• Tidak ada hasil yang ditemukan

ayooooo S.T fix 2[1] (AutoRecovered)

N/A
N/A
Awan Sumbawa

Academic year: 2025

Membagikan "ayooooo S.T fix 2[1] (AutoRecovered)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

REPAIR SLEEVE YOKE MOBIL HILUX 4X4

SKRIPSI

Suryadi 18.01.012.043

FAKULTAS REKAYASA SISTEM PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

JULI 2022

(2)

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

REPAIR SLEEVE YOKE MOBIL HILUX 4X4

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar sarjana

Suryadi 18.01.012.043

FAKULTAS REKAYASA SISTEM PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

JULI 2022

(3)
(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Suryadi NIM : 18.01.012.043

Tanda tangan :

Tanggal :

ii

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Suryadi

NIM : 18.01.012.043

Program Studi : Teknik Mesin

Judul Skripsi : Repair Sleeve Yoke Mobil Hilux 4x4

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima kasih sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Rekayasa Sistem, Universitas

Teknologi Sumbawa

DOSEN PENGUJI

Pembimbing I : Amri Hidayat S.T., M.T ( )

NIDN.0810079001

Penguji I : Mietra Anggara S.T., M.T ( )

NIDN.0807039002

Penguji II : Aldrin S.T., M.T ( )

NIDN.0824126901 Ditetapkan di : Sumbawa

Tanggal

ii i

(6)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Teknologi Sumbawa, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Suryadi

Program Studi : Teknik Mesin

Fakultas : Rekayasa Sistem

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Teknologi Sumbawa Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Repair Sleeve Yoke Mobil Hilux 4x4 beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hal bebas Royalti noneksklusif ini Univeritas Teknologi Sumbawa berhak menyimpan, mengalihmedia/ format-kan, megelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memmublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencamtumkan nama sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Sumbawa

Pada tanggal :

Yang Menyatakan

(Suryadi)

iv

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat- Nya dan nikmat-Nya yang tak terhingga sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul REPAIR SLEEVE YOKE MOBIL HILUX 4X4”

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas Rekaya Sistem Jurusan Teknik Mesin Universitas Teknologi Sumbawa.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi masih jauh dari kata sempurnah oleh karena keterlambatan kemampuan dan pengetahuan yang penulis dapatkan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala kekurangan.

Penyusun skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dan kerja sama dari pihak lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong terwujudnya skripsi ini. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, sehat sehingga sampai saat ini saya diberikan kesempatan untuk mampu melewati ujian, rintangan dalam penyelesaiaan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang hingga detik ini senantiasa merawat dan mendidik saya. Terimakasi atas Do’a dan suport yang tak pernah alfa diberikan, dan terimakasih telah menjadi guru terbaik.

3. Dikehidupan saya. Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud cinta kasih saya kepada kedua orang tua saya.

4. Bapak Amri Hidayat, S.T., M.T selaku dosen pembimbing saya yang senantiasa selalu memberi arahan, bimbingan, masukan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Civitas akademik Fakultas Rekaya Sistem, terutama para Dosen yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama perkuliahan.

6. Kepada pacar saya “Cici” yang setia mensuport saya ketika saya lagi down.

7. Rekan-rekan Teknik Mesin 2018, Respek dan UKM Protokoler yang telah memberi warnah selama perkuliahan.

v

(8)

8. Teman-teman yang selalu ada ketika saya mengalami kesulitan dalam penyelesaiaan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah mendukung, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat Bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Sumbawa Besar, juli 2022

Suryadi

ABSTRAK

Nama : Suryadi

Program Studi : Teknik Mesin

Judul : Repair Sleeve Yoke Mobil Hilux 4x4 Pembimbing : Amri Hidayat S.T., M.T

Mobil merupakan salah satu jenis kendaraan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kendaraan dapat berjalan/bergerak karena ada sistem yang memindahkan tenaga putaran. Tanpa adanya sistem pemindah tenaga maka kendaraan tak akan mungkin dapat berjalan, Salah satu kompenen dari pemindah tenaga yaitu propeller shaft. Propeller Shaft/poros kopel merupakan salah satu bagian dari pemindah tenaga dan poros ini. terdapat pada tipe kendaraan FR (Front Wheel Rear Drive) dan 4WD (Four Wheel Drive) dimana jarak antara mesin dengan roda penggerak berjauhan sehingga memerlukan komponen tambahan agar dapat meneruskan tenaga putar dari mesin ke roda belakang. Propeller Shaft ini terletak antara transmisi dan differential gardan material yang digunakan SS400 (S

vi

(9)

tructural Steel) merupakan sebuah baja karbon rendah yang sesuai standar ASTM ( American Society For Testing Materials) A36. Biasanya baja ini diaplikasikan pada konstruksi jembatan, otomotif proses Pembuatan lubang (boring) pada benda kerja dengan diameter awal 20,7 mm proses ini dilakukan dengan menggunakan mata pahat dalam dengan material pahat karbida memakai RPM 428 sampai mencapai diameter akhir 23,4 mm, pada proses pengelasan menggunakan las MAG Arc Welding mahineng dengan arus 26,8 ampere, tegangan 072 volt, open CO2 7 L/Min kecepatan pemotongan dengan menggunakan mata end mills yaitu 29 mm/menit untuk gerak makan pergigi 0,3 mm/menit

Kata kunci : Proses Ripair, Sleeve Yoke ,Baja Ss400, Penetrant Test

vi i

(10)

ABSTRACT

Name : Suryadi

Study Program : Mechanical Engineering Title : Hilux car sleeve yoke 4x4 Supervisors : Amri Hidayat S.T., M.T

The car is one type of vehicle that is commonly used in everyday life. The vehicle can run / move because there is a system that transfers rotational power. Without a power transfer system, the vehicle may not be able to run. One of the components of the power transfer is the propeller shaft. Propeller Shaft / shaft coupling is one part of the transfer of power and this shaft. found on the type of vehicle FR (Front Wheel Rear Drive) and 4WD (Four Wheel Drive) where the distance between the engine and the drive wheels are far apart so it requires additional components in order to rotate power from the engine to the rear wheels. The propeller shaft is located between the transmission and the differential axle. The material used is SS400 (Structural Steel) which is a low carbon steel that complies with ASTM (American Society For Testing Materials) A36 standards. Usually this steel is applied to bridge construction, automotive, the process of making holes (boring) on workpieces with an initial diameter of 20.7 mm This process is carried out using an inner chisel with carbide chisel material using RPM 428 until it reaches a final diameter of 23.4 mm, at the welding process uses MAG Arc Welding mahineng welding with a current of 26.8 amperes, voltage 072 volts, open CO2 7 L/Min. Cutting speed using end mills is

29 mm/minute for dental feeding 0.3 mm/minute

Keywods : Repair Process, Sleeve Yoke, Steel SS400, Penetrant Test

vi ii

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...i

v ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... xii BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfat ... 3

BAB II ... 4 TINJAUAN PUSTAKA ... 4 2.1 Sleeve Yoke ... 4

2.2 Baja SS400 ... 5

2.3 Mesin Freis ... 6

2.4 Mesin Bubut ... 7 2.5 Pengelasan ...

10

BAB III ...

14

METODOLOGI PENELITIAN ...

14

ix

(12)

3.1 Tempat Penelitian ... 14

3.2 Waktu Penelitian ... 14

3.3 Prosedur Penelitian ... 15

3.4 Diagram Alir Penelitian ... 18

BAB IV ... 19 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 19 4.1 Proses Rifair ... 19 BAB V ... 29

KESIMPULAN DAN SARAN ... 29 5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran. ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 31

x

(13)

DAFTAR GAMBAR ...

Gambar 2 1 sleeve yoke...4

Gambar 2 2 mesin Freis... 6

Gambar 2 3 mesin bubut...7

Gambar 2 4 Mesin las GMAW...11

Gambar 2 5 Macam-macam posisi pengelasan ...12

Gambar 3 1 2D dan 3D sleeve yoke...17

Gambar 3 2 Diagram alir...18

Gambar 4 1baja SS400... 19

Gambar 4 2 Sleeve yoke...19

Gambar 4 3 cairan Penetrant...20

Gambar 4 4 Gurinda...20

Gambar 4 5 Mesin Las...20

Gambar 4 7 Mesin Freis...21

Gambar 4 6 Mesin Bubut...21

Gambar 4 8 proses Gurinda dan pembuatan kampu las...21

Gambar 4 9 Proses Pengelasan...22

Gambar 4 10 Proses Pembubutan...22

Gambar 4 11 Proses Freis Diameter Dalam...24

Gambar 4 12 Proses Freis Diameter Luar...25

Gambar 4 13 Proses Penghalusan...26

Gambar 4 14 Proses Penetrant Tes...27

Gambar 4 15Hasil Proses penetrant ...

28

(14)

Universitas Teknologi Sumbawa

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Komposisi Baja SS400 ...

5 Tabel 2 2 kecepatan potong

bahan ... 8

Tabel 3 1 Daftar Proses Repair ...

15 Tabel 3 2 Spesifikasi Sleeve Yoke ...

16

Tabel 4 1 penentuan harga ...

28

(15)

Universitas Teknologi Sumbawa

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mobil merupakan salah satu jenis kendaraan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kendaraan dapat berjalan/bergerak karena ada sistem yang memindahkan tenaga putaran. Tanpa adanya sistem pemindah tenaga maka kendaraan tak akan mungkin dapat berjalan (Saputra & Sumarjo, 2021);Jenis dan mereknya juga beragam salah satunya yaitu TOYOTA. Mobil jenis ini memiliki komponen penting di antaranya bodi, mesin, suspensi, kelistrikan, roda, rangka.

Transmisi merupakan salah suatu bagian penting dalam kendaraan. Transmisi sendiri terdiri dari flange yoke, propeller shaft, universal joint, sleeve yoke. Salah satu kompenen dari pemindah tenaga yaitu propeller shaft. Propeller Shaft/poros kopel merupakan salah satu bagian dari pemindah tenaga dan poros ini terdapat pada tipe kendaraan FR (Front Wheel Rear Drive) dan 4WD (Four Wheel Drive) dimana jarak antara mesin dengan roda penggerak berjauhan sehingga memerlukan komponen tambahan agar dapat meneruskan tenaga putar dari mesin ke roda belakang. Propeller Shaft ini terletak antara transmisi dan differential (gardan) (Saputra & Sumarjo, 2021).

Pada kendaraan-kendaraan yang panjang, propeller shaft dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik. Suspensi kendaraan mengakibatkan posisi differensial selalu berubah-ubah terhadap transmisi, sehingga propeller harus dapat menyesuaikan perubahan sudut dan perubahan jarak, agar tetap mampu meneruskan putaran dengan lancar. Mekanisme atau komponen tersebut adalah universal joint. Propeller shaft juga merupakan penghubung antara poros transmisi dengan as roda belakang. Sedangkan universal joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk memungkinkan poros berputar dengan lancar walaupun terjadi perubahan sudut (Saputra & Sumarjo, 2021).

Sleeve yoke juga sala satu bagian penting pada propeller shaft fungsinya sendiri yaitu untuk menghubungkan keluaran transmisi ke sambungan universal joint bagian depan. Pada komponen ini sering terjadi kerusakan yaitu aus/ cacat bahkan patah pada

Universitas Teknologi Sumbawa

(17)

2

bagian ujung sleeve yoke sendiri, dan biasanya cara untuk memperbaikinya yaitu menggantinya dengan yang baru namun biasanya seperti sala satu kasus yang pernah saya dapatkan pada saat saya melakukan magang, disana mereka lebih memilih melakukan proses repair pada sleeve yoke yang rusak, alasannya yaitu waktu dan mahalnya harga sleeve yoke yang baru, untuk waktu sendiri lebih cepat melakukan repair dari pada memesan karena waktu pengiriman barangnya lama, dan untuk harga juga begitu mahal untuk yang asli.

Sedangkan melakukan repair sendiri sangat menghemat waktu dan biaya waktu sendiri sangat cepat bisa di kerjakan 1 hari saja, dan untuk biaya sendiri sangat murah.

namun pada saat melakukan proses repair belum ada standarisasi sebagai acuan sehinggah pada saat melakukan proses pengecekan selalu ada crack yang muncul karena pada saat proses pengerjaanya, sehingga harus dilakukan proses pengerjaan dari awal lagi, maka dari itu saya akan melakukan proses repair dengan menghitung para meter-parameter pengerjaan pada saat penggunaan alat-alat yang di pake agar bahan tidak banyak terbuang dan hasilnya bisa sesuai. Sehingga para meter ini bisa di jadikan acuan untuk kedepannya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana melakukan proses manufaktur pada sleeve yoke dengan tetap mengutamakan cost produk?

Universitas Teknologi Sumbawa

(18)

3

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah 1.3.1 Melakukan proses repair slevee yoke

1.3.2 Mengunakan mesin perkakas

1.3.3 Memakai material yang gunakan adalah baja SS400

1.4 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini antara lain:

1.4.1 Untuk mengtahui bagaimana melakuakan proses Repair pada sleeve yoke 1.4.2 Menegetahui jenis material yang bagus untuk slevee yoke dengan tetap

mengutamakan cost produk.

1.4.3 Untuk mengetahui hasil analisis pada mesin perkakas

1.5 Manfat

Ada pun manfaat yang di harapkan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu:

1.5.1 Dari sisi akademis, untuk memberikan sumbangan data yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya

1.5.2 Untuk mengetahui efisiensi pengerjaan Repair.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sleeve Yoke

Slevee yoke adalah sala satu kopomponen dari propeller shaft yang pertama dan berperan sebagai penyambung di antara poros transmisi dengan poros transmisi dengan poros propeller lewat sebuah front universal joint. Komponen ini mempunyai sebutan lain juga sliding joint, slip joint.

Dengan kata lain slevee yoke tersambung langsung dengan output shaft transmisi. Di bagian ujung depan dari slevee yoke ini ada sebuah poros yang di bagian dalamnya ada spline yang bergerigi yang mengikat dengan output shaft tranmisi. Slevee yoke menpunyai bentuk U yang tersambung dengan front universal joint.

Universitas Teknologi Sumbawa

(19)

4

Gambar 2 1 Sleeve Yoke

Dilihat dari segi fungsinya slevee yoke mempunyai dua fungsi untuk propeller shaft yaitu:

2.1.1 Sebagai penyambung antara output shaft transmisi dengan drive shaft atau tangkai poros propeller shaft lewat front universal joint

2.1.2 Berikutnya sebagai tempat perubahan ukuran dari propeller shaft supaya bisa menjanga atau memendekan saat terjadinya peralihan jarak akibat perubahan posisi gardan dengan transmisi

2.2 Baja SS400

SS400 (Structural Steel) merupakan sebuah baja karbon rendah yang sesuai standar ASTM ( American Society For Testing Materials) A36.

Biasanya baja ini diaplikasikan pada konstruksi jembatan, otomotif, tiang pancang, komponen alat berat dan industri manufaktur lainnya material ini mampu membentuk las yang sangan baik dan sebagian besar berhubungan dengan machining, dan pengelasan. baja ini digolongkan kedalam baja paduan rendah karena komposisinya kurang dari 8% dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Universitas Teknologi Sumbawa

(20)

5

Tabel 2 1 Komposisi Baja SS400

Kode C% Mn% P% S%

SS400 0,17% 1,4% 0,045% 0,045%

Sumber : jurnal baja SS400

2.3 Mesin Freis

Proses permesinan Freis (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses permesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Yang digunakan untuk memegang benda kerja, memutar pisau, dan menyayatnya disebut Mesin Freis (Milling Machine).

Universitas Teknologi Sumbawa

(21)

6

Gambar 2 2 Mesin Freis

2.3.1 Elemen Dasar Proses Freis

1.Kecepatan potong : 𝜋𝑑𝑛 𝑚/𝑚𝑖𝑛

2.Gerak makan pergigi : : mm/gigi

𝑧𝑛

Keterangan,

Benda kerja:

W = lebar pemotongan 𝑙𝑤 = panjang pemotongan A = kedalaman pemotongan Pahat freis: d =

diameter luar z = jumlah mata potong

𝑘𝑟 = sudut potong utama, 90𝑜 untuk pahat freis selubung

Mesin freis: n = putaran spindel 𝑉𝑓 = kecepatan makan

2.4 Mesin Bubut

Mesin bubut adalah sala satu mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar yang berfungsi untuk mengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda kerja dengan suatu penyayat yang diam dan benda kerja yang berputar.

Proses pembubutan akan menimbulkan interaksi antara pahat dan benda kerja, sehinggah akan menghasilkan ukuran dan bentuk yang diinginkan.

Universitas Teknologi Sumbawa

(22)

7

Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang mempunyai populasi terbesar di dunia di bandingkan dengan mesin perkakas lainnya seperti frais, drill, dll

Gambar 2 3 Mesin Bubut

Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial, tabel Cs-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.

Tabel 2 2 Kecepatan Potong Bahan

Bahan Pahat bubut karbida

Mm/men Fit/min Baja lunak(Mild Steel) 30-250 100-800 Besi Tuang(Cast Iron) 45-150 150-500 Perunggu 90-200 300-700 Tembaga 150-450 500-1500 Kuningan 120-300 400-1000 Alumunium 90-180 a.-600

Sumber : jurnal pembubutan Para meter pemotongan pada mesin bubut:

a. Kecepatan putaran mesin bubut (RPM)

Kecepatan putaran mesin adalah kemampuan mesin bubut untuk melakuan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran /menit.

Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran sangan dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong yang mengelilingi benda kerja.

Universitas Teknologi Sumbawa

(23)

8

Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku maka komponen yang bisa diatur adalah proses penyayatan adalah putaran mesin perbenda kerja dengan demikian putaran mesin bubut dapat dihitung dengan rumus

Cs =𝜋.𝑑.𝑛 1000

n = 𝑐𝑠 . 1000

𝜋.𝑑

b. kecepatan potong kecepatan potong yaitu kecepatan dimana pahat melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang paling baik pada kecepatan yang sesuai

𝑐𝑠 =𝜋 1000.𝑑.𝑛

c. kecepatan makan yaitu gerak makan, f (feeding) adalah jarak yang diteempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali sehingga satuan f adalah mm / rev. Gerak makan pula ditentukan oleh kekuatan mesin, benda kerja, material pahat, bentuk pahat, terutama kehalusan yang diinginkan. Sehingga kecepatan makan sering didefinisikan sebagai jarak dari pergerakan pahat potong panjang jarak kerja untuk setiap putaran dari spindel rumusnya yaitu

𝑣𝑓 = 𝑓.𝑛

d. waktu pemotongan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasikan satu produk

a = 𝑑𝑜 . 𝑑𝑚

Universitas Teknologi Sumbawa

(24)

9

2

e. kedalaman pemotongan adalah dimana dalam masuknya alat potong menuju sumbu benda kerja

f. waktu pemesinan adalah banyak waktu penyayatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan benda kerja.

Keterangan.

Benda kerja.

𝑑𝑜 = diameter awal, ; mm, 𝑑𝑚 = diameter akhir, ; mm,

𝑐𝑠 = kecepatan potong, meter/menit Pahat;

𝑘𝑟 = sudut potong utama; ◦, 𝑣𝑓 = kecepatan makan; mm/min

Mesin bubut ;

A = kecepatan potong F= gerak makan ; mm/r

N = putaran poros utama (benda kerja)

2.5 Pengelasan

Pengelasan adalah proses penyatuhan 2 buah logam atau lebih menjadi suatu bentuk sambungan dengan menggunakan proses panas. Panas tersebut diperlukan untuk

Universitas Teknologi Sumbawa

(25)

10

mencairkan logam yang akan disambung dengan elektroda sebagai bahan tambahan atau filler (Suhwahyo 2011)

Berdasarkan definisi dari American Welding Society las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan pengelasan adalah sambungan dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas

Pada proses pengelasan panas yang dihasilkan akan menentukan struktur mikrologam las yang sangat erat kaitannya dengan kekuatan hasil sambungan las.

Transpormasi outentik merupakan tahap yang paling penting karena akan mempengaruhi struktur logam las

2.5.1 Jenis Pengelasan Yang Digunakan

Proses pengelasan yang saya pake adalah pengelasan GMAW (Gas Metal Acr Welding) yaitu proses Pengelasan logam sejenis dengan menggunakan bahan tambahan berupa kawat gulungan dan gas pelindung dengan melalui proses pencairan.

Gambar 2 4 Mesin Las GMAW

Universitas Teknologi Sumbawa

(26)

11

2.5.2 Posisi Pengelasan

Untuk posisi pengelasan saya menggunakan posisi pengelasan flillet welds plate 1G (pengelasan plat mendatar)

Gambar 2 5 Macam-Macam Posisi Pengelasan

2.5.3 Kampuh Pengelasan

Kampuh pengelasan merupaka bagian dari logam induk yang nantinya akan diisi oleh deposit las atau logam las. Kampuhlas awalnya berupa gabungan las yang kemudian diisi dengan logam las untuk kampu- kampu las pada saat pembakarannya dapat mengisi pada seluruh tebalnya plat.

Jenis-jenis kampu las

Universitas Teknologi Sumbawa

(27)

12

1. Las I kampuh terbuka 2. Kampuh las V tunggal 3. Kampuh las Vganda

4. Kampuh las V miring tunggal dan ganda 5. Kampuh T

2.6 Penetrant Tes

Metode pengujian dengan penetran merupakan salah satu metode uji tidak merusak ( Non Destructive Test ) pada suatu material dimana permukaanya tidak berpori.

Pengujian penetran ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau diskontinuitas yang terbuka pada permukaan. Adapun syarat untuk melakukan pengujian menggunakan cairan penetrant :

1. Penentrant sendiri harus memiliki gaya kapilaritas yang tinggi agar dapat meresap kedalam celah permukaan

2. Benda kerja tidak boleh kasar permukaannya, benda kerjanya tidak boleh dari keramik karena tidak bisa dilakukan pengujian karena porositasnya tinggi

2.7 Penentuan Harga Biaya (Cost Plus Pricing Method)

yaitu metode penentuan harga jual dimana harga dihitung berdasarkan biaya produksi dan biaya penjualan serta tambahan yang pantas (Fitra dan endang,2014), metode penetuan harga biaya merupakan metode penetuan harga melalui pendekatan biaya berdasarkan atas biaya produksi .

untuk perhitungan harga pokok produksi sendiri menggunakan metode full costing sebagai beriku:

Biaya bahan baku Rp xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx

Universitas Teknologi Sumbawa

(28)

13

Biaya overhead pabrik tetap Rp xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp xxx +

Harga Pokok Produksi Rp xxx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ripair sleeve yoke propellershaft mobil hilux 4x4 bertempat di Sumbawa Technopark yang berlokasi di Pernek, Kec. Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Kode Pos 84316

3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 30 mei – 22 juni 2022 3.2.1 kerja Alat

Alat utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Mesin freis vertikal untuk melakukan proses mengefreis

2. Mesin las untuk proses penyambungan dan penambahan daging pada benda

3. Kap las untuk melindungi wajah dari paparan sinar las

4. Sarung tangan las pelindung dari percikan gram dari proses pengelasan

5. Kaca mata bening pelindung mata dari gram yang dihasilkan dari proses mengefreis

6. Jangka sorong digunakan untuk menggur ketebalan dan diameter benda kerja

Universitas Teknologi Sumbawa

(29)

14

7. Palu karet digunakan pada saat proses penyetelan canter benda kerja

8. Ragum digunakan untuk mengunci benda kerja pada meja mesin freis

9. Kuas digunakan untuk membersiakn gram pada mesin dan benda kerja

10. Kikir digunakan untuk mengikit sisi pada benda benda kerja 11. Enmill digunakan untuk membuat diameter dalam

12. Cairan penetrant spray untuk proses pengecekan krek atau kecacatan pada benda kerja.

3.2.2 Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Sleeve yoke yang digunkan sudah CACAT 2. Baja SS900

3. Insert 4. Kawat las

3.3 Prosedur Penelitian

Tabel 3 1 Daftar Proses Repair Daftar proses Ripair

Nama Part Dudukkan Cross join

No. Part:

37302-0K030 No.

Gambar:

01 Tanggal:

30/06/2022

Perencana:

Suryadi

No Pekerjaan

Nama Proses Mesin/alat Material pahat

Universitas Teknologi Sumbawa

(30)

15

10 Gurinda permukaan dan pembuatan kampuh

Gurinda

20 Pengelasan Las MAG Elektroda 0,8 mm dengan

type VETRY- COR 71T

30 Pembubutan Bubut Karbida

40 Freis permukaan

dalam

Freis End mills

50 Freis permukaan

luar

Freis End mills

60 Proses penghalusan Kikir dan kertas amplas 70 Proses pengecekan

crack

Cairant penetrant

Cleaner, Red Penetrant, Develover

Sumber :

3.3.1 Spesifikasi Sleeve Yoke Mobil HILUX 4X4 Tabel 3 2 Spesifikasi Sleeve Yoke

Universitas Teknologi Sumbawa

mm 45 3, Diameter dudukan bearing

mm 77 Diameter dalam

mm 90 Diameter luar

Hasil pengukuram Jenis pengukuran

(31)

16

3.3.2 Gambar 2D Dan 3D Sleeve Yoke

Gambar 3 1 2D Dan 3D Sleeve Yoke

Universitas Teknologi Sumbawa

(32)

17

3.4 Diagram Alir

Universitas Teknologi Sumbawa

(33)

18

Gambar 3 2 Diagram Alir BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Repair

Proses ini dilakukan beberapa tahap yaitu: 4.1.1 Persiapan Bahan Dan Alat

a.Bahan ada pun bahan yang di pake dalam melakukan perbaikan (repair) sleeve yoke ini yaitu sleeve yoke yang cacat, baja SS400, cairan penetrant.

Seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4 1baja SS400

Gambar 4 2 Sleeve yoke

Universitas Teknologi Sumbawa

(34)

19

Gambar 4 3 Cairan Penetrant

b. Alat untuk alatnya sendiri yang digunakan adalah mesin freis, mesin bubut, gurinda, mesin las, gigir ragum, kaca mat alas, untuk gambar seperti yang terterah di bawah:

Gambar 4 4 Gurinda

Gambar 4 5 Mesin Las

Universitas Teknologi Sumbawa

(35)

20

Gambar 4 6 Mesin Freis

Gambar 4 7 Mesin Bubut

4.1.2 Proses Perataan Dan Pembuatan Kampu Dengan Gurinda

Proses ini dilakukan untuk melakukan perataan permukaan dan pembuatan kampuh las pada benda kerja mata gurinda yang digunakan dan kampuh las yang digunakan adalah kampuh V ganda karena kampuh ini lebih kuat dibandingkan dengan kampuh V tunggal, sangan baik untuk kondisi beban statis maupun dinamis serta dapat merubah bentuk kelengkungan sekecil mungkin. Proses pengerjaanya seperti di bawah ini:

Gambar 4 8 Proses Gurinda Dan Pembuatan Kampu Las 4.1.3 Proses Pengelasan

Universitas Teknologi Sumbawa

(36)

21

Proses ini mengunakan mesin las MAG Arc Welding mahineng dengan ampre 26,8 ,tegangan 072 volt, open CO2 7 L/Min dan ukuran kawat las 0,8 mm sedangkan kampuh dan posisi pengelasan yang di pake adalah kampuh v ganda dengan posisi 1G prosesnya sendiri seperti gambar di bawah:

Gambar 4 9 Proses Pengelasan 4.1.4 Proses Pembubutan Boring

Proses ini dilakukan untuk meluaskan lubang (boring) pada benda kerja dengan diameter awal 20,7 mm proses ini dilakukan dengan menggunakan mata pahat dalam dengan material pahat karbida memakai RPM 428 sampai mencapai diameter akhir 23,4 mm adapun gambar dan hitungan dalam proses pembubutan seperti dibawah ini:

Gambar 4 10 Proses Pembubutan

1. RPM dan kecepatan potong : n = 𝑐𝑠 . 1000

𝜋.𝑑

Universitas Teknologi Sumbawa

(37)

22

𝐶𝑠 =𝜋 1000.𝑑.𝑛 Diketahui : 𝜋 = jari-jari 𝑑 = diameter

𝑛 = putaran poros (rpm)

Maka hasil yang di dapatkan dari kecepatan potong : Hitungan RPM

n = 𝑐𝑠 . 1000 𝜋.𝑑

n =

n = 428 RPM Kecepatan potong

𝐶𝑠 =3,14 𝑋1000 20,7 𝑋 428

𝐶𝑠 = 27.8 m/min 2. kecepatan makan :

Diketahui :

𝑣𝑓 = 𝑓.𝑛

𝑓 = gerak makan (mm/r) 𝑛 = putaran poros (rpm) maka hasil yang di dapatkan dari kecepatan makan :

𝑣𝑓 = 0,2 x 428,583 𝑣𝑓 = 86 mm/min 3. waktu pemotongan : a = 𝑑𝑜 . 𝑑𝑚

2

Diketahui :

Universitas Teknologi Sumbawa

(38)

23

𝑑𝑜= Diameter awal (mm) 𝑑𝑚= Diameter akhir (mm) maka hasil yang di dapatkan dari waktu pemotongan:

a =

𝑎 = 242,19 min

4.1.5 Proses Freis

Proses ini dilakukan menggunakan proses fers tegak dengan menggunakan mata pahan enmill, RPMnya sendiri 1300 untuk melakukan perataan di diameter dalam dan luar bekas pengelasan adapun yang harus dihitung diproses ini yaitu :

Gambar 4 11 Proses Freis Diameter Dalam

Gambar 4 12 Proses Freis Diameter Luar

1. kecepatan potong : n = 𝑐𝑠 . 1000

𝜋.𝑑

Universitas Teknologi Sumbawa

(39)

24

𝑐𝑠 =𝜋1000.𝑑.𝑛

Diketahui :

𝜋 = jari-jari

𝑛 = putaran poros utama (rpm)

maka hasil yang di dapatkan dari putran mesin dan kecepatan potong : n = 1000 .𝑐𝑠

𝜋.𝑑

n =

n = 530 RPM 𝑐𝑠 = 3,14 𝑥1000 18 𝑥 530

𝑐𝑠= 29 m/min

2. Gerak makan pergigi : 𝐹𝑍= 𝑍𝑉𝐹.𝑁 Diketahui :

𝑣𝑓 = kecepatan makan (mm/putaran) Z = jumlah gigi/mata potong

N = Putaran poros utama (rpm) Maka hasil yang di dapatkan dari makan pergigi :

Universitas Teknologi Sumbawa

(40)

25

𝑓𝑧 =1 𝑥0 ,5302

𝑓𝑧 = 0,3 mm/menit 4.1.6 Proses Pengahulasan

Proses ini dilakukan karena ada beberapa bagian dari benda kerja yang tidak dapat di haluskan mengguankan mesin freis proses dilakukan menggunakan amplas dan kikir seperti gambar di bawah:

Gambar 4 13 Proses Penghalusan 4.1.7 Proses Pengecekan Crack

Proses ini dilakukan setelah proses penghalusan mengunakan kikir dan gurinda dalam tahap ini ada pun cairan yang di pake yaitu cairant penetrant dengan syarat gaya kapilaritasnya tinggi agar dapat meresap kedalam cela permukaan dan syarat untuk benda kerja sendiri permukaannya tidak boleh kasar, proses ini dilakukan dengan tahap :

1. Pertama-tama permukaan benda kerja yang akan di test penetrant harus dalam keadaan bersih dari debuh,minyak atau pun yang bisa mengganggu hasil nya

2. Setah benda kerja sudah bersih lanjutkan dengan penyemprotan clenear sebagai tahap pertama untuk bersikan lebih lanjut.

3. Lab bekas clenear dengan tysu sampai kering setelah itu semprotkan Red Penetrant tunggu sampai 10-15 menit agar cairanya meresap ketika waktu sudah selasi maka lap permukaan benda kerja sampai bersih dan semprotkan caira cleanar lagi.

Universitas Teknologi Sumbawa

(41)

26

4. Selanjutnya, ambil cairan Developer lalu semprotkan ke perbukan benda kerja yang sudah bersih maka permukaan benda kerja akan berwarnah putih tunggu 5 menit jika terjadi crak maka akan muncul bintikatau pun garis merah dikerenaka adanya cacat pengelasan jika warnah merah makin pekat maka crack sangat dalam.

Gambar 4 14 Proses Penetrant Tes

Gambar 4 15 Hasil Proses penetrant

Universitas Teknologi Sumbawa

(42)

27

Tabel 4 1 Harga Bahan Baku

Bahan Baku Harga (RP)

Baja Sambungan 23.000

Sleeve Yoke AUS/Cacat 130.000

Cairan Penetrant 165.000

Mata Gurinda 10.000

End mill 45.000

Kawat Las 80.000

Tisu 5000

Listrik 150.000

Total 608.000

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini mendapatkan parameter-parameter yang perlu di perhatikan dalam proses Ripair agar setiap tahap pengerjaan bisa berjalan dengan baik parameter yang di maksud yaitu:

1. pada proses pengelasan menggunakan las MAG Arc Welding mahineng dengan arus 26,8 ampere, tegangan 072 volt, open CO2 7 L/Min

Universitas Teknologi Sumbawa

(43)

28

2. proses pembubutan dengan dia meter awal benda kerja 20,7 mm hingga diameter akhir 23,4 memerlukan kecepatan pemotongan 27,8 mm/menit, kecepatan makan pahat 86 mm/menit dan waktu yang di butuhkan untuk memotong adalah 242,19 menit.

3. Pada proses freis memerlukan kecepatan pemotongan dengan menggunakan mata end mills yaitu 29 mm/menit untuk gerak makan pergigi 0,3 mm/menit

5.2 Saran

Hasil dari proses repair belum bisa maksimal sehingga harus dilakukannya perhitungan dan analisa lebih lengkap lagi, agar mendapatkan hasil yang lebih baik dengan Menggunkan sumber-sumber materi yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidah, A. F., & Drastiawati, N. S. (2019). Analisis SS400 hasil carburizing media arang tempurung kelapa-BaCO3 dengan variasi temperatur pemanasan dan holding time ditinjau dari pengujian kekerasan dan struktur mikro. Jurnal Teknik Mesin, 7(2).

Ewi, D., & Sriyana, S. (2019). Spesifikasi, Kode dan Standar Baja Nasional dan Potensinya untuk Mendukung Program PLTN Tipe LWR di Indonesia.

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 20(2), 111-119.

Universitas Teknologi Sumbawa

(44)

29

Kelen, Y. L., Idkhan, A. M., & Anwar, B. (2020). PENGARUH KECEPATAN PUTAR TERHADAP NILAI KEKASARAN HASIL PEMBUBUTAN

BAJA ST 37 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR).

Nugroho, A. (2018). Pengaruh variasi kuat arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan kekerasan sambungan las plate carbon steel ASTM 36. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 3(2), 134-142.

Saputra, D. A., & Sumarjo, J. (2021). Perencanaan Ulang Propeller Shaft pada Mobil Toyota Kijang Super 1500cc Tahun 1990. INFOMATEK: Jurnal Informatika, Manajemen dan Teknologi, 23(2), 115-121.

Syahril, A. A., & Mietra, A. (2022). Analisis Laju Keausan dan Umur Pakai Material High Chrome Pada Segment Tire Grinding Roll Verticall Roller Mill Atox Mill 57.5 di PT XYZ. JURNAL FLYWHEEL, 13(1), 1-8.

LAMPIRAN

Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan bahan

Universitas Teknologi Sumbawa

(45)

30

Ragum

Mesin bubut

Palu Plastik

Universitas Teknologi Sumbawa

(46)

31

KIKIR

Jangka Sorong

Kuas

Universitas Teknologi Sumbawa

(47)

32

Gurinda

Safety Glass

Mata freis

Inset

Universitas Teknologi Sumbawa

(48)

33

Mesin Las

Sleeve yoke cacat

Sambungan

Universitas Teknologi Sumbawa

(49)

34

Kawat Las

Kap Las

Sarung Langan Las

Mesin freis

Universitas Teknologi Sumbawa

(50)

35

Tisu

Cairan Penetrant Spray

Universitas Teknologi Sumbawa

(51)

36

Proses Repair

Gambar 1. Baja SS400

Gambar 2. Sleeve Yoke Yang Cacat

Universitas Teknologi Sumbawa

(52)

37

Gambar 3. Proses Penghalusan Dan Pebuatan Kampuh Las

Gambar 4. Pembubutan Boring Pada Benda Kerja

Universitas Teknologi Sumbawa

(53)

38

Gambar 5. Proses Penyambungan Sleeve Yoke Dan Ujungnya

Gambar 6. Proses Freis Diameter Luar Sleeve Yoke

Universitas Teknologi Sumbawa

(54)

39

Gambar 7 Proses Freis Diameter Dalam Sleeve Yoke

Gambar 8. Proses Penghalusan

Universitas Teknologi Sumbawa

(55)

40

Gambar 9. Proses Penyemprotan Developert

Universitas Teknologi Sumbawa

Gambar

Gambar 2 1 Sleeve Yoke
Tabel 2 1 Komposisi Baja SS400
Tabel 2 2 Kecepatan Potong Bahan
Gambar 2 3 Mesin Bubut
+7

Referensi

Dokumen terkait