• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 | Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1 | Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Kehadiran adik bagi anak pertama dapat menimbulkan berbagai macam kecemburuan atau persaingan yang berbeda antara satu dengan yang lain, Kecemburuan atau persaingan yang terjadi dalam persaudaraan kandung disebut Sibling Rivalry (Yanuari & Rahmasari, 2011). Menurut (Andriyani & Darmawan, 2018) Kurangnya waktu dan perhatian yang dimiliki oleh suatu keluarga atau kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH) pada anak dapat mengakibatkan timbulnya sibling rivalry. Sibling rivalry ini rentan terjadi pada anak usia dini dan saudara yang memiliki perbedaan usia yang berdekatan dan memiliki jenis kelamin yang sama, tetapi tidak menutup kemungkinan jika terjadi pada saudara yang berlainan jenis kelamin , dikarenakan pada anak usia dini memerlukan kebutuhan kasih sayang dan perhatian yang tinggi, akan tetapi dalam proses tersebut ia harus membaginya dengan seseorang baru yang disebut adiknya (Indanah, 2017).

Sibling rivalry menjadi masalah yang sangat sulit di atasi jika tidak ada ikut serta peran dari orang tua. Karena orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam proses perkembangan anak. Kejadian sibling rivalry sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Hasil penelitian yang sudah dilakukan Hanum dan Hidayat (2015) menyatakan bahwa faktor dominan kejadian sibling rivalry adalah pola asuh orang tua dengan hasil sebanyak 77,8% orang tua menerapkan pola asuh authoritarian. Selanjutnya, didukung juga oleh hasil penelitian Sunarsih (2015)

(2)

bahwa pola asuh authoritarian beresiko terjadinya kejadian sibling rivalry dengan hasil 26,92% .

Sebesar 75% anak yang mempunyai saudara kandung cenderung mengalami kejadian sibling rivalry (Yunanto, 2012). Menurut (Merianti & Nuine, 2018) sibling rivalry mulai terlihat pada umur 3-5 tahun (usia pra sekolah) dan akan timbul ketika anak umur 8-12 tahun (usia sekolah). Pada penelitian yang dilakukan oleh McNerney (2001) yang dilakukan di Amerika Serikat terdapat 55% yang mengalami sibling rivalry tertinggi pada umur antara 10-15 tahun (usia sekolah) dan sibling rivalry ini cenderung meningkat selama usia sekolah (Merianti &

Nuine, 2018). Di Indonesia hampir 75% anak usia 10-12 tahun mengalami sibling rivalry, reaksi yang sering muncul adalah anak lebih agresif, memukul atau menyakiti kakak atau adik,menantang ibunya, cerewet, kemunduran, sering luapan amarah, sering menangis tanpa alasan, menjadi lebih manja atau lengket pada ibu (Komalasari, 2021).

Hasil Survey yang dilakukan pada tanggal 2-3 November 2021 di Desa Pandansari Lor Kabupaten Malang terdapat banyak orang tua yang mempunyai anak lebih dari satu dengan jarak yang dekat yang dapat berisiko terjadinya sibling rivalry. Hasil wawancara pada 3 orang ibu yang mempunyai anak lebih dari satu dan salah satu anak berusia 6-12 tahun, Diperoleh anaknya biasanya berbuat kasar kepada adiknya saat bertengkar seperti memukul, rewel dan tidak mau bermain bersama adiknya.

Bentuk Sibling rivalry meliputi reaksi langsung dan tak langsung. Reaksi Langsung seperti memukul, menendang, mencakar, mencaci maki. Sedangkan Reaksi Tidak Langsung seperti rewel, Berpura-pura sakit, menangis tanpa sebab,

(3)

dan melakukan kebiasaan atau membuat kebiasaan yang sudah lama tidak dilakukan (Putri et al., 2013) . Apabila keadaan tersebut tidak diantisipasi sejak dini maka akan timbul tingkah laku regresi yaitu tingkah laku yang kembali ke perkembangan sebelumnya, kepercayaan diri rendah, menjadi agresi kepada saudara atau membuat keadaan bahaya kepada saudaranya, muncul perasaaan dendam dan dengki.(Nugraheny et al., 2014)

Untuk mengurangi sibling rivalry pentingnya mengetahui faktor penyebab sibling rivalry, salah satunya jenis pola asuh orang tua. Karena pola asuh orang tua pada kehidupan anak tidak hanya mempengaruhi kehidupan tiap individu anak, tetapi juga berhubungan dengan saudara dan orang lain. Apabila terdapat hubungan jenis pola asuh orang tua terhadap kejadian sibling rivalry dapat diterapkan pola asuh yang sesuai dan dapat mencegah atau mengatasi kejadian sibling rivalry.

Pada penelitian sebelumnya membahas mengenai hubungan pola asuh orang tua terhadap kejadian sibling rivalry pada anak usia pra sekolah. Namun pada penelitian-penelitian sebelumnya belum meneliti hubungan jenis pola asuh orang tua terhadap kejadian sibling rivalry pada anak khususnya pada anak usia sekolah.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kejadian Sibling rivalry Pada Anak Usia Sekolah.

1.2 Rumusah Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan jenis pola asuh orang tua dengan kejadian Sibling rivalry pada anak usia sekolah“

(4)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan jenis pola asuh orang tua dengan kejadian Sibling rivalry pada anak usia sekolah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi jenis pola asuh apa yang digunakan orangtua anak usia sekolah.

2. Mengidentifikasi kejadian Sibling rivalry pada anak usia sekolah

3. Menganalisis hubungan antara jenis pola asuh orang tua dengan kejadian Sibling rivalry pada anak usia sekolah.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Harapannya dengan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi secara ilmiah bagi pembaca mengenai pengaruh jenis pola asuh orang tua terhadap kejadian Sibling rivalry pada anak usia sekolah

1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk menambah wawasan bagi mahasiswa progam studi Sarjana Terapan Keperawatan khususnya mengenai sibling rivalry.

b. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam melaksanakan penelitian dan sebagai pengembagan serta penerapan ilmu yang telah didapatkan.

(5)

c. Bagi Responden

Memberikan informasi dan pengetahuan serta masukan kepada orang tua tentang bagaimana sebuah pola asuh yang tepat, serta dalam mengatasi kejadian sibling rivalry pada anak usia sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dikarenakan usia lanjut sangat rentan dengan kematian meskipun tidak menutup kemungkinan usia dewasa juga dapat mengalami kematian hal tersebut dikarenakan pada

Lampiran 1 Lampiran 5 INFORMED CONSENT Surat Persetujuan Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan * Umur : Alamat : Pendidikan :

Menurut hasil penelitian yang di lakukan oleh Rafidah 2009 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan dini yaitu faktor pendidikan, sosial ekonomi dan

Faktor yang tidak dapat diubah Faktor-faktor yang tidak dapat diubah yaitu : 1 Jenis Kelamin Pada umumnya pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan, dengan

Dengan demikian Neonatus adalah bayi baru lahir usia 0-28 hari atau bayi yang lahir ketika usia kehamilan sudah mulai memasuki 37 minggu dengan berat badan lahir berkisar diantara 2500

Hasil penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang dilakukan Machmudah, dkk 2012 menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya depresi postpartum terjadi pada responden yang mengalami

Menurut Almatsier 2009 kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi energi yang berasal dari bahan makanan yang diperlukan untuk menutup pengeluarasan energi seseorang bila ia mempunyai

Masyarakat Komplikasi kehamilan dan persalinan pada usia remaja yang dibahas dalam penelitian ini diharapkan dapat dipahami oleh masyarakat terutama orang tua yang memiliki anak remaja