• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT OLEH CV. SARI BUMI PUTRA

N/A
N/A
rima darmawanti

Academic year: 2023

Membagikan "RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3 KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT OLEH CV. SARI BUMI PUTRA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH B3

KEGIATAN PENAMBANGAN BATU ANDESIT OLEH CV. SARI BUMI PUTRA

1. Pengertian Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak Lingkungan Hidup, dan/atau membahayakan Lingkungan Hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang rnengandung B3. Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik Limbah B3. Label Limbah B3 adalah keterangan mengenai Limbah B3 yang berbentuk tulisan yang berisi informasi mengenai Penghasil Limbah B3, alamat Penghasil Limbah B3 waktu pengemasan, jumlah, dan karakteristik Limbah B3. Pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan atau dibubuhkan pada kemasan langsung Limbah B3.

Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, Penambangan. dan/atau penimbunan. Penyimpauan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang dihasilkannya. Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya. Limbah B3 sebagaimana dimaksud tersebut berdasarkan kategori bahayanya terdiri atas Limbah B3 kategori 1 dan Limbah B3 kategori 2. Limbah B3 sebagaimana dimaksud tersebut berdasarkan sumbernya terdiri atas:

(2)

 Limbah B3 dari sumber tidak spesifik

 Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3

 Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah B3 dari sumber spesifik meliputi Limbah B3 dari sumber spesifik umum dan Limbah B3 dari sumber spesifik khusus.

Karakteristik Limbah B3 meliputi:

a. Mudah Meledak (Explosive)

Limbah B3 mudah meledak adalah Limbah yang pada suhu dan tekanan standar yaitu 25o C (dua puluh lima derajat Celcius) atau 760 mmHg (tujuh ratus enam puluh millimeters of mercury) dapat meledak, atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tinggi yang dengan cepat dapat tekanan merusak lingkungan sekitarnya.

b. Mudah Menyala (Ignitable)

Limbah B3 bersifat mudah menyala adalah Limbah yang memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut:

 Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24

% (dua puluh empat persen) volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60o C (enam puluh derajat Celcius) atau 140o F (seratus empat puluh derajat Fahrenheit) akan menyala jika terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg (tujuh ratus enam puluh millimeters of meranry). Pengujian sifat mudah menyala untuk limbah bersifat cair dilakukan menggunakan seta closed tester, pensky martens closed cup atau metode lain yang setara dan termutakhir.

(3)

 Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar yaitu 250 C (dua puluh lima derajat Celcius) atau 760 mmHg (tujuh ratus enam puluh millimeters of mercury) mudah menyala melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan jika menyala dapat menyebabkan nyala terus menerus. Sifat ini dapat diketahui secara langsung tanpa harus melalui pengujian di laboratorium.

c. Reaktif (Reactive)

Limbah B3 reaktif adalah Limbah yang memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut:

 Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan. Limbah ini secara visual menunjukkan adanya antara lain gelembung gas, asap, dan perubahan warna

 Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap. Sifat ini dapat diketahui secara langsung tanpa melalui pengujian di laboratorium

 Merupakan Limbah sianida, sulfida yang pada kondisi pH antara 2 (dua) dan 12,5 (dua belas koma lima) dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun. Sifat ini dapat diketahui melalui pengujian Limbah yang dilakukan secara kualitatif.

d. Infeksius (Infectious)

Limbah B3 bersifat infeksius yaitu Limbah medis padat yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan, dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Yang termasuk ke dalam Limbah infeksius antara lain:

 Limbah yang berasal dari perawatan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular atau perawatan intensif dan Limbah laboratorium

(4)

 Limbah yang berupa benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, dan pecahan gelas

 Limbah patologi yang merupakan Limbah jaringan tubuh yang terbuang dari proses bedah atau otopsi

 Limbah yang berasal dari pembiakan dan stok bahan infeksius, organ binatang percobaan, bahan lain yang telah diinokulasi, dan terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius

 Limbah sitotoksik yaitu Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

e. Korosif (Corrosive)

Limbah B3 korosif adalah Limbah yang memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat berikut:

 Limbah dengan pH sama atau kurang dari 2 (dua) untuk Limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 (dua belas koma lima) untuk yang bersifat basa. Sifat korosif dari Limbah padat dilakukan dengan mencampurkan Limbah dengan air sesuai dengan metode yang berlaku dan jika limbah dengan pH lebih kecil atau sama dengan 2 (dua) untuk Limbah bersifat asam dan pH lebih besar atau sama dengan I2,5 (dua belas koma lima) untuk yang bersifat basa.

 Limbah yang menyebabkan tingkat iritasi yang ditandai dengan adanya kemerahan atau eritema dan pembengkakan atau edema. Sifat ini dapat diketahui dengan melakukan pengujian pada hewan uji mencit dengan menggunakan metode yang berlaku.

f. Beracun (Toxic)

Limbah B3 beracun adalah Limbah yang memiliki karakteristik beracun berdasarkan uji penentuan karakteristik beracun melalui TCLP, Uji Toksikologi LDso, dan uji sub-kronis

(5)

2. Identifikasi Jenis dan Sumber LB3 CV. Sari Bumi Putra a. Uraian Proses Produksi

Deskripsi kegiatan dan dampak yang dihasilkan pada tahap operasi adalah sebagai berikut:

Pembabatan (clearing)

Pembabatan adalah aktifitas pembersihan tempat kerja dari semak-semak ataupun vegetasi yang ada tumbuh dilokasi kegiatan. Pembabatan yang direncanakan menggunakan tenaga manusia dalam hal ini memprioritaskan penduduk sekitar kegiatan. Dilokasi tapak proyek kegiatan, masih banyak pohon dan semak belukar yang masih alami. Jenis vegetasi yang ada dilokasi kegiatan seperti trembesi, kelapa, jati dan lain sebagainya.

 Pembuatan Jalan Tambang

Pembuatan jalan tambang dimaksudkan sebagai akses peralatan bongkar dan muat kepuncak bukit atau gunung.

Lebar dan kemiringan (grade) jalan tambang disesuaikan dengan dimensi dan kemampuan alat. Penggalian dimulai dari bawah menuju ke atas untuk membuat akses jalan ke front tambang, mengingat arah penambangan dari atas menuju kebawah berdasarkan kontur. Material yang telah dibongkar dan merupakan lapisan penutup dipindahkan dari atas kebawah dan sebagian dimanfaatkan untuk pondasi jalan tambang. Jalan tambang yang dibuat merupakan sarana pengangkutan material stock pile. Dimensi jalan tambang yang direncanakan adalah lebar jalan lurus 8 meter dan pada tikungan 9,5 meter.

Sedangkan grade jalan atau kemiringan dalam tanjakan sebesar 10 % atau 1:10, yang artinya setiap jarak 10 meter tinggi tanjakan 1 meter.

Pengupasan Lapisan Penutup dan Pembuatan Bench awal

(6)

Kegiatan pengupasan dilakukan terhadap tanah pucuk (Top Soil). Pengupasan dilakukan ketika akan dilakukan penambangan batuan andesit dibawahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengupasan tanah penutup adalah sifat material, lokasi penimbunan, topografi daerah yang akan ditambang dan ketersediaan peralatan. Pada lokasi kegiatan, ketebalan lapisan tanah penutup yang akan dikupas rata-rata sebesar 1 meter. Lapisan tanah penutup yang telah dikupas akan ditimbun disuatu tempat yang nantinya akan digunakan untuk keperluan reklamasi pada pasca tambang.

 Penambangan Batuan Andesit

Merupakan kegiatan utama dari kegiatan penambangan.

Proses penambangan dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa excavator dan hydraulic rock breaker. Front penambangan dimulai dengan jenjang awal sesuai batas yang direncanakan. Jenjang dibuat dengan sudut lereng 80o dengan ketinggian 5 meter. Ditinjau dari segi ekonomis desain dengan sudut lereng 80o kurang menguntungkan karena akan ada batuan andesit yang tidak tergali tetapi dari segi teknis hal itu akan mengurangi timbulnya bahaya kelongsoran. Dengan kondisi endapan batuan andesit dan lapisan tanah penutup yang tidak terlalu tebal maka sistem multi jenjang sangat efektif.

 Pemuatan dan pengiriman

Batuan andesit kemudian dimuat kedalam truck selanjutnya dikirim kekonsumen

b. Jenis dan Jumlah bahan baku/penolong yang masuk kategori LB3

Bahan baku dan penolong yang yang termasuk kategori LB3 dapat dilihat dari table berikut ini:

(7)

No Jenis B3 Jumlah Fungsi/Kegunaan 1. Aki/Baterai 10 buah/th Digunakan untuk

Truck/Kendaraan 2. Oli/Minyak

Pelumas Truck

Digunakan untuk mesin truck

3. lampu TL 20 Buah/th Digunakan untuk

penerangan lokasi kantor dan pabrik 4. Oli mesin

Excavator 150 lt/th Digunakan untuk

mesin excavator 5. Oli hidrolik

Excavator 150 lt/th Digunakan untuk

hidrolik excavator 6. Oli Mesin Loader 150 lt/th Digunakan untuk

wheel loader

c. Jenis dan Jumlah LB3 yang dihasilkan

Dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan-perundang- undangan didalam pengelolaan limbah B3, jenis dan kode limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan Penambangan dan pemurnian batu andesit oleh CV. Sari Bumi Putra sebagai berikut:

No Kode Limba

h Zat Pencemar

Kateg ori Bahay

a

1. A102d Aki/Baterai Bekas 1

2. A108d Limbah Terkontaminasi B3 1

3. B104d Kemasan Bekas B3 2

4. B105d

Minyak pelumas bekas antara lain minyak pelumas bekas hidrolik, mesin, gear, lubrikasi, insulasi, heat transmission, grit chambers, separator dan/ atau

campurannya

2

5. B107d Limbah elektronik termasuk

cathode ray tube (CRT), 2

(8)

No Kode Limba

h Zat Pencemar

Kateg ori Bahay

a lampu TL, printed circuit

board (PCB), dan kawat logam

6. B110d Kain majun bekas (used

rags) dan yang sejenis 2

3. Lokasi Tempat Penyimpanan LB3

Lokasi penyimpanan Limbah B3 akan ditempatkan pada lokasi bebas banjir dan rawan bencana alam serta berada didalam lokasi kegiatan Penambangan batu andesit CV. Sari Bumi Putra. Titik koordinat rencana TPS Limbah B3 berada pada 6044’10,60’ S dan 111o32’18,54’

E

(9)

Tempat Penyimpanan Limbah B3

Tempat Penyimpanan Limbah B3 yang dilakukan oleh CV. Sari Bumi Putra berupa bangunan dengan memenuhi persyaratan Desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan sinar matahari, memiliki penerangan dan ventilasi, memiliki saluran drainase dan bak penampung.

a) Bangunan tempat penyimpanan kemasan limbah B3 yang direncanakan:

 memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan;

(10)

 terlindung dari masuknya air hujan baik secara lanmgsung maupun tidak langsung;

dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai (gambar dibawah) untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan;

 memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin.

Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus dipasang minimal 1 meter di atas kemasan dengan sakelar (stop contact) harus terpasang di sisi luar bangunan.

 dilengkapi dengan sistem penangkal petir.

 pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan tata cara yang berlaku.

 Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah bak penampungan dengan kemiringan maksimum 1%. Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai

(11)

diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir ke arah menjauhi bangunan penyimpanan.

b) Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 (satu) karakteristik limbah B3, maka ruang penyimpanan:

 harus dirancang terdiri dari beberapa bagian penyimpanan, dengan ketentuan bahwa setiap bagian penyimpanan hanya diperuntukkan menyimpan satu karakteristik limbah B3, atau limbah-limbah B3 yang saling cocok.

 antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat tanggul atau tembok pemisah untuk menghindarkan tercampurnya atau masuknya tumpahan limbah B3 ke bagian penyimpanan lainnya.

 setiap bagian penyimpanan masing-masing harus mempunyai bak penampung tumpahan limbah dengan kapasitas yang memadai.

 sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding dengan kapasitas maksimum limbah B3 yang tersimpan

(12)

sehingga cairan yang masuk ke dalamnya dapat mengalir dengan lancar ke tempat penampungan yang telah disediakan.

c) Sarana lain yang harus tersedia adalah:

 Peralatan dan sistem pemadam kebakaran;

 Pagar pengaman;

 Pembangkit listrik cadangan;

 Fasilitas pertolongan pertama;

 Peralatan komunikasi;

 Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan;

 Pintu darurat;

 Alarm;

 Alat Timbang

4. Pengemasan Limbah B3

Pengemasan Limbah B3 oleh CV. Sari Bumi Putra dilakukan dengan menggunakan kemasan yang:

 Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan

 Mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalarn kemasan

 Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya rumpahan saat dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau penqangkutan

 Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.

 Kemasan Limbah B3 akan dilengkapi dengan Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3 yang memuat keterangan mengenai Nama Limbah B3, Identitas Penghasil Limbah B3, Tanggal dihasilkannya Limbah B3 dan Tanggal Pengemasan Limbah B3.

 Label wajib melekat kuat, tidak mudah rusak, sobek, mengelupas dan luntur

(13)

 ukuran label 15x20 cm

Bentuk simbol dan label

5. Standar Operasioal Prosedur a. SOP Penyimpanan LB3

Berkaitan dengan kewajiban pemenuhan standar dan/atau rincian teknis Penyimpanan Limbah B3, CV. Sari Bumi Putra akan melakukan kewajiban sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan

(14)

2. Melakukan pencatatan nama dan jumlah Limbah B3 yang dihasilkan

3. Melakukan Penyimpanan Limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu paling lama:

 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih

 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 yang dihasilkankurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1

 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah 83 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik umum

 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3 dihasilkan, untuk Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus

4. Menyusun dan menyampaikan laporan Penyimpanan Limbah B3

b. SOP Tanggap Darurat

(15)

6. Pencatan Limbah B3 (Loogbook)

Referensi

Dokumen terkait

Figure 8 - The dependence of the niobium and vanadium extraction degree on the ratio S: L NaOH 100 g/dm3, glycerol 2 g/dm3, 95 °C, 4 h Thus, experimentally it was found that the

 Generalization - Students, through teacher guidance, explain the function of narrative text, structure, and elements of the language used - With the guidance of the teacher,