفْطَعلا ِفُرُح ُدَحَا ِهِع ْوُبْتَم َنْيَبَو ُهَنْيَب ُطّسَوَتُملا ُعِباّتلا
“Athaf yang diantara ma’tuf dan ma’tuf alaihnya terhubung dikarenakan adanya huruf athaf”
Contoh: َةَراّيّسلا َو َلِزْنَملا ُتْيَرَتْشِا "Saya melakukan pembelian rumah dan mobil"
Perhatikan kata َلِزْنَملا dan َةَراّيّسلا, dua-duanya memiliki status i'rob yang sama yakni nashob, mengapa begitu? karena salah satu keduanya terdapat huruf yang membuat dua-duanya harus dibaca sama dan mesti memiliki status i'rob yang sama yakni huruf Athaf berupa huruf wawu " َو".
Pengertian Athaf Bayan :
ِهِل َلْقِتْسا ِمَدَع َو ِهِع ْوُبْتَم ِحاَضْيِا ىِف ِةَفّصلِل ُهّبَشُملا ُدِماَجلا ُعِباّتلا
“Kalimat isim jamid dimana ma’tufnya yang serupa dengan segi sifat menyatakan ma’tufnya tanpa adanya huruf athaf”
Contoh: ٍرْكَب وُبَا َءاَج
Macam-macam huruf athaf ada 9 yaitu : 1. Wawu
Artinya “dan” menunjukkan makna mutlaqul jam’i yaitu menyelaraskan ma’tuf dan ma’tuf alaih, hal ini menunjukkan bahwa :
a. Antara ma’tuf dan ma’tuf alaih mempunyai kedudukan yang sama b. Mendahulukan ma’tuf mengakhirkan ma’tuf alaih
c. Menggabungkan ma’tuf dan ma’tuf alaih
Contoh: َةَراّيّسلا َو َلِزْنَملا ُتْيَرَتْشِا "Saya melakukan pembelian rumah dan mobil"
2. Fa’
Artinya “kemudian” menunjukkan makna tartib dan tidak dipisah oleh waktu yang lama Contoh: ُه ْوُبَأَف ُدَم ْحَأ َرَضَح “Ahmad datang kemudian ayahnya”
3. Tsumma
Artinya sama dengan fa’ yaitu “kemudian” tapi menunjukkan makna tartib yang dipisah oleh waktu yang lama
Contoh: ُن ْوُمْأَمْلا ّمُث ُدْيِشّرلا َتاَم “Telah meninggal Al-Rasyid kemudian Al-Ma’mun”
4. Au
Artinya “atau” memiliki lima makna
a. Tahyir (memilih antara ma’tuf dan ma’tuf alaih) b. Ibahah (boleh memilih antara ma’tuf dan ma’tuf alaih)
c. Asy-syakku (ragu-ragu)
d. Tasykik (menyamarkan pada mukhattab) e. Tasqim (membagi-bagi)
Contoh: َةّلَجَمْلا ِوَأ َةَدْيِرَجلا ِأَرْقِا “bacalah koran atau majalah”
5. Am
Artinya juga “atau” tapi am disini mempunyai dua faedah yaitu:
Ta’yin digunakan untuk menentukan nma’tuf dan ma’tuf alaih, biasanya diawali oleh hamzah istifham. Contoh:
؟ٌد ْوُم ْحَم ْمَأ ُدَمْحَأ َكْوُخَأَأ “apakah saudaramu itu ahmad atau mahmud?”
Taswiyah yaitu kesamaan antara ma’tuf dan ma’tuf alaih jika didahului oleh jumlah yang setara. Contoh:
ْمَهْفَتْ َمل ْمَأ ُتْلُق اَم َتْمَهَفَأ ّيَلَع ٌءاَوَس “bagiku sama saja kamu mengerti atau tidak mengerti apa yang aku katakana”
6. Laa Nafi
Artinya “bukan” menjukkan makna berlawanan antara ma’tuf dan ma’tuf alaih Contoh:
ُنَلْسَكْلا َل ُدِهَتْجُمْلا ُحَجْنَي “orang yang sukses adalah orang yang bersungguh-sungguh bukan orang yang malas”
7. Lakin
Artinya “melainkan” atau “akan tetapi”, fungsinya kebalikan dari laa dengan syarat harus diawali oleh nafi atau nahi. Contoh:
َنآ ْرُقلا ِنِكَل َسْرّدلا ُتْأَرَق اَم “saya tidak membaca Pelajaran melainkan Al-Qur’an”
8. Bal
Artinya sama dengan lakin jika Diwali nafi atau nahi, diartikan “bahkan” jika sebelumnya berupa amra tau kalimat positif. Contoh:
اًيِغ ْصَم ْلَب اًءِداَه ْسِل ْجَتِل “hendaklah kamu duduk bahkan dengarkan”
9. Hatta
Artinya “hinnga” atau “sampai” hatta ini memiliki tiga syarat yaitu:
a. Ma’tuf adalah isim dhahir
b. Ma’tuf merupakan bagian dari ma’tuf alaih
c. Merupakan puncak dalam pengurangan atau penambahan
Contoh: ُءاَيِبْنَ ْلا ىّتَح ُساّنلا ُتْوُم “manusia hingga nabi pun akan meninggal”يَ