• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1 - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) secara luas diartikan sebagai gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang abnormal akibat kegagalan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Chang, Daly, & Elliot, 2010 dalam Endriyanto 2012).

Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan, bahwa di tahun 2012 sudah ada lebih dari 371 juta penderita diabetes dengan angka kejadian diabetes naik 3 persen atau bertambah 7 juta orang.American Diabetes Association melaporkan bahwa tiap hari 21 detik ada satu orang yang terkena diabetes.Prediksi sepuluh tahun yang lalu bahwa jumlah diabetes akan mencapai 350 juta pada tahun 2025, ternyata sudah jauh terlampaui.Celakanya lebih dari setengah populasi diabetes berada di Asia, terutama di India, China, Pakistan, dan Indonesia.(Tandra, 2013)

Diabetes menjadi penyakit yang semakin meluas saat ini.Prevalensi diabetes terkait usia meningkat dari 5,9% sampai 7,1% (246-380 juta jiwa) diseluruh dunia pada kelompok usia 20-79 tahun yang kejadiannya meningkat 55%.Proporsi relative dari diabetes tipe 1 sampai tipe 2 bervariasi dari 15:85 pada populasi di negara maju sampai 5:95 pada populasi dinegara berkembang. Prevalensi DM di dunia mengalami peningkatan yang sangat besar. IDF mencatat sekitar 366 juta orang di seluruh dunia, atau 8,3% dari orang dewasa, diperkirakan memiliki DM pada tahun 2011. Jika tren ini berlanjut, pada tahun 2030 diperkirakan dapat mencapai 552 juta orang, atau 1 dari 10 orang dewasa akan terkena DM. Saat ini Indonesia menempati urutan ke-10 jumlah penderita DM terbanyak di dunia dengan jumlah 7,3 juta

(2)

2

orang dan jika tren ini berlanjut diperkirakan pada tahun 2030 dapat mencapai 11.8 juta orang (IDF, 2011 dalam Dewi 2013).

Kelainan yang menjadi penyebab mendasar dari diabetes mellitus adalah defisiensi relative atau absolut dari hormone insulin.Terdapat kategori diabetes yaitu : diabetes tipe 1 akibat penghancuran autoimun dari sel β penghasil insulin di pulau Langerhans pada pankreas (defisiensi absolut), diabetes tipe 2 merupakan dampak dari gangguan sekresi insulin dan resistensi terhadap kerja insulin yang sering kali disebabkan oleh obesitas (defisiensi relatif) (Rudy & Richard, 2015).

Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah, beberapa konsekuensi dari diabetes yang sering terjadi adalah meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke, neuropati (kerusakan syaraf) di kaki meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki, Retinopati diabetikum yang merupakan salah satu penyebab utama kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina, diabetes merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal, risiko kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat dibandingkan bukan penderita diabetes (Kemenkes RI, 2014).

Untuk menurunkan prevalensi pada penderita DM maka perlu adanya peran dari tenaga kesehatan salah satunya adalah perawat dan self care. Peran sebagai seorang perawat adalah dapat memberikan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (fisk, psikologis, dan sosial termasuk didalamnya kultural dan spiritual) khususnya kepada diabetisi. Selama ini yang sudah dilakukan perawat adalah melakukan perawatan dasar seperti diit makanan, olahraga, manajemen pengobatan dan penyuluhan kesehatan. Selain itu, perawat juga melakukan perawatan kepada diabetisi

(3)

3

yang sudah mengalami komplikasi seperti luka pada kaki. Namun belum banyak yang melakukan perawatan sebelum adanya komplikasi terjadi, oleh diabetisi sendiri seperti memandirikan (self care) terutama dalam perawatan kaki diabetik di rumah.

Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia (Titi, 2014).

Pada tahun 1959 konsep keperawatan Orem mengenai self care pertama kali dipublikasikan. Menyebutkan teori orem dapat memberikan pengertian yang jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiataan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesejateraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit.

Penerapan self care yang paling utama pada diabetisi dengan komplikasi kronis adalah dalam hal perawatan kaki diabetik. Resiko amputasi 15-40 kali lebih sering pada pasien DM dibanding non-DM, oleh karena itu diperlukan pemicu supaya tidak terjadi ulkus kaki.

Berdasarkan hal tersebut diatas tentang adanya komplikasi kronis kaki diabetik, maka peneliti ingin meneliti gambaran self care dalam perawatan kaki diabetik dengan harapan perawat dapat mengelola diabetisi untuk dapat mengenal tanda dan gejala kaki diabetik, serta mampu merawat secara mandiri.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka timbul rumusan masalah yaitu :

Bagaimana perilaku praktek selfcare diabetisi dalam perawatan kaki diabetik ?

(4)

4

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perilaku praktek self care diabetisi dalam perawatan kaki diabetik dengan menggunakan penelitian studi kasus.

1.4 Manfaat

Penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi : 1.4.1 Masyarakat

Bagi masyarakat terutama diabetisi dapat mengaplikasikan perilaku praktek self care dalam perawatan kaki diabetiknya dan dapat menilai tanda-tanda ulkus yang lebih tinggi

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Hasil karya tulis ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kaki diabetik pada diabetisi berdasarkan selfcare

1.4.3 Penulis

Dalam penelitian ini, penulis memperoleh pengalaman dan kesempatan untuk melaksanakan riset keperawatan khususnya penelitian untuk memperoleh gambaran tentang self care diabetisi dalam perawatan kaki diabetik.

Referensi

Dokumen terkait

Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor risiko kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Kedungkandang Kota Malang tahun 2017, saran yang diajukan adalah sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya keluarga dalam melakukan pencegahan luka kaki pada penderita diabetes mellitus sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.. 3.2

Begitu pula menurut Fatmawati 2015 angka kejadian depresi postpartum di negara berkembang terjadi 10-15% pada tahun pertama setelah melahirkan dimana ibu dengan usia muda lebih rentan

Tidak ada hubungan yang signifikan antara berat badan lahir rendah BBLR dengan kejadian stunting ditandai dengan hasil uji statistik chi square diperoleh p-value 0,222 p>0,05 Ardhani,

Berdasarkan fakta-fakta di atas belum ada penelitian tentang pembuatan cookies berbahan dasar jagung dan okra untuk penderita Diabetes Melitus yang sesuai dengan standart diet DM-B

Notoatmodjo,2010 Pada studi kasus ini akan mendeskripsikan penatalaksanaan penyakit yang telah dilakukan oleh penderita diabetes mellitus dengan gula darah tidak terkontrol.. 3.2

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dari semua penderita diabetes mellitus tipe II menunjukkan sebanyak 6 orang memiliki kadar glukosa darah yang tingg dengan rata-rata 143.3

Sedangkan untuk bahan makanan yang tidak dianjurkan dibatasi/dihindari untuk penderita Diabetes Melitus, anatar lain:  Mengandung banyak gula sederhana, seperti: a.. Gula pasir, gula