• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab 2 tinjauan pustaka a. landasan teori 1. balita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "bab 2 tinjauan pustaka a. landasan teori 1. balita"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Status gizi ini penting karena merupakan faktor risiko kesakitan dan kematian. Status gizi seseorang yang baik akan memberikan kontribusi terhadap kesehatannya dan juga kemampuannya untuk pulih. Status gizi merupakan suatu tanda penampilan seseorang sebagai akibat adanya keseimbangan antara asupan dan konsumsi zat gizi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi pada saat tertentu berdasarkan kategori dan indikator yang digunakan.

Menurut (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2016), status gizi merupakan ekspresi keadaan keseimbangan yang berbentuk variabel. Menurut penelitian Putri (2016) disebutkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan status gizi balita. Setelah dilakukan analisa, balita dengan status gizi buruk berasal dari kelompok ibu yang berpendidikan rendah.

Antara gizi buruk atau status gizi buruk dengan infeksi atau penyakit penyerta, terdapat interaksi yang dapat menyebabkan gizi buruk dan gizi buruk melalui berbagai mekanisme fisiologis dan biologis.

Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Balita
Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Balita

Faktor Eksternal meliputi

PRAKTIK ATAU PERILAKU a. Pengertian

Praktik pemberian makan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan ibu terkait dengan pemberian ASI, jenis MP-ASI. Pemberian makanan pada balita pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi zat gizi yang dibutuhkan balita. Unicef ​​​​​​(1997) mengemukakan teori mengenai kaidah pemberian pakan yang baik, meliputi tiga aspek mengenai pemberian MP-ASI yang berkelanjutan, yaitu pengenalan MP-ASI, keanekaragaman pangan, kecukupan gizi dan frekuensi pemberian pakan.

Aspek lain yang berkaitan dengan sikap ibu dalam praktik pemberian makan adalah penyesuaian metode pemberian makan dengan kemampuan psikomotorik anak, pemberian makan yang bertanggung jawab dan menciptakan situasi pemberian makan yang baik. Oleh karena itu upaya untuk memperbaiki masalah gizi anak dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengetahuan sehingga dapat memperbaiki perilaku makan anak, sehingga asupan makanan anak juga dapat ditingkatkan yaitu dengan konseling gizi.

PENDIDIKAN

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan pengertian pendidikan sebagai berikut : Pendidikan merupakan syarat-syarat dalam kehidupan tumbuh kembang seorang anak, adapun pengertiannya pendidikan membimbing segala daya alam yang ada pada diri anak agar mereka menjadi manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keamanan dan kebahagiaan maksimal.

PENDIDIKAN GIZI / PENDIDIKAN KESEHATAN a. Pengertian

Mengubah perilaku konsumsi pangan sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi, untuk mencapai status gizi yang baik. Penjelasan mengenai pendidikan gizi dan pendidikan kesehatan di atas menunjukkan bahwa keduanya mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu perubahan perilaku. Di bidang gizi dan kesehatan, perubahan perilaku ini ditujukan pada faktor pendukung status lingkungan baik (fisik, sosial, budaya, ekonomi, dll), ada tidaknya pelayanan kesehatan dan faktor keturunan dalam meningkatkan derajat kesehatan yaitu adanya status gizi dan kesehatan yang optimal (Blum, 1974).

Penyuluhan merupakan suatu bentuk upaya pendidikan informal bagi individu atau kelompok masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terarah dalam upaya mengubah perilaku berkelanjutan guna mencapai peningkatan produksi, pendapatan, dan peningkatan kesejahteraan. Menurut Subejo (2010), penyuluhan adalah suatu proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka mengetahui, mau dan mampu melakukan perubahan guna mencapai peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan serta meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam proses perubahan perilaku, tujuan dituntut untuk berubah bukan hanya karena adanya tambahan motivasi, tetapi juga diharapkan adanya perubahan keterampilan serta sikap stabil yang mengarah pada tindakan atau pekerjaan yang lebih baik, produktif dan menguntungkan.

Konseling berperan sebagai metode membangkitkan dan meningkatkan motivasi seseorang sebagai tahap awal perubahan perilaku. Proses perubahan perilaku akan mencakup aspek motivasi, keterampilan dan sikap mental agar mereka mengetahui, menginginkan dan mampu melaksanakan perubahan dalam hidupnya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan keluarga yang diinginkan. Dalam hal ini menurut Supriasa (2012), secara umum pengertian konseling adalah suatu proses komunikasi interpersonal/dua arah antara konselor dan klien untuk membantu klien mengatasi dan mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya.

Konselor gizi adalah ahli gizi yang membantu orang lain mengenali dan mengatasi masalah gizi yang dihadapinya, serta mendorong klien untuk mengidentifikasi dan memilih cara penyelesaian masalah gizi secara efektif dan efisien. Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memperoleh keterampilan tertentu untuk melakukan tugas dengan lebih baik (Jucious dalam Halim dan Ali, 1993). Secara umum pelatihan merupakan bagian pendidikan yang menggambarkan suatu proses pengembangan individu, masyarakat, lembaga, dan organisasi.

MEDIA PENDIDIKAN a. Pengertian

Munadi (2008:7) mengartikan media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga penerimanya dapat melaksanakan proses pembelajaran secara efisien dan efektif”. Menurut Miarso (2004), “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik agar proses belajar dapat ditingkatkan.” Salah satu media edukasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan gizi kepada ibu balita tentang pesan gizi seimbang dan praktik pemberian makan pada balita adalah booklet, leaflet dan sejenisnya.

Lift chart merupakan media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk buku, dimana setiap lembarnya berisi gambar presentasi dan flip sheet berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang dikaitkan dengan gambar tersebut. Kelebihan konseling dengan menggunakan media ini adalah mudah dibawa, dapat dilipat atau digulung, murah dan efektif, serta tidak memerlukan peralatan yang rumit. Kelemahannya adalah terlalu kecil untuk jumlah target yang relatif besar dan mudah robek.

Kelebihan media ini antara lain dapat memberikan realitas yang menyulitkan mata dan pikiran sasaran untuk mendaftar ulang, dapat menimbulkan perbincangan mengenai sikap dan perilaku serta dapat merefleksikan diri terhadap keadaan yang terjadi saat ini. Kekurangan media ini antara lain, memerlukan sambungan listrik, peralatan beresiko rusak, memerlukan kesesuaian antara kaset dan pemutar, memerlukan tenaga ahli yang profesional agar gambar bermakna secara artistik dan material, serta memerlukan biaya yang besar. karena menggunakan peralatan yang canggih. Kelebihan media ini antara lain dapat memberikan kenyataan walaupun terbatas, cocok untuk jumlah sasaran yang relatif banyak dan biaya produksinya relatif murah, serta alatnya cukup kompak dan mudah digunakan. .

Kekurangan dari media ini antara lain perlu adanya sambungan listrik, terdapat resiko peralatan mudah rusak, memerlukan sumber daya manusia yang terampil serta memerlukan ruangan yang agak gelap. Kelebihan media ini adalah dapat digunakan untuk mencatat poin-poin penting dalam diskusi, murah dan efektif karena peralatan mudah diperoleh dan digunakan untuk sasaran yang relatif kecil dan besar, peralatan mudah digunakan dan dirawat. Kekurangan dari media ini adalah membutuhkan listrik, sulit untuk mewujudkan gerakan ke dalam bentuk visual, lensa OHP dapat menghalangi pandangan kelompok sasaran jika urutan tempat duduk komunikasi kurang baik.

Papan Tulis

Leaflet

Booklet

Hal ini sesuai dengan penelitian Hadisuyitno (2017), hasil uji statistik menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu sebesar 0,000 pada post test leaflet, p < 0,05 yaitu 0,000 pada post test poster dan p <0,05 adalah 0,000 di buku saku setelah ujian. Artinya pemberian leaflet, poster dan buku saku berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan kader posyandu. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p < 0,05 sama dengan 0,000 pada posttest leaflet, p < 0,05 adalah 0,000 pada posttest poster dan p < 0,05 adalah 0,000 pada posttest buku saku yang berarti memberikan brosur, poster dan buku saku berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan kader posyandu.). Brosur tersebut menggunakan media tertulis sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan media audio visual maupun media audio visual.

PENGARUH EDUKASI GIZI DENGAN MEDIA BOOKLET DAN NON BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN

MEDIA BOOKLET

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa audiovisual merupakan media terbaik untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan buku pengetahuan gizi seimbang pada ibu balita gizi buruk. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 60 ibu balita yang dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 30 ibu balita.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain pre-test-post-test control group design yang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2018 di Desa Cihideung Udik Kabupaten Bogor. Secara umum media pendidikan gizi berupa pamflet dan leaflet yang digunakan dalam penelitian ini telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan gizi ibu. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan kelompok kontrol non-ekuivalen, dimana setiap kelompok terdiri dari 46 orang.

Jadi dapat dikatakan media booklet efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu anak usia dini untuk memahami materi gizi seimbang pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan menggunakan booklet dan media audio visual terhadap pengetahuan ibu gizi bayi di wilayah kerja Puskesmas Gunung Kemala Prabumulih. Terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan setelah diberikan pendidikan kesehatan antara kedua kelompok intervensi, sehingga disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada responden.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain control group pre-test and post-test design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 70 orang ibu balita yang sudah bisa membaca dan menulis, dan bersedia menjadi subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan uji statistik pengetahuan dengan menggunakan uji Paired Sample T-test, dan pola makan menggunakan uji Wilcoxon Sign.

MEDIA NON BOOKLET

PENGARUH EDUKASI GIZI DENGANA MEDIA BOOKLET DAN NON BOOKLET TERHADAP PERILAKU IBU BALITA

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi perkembangan audiovisual dan memperoleh penilaian terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku ibu Baduta mengenai MP-ASI. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pendidikan gizi menggunakan visual booklet terhadap sikap dan praktik mengenai makanan pendamping ASI pada ibu remaja. Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimental dan desain penelitian yang digunakan adalah one-group pre-test design.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang memberikan ASI pada bayi usia 0 sampai 6 bulan di wilayah kerja Pudak Payung Semarang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan informasi bagi Puskesmas untuk memberikan informasi mengenai manajemen laktasi pada ibu bekerja dan memantau praktik pemberian ASI pada ibu bekerja. Penelitian ini menggunakan uji statistik pengetahuan menggunakan uji berpasangan (paired-samples t-test) dan pola pemberian makan menggunakan uji Wilcoxon sign-rank test. Pemberian intervensi gizi menggunakan booklet disertai dengan pemberian edukasi gizi dapat meningkatkan pengetahuan dan pola pemberian makan ibu dibandingkan dengan ibu yang mendapat pendidikan gizi. media saja, hanya sebuah buklet.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain pre and post test yang dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Bireuen yaitu Jeunieb, Jeumpa dan Juli. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh metode pengajaran audiovisual dan poster kalender terhadap perilaku ibu balita gizi buruk dan gizi buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap dan tindakan ibu setelah dilakukan konseling menyusui.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen berupa non-equivalent control group design. Kesimpulan penelitian ini adalah konseling menyusui mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan praktik ibu menyusui. Dengan metode ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam penerapan dan pemahaman gizi balita.

KERANGKA TEORI

Gambar

Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Balita
Gambar 2.1. Teori Perubahan Perilaku Menurut Lawrence  Green
Gambar 2.2 Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

Pola Asuh Makan, Asupan Zat Gizi dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Balita Masyarakat Suku Nuaulu di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi

Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul” Hubungan Pola Asuh Ibu dalam Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi Anak Balita”?. Pola makan pada balita sangat

Pola pengasuhan turut berkontribusi terhadap status gizi anak, salah satu pola pengasuhan yang berhubungan dengan status gizi anak adalah pola asuh makan.. Pola asuh makan

Jadi faktor kebiasaan kebersihan yang merupakan salah satu indikator pola asuh ditunjang faktor-faktor lain seperti kebiasaan pengasuhan, pemberian makan,

Pola Asuh, Pola Makan, Asupan Zat Gizi dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Balita Masyarakat Suku Nuaulu di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah Provinsu Maluku.. Jurnal

Tujuan :Untuk mengetahui pengaruh program kelas ibu balita terhadap pengetahuan ibu, pola asuh, asupan zat gizi, pola makan dan status gizi pada balita gizi buruk

PENGARUH PROGRAM KELAS IBU BALITA TERHADAP PENGETAHUAN IBU, POLA ASUH, ASUPAN ZAT GIZI, POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA BALITA GIZI BURUK (BB/U) USIA 0-59 BULAN DI WILAYAH

Kanker Payudara Cita Rasa Asupan Makan Pasien Kanker Payudara Tingkat Kepuasan Pelayanan Makanan Asupan Energi Asupan Protein Asupan Zink Status Gizi Penampilan Makanan