• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit wajib dikerjakan oleh yang memiliki kompetensi dan independensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Audit wajib dikerjakan oleh yang memiliki kompetensi dan independensi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit

Audit adalah prosedur sistemik buat mendapatkan dan menilai data secara objektif atas informasi tentang kegiatan dan aktivitas ekonomi, yang bertujuan untuk menentukan tingkat kesamaan antara pernyataan menggunakan kriteria dan mengkomunikasikan hasilnya pada pihak yang berkepntingan (Mulyadi,2013)

Auditing menurut Messier, Clover dan Prawitt (2014:12) adalah sebagai berikut:

“Audit adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berkaitan dengan klaim tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesepakatan antara klaim tersebut dan kriteria yang ditetapkan dan untuk mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.”

Pengertian Auditing menurut (Alvin :2014) “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and estabilished criteria auditing should be done by a competent, independent person”.

Pengertian audit menurut Arens dkk. dalam Amir Abadi Jusuf (2012) mendefinisikan auditing sebagai berikut: mengumpulkan dan mengevaluasi data atas data guna memilih dan menyampaikan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditentukan. Audit wajib dikerjakan oleh yang memiliki kompetensi dan independensi.

(2)

11

Menurut Agoes (2016) audit itu sendiri adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, atas laporan keuangan yang dipesan oleh administrasi, serta dokumen akuntansi dan kuitansinya, yang dilakukan oleh pihak tidak berwajib untuk menyatakan pendapat atas sifat laporan keuangan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, bisa dirumuskan bahwa auditing adalah proses sistematik untuk mendapatkan dan menilai bukti pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh auditor yang independen dan kompeten, serta menyatkan pendapat atasu pemeriksaan yang telah dilakukan ahli, dan melaporkan informasinya kepada pengguna.

2.1.2 Jenis-jenis Audit

Menurut Arens (2012) audit dapat dibelah jadi tiga item, yaitu:

2.1.2 1 Audit Kerja

Sehubungan dengan efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari proses dan metode operasional organisasi, manajemen biasanya mempertimbangkan kesimpulan penialain kinerja dari proposal peningkatan operasional. Namun dapat mencakup peringkat, struktur organisasi dan operasi komputer.

2.1.2.2 Audit Ketaatan

Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah auditee telah mematuhi prosedur, aturan atau ketentuan yang ditetapkan otoritas yang lebih tinggi. Hasil audit kepatuhan pada umumnya dilaporkan oleh manajemen dan untuk penggunaan eksternal, karena manajemen adalah kelompok yang berkepentingan pada level tersebut. Kepatuhan dengan prosedur dan standar yang dijelaskan.

(3)

12 2.1.2.3 Audit Laporan

Keuangan hal ini dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diaudit) telah disusun sesuai dengan kriteria tertentu. Prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), adalah kriteria yang digunakan, meskipun auditor dapat memeriksa akun tahunan disiapkan setelah akuntansi dasar kas atau dasar lain yang sesuai dengan organisasi.

Menurut Agoes (2012), jenis-jenis audit dapat dibedakan menurut jenisnya sebagai berikut:

1) Audit Manajemen

Audit operasional adalah suatu inspeksi terhadap kegiatan operasional perusahaan, termasuk kebijakan operasi yang ditetapkan oleh manajemen, untuk menentukan apakah operasi telah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

2) Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah investigasi yang dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan mematuhi standar dan kebijakan yang berlaku, yang ditetapkan oleh pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan.

3) Audit Internal

Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh departemen audit nternal perusahaan yang mencangkup laporan keuangan dan rekening perusahaan yang bersangkutan dan kepatuhan terhadap pedomanan manajemen yang ditentukan.

(4)

13 4) Audit TI

Audit TI adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan yang mengolah data akuntasi dengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).”

2.1.3 Kualitas Audit

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit

Pengertian Kualitas Audit menurut Mulyadi (2013) kualitas audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif tentang pernyataan mengenai aktivitas dan peristiwa ekonomi, menggunakan tujuan buat memutuskan taraf kesesuaian antara pernyataan- pernyataan tersebut menggunakan kriteria yang sudah ditetapkan dan penyampaian output-output kepada para stakeholder.

2.1.3.2 Acuan Kualitas audit

Kualitas audit mengacu pada standar yang berkaitan dengan kriteria kualitas atau langkah-langkah implementasi dan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai melalui prosedur yang tepat. Kualitas layanan sangat penting bagi profesi terhadap klien, publik dan aturan-aturan (Boyton, 2006)

2.1.3.3 Standar Pengendalian Kualitas Audit

Untuk tempat kerja KAP, kontrol kualitas terdiri dari metode yang digunakan untuk memastikan tempat kerja memenuhi kewajiban profesionalnya pada pihak klien dan pihak lain. Arens (2012) menyatakan Pengendalian kualitas

(5)

14

audit adalah proses buat memastikan bahwa standar auditing yang berlaku universal diikuti oleh setiap auditor, KAP mengikuti mekanisme pengendalian kualitas spesifik yang membantu memenuhi standar-standar itu secara konsisten setiap penugasannya.

IAI mengungkapkan bahwa aplikasi standar auditing akan mensugesti kualitas audit, standar auditing meliputi (SPAP:2009):

1). Standar Umum

a) Audit harus dikerjakan oleh personal atau kolektif yang mempunyai pengalaman dan pelatihan profesional yang memadai sebagai auditor.

b) Sikap mental auditor harus dipertahankan dalam semua hal yang mempengaruhi independensi

c) Dalam melakukan pemeriksaan dan menyusun laporan, pemeriksa harus menggunakan pengalaman nya sesuai koridor audit.

2). Standar Kerja Lapangan

a) Pekerjaan wajib di schedule dengan baik dan, jika asistensi digunakan, diawasi dengan baik.

b) Pengetahuan yang memadai tentang pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan untuk menentukan jenis, waktu dan konteks audit yang dilakukan

(6)

15

c) Bukti audit ahli yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pertanyaan, dan pembuktian sebagai dasar yang wajar buat menyampaikan nota keuangan audit.

3). Standar Pelaporan

a) Jurnal audit wajib mendeskripsikan apakah jurnal keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.

b) Jurnal audit harus menyampaikan atau menjelaskan, apakah terdapat inkonsistensi aplikasi prinsip akuntansi pada pelapisan nota keuangan periode berjalan dan aplikasi prinsip akuntansi tersebut pada periode terdahulu.

c) penyibakan informasi dalam nota keuangan diasumsikan tepat, kecuali dinyatakan berbeda dengan laporan auditor.

d) Laporan auditor harus memberitahukan satu opini atas nota keuangan secara umum atau menyampaikan bahwa opini tersebut tidak dapat diungkapkan.

Kualitas auditor dapat dipengaruhi oleh rasa tanggungjawab (akuntability) dan profesionalisme auditor dalam melakukan proses audit tersebut (Mulyadi, 2012). Menurut Kharismatuti (2012) kualitas audit adalah kemampuan auditor untuk menemukan dan melaporkan pelanggaran sistem akuntansi klien berdasarkan audit dan standar pengendalian kualitas (Agusti,2013).

(7)

16 2.1.4 Kompetensi

2.1.4.1 Pengertian Kompetensi

Secara konseptual menurut peneliti, Kompetensi adalah kemampuan pegawai yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure). Menurut Wibowo (2016) Kompetensi adalah kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan berdasarkan keterampilan dan kompetensi pengalaman dan sikap kerja yang dibutuhkan pekerja.

Menurut Edison (2016) Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keuanggulan berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dari beberapa pendapat para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan yang pegawai, berdasarkan keahlian dan pengalaman, yang digunakan sebagai suatu pedoman untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure).

2.1.4.2 Indikator Kompetensi

Untuk mengetahui apakah kompetensi tersebut terukur atau tidak, berikut beberapa indikator menurut para ahli. diantaranya adalah menurut Wibowo (2016), sebagai berikut :

1) Keterampilan (Skill)

Keterampilan adalah kemampuan yang menunjukkan bahwa suatu system bekerja atau berperilaku yang secara fungsional dengan pencapaian

(8)

17

tujuan kinerja. Dalam hal ini keterampilan juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan tugas-tugas tertentu dalam suatu bidang yang konsisten dengan standart kerja dalam organisasi.

2) Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu.

3) Persepsi (sikap)

Sikap seorang auditor adalah melaksanakan tugasnya secara profesional dan penuh keyakinan, meyakini bahwa pekerjaannya dapat dilakukan dengan dengan benar untuk kepentingan perusahaan.

4) Sifat (Trait)

Karakteristik yang relative konstan pada prilaku seseorang.

5) Motif

Motif adalah sesuatu yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang yang menyebabkan suatu tindakan. Motif mendorong, mengarahkan, dan memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.

2.1.5 Independensi

Independensi adalah terjemahan berdasarkan istilah independence yang berasal dari bahasa inggris yang artinya kebebesan, kebebasan ini berarti tidak tergantung atau dikuasai oleh apapun; bertindak atau berpikir menurut kehendak

(9)

18

hati. Independensi adalah suatu keadaan atau keadaan dimana seseorang tidak tidak menjadi milik pihak manapun. Artinya, suatu keadaan dimana seseorang mandiri tidak tergantung pada siapapun. (Sihotang, 2016).

Independensi adalah sikap tegas dan tidak mudah terpengaruh dalam mengambil keputusan audit. Nilai auditor sangat tergantung pada persepsi auditor terhadap independensi auditor. Seorang auditor harus dapat bertindak secara independen dari semua kelompok kepentingan, khususnya manajemen perusahaan, agar dapat mengembangkan tugasnya dengan baik. Auditor bersifat independen, artinya tidak mudah dalam melaksanakan pekerjaannya, karena pekerjaannya bagi kepentingan khalayak ramai (dibedakan berdasar pelaksanaan audit internal).

Oleh karena itu, tidak dibenarkan memihak untuk kepentingan siapa pun, karena sesempurna apapun kemampuan teknis, ia akan kehilangan imparsialitas yang sangat penting dalam menegakan kebebasan berekspresi

2.1.5.1 Aspek Independensi

Menurut Sihotang (2016) terdapat dua aspek independensi yangdimiliki auditor ketika menggunakan istilah dari Internasional Federastion Of Accountants (IFAC) yaitu independensi intelectual (independence in mind) dan independensi dalam penampilan (independence in appearance) dijelaskan sebagai berikut:

(10)

19 1) Independensi pikiran

Suatu keadaan pikiran dimana seorang akuntan membuat keputusan tanpa mempengaruhi pertimbangan profesional salah satu pihak, tetapi bertindak dengan integritas dan objektivitas serta terus berlaku secara professional. Ini berarti akuntan dapat menjaga sikap yang tidak memihak selama audit, tidak mudah terombang-ambing oleh pihak yang berbeda.

2) Independensi dalam penampilan

Berkaitan dengan pihak lain tentang pekerjaan auditor. Seorang auditor harus menghindari mengijinkan pihak ketiga untuk menafsirkan hasil keputusan atau pendapatnya.

2.1.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi

Menurut Mulyadi (2013) ada beberapa faktor yang mempengaruhi independensi auditor, antara lain

1) Sebagai seseorang yang melakukan audit independen, auditor dibayar oleh kliennya atas jasa tersebut.

2) Sebagai penjual jasa, akuntan sering kali cenderung menyenangkan kliennya.

3) Mempertahankan keadaan pikiran yang independen sering kali dapat menyebabkan larinya klien.

(11)

20 2.1.5.3 Indikator Independensi

Dalam penelitian Hernadianto (2014), independensi dapat diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

1) Jangka Waktu Hubungan Dengan Klien (Biaya Pemeriksaan)

Di Indonesia, masalah persistensi dalam audit dengan pelanggan sudah diatur dalam keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 berkaitan dengan jasa akuntan publik. Peraturan ini membatasi durasi auditor maksimal 3 tahun dengan klien yang sama, pada perusahaan audit (KAP) sampai dengan 5 tahun. Pembatasan ini berfungsi bagi kepastian bahwa auditor tidak berdiri terlalu dekat dengan pelanggan demi menghindari terjadinya skandal akuntansi.

2) Tekanan dari Klien

Saat menjalankan tugasnya, auditor sering kali memiliki pergesekan kepentingan dengan manajemen. Manajer mungkin ingin operasi atau kinerja perusahaan tampak sukses yang tercermin dalam laba tinggi untuk mendapatkan imbalan. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen seringkali memberikan tekanan kepada auditor untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit memenuhi keinginan klien.

Dalam situasi ini, auditor mengalami suatu dilema, dimana dilema auditor adalah bahwa di satu sisi ia melanggar aturan profesional bilai seorang audit menyetujui keinginan pelanggan, apabila seorang audit menolak pelanggan, maka pelanggan bisa menggunakan pihak lain. Pihak-

(12)

21

pihak tersebut dipengaruhi bahwa keputusan dibuat untuk kepentingan pihak-pihak yang berbeda atau karena hubugan tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan auditor secara emosional, sehingga objektivitas penilaian atau pertimbangan pada akhir audit dapat terpengaruh atau mengubah KAP auditornya.

3) Jasa Non Audit

Dalam Permenkeu RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik dalam pasal 2, Auditor dan KAP dapat memberikan jasa audit lainnya dan jasa terkait di bidang akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi kepatuhan terhadap kompetensi auditor dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Indikator yang digunakan untuk memahami jasa audit dan non audit kepada klien yang sama, serta pemberian jasa lain yang dapat meningkatkan informasi dalam laporan keuangan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti, Th, nama Jurnal

judul Variable Alat Analisis Objek Hasil

1. Medianto Suryo, 2016.

Sikap, Vol 1 (No. 1), 2016

Pengaruh Variabel

Kompetensi Dan variabel

Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

Independen.

Komptensi dan independensi

Dependen.

Kualitas audit

statistik deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis) serta SPSS 20.00

auditor pada KAP yang ada di Bandung

kompetensi dan independensi, memiliki pengaruh langsung atai tidak langsung yang signifikan terhadap

(13)

22

kualitas audit

2. Vince Ariany.2017.

Riset &

Jurnal Akuntansi

Pengaruh variabel Independensi Dan variabel Kompetensi Auditor Terhadap variabel Kualitas Audit Internal Pada Bank Bumn Di Medan

Independen : Independensi, Kompetensi

Dependen : Kualitas Audit

analiasis regresi linear berganda

3 bank bumn di kota medan dengan jumlah auditor 90 orang

Independensi dan kompetensi auditor

mempengaruhi kualitas audit sangat penting untuk

memastikan bahwa profesi audit memenahi tannggungjawab kepada

perusahaan dengan tetap menjaga etika yang tinggi

3. Dwi Apriana, Sri Rahayu , Junaidi.

2018. Jurnal Universitas Jambi

Pengaruh variabel Kompetensi, variabel Independensi, variabel

Profesionalisme Dan Etika Terhadap variabel Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Bpk Ri Perwakilan Provinsi Jambi)

Independen : Independensi, Kompetensi, profesionalisme dan etik.

Dependen : Kualitas Audit

statistik deskriptif dan uji hipotesis dengan menggunak an aplikasi IBM SPSS 19

auditor BPK RI Perwakilan Provinsi jambi sebanyak 62 orang

kompetensi, independensi, profesionalisme

& etika secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit perwakilan BPK RI Perwakilan provinsi jambi, sedangkan kompetensi &

independensi secara parsial nir berpengaruh terhadap kualitas audit perwakilan BPK RI proivinsi Jambi,

(14)

23

sedangkan profesionalisme dan etika berpengaruh terhadap kualitas audit pada kantor BPK RI provinsi jambi.

4. Pirmansyah, Hasan , Andreas.

2019.

Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau.

Pengaruh variabel Kompetensi, variabel independensi, variabel

Profesionalisme dan Tekanan Anggaran Waktu pada Kualitas Audit pegawai Inspektorat dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderatıng

Independen:

Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Tekanan Anggaran Waktu, Pengalaman,

Dependen : Kualitas Audit

Regresi linier berganda dan MRA

Kantor inspektorat, kuesioner yang disebarkan 44,

sebanyak 39 kuesioner

Kompetensi, profesionalisme dan tekanan anggaran waktu secara parsial mempengaruhi kualitas audit, juga telah ditunjukan bahwa pengalaman tidak dapat mempengaruhi relasi antara kompetensi, independensi, profesionalisme dan tekanan anggaran dan waktu terhadap kualitas audit.

5. Mazda Eko Sri Tjahjono, Dewi

Robiatul Adawiyah.

Jurnal Riset Akuntansi Terpadu Vol.12 No.2, 2019 Hal.

253-269

Pengaruh variabel Kompetensi Auditor, Pengalaman Auditor Dan Motivasi Auditor Terhadap

Kualitas Audit

Independen : Kompetensi Auditor, Pengalaman Auditor, Motivasi Auditor

Dependen : Kualitas audit

Analisis Regresi Berganda

Auditor sebanyak 50 orang

Kompetensi auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas test, pengalaman penguji berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas test, motivasi penguji berpengaruh signifikan terhadap

(15)

24

kualitas test

6. Anak Agung Candra Pratiwi, Ni Nyoman Ayu Suryandari, AA Putu Gde Bagus Ari Susandya.

Jurnal Kharisma Vol. 2 No. 1, Februari 2020

Pengaruh profesionalisme, independensi &

kompetensi auditor terhadap kualitas audit dalam KAP provinsi bali (studi empiris pada KAP di provinsi bali)

Independen : Profesionalisme, Kompetensi dan independensi

Dependen : Kualitas audit

Analiasis regresi linear berganda

Seluruh auditor yang bekerja di 13 Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali sebanyak 92 auditor

Profesionalisme dan

independensi berefek positif terhadap kualitas audit pada KAP di Provinsi Bali.

Sedangkan kompetensi tidak.

7. Rahayu, Azhari, Junaid, Julianty dan Tjan Tahun 2020

Universitas Muslim Indonesia

Jurnal Ilmu Akuntansi

Pengaruh kompetensi, independensi, &

profesionalisme auditor terhadap kualitas audit menggunakan etika auditor menjadi variabel moderasi

Independent Kompetensi, Independensi, Profesionalisme, dependen Kualitas Audit dan Etika Auditor

Analisis regresi linear berganda dan Moderated Regression Analysis (MRA).

auditor sebanyak 75 orang

Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi, independensi dan

profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Etika akuntansi dapat membantu memoerkuat hubungan antara kompetensi dan independensi.

Oleh karena itu etika auditor tidak dapat memperkuat hubungan antara profesionalisme

(16)

25

8. Sulastri Sihombing ; Mega Oktaviani Simanjuntak ; Rifka Sinaga

; Bayu Wulandari42 021. JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA

(Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Vol. 5 No. 2, 2021

Pengaruh Kompetensi Auditor, Independensi Auditor, Pengalaman Auditor Dan Profesionalisme dalam Kualitas Audit Pada KAP Di Kota Medan

Independen, kompetensi auditor;

Independensi auditor;

pengalaman auditor;

Profesionalisme;

Dependen.

Kualitas audit

metode Regresi linear berganda dan juga uji hipotesa

KAP yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang ada di daerah kota Medan dengan 70 orang auditor yang ditetapkan sebagai sampel.

Kompetensi Auditor, independensi Auditor, pengalaman Auditor, berpengaruh terhadap kualitas audit sedangkan Profesionalisme tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit;

Kompetensi Auditor, Independensi Auditor, Pengalaman Auditor dan juga

Profesionalisme mempengaruhi kualitas audit

9. Husam Al- Khaddash, Rana Al Nawas, Abdulhadi Ramadan.

International Journal of Business and Social Science Vol.

4 No. 11;

September 2013

Factors affecting the quality of Auditing: The Case of Jordanian Commercial Banks

Indenpenden.

Auditing, Quality Factors,

Dependen Bank

Moderated Regression Analysis (MRA).

Bank in Jordan

The results of this study make a contribution to existing

literature in the area of factors affecting audit quality in eastern developing countries such as Jordan

10 Itsaso Barrain kua, Marcela Espinosa-

Emerald insigt.

Discover Journals, Books & Case

The Influence Of Auditors’

Commitment To Independence Enforcement And Firms’ Ethical Culture On Auditors’

Professional

Independen.

Public interest, independence enforcemen, firm’s ethica cultur, ethical decesion making.

Combined effect of the variables under study, variance- based structural

The study is based on survey responses of 122 Spanish auditors

The

consequences recommend that the regulator effort to enhance auditors’

behaviours via way of means of

(17)

26 Studies. 2018 Values And

Behaviour

Dependen Auditing

equation modelling (partial least squares, PLS) was employed

imposing independence guidelines has been

internalised via way of means auditors. The want to instill the societal obligations of expert auditors, given that auditors’ public hobby

dedication is associated with their moral selection making.

Furthermore, this observe well -knowshow that firms’

moral cultures impact auditors’

dedication to the general public hobby, in addition to their moral selection making

Sumber : data olahan 2021 2.3 Kerangka Pemikiran

Bagian ini memberikan kerangka umum dan asumsi. Kerangka pikir dijelaskan dengan gambar

Penjelasan singkat mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dapat dilihat dalam kerangka tersebut, mengenai hubungan antara variabel bebas, dan variabel terikat.

(18)

27

H1

H2

H3 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pada gambar 2.1 menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut saling berkaitan, antara variabel bebas yaitu kompetensi dan independensi dengan variabel terikat yaitu kualitas uji audit yang baik, ada pemicu yaitu kompetensi dan independensi.

Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan & pengalaman yang dibutuhkan buat mengerjakan audit independensi berarti bahwa auditor dalam posisi netral.

Kompetensi (X1) 1. Keterampilan 2. Pengetahuan 3. Konsep Diri 4. Sifat

5. Motif

(Wibowo : 2016)

Kualitas Audit (Y) 1. Standar Umum 2. Standar

pekerjaan lapangan 3. Standar

Pelaporan SPAP (2016) Independensi (X2)

1) Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure).

2) Tekanan dari Klien 3) Jasa non Audit

(Hernandianto : 2014)

(19)

28 2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan hasil penelitian Medianto (2016) yang menyimpulkan bahwa kompetensi mempengaruhi kualitas audit. Berbeda dengan Nur’aini (2013) yang menyimpulkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh pada kualitas audit. Dari kedua penelitian terdahulu tersebut yang saling bertolak belakang, dimana medianto (2016) menyatalan bahwa komptensi berpengaruh terhadap kualitas audit sementara nuarini (2013) menyatakan hal yang sebaliknya.

Kontra diksi ini menjadi awal ketertarikan peneliti untuk mengangkat fenomena ini, sehingga berdasarkan refrensi yang penliti baca dan hayati, peneliti cenderung bersepakat dengan apa yang dinyatakan medianto (2016), dalam berbagai literatur kompetensi berbanding lurus dengan kualitas, apapun itu profesinya, semakin kompeten maka akan semakin berkualitas produknya, sehingga hipotesis dalam penelitian ini bisa dirumuskan menjadi berikut:

H1: Kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.4.2 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan hasil penelitian Ariany (2017) yang menyimpulkan bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Restiyani (2014) yang menyimpulkan bahwa independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini berbeda dengan penelitian Pirmansyah (2019) yang menyimpulkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ketiga peneliti di atas memiliki

(20)

29

pandangan yang berbeda mengenai independensi, tetapi jika dicermati secara detil peneliti cenderung sepakat pada penelitian Ariany (2017) dan Restiyani (2014), yang menyatakan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Kesepakatan ini bukan sekedar mengikuti tanpa dasar, sebab peneliti sadari independensi merupakan satu bentuk sikap dan prilaku profesional seseorang agar tidak terjebak pada keberpihakan dalam pengambilan keputusan. Independensi menurut peneliti adalah juga bentuk keberanian pengambilan sikap terhadap suatu persoalan.

Dengan demikian hipotesis penelitian ini bisa dirumuskan menjadi berikut:

H2: Independensi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.4.3 Kompetensi & Independensi secara bersamaan berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

Penelitian Rahayu (2020) tentang Pengaruh kompetensi, independensi, independensi & profesionalisme auditor terhadap kualitas audit menggunakan etika auditor menjadi variabel moderasi, menyebutkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Etika auditor bisa memperkokoh relasi kompetensi dan independensi dengan kualitas audit.

Demikian juga penelitian. Bayu (2021) menunjukan bahwa Kompetensi Auditor, independensi Auditor, pengalaman Auditor. Kedua peneliti Rahayu (2020) dan bayu (2021) memiliki pandangan yang berbeda mengenai kompetensi dan independensi yang disatukan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan : a Kemampuan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di lingkungan yayasan perguruan al-inayah banjarmasin; b