• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas (Dahlan et al., 2018). Di usia tersebut kebanyakan lansia mengalami permasalahan, seperti adanya perasaan tak berguna, perubahan pada pola hidup, kecenderungan untuk berpikir bahwa ia tidak dibutuhkan lagi, merasa sedih dan kesepian karena kehilangan pasangan hidup dan teman sebaya (Nalle &

Soetjiningsih, 2020). Masalah yang kompleks tersebut pada lansia baik dari segi fisik, mental, dan sosial berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraannya (Masithoh et al., 2021).

Menurut data Badan Statistik Penduduk Lansia, dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2020), yakni menjadi 9,92 persen (26 juta-an) di mana lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,43 persen berbanding 9,42 persen). Dari seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia muda (60-69 tahun) jauh mendominasi dengan besaran yang mencapai 64,29 persen, selanjutnya diikuti oleh lansia madya (70-79 tahun) dan lansia tua (80+ tahun) dengan besaran masing-masing 27,23 persen dan 8,49 persen (Sari et al., 2020). Meningkatnya jumlah lansia tiap tahunnya, menyebabkan tidak menutup kemungkinan akan timbul permasalahan-permasalahan yang menyertai perkembangan penduduk lansia. Permasalahan yang dialami lansia antara lain permasalahan fisik, sosial,

(2)

2

ekonomi, dan psikologis. Salah satu permasalahan yang sering muncul adalah permasalahan psikologis (Widyakusuma, 2013).

Kesejahteraan merupakan hal penting untuk lansia karena dengan terpenuhinya kebutuhan yang diperlukan, sehingga dapat memenuhi kualitas hidup lansia. Masalah kesejahteraan yang utama pada lansia adalah psikologis karena lansia mengalami berbagai perubahan dan kemunduran yang menyebabkan kehidupan lansia berubah dan memunculkan kebutuhan psikologis yang berbeda dengan pada masa anak-anak, remaja maupun dewasa (Kartini, `2020).

Kesejahteraan psikologis adalah sejauhmana individu merasakan kebahagiaan, ketentraman, kenyamanan, serta hubungan positif dengan orang lain dan menyelesaikan segala masalah nya secara sehat dan positif. (Agus, 2018)

Dampak dari ketidakberhasilan lansia menyesuaikan diri dengan perubahannya adalah munculnya emosi-emosi negatif yang dapat membuat lansia kurang merasa sejahtera secara psikologis, seperti depresi, mudah marah, sering ngambek, suka bertengkar, cemas berlebihan,dan merasa tidak puas atau kecewa.

(Wulandari & Nashori, 2014)

Menurut Papalia & Fieldman (2014) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis lansia seperti kesehatan fisik, spiritiual dan religiustik, perubahan negative dalam hidup dan dukungan sosial. Status pekerjaan juga akan menyebabkan orang menempati kelas social tinggi dan rendah hal itu juga akan menjadikan tingkat kesejahteraan psikologis pada lansia membawa pengaruh posistif atau negative terhadap diri sendiri dan masalalu mereka(Masithoh et al., 2021).

(3)

3

Berdasarkan studi pendahulu didesa wandanpuro banyak lansia mengalami kesejahteraan psikologis rendah, setelah diwawancarai lansia memiliki masalah yang berkaitan dengan kesehatannya, mengalami kehilangan keluarga atau teman terdekatnya, dan tidak pernah mengikuti kegiatan sosial atau keagamaan dilingkungan sekitarnya. Dari uraian diatas kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh faktor kesehatan fisik, perubahan negative dalam hidup, dukungan sosial, spiritual dan religiustik, hal itu membuat peneliti tertarik meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor tersebut. Oleh karenanya dilakukan penelitian yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis Pada Lansia Di Desa Wandanpuro Kecamatan Bululawang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis Pada Lansia Di Desa Wandanpuro Kecamatan Bululawang?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada lansia

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran tingkat kesejahteraan psikologis pada lansia

(4)

4

b. Mengidentifikasi kesehatan fisik sebagai faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada lansia

c. Mengidentifikasi perubahan negatif dalam hidup sebagai faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada lansia

d. Mengidentifikasi dukungan sosial sebagai faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada lansia

e. Mengidentifikasi faktor spiritual dan religiustik sebagai faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada lansia

1.4 Manfaat

1.4.1 Secara Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam memperhatikan kesejahteraan psikologis pada lansia.

1.4.2 Secara Praktis 1. Bagi Keluarga

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia, sehingga lebih memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan psikologis pada lansia.

2. Bagi Tenaga Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perawat dalam melakukan atau memberikan asuhan keperawatan untuk mengembangkan kesejahteraan psikologis pada lansia.

3. Bagi Institusi Pendidikan

(5)

5

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan tambahan wawasan bagi mahasiswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis pada lansia

4. Bagi Peneliti

Dapat memperoleh pengalaman dalam penelitian sehingga menambah wawasan dan pengetahuan untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup domain psikologis Lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota

Dapat diterapkan pada lansia yang mengalami hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dengan melakukan terapi nonfarmakologi inspiratory muscle training dalam

Menurut Soeparwoto, dkk (2004) : 103) “pencapaian tingkat perkembangan baik fisik maupun psikologis tersebut membuat banyak remaja mengalami perubahan dalam sikap

Berger(Rahayu & Salendu, 2018) tentang kesejahteraan psikologis ditempat kerja, individu yang memiliki kesejahteraan psikologis adalah individu yang memiliki

King dan Diener (2005) juga menyatakan bahwa karyawan yang memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi akan lebih bahagia dalam pekerjaan dan kehidupan rumah

Kemudian berdasarkan wawancara tingkat depresi dengan Insomnia pada 15 lansia didapatkan bahwa 8 orang lansia mengalami insomnia, 5 lansia tidak mengalami gejala insomnia, 2 lansia

Mulai dari kehidupan sehari-hari sampai kehidupan sosial akan mengalami perubahan seiring dengan tuntuntan perkembangan yang terjadi di masyarakat.Tenaga penjual dalam sebuah organisasi

Teknik imajinasi terbimbing dapat dilakukan pada pasien lansia, tetapi untuk lansia yang mengalami kemunduran fisik, pendengaran, dan ingatan dapat dilakukan dengan kata-kata yang bisa