• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pulau Borneo tercatat sebagai pulau terbesar ketiga di dunia, dimana 73% dari luas pulau adalah wilayah dari Negara Indonesia yaitu Kalimantan dengan luas mencapai 549.032 km2 yang mencakup 28% total keseluruhan daratan Indonesia. Topografi pada bagian utara Kalimantan adalah rangkaian pegunungan, diantaranya Pegunungan Muller, Schwaner, Iban serta Kapuas Hulu, dan Meratus di bagian selatan (Yudhistira dkk, 2015).

Rangkaian pegunungan tersebut menjadi salah satu dasar terbentuknya aliran sungai yang berasal dari rangkaian pegunungan Kalimantan ke arah laut. Kondisi pegunungan yang rendah membuat aliran sungai yang terbentuk memiliki arus tenang yang baik untuk pelayaran, tetapi juga berpengaruh terhadap pendangkalan sungai melalui sedimentasi yang merupakan pengendapan material padat yang terangkut oleh arus (Hambali, 2016). Selain sedimentasi, pasang surut permukaan air juga berpengaruh terhadap pendangkalan sungai.

Kondisi pasang surut yang terjadi di Indonesia terbilang cukup besar, hal ini dikarenakan posisi Indonesia yang tepat berada pada garis katulistiwa (Efendi, 2013).

Aliran sungai di Kalimantan memiliki fungsi yang penting dalam mendukung perkembangan perekonomian serta transportasi air, terutama untuk lalu lintas daerah pedalaman yang sulit untuk terjangkau oleh transportasi darat yang tentunya akan sangat mengandalkan transportasi air sebagai sarana utama. Disamping itu, transportasi air memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan transportasi darat, diantaranya adalah rute perjalanan dan hambatan yang dilalui. Pada transportasi air, rute perjalanan tidak mengalami hambatan terhadap kondisi permukaan tanah yang terjal. Akan tetapi, rute perjalanan transportasi air bergantung pada kondisi aliran sungai. Sehingga, kondisi perairan yang dilalui juga berpengaruh terhadap lama waktu tempuh perjalanan. Oleh karena itu, diperlukan kapal cepat untuk mempersingkat waktu tempuh perjalanan. Dalam hal ini, kapal cepat yang di maksud adalah kapal yang memiliki kecepatan diatas 20 knot, yang dalam pengaplikasiannya sering digunakan untuk kapal cepat penumpang, kapal patroli, dan juga kapal perang yang beberapa diantaranya berupa kapal cepat torpedo, dan kapal cepat rudal (Firdaus, 2013).

(2)

2

Penggunaan kapal cepat sebagai moda transportasi air yang beroprasi di perairan sungai Kalimantan merupakan upaya yang tepat guna mempersingkat durasi waktu tempuh perjalanan dengan mengacu pada ciri perairan sungai Kalimantan dengan panjang sungai dapat mencapai ribuan kilometer serta pola aliran dari rangkaian pegunungan menuju ke arah laut. Disamping itu, dengan mengacu pada pendangkalan sungai akibat sedimentasi serta fenomena pasang surut di wilayah Kalimantan yang cukup tinggi, diperlukan moda transportasi kapal cepat yang yang dapat melalui kondisi perairan dengan sarat kapal yang rendah (low draft),dimana dalam hal ini adalah kapal cepat dengan sistem propulsi water jet. Aplikasi dari sistem propulsi water jet banyak dijumpai terutama pada kapal-kapal yang dirancang berkecepatan tinggi, dikarenakan berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa sistem propulsi water jet memiliki beberapa keistimewaan yang tidak berkaitan dengan efisiensi propulsifnya. Adapun beberapa keistimewaan tersebut diantaranya adalah dengan tidak terdapatnya propeller dan kemudi kapal, sehingga tidak terjadi objek yang yang memperbesar hambatan kapal. Selain itu, penempatan suction propeller (impeller) dalam selongsong saluran air pada lambung kapal dapat mengurangi terjadinya eksistensi getaran maupun tingkat kebisingan kapal (Samuel, 2012). Maka dari itu diperlukan pengaplikasian sistem propulsi water jet pada kapal cepat sebagai moda transportasi pada perairan sungai Kalimantan dengan memiliki kondisi yang cukup dangkal.

(3)

3 1.2. Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, maka diperlukan penentuan rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana desain kapal cepat dengan sistem propulsi water jet untuk kondisi perairan sungai Kalimantan (low draft)?

2. Bagaimana desain sistem penggerak utama water jet pada kapal cepat untuk kondisi perairan sungai Kalimantan (low draft)?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dengan berdasarkan pada rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Menentukan desain kapal cepat dengan sistem propulsi water jet untuk kondisi perairan sungai Kalimantan (low draft).

2. Menetukan desain sistem penggerak utama water jet pada kapal cepat untuk kondisi perairan sungai Kalimantan (low draft).

1.4.Batasan Masalah

Adapun batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak dilakukan analisis terhadap biaya pembuatan serta biaya operasional kapal.

2. Perhitungan stabilitas dan hambatan pada kapal menggunakan software Maxurf.

3. Pembuatan Lines Plan dan pemodelan lambung menggunakan software Maxsurf Modeller.

4. Data yang digunakan sebatas data sekunder yakni didapatkan dari literatur-literatur dan tidak dilakukan survey lapangan.

5. Tidak dilakukan analisis dan perhitungan pada konstruksi kapal.

6. Desain dibuat khusus untuk perairan sungai Kalimantan (low draft).

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun pada penelitian ini, diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut:

(4)

4

1. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan perihal desain kapal cepat sebagai moda transportasi kepada instansi terkait mengenai desain kapal cepat untuk kondisi perairan sungai Kalimantan (low draft).

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi solusi untuk transportasi sungai Kalimantan pada perairan dangkal (low draft).

3. Untuk memperoleh ukuran utama dari kapal cepat dengan sistem propulsi water jet untuk kondisi perairan sungai Kalimantan (low draft).

1.6. Kerangka Berfikir

Adapun dalam penelitian ini telah dibuat kerangka berfikir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut:

Gambar 1. 1 Kerangka Berfikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Positive fictitious decisions have begun to be recognized in positive law in effect in Indonesia since the enactment of Law Number 30 of 2014 concerning Government

TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP OF ADMINISTRATORS AND STUDENT- CENTERED INSTRUCTIONAL MANAGEMENT IN THE SCHOOLS UNDER THE OFFICE OF SAMUTSONGKHRAM PRIMARY EDUCATIONAL SERVICE AREA By