• Tidak ada hasil yang ditemukan

b. Resultan Gaya

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "b. Resultan Gaya "

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI GAYA KELAS VIII MTs AL MADANIYAH JEMPONG

TAHUN AJARAN 2019/2020

oleh IDAROYANI NIM 1501081101

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2019

(2)

ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI GAYA KELAS VIII MTs AL MADANIYAH JEMPONG

TAHUN AJARAN 2019/2020

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

oleh IDAROYANI NIM 1501081101

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2019

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

( )

Artinya: “Dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Al-Ankabut; 6).1

1

(7)

viii

PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini kepada:

1. Ibuku Kartini, bapakku Ahmad, dan suamiku Herwan Efendi serta anakku Dinda Qyara Anjani dan M. Maulana Rafisqy Efendi beserta segenap keluarga besar Penulis tercinta yang telah memberikan arahan, dukungan dan motivasi sepenuhnya secara terus menerus demi kelancaran skripsi ini.

2. Terimakasih kepada Siti Kurnia Wati yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, arahan, dan masukan sehingga dapat memberikan kelancaran dalam skripsi ini.

3. Teman-teman seperjuangan Tadris Fisika, KKP Beleke, dan PPL Ma Al Aziziah Putri yang selalu meberikan semangat dan dukungan.

4. Almamaterku yaitu Universitas Islam Negri Mataram (UIN).

5. Semua guru dan dosenku yang telah membimbing, memberikan arahan dan semangat yang tak henti-hentinya.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Sehingga Peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang Berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Gaya Kelas VIII MTs Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020”

Dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bahtiar, M.Pd.Si selaku pembimbing I dan Bapak M. Kafrawi, M.Pd Sebagai dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan kesibukannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan koreksi secara terus-menerus sehingga menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negri (UIN) Mataram yang telah memberikan kami arahan, motivasi dan tempat untuk menuntut ilmu.

(9)

x

3. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. Selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi Penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan.

4. Kepada Kepala sekolah beserta guru fisika da stap sekolah MTs. Al Madaniyah Jempong yang telah memberikan penelitian untulk mendapatkan data-data dalam skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan selanjutnya.

Mataram, Desember 2019

Penulis,

IDAROYANI

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL. ii

PERSETUJUAN BIMBINGAN iii

NOTA DINAS PEMBIMBING iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI vi

HALAMAN MOTTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

ABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A.Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah 5

1. Rumusan Masalah 5

2. Batasan Masalah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

1. Tujuan Penelitian...6

2. Manfaat Penelitian 6

D. Definisi Oprasional 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 9 A.Kajian Pustaka...9

1. Model Pembelajaran 9

2. Blended Learning 10

3. Pembelajaran Berbasis Website 14

4. Motivasi Belajar 15

5. Indikator Motivasi Belajar 16

(11)

xii

6. Mata Pelajaran Fisika 20

7. Tinjauan Materi 21

B. Kerangka Berpikir 31

C.Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODELOGI PENELITIAN 34

A.Jenis dan Pendekatan Penelitian 34

B. Populasi dan Sampel 34

C.Variabel Penelitian 37

D.Desain Penelitian 37

E. Instrumen Penelitian 38

F. Teknik Pengumpulan Data 41

G.Teknik Analisis Data 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

A. Hasil Penelitian 47

B. Pembahasan 60

BAB V PENUTUP 66

A. Kesimpulan 66

B. Saran 66

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN

(12)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Penelitian. . 37

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajarsiswa Blended Learning. 39 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa. 41 Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi. 46

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Pretes. 48

Tabel 4.2 Frekuensi Of Interval Pretes. 49

Tabel 4.3 Deskriptif Analisis Postes. 51

Tabel 4.4 Frekuensi Of Interval Postes. 52

Tabel 4.5 Perhitungan t tes Grup Statistik. 55

Tabel 4.6 Hasil t tes. 56

Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Angket Motivas. 57

Tabel 4.8 Frekuensi Angket Motivasi. 59

Tabel 4.9 Korelasi Antara Hasil Belajar Dengan Motivasi. 60

(13)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2 AngketMotivasiBelajarSiswaMata PelajaranFisika Lampiran 3 Bahan Ajar Fisika

Lampiran 4 Soal, Jawaban Soal, Tingkatan Soal Lampiran 5 Data-data Hasil Perhitungan Penelitian Lampiran 6 Lembar Validasi Soal dan Angket Lampiran 7 Struktur Organisasi Sekolah Lampiran 8 DokumentasiPenelitian Lampiran 9 Kartu Konsultasi Lampiran 10 Surat Izin Penelitian

(14)

xv

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI GAYA KELAS VIII Mts AL MADANIYAH JEMPONG

TAHUN AJARAN 2019/2020 Oleh:

IDAROYANI NIM. 150.108.110.1

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil wawancara bersama guru Fisika. Dalam wawancara tersebut peneliti mengetahui bahwa banyak siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar minimal yakni 65 selain dari masalah rendahnya minat serta motivasi siswa dalam belajar juga masih sangat rendah hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran fisika kemampuan serta motivasi siswa MTs. Al Madaniyah Jempong 10%

dari keseluruhan tatap muka yang menggunakan media/alat pembelajaran, fokus yang dikaji dalam SKRIPSI ini adalah : a) Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Fisika pada Materi Gaya Kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020. b) Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika pada Materi Gaya Kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimental populasi pada penelitian ini yaitu, seluruh siswa kelas VIII/A MTs Al Madaniyah Jempong. Sampel yang digunakan adalah 24 siswa yang terdiri dari siswa kelas VIII/A yang tergolong nilai siswa sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, pembelajaran Blended Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa lebih tinggi dari pada sebelum menggunkan model pembelajaran Blended Learning. Karena, T test > T tabel yaitu 9.602 > 1.711, dan terjadi hubungan yang signifikan antara hasil belajar dan motivasi dengan kategori hubungan yang kuat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa degan menggunakan model Blended Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Kata kunci : Model Pembelajaran Blended Learning MTs. Al Madaniyah Jempong.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran, guru berperan penting dalam menentukan perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuanya (kompetensi guru) dalam menguasai materi yang akan disampaikan, akan tetapi ada faktor- faktor lain yang harus dikuasainya sehinngga ia mampu menyampaikan materi secara profesionaldan efektif.

Menjadi guru yang profesional adalah keniscayaan yang wajib diwujudkan. Begitu banyak guru yang profesional namun tidak memiliki kemampuan pedagogis yang baik. Kemampuan pedagogis diantaranya kemampuan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dan memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Oleh karena itu kebutuhan akan kemampuan guru dalam mengkombinasi berbagai sumber

(16)

belajar, penggunaan metode yang tepat serta penguasaan materi mutlak diperlukan.2

Dalam dunia pendidikan, motivasi sangat diperlukan sebagai langkah awal untuk memberikan semangat tentang apa yang akan dipelajari. Salah satu bentuk motivasi yang sering diberikan oleh guru kepada siswanya adalah dengan memberikan penjelasan manfaat dari materi yang akan disampaikan untuk kebutuhan siswanya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.3

Istilah blended learning secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perpaduan metode belajar tatap muka (di dalam kelas) dengan materi yang diberikan secara online. Blended learning tidak sepenuhnya pembelajaran dilakukan secara online yang menggantikan pembelajaran tatap muka di kelas, tetapi untuk melengkapi dan mengatasi materi yang belum tersampaikan pada pembelajaran saat mahasiswa belajar di kelas.4

2Izuddin Syarif, “Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa SMK”Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 2, Juni 2012, hlm.235

3A.Farihah Manggabarani, Sugiarti, dkk “Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pitumpanua Kab.Wajo (Studi Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur)Jurnal Chemica Vo/. 17 Nomor 2 Desember 2016, 84

4 Siti Nur Kholifah , Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI TEI Pada Mata Pelajaran Komunikasi Data dan Interface di Smk 1 Jetis Mojokerto. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016, 975 -982.

(17)

Model pembelajaran Blended Learning adalah metode yang pengajarannya menggabungkan model pembelajaran tatap muka tradisional dan model pembelajaran jarak jauh. Model pembelajaran Blended Learning akan menjadi suatu model pembelajaran alternatif yang sangat menarik jika diterapkan dalam pendidikan. Hubungannya dengan motivasi belajar adalah jika suatu model pembelajaran dianggap menarik oleh setiap siswa maka dengan sendirinya mereka akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran tersebut, sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar.

Dengan demikian tujuan dari penggunaan blended learning dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar seuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar; (2) menyediakan peluang yang praktis- realistis bagi pengajar dan peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang dan (3) peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran online.5

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika di MTs. Al Madaniyah Jempong, masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal yakni 65. Selain masih rendahnya kuantitas

5 Ni'matul Khoiroh,dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal penelitian ilmu pendidikkan. Universitas Negeri Surabaya. Volume 10, Nomor 2, September 2017.h.99.

(18)

belajar, motivasi dan belajar siswa juga masih rendah, hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran Fisika kemampuan serta motivasi siswa yang masih rendah serta pembelajaran Fisika hanya 10% dari keseluruhan tatap muka yang menggunakan media atau alat pembelajaran. Kondisi ini menyebabkan siswa merasa bosan dan sulit untuk meningkatkan motivasinya terhadap pelajaran Fisika, hal ini terlihat dari kurangnya persiapan siswa waktu pelajaran Fisika dimulai di kelas. Meskipun siswa sudah mempunyai sumber belajar (buku paket Fisika), akan tetapi mereka masih saja ada yang lupa membawa atau mereka membawa akan tetapi hanya di bawa saja, tidak coba untuk memahaminya. Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi hasil belajar siswa.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengauhi prestasi belajar siswa. Komunikasi antara guru dan siswa yang terjalin dengan baik akan mampu membantu guru menjadi lebih dekat dengan siswa. Faktor interaksi antara guru dan siswa serta metode mengajar yang digunakan merupakan dimensi dari suasana kelas. Pengelolaan kelas yang baik, tidak hanya meningkatkan pembelajaran yang berarti, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya problem emosional dan akademik.6

Guru mata pelajaran Fisika di MTs. Al Madaniyah Jempong juga menerangkan bahwa selama ini model pembelajran yang digunakan yaitu

6 S R S. Antari, K. Suma, N K. Rapi, Suasana Kelas Dalam Pembelajaran Fisika: Wahana Pengembangan Kecerdasan Emosional, Sikap Ilmiah Dan Prestasi Belajar Fisika. Jurnal Wahana Matematika dan Sains, Volume 9, Nomor 1, April 2015. h.27.

(19)

metode ceramah, diskusi dan eksperimen saja.7 MTs. AL Madaniyah Jempong Mataram merupakan salah satu sekolah swasta di Mataram yang berbasis Pondok Pesantren yang memiliki fasilitas yang cukup baik dari segi teknologi seperti laboratorium komputer dan jaringan internet maupun fasilitas lain seperti perpustakaan. Beranjak dari permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Gaya Kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020”.

B. Rumusan Dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

a. Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Fisika Pada Materi Gaya Kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020?

b. Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Gaya Kelas VIII MTs.

Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020?

2. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah yang diteliti, penelitian ini dibatasi pada;

a. Penerapan model pembelajaran Blended Learning hanya dibatasi pada mata pelajaran fisika pada materi Gaya Kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong

7Zuhairatul Anwariyah, Wawancara Guru Fisika MTs Al Madaniyah Jempong, tanggal 9 Februari 2019

(20)

b. Motivasi dibatasi pada indikator motivasi belajar sebagai berikut:

(1) Adanya hasrat keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Unutuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran Blended Learning terhadap motivasi belajar fisika siswa kelas VIII MTs.

Al-Madaniyah Jempong Mataram Tahun ajaran 2019/2020.

b. Unutuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran Blended Learning terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII MTs. Al- Madaniyah Jempong Mataram Tahun ajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Dapat memperkaya khazanah pengetahuan bagi para guru dalam menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

(21)

b. Praktis

1) Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam merancang model pembelajaran blended learning yang lain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Bagi Siswa, Menambah keterampilan dalam memecahkan masalah yang khususnya ditemui dalam proses pembelajaran.

3) Bagi MTs. Al Madaniyah Jempong, sebagai masukkan dalam perbaikan proses pembelajaran Fisika Khususnya dan pembealajaran yang lain pada umumnya

4) Bagi Peneliti, mendapatkan pengalaman yang berharga karena dapat merealisasikan pengetahuan, keilmuan yag telah peneliti dapatkan selama masa studi dan sebagai bahan masukkan bagi penelitian lebih lanjut.

D. Definisi Oprasional

1. Model Pembelajaran Blended Learning

Model Pembelajaran Blended Learning adalah campuran atau gabungan pembelajaran didalam kelas dan di luar kelas dengan online learning menggunakan WhatsApp Grup. Model pembelajaran Blended Learning diterapkan peneliti terhadap siswa kelas VIII Mts Al Madaniyah Jempong Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan harapan agar siswa kelas VIII lebih mampu menyerap pembelajaran fisika dari pada sebelum menggunakan model pembelajaran Blended Learning.

(22)

2. Motivasi Belajar

Motivasi Belajar adalah dorongan yang timbul dalam diri siswa kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong untuk mempelajari, memahami, serta menerapkan materi pelajaran fisika sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh peneliti.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong untuk menyelesaikan segala tugas yang diberikan oleh peneliti dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil belajar tersebut akan digunakan peneliti untuk dapat merancang pembelajaran berikutnya sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa tersebut.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Model Pembelajaran Blended Learning 1. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasika pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.8 Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengoorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi sebenarna model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan model belajar atau model pelajaran. Saat ini telah banyak di kembangkan berbagai macam model pelajaran, dari model sederhana sampai yang kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Akan tetapi istilah “Model pembelajaran” berbeda dengan setrategi pembelajaran, metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran.

Model pembelajaran meliputi s.atu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh.

8 Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar SAINS (IPA).(Cet.1,Mataram:Institut Agama Islam Negeri (IAIN), 2015). h.33

(24)

Berbedanya pengertian antara model, setrategi, pendekatan dan metode serta teknik diharapkan guru mata pelajaran umumnya dan khususnya mata pelajaran Fisika mampu memilih model pembelajaran yang kreatif dan efektif yang sesuai dengan materi dan setandar kompetensi serta kompetensi dasar dalam standar isi.

Anurahman berpendapat bahwa Model-model pembeljaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan – kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi anatar individu yang satu dengan yang lain , maka model pembelajaran guru juga selayaknya tidak terpaku hanya pada tertentu, akan tetapi harus bervariasi.9

Ditinjau dari berbagai istilah tentang model pembelajaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian model pembelajaran adalah suatu prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan digunakan sebagai pedomapn bagi perencanaan pengajaran guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

2. Blended Learning

a. Definisi Blended Learning

Model pembelajaran blended adalah suatu model pembelajaran yang mengkombinasikan metode pengajaran

9 Anurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung; Alfabeta,2009.), h.141

(25)

face to face dengan metode pengajaran berbantukan komputer baik secara offline maupun online untuk membentuk suatu pendekatan pembelajaran yang berintegrasi. Dahulu, materi- materi berbasis digital telah dipraktekkan namun dalam batas peran penopang, yaitu untuk mendukung pengajaran face-to face. Tujuan blended learning adalah untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang paling efektif dan efesien.10

Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata pelajaran yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Selain blended learning ada istilah lain yang sering digunakan diantaranya blended learning dan hybrid learning. Istilah yang disebutkan tadi mengandung arti yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi pembelajaran.11

Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan learning. Kata Blended dalam bahasa inggris berarti “campuran”. Sedangkan Learning memiliki makna umum yakni “Belajar” dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara

10 Husni Idris. Pembelajaran Model Blended Learning. Jurnal Iqra’ Vol.5. No.1, 2011.h.2

11 Sjukur B. Sulihin, Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012.h.370

(26)

satu pola yang lainnya. Apa yang dicampurkan? Menurut Elenen Mosa dalam Rumusan mengatakan bahwa yang dicampurkan adalah dua unsur utama, yakni pembelajaran di kelas (Classroom Lesson) dengan Online Learning.12

Ditinjau dari definisi tentang Blended Learning yang di kemukakan oleh para ahli di atas maka dapat disimpulkan pengertian Blended Learning adalah suatu pembelajaran yang memadukan atau mengkombinasikan pembelajaran secara tatap muka dan materi pembelajaran secara online Pembelajaran antara perpaduan antara pembelajaran konvensional dimana guru dan siswa bertemu secara langsung di kelas dan pembelajaran online yang mana dapat di akses kapan saja dan dimana saja.

b. Hasil Pembelajaran yang Relevan

Pada pembelajaran blended learning sangat memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh murid melalui internet, maka murid dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada pengajar begitu selesai

12 Rusman Dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi(Mengembangkan Profesionalisme Guru),-Ed.1(Cet.2,-Jakarta: Rajawali Pers, 2012.), h. 242

(27)

dikerjakan dan murid tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikkan konvensional .13

Sejalan dengan pembelajaran blended learning yang dikembangkan oleh peneliti terdapat beberapa hasil penelitian mengenai blended learning, diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutisna (2016) yang menunjukan bahwa tingkat kemandirian belajar siswa setelah diterapkan metode blended learning diklasifikasikan dalam kategori baik dengan pola yang digunakan yaitu online – tatap muka – blended sehingga pem-belajaran dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan suatu proses pembelajaran juga ditunjukkan dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik juga tidak terlepas dari penguasaan konsep yang dimiliki siswa, maka untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa dapat dilakukan dengan menerapkan metode blended learning.14

c. Tahap Uji Coba Blended Learning

Tahap berikutnya adalah penerapan langsung pada peserta didik. Pada tahap uji coba ini blended learning menggunakan aplikasi google drive dan whatsapp telah

13 Nurin Fitriana. Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Pada Mata Kuliah Pemisahan Kimia Materi Kromatografi Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar. Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 4, Nomor 1, Desember 2017.h.50.

14 Winda Wijayanti,dkk. Pengembangan Perangkat Blended Learning Berbasis Learning Management System Pada Materi Listrik Dinamis. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al- BiRuNi, 06 (1) (2017).h. 3

(28)

berjalan 13 pertemuan. Keseluruhan pertemuan telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disepakati pada awal perkuliahan. Adapun masukan dalam pembelajaran ini adalah keterbatasan quota yang dimiliki oleh peserta didik. Kondisi ini mengakibatkan pembelajaran yang kurang efisien. Karena mereka hanya dapat forum ilmiah untuk mendapatkan saran dan masukan yaitu, memasukan gedget yang selama ini menjadi salah satu permasalahan di dalam kelas merupakan sebuah solusi yang kreatif sehingga peserta didik mampu melihat manfaat positif dari barang pribadinya.

Dan blended learning yang selama ini menjadi alasan bagi seorang pendidik untuk dapat tidak masuk kelas kini telah menjadi sebuah media komunikasi antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah pembelajaran yang fleksibel, efektif dan efisien.15

d. Pembelajaran Berbasis WhatsApp Grup

Menurut Janice yang diwawancarai pada tanggal 5 April 2017 selain untuk mengirim gambar (visual), suara (audio), video (audio visual), tetapi whatsapp juga berperan untuk video call berupa panggilan dengan terlihat gambar gerak (audio visual) video sehingga orang yang dihubungi dapat

15 Agus Purnomo1, Nurul Ratnawati2, Nevy Farista Aristin. Pengembangan Pembelajaran Blended Learning Pada Generasi Z. Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS. Vol.1 No.1 April 2016 P ISSN 2503 – 1201 & E ISSN 2503 – 5347. h. 73-74.

(29)

terlihat bentuk wajahnya seakan berbicara secara face to face karena terlihat langsung respon oleh si penerima.16

WhatsApp sebagai salah satu media sosial saat ini banyak yang menggunakan untuk kepentingan bersosialisasi maupun sebagai penyampaian pesan baik oleh individu maupun kelompok.17 Pembelajaran berbasis Whatsapp mampu menumbuhkan kemandirian siswa untuk mengkontruksi sendiri pengetahuanya, ditunjukkan dengan adanya peningkatan penguasaan konsep, peningkatan generik sains dan siswa memberikan tanggapan yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian, e-learning dapat diterapkan sebagai salah satu metode pada pembelajararan fisika. E- learning digunakan untuk menunjang pembelajaran konvensional. Hal tersebut disebabkan karena e-learning berbasis web bersifat fleksibel, mudah untuk diakses dari mana saja dan kapan saja, proses belajar mengajar dapat dilakukan secara dinamis, dan tidak bergantung pada waktu dan ruang pertemuan. Hasil belajar yang berbeda menunjukkan ada pengaruh signifikan strategi pembelajaran yang digunakan.

Motivasi atau tingkat ketertarikan siswa dapat digunakan

16 Sartika, Kegunaan Whatsapp Sebagai Media Informasi Dan Media Pembelajaran Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Stisip Persada Bunda. . Volume 6 Nomor 2 ISSN: 2303-0194 E- ISNN: 2615-1308.2018.h.23

17 Trisnani, Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Komunikasi Dan Kepuasan Dalam Penyampaian Pesan Dikalangan Tokoh Masyarakat. Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika Volume 6 Nomor 3 / November 2017

(30)

sebagai prediktor untuk keberhasilan atau hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran yang menggunakan media e-learning dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran dengan baik. .18

3. Motivasi Belajar

a. Definisi Motivasi Belajar

Motivasi ada dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi Intrinsik yaitu jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu atas dasar kemauan sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan orang lain. Motivasi Ekstrinsik yaitu jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Memotivasi belajar sangat penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar.19

Berdasarkan istilah-istilah tentang motivasi diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa yang di maksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dalam diri

18 Dwi Sulisworo, Sri Puji Agustin. Dampak Pembelajaran E-Learning Terhadap Motivasi Pada Pembelajaran Fisika Di Sekolah Kejuruan. Berkala Fisika Indoneia, Volume 9 Nomor 1. Januari 2017. h.1.

19 Pakhrur Rozi. Hubungan Motivasi Dengan Kerja Ilmiah Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Virtual Laboratory Di Kelas X Sman Kota Padang. Vol 6 No.2.

2013.h.120.

(31)

individu untuk melakukan semua tindakan, sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari hasil sebelumnya, menyeleksi dan menentukan arah suatu perbuatan serta memelihara semangat kerja yang tinggi.

b. Indikator Motivasi Belajar

Menurut John M. Keller (1983) dalam jurnal Sani (2014) Indikator motivasi ada 4, yaitu Attention (perhatian), Relevance (keterkaitan), Confidence (percaya diri), Satisfaction (kepuasan).

a) Attention (perhatian)

Siswa yang mau belajar harus memiliki minat atau perhatian pada materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa dapat bangkit antara lain karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu siswa perlu dirangsang. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan menjaga minat atau perhatian siswa antara lain:

1) Menyajikan suatu fakta (contoh) yang tampak kontradiksi atau bertentangan dengan konsep yang akan diajarkan.

2) Menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian.

3) Menggunakan cerita, analogi sesuatu yang lain, aneh atau berbeda dari biasanya.

4) Menyisipkan humor dalam pengajaran.

(32)

5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.

b) Relevance (keterkaitan)

Motivasi belajar akan tumbuh bila siswa mengakui bahwa materi belajar mempunyai manfaat langsung secara pribadi. Kata relevance menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.

Motivasi siswa akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya sehingga akan mempermudah dalam mencapai keberhasilan.

Tujuan yang jelas siswa akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Dalam kegiatan pembelajaran, para guru perlu memperhatikan unsur relevance ini.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevance dalam pembelajaran adalah : 1) Mengemukakan tujuan pembelajaran secara konkrit

dengan jelas.

2) Menggunakan strategi dan media pembelajaran yang cocok.

(33)

3) Mengemukakan manfaat pelajaran yang akan dipelajari, baik dimasa sekarang ataupun dimasa yang akan datang.

4) Menggunakan pengalaman nyata yang dimiliki oleh siswa untuk menghubungkan pengetahuan siswa dengan konsep baru.

c) Confidence (percaya diri)

Belajar secara efektif, perlu dihilangkan kekuatiran dan rasa ketidakmampuan dalam diri siswa. Siswa perlu percaya bahwa ia mampu dan bisa berhasil dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu, pada diri siswa perlu ditumbuhkan harapan positif untuk berhasil. Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berintegrasi secara positif dan proaktif dengan lingkungan.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah :

1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa.

Misalnya, mempersiapkan pembelajaran agar dengan mudah dipahami siswa, diurutkan dari materi yang mudah ke materi yang sulit.

2) Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru sekaligus.

(34)

3) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan menyatakan persyaratan untuk berhasil. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes atau ujian pada awal proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar membantu siswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan.

4) Menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan mengatakan “nampaknya kalian telah memahami konsep yang saya ajarkan dengan baik”, serta menyebutkan kelemahan siswa sebagai “hal yang masih perlu diperbaiki”.

d) Satisfaction (kepuasan)

Satisfaction adalah sesuatu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menimbulkan kepuasan dalam diri siswa, antara lain adalah:

1) Memberikan penguatan (Reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan atau bahkan kalau mungkin pemberian hadiah.

(35)

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang baru diperoleh dalam situasi nyata atau simulasi.

3) Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh para guru.

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk membantu teman mereka yang mengalami kesulitan atau memerlukan bantuan.20

4. Mata Pelajaran Fisika

Mata pelajaran IPA selama ini diiasakan oleh sebagian besar siswa SMP merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan.

Siswa menganggap pelajaran IPA khususnya fisika sangat kompleks, karena di dalamnya terdapat banyak perhitungan dan konversi satuan yang rumit menyerupai matematika. Selain perhitungan-perhitungan, terdapat rurnus-rumus dan pengertian-pengertian yang harus dihafalkan. Hal ini menyebabkan nilai IPA pada setiap ulangan umum atau ujian memiliki rata-rata yang rendah.21

Fisika merupakan bagian dari mata pelajaran IPA. Ilmu fisika mencakup pengetahuan fisika berupa fakta, teori, prinsip dan

20 Sani,2014.digilib.uinsby.ac.id

21 Uswatun Hasanah, Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Cahaya Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Benda Optik Di Lingkungan Sekitar Pada Siswa Kelas Viii D Smp Negeri 2 Temon Tahun Pelajaran 2010/2011. Jurnal llmiah Guru "COPE", Norhor }L/Tahun WI/Mei 2012.h.7-8.

(36)

hukum berdasarkan temuan saintis dan kerja ilmiah. Namaun sampai saat ini masih banyak siswa yang menjadikan fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan.22 Pembelajaran yang di lakukan oleh guru di sekolah masih menggunakn model konvensional yaitu dengan metode ceramah. Tak bisa dipungkiri bahwa perhatian siswa bergantung pada menarik dan tidaknya proses pembelajaran yang berlangsung. Siswa jadi kurang termotivasi dalam belajar fisika.

Karena motivasi siswa rendah akan mempengaruhi hasil belajar siswa juga rendah.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran fisika adalah bagian dari pelajaran ipa disekolah yang mempelajari tentang fakta, teori, prinsip dan hukum berdasarkan temuan saintis dan kerja ilmiah, dimana perhatian siswa bergantung pada menarik dan tidaknya proses pembelajaran yang berlangsung.

5. Tinjauan Materi a. Materi Gaya

1) Pengertian Gaya

Dorongan, kayuhan, tendangan, tarikan, atau pun ha-lhal lain yang menyebabkan benda bergerak atau berhenti dari gerakannya itu disebut dengan gaya. Dalam fisika, gaya diartikan sebagai suatu dorongan atau tarikan. Jika kita memperhatikan gerakan-gerakan benda, seperti melaju dan berhentinya sepeda,

22 Noor Emmy Ekawati,Apliplication of Blended Learning with Edmodo Application Bsed on PDEODE Learning Strategy to Increase Student Learning Achievement.Jurnal Ilmiah Pendidikkan MIPA.Vol.8. No.7 (Magelang, 2018). h.7.

(37)

berubahnya arah bola karena tendangan, dan membesarnya permukaan balon yang ditiup, dapat disimpulkan bahwa gaya yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan perubahan pada benda sesuai dengan gaya yang diberikan. Perubahan- perubahan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:

a) Benda diam jadi bergerak.

b) Benda bergerak menjadi diam.

c) Bentuk dan ukuran benda berubah.

d) Arah gerak benda berubah 2) Macam-Macam Gaya

Gaya yang menyebabkan terjadinya perubahan pada benda dapat dikelompokkan berdasarkan penyebabnya dan berdasarkan pada sifatnya. Macam-macam gaya berdasarkan penyebabnya adalah:

a) Gaya listrik, yaitu gaya yang timbul karena adanya muatan listrik.

b) Gaya magnet, yaitu gaya yang berasal dari kutub-kutub c) Gaya pegas, yaitu gaya yang ditimbulkan oleh pegas.

d) Gaya gravitasi, yaitu gaya tarik yang berasal dari pusat bumi.

e) Gaya mesin, yaitu gaya yang berasal dari mesin. Gaya gesekan, yaitu gaya yang ditimbulkan akibat pergeseran antara dua permukaan yang bersentuhan.

Jika kamu memperhatikan gaya-gaya tersebut, apakah sumber gaya dan benda yang diberikan gaya selalu

(38)

bersentuhan? Ya, sebagian gaya dapat terjadi tanpa adanya sentuhan antara sumber gaya dan benda yang diberi gaya tersebut. Sifat inilah yang mendasari pengelompokkan gaya menjadi gaya sentuh dan gaya tak sentuh.

Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja pada benda dengan titik kerjanya berada pada permukaan benda. Contoh yang termasuk gaya sentuh adalah gaya gesekan. Sesuai pengertiannya, gaya gesekan akan terjadi hanya jika sumber gaya dan benda yang diberi gaya bersentuhan. Misalnya, gaya gesekan antara kakimu dan permukaan jalan ketika kamu melangkah. Contoh lain yang termasuk gaya sentuh adalah gaya otot, gaya pegas, dan gaya mesin.

Sementara, yang dimaksud dengan gaya tak sentuh adalah gaya yang titik kerjanya tidak bersentuhan dengan benda. Pernahkah kamu mencoba mendekatkan penggaris plastik yang telah digosok-gosok ke rambutmu pada sobekan- sobekan kertas yang kecil? Saat itu, kertas akan menempel pada penggaris walaupun kertas dan penggaris tidak bersentuhan. Peristiwa ini menunjukkan adanya gaya listrik dari penggaris plastik yang bekerja terhadap kertas.

Contoh lain dari gaya tak sentuh adalah gaya magnet dan gaya gravitasi bumi dimaksud dengan gaya tak sentuh adalah gaya yang titik kerjanya tidak bersentuhan dengan

(39)

benda. Pernahkah kamu mencoba mendekatkan penggaris plastik yang telah digosok-gosok ke rambutmu pada sobekan- sobekan kertas yang kecil? Saat itu, kertas akan menempel pada penggaris walaupun kertas dan penggaris tidak bersentuhan. Peristiwa ini menunjukkan adanya gaya listrik dari penggaris plastik yang bekerja terhadap kertas. Contoh lain dari gaya tak sentuh adalah gaya magnet dan gaya gravitasi bumi.

3) Melukis Penjumlahan Gaya

Untuk melukis jumlah dua gaya dengan metode poligon, cara yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

(1) Lukis salah satu gaya.

(2) Lukis gaya kedua yang titik tangkapnya berimpit dengan ujung vektor pertama Jika garis sepanjang 1 cm ke arah kanan menunjukan besar gaya benda 1 N. Lukislah diagram vektor untuk gaya-gaya berikut:

a) F1 = 7 N ke kanan b) F2 = 3 N ke kiri Penyelesaian :

Diketahui : adalah diagram vektor untuk F = 1 N Ditanya : diagram vektor untuk

a) F1 = 7 N ke kanan b) F2 = 3 N ke kiri

(40)

Jawab:

a) F1 dilukiskan oleh anak panah dengan titik tangkap A panjang 7 cm, dan arah ke kanan, yaitu:

A F1

b) F2 dilukiskan oleh anak panah dengan titik tangkap B, panjang 3 cm, dan arah ke kiri, yaitu:

F2 B

Sebuah gaya F1 = 2 N ke kiri dilukiskan dengan diagram vektor yang panjangnya 1 cm dengan arah ke kiri. Lukiskan diagram vektor gaya-gaya berikut.

a) . F2 = 5 N ke kanan c) F5 = 10 N ke atas b) F4 = 7 N ke kiri d) F6 = 13 N ke bawah 4) Resultan Gaya

Jika kamu tidak sanggup untuk mendorong lemari pakaian yang akan kamu pindahkan, tentunya kamu akan meminta bantuan orang lain untuk mendorong bersama lemari itu dari arah yang sama. Dengan demikian, lemari akan terasa lebih ringan dan mudah untuk dipindahkan. Tapi, jika kamu dan temanmu mendorong dari arah yang berlawanan, lemari akan terasa lebih berat, dan mungkin tidak akan berpindah. Saat lemari didorong dari arah yang sama, maka gaya yang diberikan temanmu akan memperbesar gaya yang telah kamu berikan.

Sebaliknya, jika arah dorongan kamu berlawanan, maka gaya yang diberikan temanmu akan mengurangi gaya yang kamu berikan.

(41)

Keseluruhan gaya yang diberikan pada suatu benda dapat diganti oleh sebuah gaya yang disebut resultan gaya. Resultan gaya merupakan besaran vektor. Arahnya adalah arah dari sebuah gaya yang nilainya lebih besar dari gaya yang lainnya. Secara matematis, resultan gaya ditulis:

R = F1 + F2 + F3 + ... + Fn (2.1)

R = resultan gaya

F = gaya yang dijumlahkan n = banyaknya gaya

5) Hukum Newton

Ilmuwan yang pertama kali melakukan penelitian pada gaya adalah Sir Issac Newton. Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh tiga hukum. Ayo cermati bersama pembahasannya.

1. Hukum I Newton

Pada awalnya, penelitian yang dilakukan Newton merupakan pengkajian ulang terhadap penelitian yang dilakukan Galileo terhadap gerak benda pada lintasan melengkung, dari sebuah pertanyaan sederhana mengenai perlu tidaknya gaya luar diberikan pada suatu benda yang bergerak untuk terus bergerak. Kemudian, Galileo membuat suatu lintasan lengkung yang cukup licin dan menjatuhkan bola pada lintasan tersebut.

(42)

Lintasan 1 Lintasan 2 Lintasan 3

Gambar 2.1 Lintasan gerak benda

Ia mengamati bahwa pada lintasan 1 dan 2 benda akan terus bergerak dari lengkungan kiri ke lengkungan kanan sampai ketinggian semula dan terus berulang. Sementara, pada lintasan 3, ia mengamati bahwa bola itu bergerak dan menempuh jarak yang sangat jauh dengan kelajuan yang hampir tetap. Setelah menempuh lintasan yang lurus, lambat laun kemudian bola berhenti. Terhadap pengamatannya ini, Galileo menyatakan bahwa gerak bola berhenti karena adanya gaya gesekan. Jika gaya gesekan ini diabaikan, maka tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut dan bola akan terus bergerak dengan kelajuan tetap pada lintasan lurus tanpa membutuhkan gaya luar.

Kesimpulan Galileo inilah yang dikaji ulang oleh Newton. Dari hasil pengkajian ulang ini, Newton menyatakan hukum pertamanya. Untuk menghargai jasanya, hukum ini kemudian dikenal dengan nama Hukum I Newton, yaitu:

(43)

Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan terus diam (mempertahankan keadaan diam). Sedangkan, jika benda itu bergerak, maka ia akan bergerak terus dengan kecepatan tetap”

Secara matematis, Hukum I Newton dinyatakan sebagai berikut: Contoh Hukum I Newton dalam kehidupan seharihari dapat terlihat pada pemain ice skating. Ketika pemain meluncur tanpa menggerakkan tenaga, maka tidak ada gaya yang bekerja pada pemain tersebut, tetapi pemain tersebut dapat terus meluncur dengan kecepatan yang hampir tetap. Hal ini disebabkan karena lapangan yang sangat licin sehingga gaya gesekan yang terjadi hampir tidak ada atau sama dengan nol. Secara matematis ditulis

∑F=0 (2.2)

2. Hukum II Newton

Jika Hukum I Newton berbicara tentang resultan gaya yang sama dengan nol, maka Hukum II Newton berbicara tentang gaya yang bekerja pada benda yang resultan gayanya tidak sama dengan nol.

Perbandingan massa benda gaya yang bekerja padanyadisebut percepatan. Percepatan ang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda berbanding lurus dan

(44)

searah dengan searah gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda :

�=

→ �= ��

(2.3)

F= gaya (Newton) a = percepatan (m/s) m = massa benda (kg) Contoh:

Adi menarik mobil-mob ilan dengan memiliki massa 0,5kg dengan gaya sebesar 0,1 N di lantai rumahnya. Berapakah percepatan yang dialami oleh mobil-mobilan itu ?

Penyelesaian:

Diketahui : m=0,5kg : F=0,1 N Ditanya : a

� �

�= 0,1 �

0,5 ��0,2 �/�2

Jadi, percepatannya adalah0,2 m/s2 15℃ 3. Hukum III Newton

Jika sebuah benda A mengerjakan gaya pada benda B, maka benda B juga akan mengerjakan gaya reaksi pada benda

(45)

A yang sama besar, tetapi berlawanan arah. Gaya ini dikenal dengan gaya aksi-reaksi. Sifat-sifat gaya aksi-reaksi adalah a) Gaya yang bekerja besarnya sama.

b) Arahnya berlawanan.

c) Terletak pada satu garis lurus.

d) Bekerja pada dua benda yang berbeda.

Sifat-sifat ini memenuhi persamaan

Faksi = - Freaksi (2.4)

Contoh yang tampak jelas dalam kehidupan seharihari mengenai gaya aksi-reaksi adalah gaya yang terjadi saat seorang perenang melakukan loncatan di papan untuk terjun ke kolam.

Saat perenang berada di atas papan dan memberikan aksi berupa tekanan terhadap papan, maka papan tersebut bereaksi dengan memberikan gaya yang menyebabkan perenang dapat meloncat ke atas sehingga menghasilkan gerakan yang indah untuk akhirnya terjun ke kolam.

6) Gaya Gesekan

Coba bayangkan dan rasakan kembali gerak mobil yang kamu tumpangi ketika berada di jalan datar yang permukaannya halus, lalu di jalan datar yang permukaannya kasar! Gerak mobil mana yang terasa lebih cepat? Gerak mobil di jalan datar yang permukaannya halus akan terasa lebih cepat dibandingkan di jalan datar yang permukaannya kasar. Pada

(46)

saat mobil bergerak di permukaan yang kasar, gerak mobil akan terhambat karena ada gaya yang arahnya berlawanan dengan laju mobil. Gaya ini adalah gaya gesekan yang terjadi antara ban mobil dan permukaan jalan. Gaya gesekan yang terjadi antara ban mobil dan permukaan jalan yang kasar lebih besar daripada gaya gesekan yang terjadi antara ban mobil dan permukaan jalan yang halus.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat pergeseran antara dua permukaan yang bersentuhan. Gaya gesekan mempunyai arah yang berlawanan dengan gaya penyebabnya sehingga bersifat menghambat gerak benda.

Contoh penerapan gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari adalah gaya gesekan antara kanvas rem sepeda dengan peleknya sehingga sepeda dapat direm sesuai keinginan kita. Contoh lainnya adalah penampilan ban mobil atau motor yang dibuat bergerigi agar dapat mencengkeram permukaan jalan sehingga kendaraan tidak mudah tergelincir.

Gaya gesekan ini merupakan gaya yang menguntungkan.

Namun, tak jarang gaya gesekan antara dua permukaan yang bersentuhan juga dapat merugikan. Contohnya adalah gesekan yang terjadi pada pergerakan bagian-bagian mesin yang mengakibatkan mesin tersebut panas dan aus. Untuk

(47)

mencegahnya, digunakan oli yang dapat memperhalus permukaan yang bersentuhan.23

A. Kerangka Berpikir

Siswa MTs mengalami tahapan peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Pada tahapan ini, Siswa-siswi MTs sering mengalami perubahan dalam dirinya, perubahan ini menyebabkan perilaku yang tidak sopan dan emosional, seperti: marah-marah, memberontak, terkadang sangat sedih, dan terkadang menjadi individu yang sangat bahagia, tak terkecuali bagi Siswa-siswi MTs Al Madaniyah Jempong.

Sifat alami tersebut bisa mengakibatkan motivasi dan hasil belajar Siswa menjadi turun. Oleh karena itu penting adanya inisiatif yang dilakukan oleh guru agar motivasi da hasil belajar siswa-siswi tidak menurun, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh guru sebaga tenaga pendidik adalah dengan mendisain sistem pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan sistem pembelajaran jarak jauh yaitu Blended Learning. Dengan adanya desain pembelajaran yag menarik seperti Blended Learning diharapkan dapat meningkatkan kembali motivasi belajar Siswa MTs Al Madaniyah Jempong. Motivasi belajar yang tinggi akan mmpengaruhi dan dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi pula.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Blended Learning ini menggabungkan dua sifat pembelajaran yakni synchronous (bergantung

23 Diana Puspita,IPA Untuk Smp/Mts Kelas Vii2019.h.158

(48)

pada waktu) dan aynschronous (tidak tergantung pada waktu).

Pembelajaran yang bersifat synchronous bersesuaian dengan face to face learning, yakni waktu dimana siswa dan guru bertemu secara langsung di dalam kelas. Sedangkan untuk pembelajaran yang bersifat aynschronous yaitu dengan pembelajaran berbasi online, dimana siswa dapat belajar dimanapun, kapanpun dan tidak harus bertemu dengan gurunya.

Karena ketertarikan dengan model pembelajaran Blended Learning maka peneliti ingin menerapkan kedua sifat pembelajaran yang telah disebutkan diatas di MTs Al Madaniyah Jempong untuk mencari tahu apakah dengan menerapkan model pembelajaran Blended Learning bisa meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa di MTs Al Madaniyah Jempong. Untuk membuktikan hal itu peneliti menerapkan model pembelajaran Blended Learning di MTs. Al Madaniyah Jempong menggunakan kelas maya dari Whatsapp Grupp yang sudah peneliti persiapkan sedemikian rupa. Penggunaan Blended Learning pada pembelajaran di kelas, siswa belajar dengan berbagai macam metode dan diberi waktu untuk mengakses dan mendiskusikan materi dari sumber belajar yang telah disediakan untuk lebih memahaminya dan apabila ada yang kurang dipahami dari materi yang telah diberikan oleh peneliti siswa dapat bertanya di Whatsapp Grupp. Diluar jam tatap muka di kelas, siswa diminta kembali mengakses Whatsapp Grupp tersebut, penugasan atau pekerjaan rumah diberikan di Whatsapp Grupp tersebut.

(49)

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil teori dan hasil penelitian model blended learning mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Observasi awal

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa di MTs. al madaniyah

-Rendahnya minat belajar siswa serta motivasi belajar siswa MTs. Al Madaniyah Jempong.

Tujuan Motivasi dan Hasil Belajar

(50)

B. Hipotesis

Dari kerangka berpikir di atas maka hipotesis yang peneliti ajukan pada penelitian ini, yaitu:

1. Ha = Ada pengaruh yang signifikan terhadap Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII Pada Materi Gaya MTs. Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII Pada Materi Gaya MTs. Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2019/2020.

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Adapun yang di maksud dengan Penelitian kuantitatif adalah”

penelitian yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analis menggunakan statistik.24

Sesuai dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini serta memperhatikan jenis data dan macam data, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain kuantitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk mengetahui “Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Gaya Kelas VIII MTs. Al Madaniyah Jempong Tahun Ajaran 2018/2019” untuk mengetahui hal tersebut digunakan pendekatan statistik untuk mengukurnya, dimana pendekatan statistik adalah data yang terdiri dari angka-angka yang diperoleh setelah mengadakan penelitian dilapangan, dan pada akhirnyaakan ditarik kesimpulan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Definisi populasi menurut Sugiyono adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan

24Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:Alfa beta, 2012), hlm. 7.

(52)

kemudian ditarik kesimpulannya.25 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Al Madaniyah Jempong.

2. Sampel Penelitan

“Sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi”.26 Sedangkan Sutrisno Hadi berpendapat, sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.Menurut Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dari cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang bisa mewakili populasi.Menurut Atherton dan Klemmack, dalam irawan Soehartono terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili), dan besarnya sampel harus memadai.27

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dan menggunakan metode pra-eksperimental (pre- Eksprimental) yang merupakanpenelitian sistematis untuk menguji hipotesis hubungan sebab-akibat.28

25 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikkan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D),- Ed. 1(Cet. 17, Bandung: Alfabeta,2012). h.80

26 Syofian Sireger, Statistik Deskriptif untuk Penelitian (Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17),-Ed. 1-2(Cet.2,Jakarta:2011) . h. 145

27Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuanti, Kuali dan R&D).(2012), hlm.

81

28 Wiwin Iswarara, Pengaruh bahan ajar muatan lokal mengenal potensi bengkulu terhadap hasil belajar siswa. Jurnal.h.3

(53)

Desain Pra-Eksperimental (Pre- Experimental Design) dinamakan demikian karena mengikuti langkah-langkah dasar eksperimental.

Dengan kata lain kelompok tunggal sering diteliti, tetapi tidak ada perbandingan dengan kelompok kontrol.29

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive, teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan tertentu disebut dengan Sampling Purposive (Penyampelan bertujuan).30

Dimana peneliti mengambil kelas VII/A sebagai sampel, dikarenakan siswa kelas VIII/A terdiri dari siswa laki-laki saja, dimana dari hasil observasi guru MTs. Al Madaniyah Jempong mengatakan Kelas VIII terdiri dari 2 kelas, dimana kelas VIII/A terdiri dari siswa laki-laki dan kelas VIII//B terdiri dari siswa perempuan, dimana guru MTs. Al Madaniyah menyampaikan kepada peneliti bahwa nilai mata pembelajaran Fisika pada siswa kelas VIII/A sangat rendah, serta minat atau motivasi siswa kelas VIII/A kurang dibandingkan siswa kelas VIII/B, karena itu, peneliti mengambil siswa kelas VIII/A sebagai sampel untuk penelitian yang peneliti lakukan.

Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 24 siswa kelas VIII/A MTs. Al-Madaniyah Jempong Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.

29 Emzir,Metodologi Penelitian Pendidikkan Kuantitatif & Kualitatif,(Cet.5, Jakarta:2011).h.96.

30 Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian. Mataram, 2006. h8

(54)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dirumuskan sebagai variasi dari sesuatu yang menjadi gejala penelitian. Gejala peneliatian dimaksudkan adalah sasaran penelitian.31

Table 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Variabel (Y)

Model Pembelajaran Blended Learning

Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII Tahun Pelajaran 2018/2019

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan uraian sebagai berikut.

1. Variabel bebas (X). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Blended Learning

2. Variabel terikat (Y). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dimana variabel Y yakni motivasi dan hasil belajar siswa.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah “suatu rencana tentang bagaimana cara mengumpulkan dan menganalisis data dengan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian.”32 Dari pengertian di atas dapat di fahami bahwa yang di maksud dengan desain penelitian adalah suatu cara atau teknik seseorang dalam

31Sangkot Nsution. Variabel Penelian.Jurnal,Program Studi Pendidikkan Guru Athfalvol.05.2017.h.1.

32S.Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara,2014), hlm,23

(55)

proses penelitian dan tujuan penelitian yang akan di capai. Adapun penedekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Bagan 3.1 Desain Penelitian (kelas VIII) A

Pretest

Pembelajaran Blended Learning

Postest

Analisis Semple T tes Kesimpulan

Angket

Angket

(56)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.33 Sehingga menghasilkan hasil penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Angket Motivasi Belajar

Angket (kuisioner) merupakan lembar pertanyaan yang bertujuan mendapat respon siswa sebagai objek peneliti. Menurut Sugiyono

“Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.34 Angket dalam penelitisn ini berupa tes dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 15 butir soal. soal atau tes yang diberikan di uji terlebih dahulu dengan menggunakan uji yang objektif yaitu validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Blended Learning

NO Indikator Sub Indikator No. Soal

1 Attention (perhatian), yaitu perhatian siswa terhadap pembelajaran.

1) Rasa senang terhadap pembelajaran 2) Rasa ingin tahu 3) Perhatian terhadap

tugas

1,2

33 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikkan, Pendidikkan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D), -Ed. 1(Cet 15,Bandung: Alfabeta, 2012. h. 102

(57)

4) Ketepatan waktu menghasilkan tugas fisika

5) Ketenangan di kelas 2 Relevance

(keterkaitan), yaitu siswa merasakan ada kaitan /

relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhannya

1) Memahami apa yang dipelajari dalam pembelajaran fisika 2) Keterkaitan materi

fisika 3) Mengaitkan

pelajaran fisika dengan kehidupan sehari-hari

4) Kesesuaian metode kerja

5) Perasaan terdorong dalam belajar

3,4,5,6

3 Confidence (keyakinan diri / percaya diri), yaitu keyakinan siswa

1) Membaca buku lain dapat mendukung pelajaran fisika 2) Keyakinan dapat

memahami pelajaran 3) Keyakinan terhadap

kemampuannya Mengerjakan tugas pembelajaran fisika 4) Cita-cita

5) Percaya diri

7,8,9,10

4 Satisfaction (kepuasan), yaitu tingkat kepuasan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

1) Kepuasan terhadap hasil belajar 2) Senang atas

reinforcement (pengakuan) 3) Keinginan

berprestasi

4) Kesenangan dalam belajar fisika 5) Kepuasan setiap

mengikuti pelajaran

11,12,13,14,15

Jumlah 15

2. Tes Hasil Belajar Peserta Didik

Gambar

Gambar 2.1 Lintasan gerak benda
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Table 3.1 Variabel Penelitian
Tabel  3.2.  Kisi-Kisi  Angket  Motivasi  Belajar  Siswa  Blended  Learning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Autoplay Media Studio dan Focusky Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada