• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjabarkan terkait teori yang bersumber dari buku, jurnal, ataupun artikel ilmiah yang digunakan sebagai dasar dalam mengerjakan penelitian tugas akhir.

Tujuannya yaitu agar lebih mengerti mengenai konsep atau teori penyelesaian untuk permasalahan pada penelitian tugas akhir.

2.1 Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1983 Penyelenggaraan Catatan Sipil merupakan “tanggung jawab Depertemen Dalam Negeri, petugas pencatatannya dinamakan Pegawai Catatan Sipil. Pegawai ditunjuk dan diberi wewenang untuk menyelenggarakan pencatatan-pencatatan yang dilakukan dengan membuat akta di dalam daftar yang sudah ditentukan, dengan masing- masing peristiwa, sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan”. Akta Catatan sipil merupakan akta otentik yang didalam hukum pembuktian mempunyai kekuatan yuridis bukti disri seseorang (Fauzan, 2020).

1. Visi Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur

Menghadapi tantangan yang akan terjadi didepan, Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur sebagai organisasi yang berada dalam ruang lingkup Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan bertugas melakukan pelayanan kepada masyarakat, melakukan antisipasi dengan memperbesar kekuatan yang dimiliki serta memperkecil kelemahan dalam rangka mengambil peluang yang ada. Karena itu Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur perlu memiliki visi sebagai langkah yang jauh kedepan. Adapun Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur adalah “Terwujudnya tertib administrasi kependudukan berbasis teknologi informasi”.

2. Misi Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur

Untuk mencapai visi tersebut maka Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur memiliki misi diantaranya:

(2)

a. Peningkatan SDM profesional bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan pendayagunaan data dan teknologi informasi.

b. Peningkatan sarana dan prasarana layanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil tentang pengelolaan data, teknologi informasi dan publikasi.

c. Peningkatan penataan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dengan menggunakan teknologi informasi yang berkelanjutan.

d. Menumbuhkan aktivitas masyarakat dalam melaporkan peristiwa penting dan kependudukan.

e. Memanfaatkan produk kependudukan dan pencatatan sipil untuk pembangunan segala bidang.

f. Mempublikasikan Data Administrasi Kependudukan.

Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur memiliki struktur organisasi yang digambarkan pada Gambar 2.1.

(3)

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi 8

(4)

Dalam menjalankan tugasnya Disdukcapil terdiri dari Kepala Dinas, Kelmpok Jabatan Fungsional, dan Sekretaris yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu iSub Bagian Perencanaan Program, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dan Sub Bagian

Keuangan. Kemudia terdapat 4 bidang pada Disdukcapil diantaranya iBidang

Pelayanan Pendaftaran Penduduk yang didalamnya terdapat Seksi Identitas Penduduk, Seksi Pindah Datang Penduduk, serta Seksi Pendataan Penduduk, yang kedua yaitu Bidang Pencatatan Sipil yang didalamnya terdapat Seksi Perkawinan & Perceraian, Kepala Seksi Kelahiran serta Seksi Perubahan Status Anak Perwarganegaraan &

Kematian, yang ketiga Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan yang didalamnya terdapat Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, Seksi Pengolahan & Penyajian Data Kependudukan serta Seksi Tata Kelola SDM Teknologi

Informasi Komunikasi, dan yang terakhir iBidang Pemanfaatan data dan Inovasi

Pelayanan yang didalamnya terdapat Seksi Kerja Sama, Seksi Pemanfaatan Data &

Dokumen Kependudukan serta Seksi Inovasi Pelayanan.

2.2 E-goverment

Menurut definisi Bank Dunia (2014), e-goverment mengacu pada pemakaian

tekn0l0gi Inf0 ioleh instansi pemerintah yang bisa mengubah hubungan bersama

dengan warga, perusahaan, dan instansi pemerintah lainnya. Tekn0l0gi ini bisa

digunakan untuk bermacam 0byek iyang berbeda. Disediakannya layanan pemerintah

lebih baik kepada warga, untuk berinteraksi lebih baik bersama komunitas ibisnis, dan ditingkatkannya pemberdayaan warga melalui akses ke informasi atau manajemen pemerintah yang lebih efektif. Manfaat yang dihasilkan dapat mencakup pengurangan k0rupsi, peningkatan transparansi, peningkatan kenyamanan, peningkatan pendapatan dan ataupengurangan biaya (Annisa, 2011). E-goverment merupakan sebuah cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan publik sehingga lebih efektif dan efisien dengan menggunakan tekn0logi informasi untuk menunjang tugas-tugas

pemerintahan (Annisa, 2011). SIAK merupakan salah satu contoh penerapan e-

goverment yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pengelolaan data kependudukan Disdukcapil di Kabupaten Kutai Timur.

Sistem informasi merupakan proses pengambilan keputusan dan kontrol dalam

organisasi. Terdapat 5 komponen utama dari Sistem Informasi, yaitu user, software,

(5)

perangkat keras, sumber daya data, dan jaringan komunikasi yang dapat dilakukan

dengan imengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi

(Laudon & Laudon, 2014). SIAK merupakan sistem yang digunakan oleh Disdukcapil untuk mempermudah pengelolaan informasi data kependudukan di tingkat penyelenggara melalui pemanfaatan teknologi dan komunikasi. Tujuan SIAK adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan pelayanan daftar penduduk;

b. Menyediakan data serta informasi berskala nasional ataupun daerah terkait

hasil dari pendaftaran penduduk;

c. Terwujudnya sistem pengelolaan data yang sistemik.

SIAK diimplementasikan pada Disdukcapil Kabupaetn Kutai Timur sejak

tahun 2009. Di dalam SIAK didalamnya terdapat idatabase antara kecamatan,

kabupaten atau kota, provinsi juga Departemen Dalam Negri yang saling berdampingan dan terintegrasi. Dengan adanya Nomor Induk Kependudukan (NIK) akan memperkecil kemungkin setiap orang memiliki identitas ganda. Ketika pegawai

memasukkan data ke database kependudukan maka sistem secara otomatis akan

mengeluarkan nomor sehingga nomor akan bersifat unik (Ayu, 2015). Peranan dari SIAK sebagai berikut:

a. Merekam, mengirim dan mengolahan idata hasil pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil.

b. Menerbitkan NIK Nasional.

c. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu pendudukan untuk pelayanan

publik lainnya.

d. Melakukan penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait

dalam rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program pemerintah.

2.2 Model Evaluasi Sistem Informasi

Dalam melakukan evaluasi, bisa mengacu pada model - model evaluasi beberapa diantaranya yaitu:

1. DeLone dan McLean

Sebuah model dapat dikatakan baik jika model tersebut lengkap tetapi sederhana

(6)

atau model ini biasa disebut m0del parsimoni (Jogiyanto, 2007). iDeLone dan McLean melakukan pengembangan pada suatu model parsimoni yang kemudian model ini dinamakan imodel kesuksesan sistem informasi oleh DeLone dan McLean (Delone & McLean, 2003). Terdapat beberapa faktor yang menjadi fokus dalam m0del ini diantaranya: kualitas pada isistem (system quality); kualitas informasi yang dihasilkan (information quality); penggunaan sistem (use); dan kepuasan pengguna terhadap sistem (user satisfaction) (Utomo, Mariana, & Artanti Rejeki, 2018).

2. iUTAUT

Model Unified Theory of Acceptance and Use of technology yang disingkat

(UTAUT) termasuk salah satu acuan yang banyak dipakai untuk melakukan evaluasi yang berfokus pada aspek penerimaan pengguna terhadap sistem. Venkatesh et al yang mengembangkan UTAUT pada tahun 2003 dan berpendapat niat penerimaan pengguna terhadap sistem dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor (Alifah, 2020).

Venkatesh, dkk melakukan pengkajian terhadap gagasan tentang bagaimana

teknologi bisa diterima 0leh pengguna oleh pemakai- pemakai system, ia

mengembangkan gagasan sebuah model yang terintegrasi dengan menggabungkan penggunaan sistem dan penerimaan sistem. Model ini dinamakan iUnified Theory of Acceptance and Usage of Technology atau disingkat (UTAUT) (Utomo, Mariana, &

Artanti Rejeki, 2018). Model UTATUT akan memfokuskan penilaian pada iempat

faktor kunci model yaitu harapan kinerja (performance expectancy); harapan usaha (effort expectancy); pengaruh sosial (social influence); dan kondisi-kondisi fasilitas (facilitating conditions) (Utomo, Mariana, & Artanti Rejeki, 2018).

3. iTechnology Acceptance Model (TAM)

TAM digunakan untuk mengetahui tanggapan pengguna terhadap sistem dan telah banyak dipakai sebagai acuan untuk melakukan evaluasi sistem informasi sebelumnya (Utomo, Mariana, & Artanti Rejeki, 2018). TAM ialah model yang digunakan untuk mengevaluasi sistem dan fokusnya adalah bagaimana pengguna menerima dan menggunakan sistem (Setiorini, 2020). Terdapat lima konstruk yang

belum dikembangkan pada TAM diantaranya: iperceived ease of use (kemudahan

pengguna sistem), kegunaan sistem yang dirasakan, sikap terhadap penggunaan

sistem, niat perilaku penggunaan terhadap sistem, penggunaan sistem yang

(7)

sesungguhnya (Destiana, 2012).

4. iHuman, Organization, Technology Fit (HOT Fit)

Sebuah model digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kesesuaian sebuah sistem inf0rmasi dan penerimaan dan pemanfaatan sistem oleh pengguna serta menilai keterhubungan antara tiga k0mp0nen penting dalam tekn0l0gi yaitu manusia-teknologi- organisasi dalam penerapannya disebut HOT Fit (Alifah, 2020).

M0del HOT-Fit dikembangkan dari m0del yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean dengan ditambahkannya f0kus yang diukur yakni pada faktor 0rganisasi dan dimensinya: struktur dan lingkungan; kec0c0kan pada fakt0r tekn0l0gi-manusia- 0rganisasi; hubungan pada kualitas inf0rmasi idan penggunaan sistem, kualitas inf0rmasi dan kepuasan penggunaan, struktur dan lingkungan, struktur dan net benefit, dan lingkungan dan net benefit (Setiorini, Natasia, Wiranti, & Ramadhan, 2021).

Tabel 2. 1 Perbedaan aspek yang dinilai metode DeLone & McLean (Pamugar, Winarno, & Najib, 2014)

Aspek

Delone

&

Mclean

UTAUT TAM Hot - Fit

Pengguna    

Organisasi 

Kualitas Sistem    

Kualitas Informasi yang Dihasilkan  

Kualitas Layanan yang disediakan  

Tabel 2.1 mengambarkan perbandingan dari keempat met0de yang telah dijelaskan diatas. Perbandingan ini dilihat dari sisi pengguna, kualitas sistem, organisasi, dan kualitas inf0rmasi. Berdasarkan keempat model evaluasi sistem inf0rmasi diatas, menghasilkan analisis yang digunakan sebagai pertimbangan untuk penggunaan m0del yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pertama-tama m0del DeL0ne dan McLean sangat c0c0k untuk mengevaluasi kualitas inf0rmasi yang

dihasilkan, ikualitas sistem dan kualitas layanan yang akan mempengaruhi kepuasan

(8)

pengguna dan manfaat penggunaan sistm. Akan tetapi pada m0del ini tidak mengevaluasi sistem informasi terkait fakt0r-fakt0r yang mempengaruhi pengguna

dari segi 0rganisasi. Kedua UTAUT lebih menekankan pada penerimaan dan

penggunaan sistem dari sudut pandang pengguna. Yang ketiga pada TAM hanya menggunakan dua variabel, yaitu kemudahan dan kebermanfaatan yang mempunyai relevansi untuk memperkirakan perilaku penerimaan pengguna terhadap sistem.

Sedangkan pada model HOT-Fit, HOT-Fit melakukan penilaian mengenai keberhasilan penerapan sistem inf0rmasi dan penerimaan sistem 0leh pengguna serta menilai kesesuaian antara tiga k0mp0nen penting dalam tekn0l0gi inf0rmasi yaitu

k0mp0nen manusia, 0rganisasi, dan tekn0l0gi dalam penerapan sistem inf0rmasi.

Sehingga pada penelitian ini akan digunakan m0del HOT-Fit untuk mengetahui fakt0r yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIAK dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada Disdukcapil Kabupaten Kutai Timur. Perbandingan ini menghasilkan bahwa met0de HOT-Fit merupakan met0de yang paling c0c0k digunakan sebagai acuan dalam melakukan evaluasi pada SIAK.

2.3 HOT-Fit

Human-Organization-Technology atau disingkat HOT-Fit ialah sebuah m0del untuk mengukur kesuksesan pr0ses yang dikemukakan oleh Yusof et al. pada th.

2008 (Annisa Rahmadanyar, 2020). M0del ini terdiri dari tiga k0mp0nen yaitu manusia-0rganisasi-tekn0l0gi. Pada dimensi manusia terkandung idua variabel, yaitu bagaimana pengguna menggunakan sistem, dan kepuasan pengguna berdasarkan pengalaman pengguna di dalam menggunakan sistem. Pada dimensi tekn0l0gi terkandung itiga variabel, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas

layanan. Pada dimensi 0rganisasi terkandung dua variabel, yaitu struktur (structure)

dan lingkungan (environment) (Alifah, 2020). M0del ini digunakan untuk

menentukan hipotesis dalam penelitian. Definisi tiap variabel pada model HOT-Fit digambarkan sebagai berikut:

(9)

Gambar 2. 2 Model Kerangkan Konseptual HOT-Fit (Askuba, 2018)

Pada Gambar 2.2 menunjukkan kesesuaian antara manusia, organisasi,

teknologi dan teknologi. Garis panah tebal menunjukkan kesesuaian atau fit.

Selanjutnya net benefits merupakan penilaian terhadap dampak dari penerapan sistem informasi. Dari gambar ditunjukkan 8 (delapan) komponen yang mempengaruhi kesuksesan sistem informasi. Komponen tersebut yaitu, System Quality, Information Quality, Service Quality, System Use, User Satisfaction, Organizational Structure, Organizational Environment, dan Net Benefits. Sementara hubungan antar komponennya ditunjukkan dengan garis panah tipis. Berikut merupakan penjelasan mengenai komponen yang mempengaruhi keberhasilan sistem informasi pada HOT- Fit model :

Tabel 2. 2 Indikator HOT-Fit

Aspek Variabel Indikator

Technology System Quality

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Ease of learning 2. Ease of use 3. Response time

4. Security

(10)

Information Quality

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Accuracy 2. Completeness 3. Availability 4. Timeliness 5. Compatibility

Service Quality

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Responsiveness 2. Emphaty

3. Follow-up service 4. Assurance

Berdasarkan tabel 2.2 dijelaskan definisi tentang variabel komponen yang digambarkan pada gambar 2.2. Terdapat 3 bagian yaitu manusia, teknologi dan

organisasi dimana masing-masing komponen memiliki dimensi. Selanjutnya net

benefits yang merupakan penilaian terhadap dampak dari penerapan sistem informasi tersebut. Teknologi terdiri dari system quality, information quality, dan service quality.

Human System Use

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Level of use 2. Knowledge User Satisfaction

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Perceived of usefulness 2. User satisfaction

Organization Structure

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Top management support

2. Strategy Environment

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Communication 2. Competition

Net Benefits Net Benefits

Melakukan pengukuran pada indikator:

1. Effectiveness 2. Efficiency 3. Direct benefits

(11)

Manusia terdiri dari system use dan user satisfaction. Organisasi terdiri dari structure dan environment.

2.4 SEM

Suatu teknik statistik yang mampu melakukan analisis hubungan dan pola

hubungan antarvariabel, variabel dengan indikatornya, iserta kesalahan pengukuran

secara langsung didefinisikan sebagai Structural Equation Modelling atau disingkat

SEM. SEM digunakan sebagai teknik analisis data untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel yang digunakan di penelitian secara menyeluruh. SEM bukan digunakan untuk membuat suatu teori, namun digunakan dalam proses konfirmasi dan pemeriksaan pada suatu bentuk model (Santoso, 2012). SEMidibagi menjadi dua model, yang pertama ialah model struktural dan yang kedua ialah model pengukuran.

M0del yang dirancang untuk memeriksa hubungan antara variabel laten disebut m0del struktural. Model yang digunakan untuk memeriksa hubungan antara variabel laten dan variabel yang diamati ialah m0del pengukuran (biasa disebut indikator) (Kline & R, 2015). Tahapan pokok untuk melakukan penelitian menggunakan SEM yaitu (Santoso, 2012) :

1. Model specification: berdasarkan te0ri yang sudah ada dilakukan pembuatan model SEM. Pemodelan dibuat dalam bentuk persamaan matematis atau bentuk gambar atau diagram.

2. Menyiapkan gambaran penelitian dan pengumpulan data yang akan diuji.

3. Model identification: tahap ini bertujuan agar diketahui apakah model bisa dianalisis.

4. Model testing dan model estimation: tahap dilakukan dengan menguji model berupa model pengukuran, kemudian model struktural.

Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi salah satunya yaitu SmartPLS. Aplikasi ini dikembangkan di Jerman oleh University of Hamburg (Alifah, 2020).

2.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dalam penelitian validitas dinyatakan sebagai kemampuan mengukur keakuratan alat ukur dalam penelitian pengukuran benda yang diukur. Uji validitas

(12)

dianggap sebagai tes yang imenunjukkan sejauh mana alat ukur digunakan saat mengukur benda yang diuji. Jika pengujian dilakukan sesuai dengan fungsi

pengukuran, dan diberikan ihasil pengukuran yang akurat dan akurat sesuai dengan

tujuan pengujian, maka dapat dikatakan pengujian tersebut sangat efektif.

Sebaliknya, jika data yang diberikan 0leh pengujian tidak sesuai dengan tujuan

pengujian, maka efektivitas pengujian dikatakan rendah (Wahyuni, 2014). Uji

validitas dapat mengukur isejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan

pengukuran. Agar dapat diketahui kelayakan tiap pernyataan dalam suatu kuisi0ner dalam mendefinisikan suatu variabel biasanya digunakan uji validitas (Hinton, 2004).

Uji validitas dilakukan dengan mencari nilai Outer Loadings, iAverage Variance

Extracted (AVE), dan Cross Loading. Nilai outer loadings digunakan untuk mengukur besarnya k0relasi antara indikat0r dan variabel (Hidayat, 2012). Nilai AVE digunakan untuk mengetahui validitas hubungan antara indikator dan variabel penelitian (Hidayat, 2012). Rumus untuk AVE sebagai berikut:

AVE = ...(2.1) Dimana:

= loading factor = 1 -

Nilai cross loading digunakan untuk mengetahui apakah nilai dari indikat0r mempunyai k0relasi yang lebih tinggi dengan variabel lainnya daripada dengan variabelnya sendiri (Hidayat, 2012). Pengujian validitas dilakukan dengan yang menggunakan rumus (Wahyuni, 2014):

...(2.2)

Dimana:

= Koefisien kolerasi iantara variabel X dan variabel Y

= Jumlah perkalian antara variabel X dan Y

= Jumlah dari kuadrat nilai X = Jumlah dari kuadrat nilai Y

(13)

= Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan

= Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan

Uji reliabilitas melakukan pengukuran dan pengujian data untuk mengetahui variabel dengan alat salah sehingga hasil tersebut bisa dipercaya. Dikatakan hasil

pengukuran reliabel artinya iharus memiliki tingkat k0nsistensi dan kesempurnaan.

Dalam penelitian, reliabilitas merupakan sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap k0nsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek di k0ndisi yang sama.

Penelitian dapat diandalkan bila jawaban resp0nden memberikan hasil yang k0nsisten untuk pengukuran yang berulang. Suatu kuesi0ner idikatakan reliabel jika

dari nilai cronbach’s alpha > 0,6. Semakin tinggi dari nilai cronbach’s alpha maka

akan semakin dapat diandalkan pula jawaban yang diberikan resp0nden (Larazoni, 2017).

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus (Wahyuni, 2014):

...(2.3) Dimana:

= iReliabilitas yang dicari

= Jumlah item pertanyaan yang diuji

= Jumlah varians sk0r tiap-tiap item = Varians t0tal

Berikut merupakan nilai alpha dari reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini.

Tabel 2. 3 Nilai Alpha

Nilai Alpha Reliabilitas

>0.90 Sempurna

>0.80 Kuat

>0.70 Mencukupi

0.50-0.70 Moderat

<0.50 Rendah

Tabel 2.3 menjelaskan nilai alpha pada reliabilitas dan keterangannya dalam reliabilitas. >0,90 menunjukkan nilai sempurna. >0,80 menunjukkan nilai kuat. >0,70

(14)

menunjukkan nilai mencukupi. 0,50-0,79 menunjukkan nilai moderat. <0,50 menunjukkan nilai rendah.

2.6 Skala Likert

Pengukuran sikap, pikiran, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang

terhadap suatu indikasi disebut iskala likert. Skala likert ialah salah satu skala yang

paling banyak digunakan dalam kuesioner. Diantara studi yang dilakukan dalam bentuk survei, skala likert adalah yang paling banyak digunakan. Fenomena sosial

yang terjadi di masyarakat pada tahun 1932 dinilai dan diukur oleh Rensis

menggunakan skala likert berdasarkan pendapat dan persepsi yang ditunjukkan.

Skala likert dapat menggambarkan variabel yang akan diukur sebagai variabel indeks (Suwandi, Imansyah, & H.Dasril, 2019).

Jika pilihan yang disediakan untuk responden banyak, maka jawaban responden semakin terwakilkan. Akan semakin sukar untuk menemukan kata-kata yang dapat dimengerti secara umum jika pilihan jawaban yg disediakan semakin banyak. Jawaban- jawaban yang ditelah dikumpulkan kemudian diberi skor untuk keperluan kuantitatif. Skor yang diberikan pada skala likert dapat ditunjukkan dalam bentuk skala interval. Dari ipenelitian yang dilakukan, terdapat beberapa peneliti yang tidak memiliki pendapat yang sama yang mengatakan bahwa skor memiliki

skala interval akan tetapi skor tersebut mempunyai skala 0rdinal. Jawaban iskala

likert terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Skor yang dapat diberikan misalnya (Takulake, Lakat, & Sembel, 2019):

Tabel 2. 4 Skor Jawaban

iJawaban Skor

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Tabel 2.4 merupakan nilai acuan yang telah digunakan pada penelitian ini. iSk0r 1

untuk jawaban sangat tidak setuju. Sk0r 2 untuk jawaban tidak setuju. Sk0r 3 untuk jawaban setuuju. Sk0r 4 untuk jawaban sangat setuju (Takulake, Lakat, & Sembel,

(15)

2019).

2.7 Populasi

Populasi ialah semua orang, peristiwa, objek yang menjadi fokus penelitian

yang selanjutnya akan diteliti (Suryo & Raharja, 2011). iSedangkan menurut

Arikunto populasi diartikan sebagai keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto,

2010). Populasi dideskripsikan sebagai 0bjek atau subjek dengan sifat idan

karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti selama melakukan penelitian dan kemudian menarik kesimpulan dari penelitian tersebut (Pradana & Reventiary, 2016). Jadi populasi juga bisa berupa objek atau benda lain, bukan hanya orang.

Populasi tiak hanya sekedar yang ada pada 0bjek atau subjek yang diteliti namun juga termasuk seluruh ciri subjek atau objek (Sugiyono, 2018).

2.8 Hipotesis

Sebuah asumsi sementara yang memiliki tingkat kebenaran yang rendah sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap pernyataan tersebut dengan menggunakan teknik tertentu biasa disebut dengan hipotesis. Hipotesis hanya bersifat sementara. Dalam menyusun hipotesis diperlukan teori yang berasal dari hasil penelitian, jurnal ilmiah atau fenomena yang terjadi disekitar kita. Hasil dari hipotesis yang telah disusun tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam rancangan penelitian, teknik pengumpulan, serta analisis data serta penyimpulan.

Sebuah hipotesis dapat dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang harus dapat diuji (Muhson, 2013).

Hipotesis menurut bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu Hipotesis nol ( ) dan

Hipotesis alternatif ( ). merupakan hipotesis yang menyatakan kenetralan terhadap

suatu keadaan. merupakan kebalikan dari yang terdiri dari dua macam yaitu

hipotesis searah (one tailed) dan hipotesis dua arah (two tailed). Hipotesis searah merupakan hipotesis yang arah hubungannya sudah ditentukan, contohnya kualitas sistem berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem. Sedangkan hipotesisi dua arah merupakan hipotesis yang belum diketahui arah hubungannya. Contohnya kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan sistem, akan tetapi belum diketahui apakah berpengaruh secara positif atau negatif (Muhson, 2013).

(16)

Perbandingan nilai rata-rata dua buah sampel dengan nilai n yang kecil (n<30) dan simpangan baku populasi (s) yang tidak diketahui, biasanya digunakan distribusi t, sehingga lebih dikenal dengan uji t (Hartanto, 2009). Rumus untuk menghitung uji t yaitu

Uji t = n – k...(2.4) Dimana n adalah jumlah responden/pengguna dan k adalah jumlah variabel.

Sehingga:

•Jika > atau - < - maka diterima dan ditolak.

Jika - ≤ atau ≤ maka ditolak dan diterima.

Pengambilan kesimpulan adalah dengan membandingkan dengan .

Jika lebih besar atau sama dengan dari dengan taraf signifikansi 5%,

maka variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Sebaliknya, jika lebih

kecil dari maka variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan.

(17)

22

2.9Penelitian Terdahulu Referensi pada penelitian terdahulu dijadikan acuan dalam melakukan evaluasi SIAK pada Disdukcapil. Tabel 2. 5 Penelitian Terdahulu No Peneliti Metode PermasalahanHasil 1 (Krisbiantoro, Suyanto, & Luthfi, 2015)

HOT-FitiSelama penerapan SLiMS ada beberapafitur,fungsiyangtidak berjalansesuaidenganharapan dalammenghasilkansebuah informasi sehinggapengambilan keputusan menjadi lama.

iPenerapan SLiMS belum sepenuhnyaberhasilkarena ditemukan beberapa fitur dalam SLiMS yang tidak sesuai dengan kebutuhan petugas perpustakaan olehkarenaituperlu diadakan perbaikan dan pengembangan sistemagarsesuaidengan kebutuhan sistempadaSTMIK AMIKOM Purwokert0. Kualitassistem, kualitas informasi dan kualitassistem berpengaruh p0sitif terhadap penggunaan sistem dan kepuasan penggunasedangkan kepuasan pengguna dan struktur 0rganisasi berpengaruh terhadap Net

(18)

23

benefit. 2 (Wahyuni& Maita, 2015)

UTAUTEvaluasi dilakukan karena ditemukan permasalahanyaitu masihadanya istaff yang belum tahu dan mengerti dalammemanfaatkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sehinggadalammengaplikasikan isistemtersebutbanyakterjadi kesalahan seperti padalayanan registrasi danbilling system.

Variabel yangberpengaruh terhadapsikap penggunaan teknologiadalahekspektansi kinerja (performace expectancy). Hambatan dalamimplementasi SIMRSialah SIMRSsering menemuikendala seperti duplikasi datadan fungsiyang ibelumberfungsi dan permasalahantersebuthanya dapat diselesaikan secara reaktif, tidakada evaluasidan m0nit0ring. 3 (Pamugar, Winarno, & Najib, 2014)

UTAUT, DeL0ne dan McLean, HOT-Fit

Implementasie-learningpada lembagaPemerintah memerlukan evaluasiuntuk mengetahui fakt0r- fakt0r yangdipengaruhi 0leh kesuksesandan penerimaan pengguna terhadap e-learning serta pengaruhnya tehadap kinerja Adanya faktoryangmempengaruhi kesuksesane-learningdan menggambarkan kesesuaianantara pegawai, e-learning, dan 0rganisasi.

(19)

24

0rganisasi. 4 (Saputra, 2016)HOT-FitPenerimaan penggunaterhadap SIMRS masihsangatkurang sehinggapenggunaanSIMRS kurang maksimal.

Variabel yangmempengengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS: Tekn0l0gi: kualitas sistem, kualitas layanan, dan kualitas inf0rmasi. Manusia: penggunaan sistem. Organisasi: struktur0rganisasi. 5 (Murnita, Sediyono,& Purnami, 2016)

HOT-FitEvaluasi dilakukan karena kebijakan peng0perasian sistem farmasi belum sepenuhnyadilaksanakan, manajer keuanganmasihsulituntuk memprediksipengeluaran biaya untuk pembelian stok0bat, inf0rmasi jumlah 0bat yangterekap pada sistem informasi farmasi tidak sama denganjumlah 0bat yangada di gudang, dan kualitas petugas farmasi juga masih rendah.

Kinerja SIM farmasi itu dikatag0rikan baik hanya dari aspektechn0l0gysedangkan dari aspek humandan 0rganizati0n dikatag0rikan kurangbaikseperti halnya belumadanyapr0grampelatihan tentang sisteminf0rmasi padapetugas farmasi, tidak adanya SPO pada petugas farmasi dan petugas SIMyangmenyebabkan keterlambatan pembetulan jikaterjadi masalah pada sistem. 6 (Erimalata, 2016)

HOT-FitBelummemadainya dukungan regulasidan k0mitmenpimpinan, belummemadainya kompetensi SDM yang mengel0la keuangan serta aset dan tekn0l0gi inf0rmasi, dan Terdapat pengaruh pengendalian 0rganisasi terhadap kualitas informasi aset tetap yang dihasilkan.

(20)

25

belummemadainya pemanfaatan teknologi informasi dan ketersediaan database. 7 (Thenu, HOT-FitDinasKesehatanKabupaten

SIMPUStelah digunakan secara rutin namunbelumdidukung denganadanyaprosedur penggunaan dan pelatihan

Belumada monitoring yangrutin dan terjadwal, dan anggaranyang ada belumdapat mengatasi kebutuhan pemeliharaan perangkat pendukung SIMPUS

Kualitas SIMPUS yang digunakan baik, mudah digunakan dan tersedia menu untuk mengkomunikasikan data

Kualitas informasi yang dihasilkan belumakuratdan tidak lengkap karenatidakmemuat data pelayanan diPUSTUdan PKD. Kuallitas layanan lambat berkaitan dengan prosedur pendanaan.

Sediyono,& Purworejo telah mengembangkan Purnami , 2016)SistemInformasi Manajemen Puskesmas(SIMPUS)demi tersedianya informasi yang cepat, tepat dan akurat guna mendukung pengambilan keputusan dan kebijakan pelayanan Puskesmas, namunpadakenyataannyaada pelaporan yangkosongdan puskesmas yang tidak menggunakan SIMPUS. 8 (Monalisa &TAMEvaluasi dilakukan karena ditemukanFaktor yang lebih dominan berpengaruh

(21)

26

Setia, 2016)permasalahan yaitu: Tidakadanyamenu lupa password.Jikaada pegawai yanglupapassword harus melaporkan ke admin, hal ini membuatpekerjaan menjadi lama. Terjadiperbedaan jumlah Klinik KB (KKB) yang ada dengan yang dilaporkan. Serversisteminformasi pengolahan data statistik rutin sering down. Konten grafik tidak berfungsi dengan baik.

terhadappenerimaan penggunaSistem Informasi Pengolahan Data Statistik Rutin (SISR) adalahfaktormanfaatsebesar 43.5%, sedangkan faktor kemudahan hanya sebesar 31.1%. 9 (Asnawi, 2016) HOT-FitEvaluasi dilakukan karena ditemukan permasalahan yaitu perlu dilakukan pengembanganterhadapSliMS seiring denganperkembangan teknologi dan kebutuhan data yang semakin meningkat.

Adanya pengaruhpositif terhadap system qualityterhadapsystem usedan terdapathubunganyangcukup kuat antarakualitasdenganpenggunaan sistem. Hubungan antara faktot manusia- organisasi-teknologi sangat berpengaruh terhadapnet benefit. 10(Wulan, TAMPenerapan aplikasi pendataan BioTerdapat 4 konstrukyangberpengaruh

(22)

27

Soedijino, & Henderi, 2017)

SistemOnline dalamrangka meningkatkan akses,mutu,tata kelola dan akuntabilitas, sejauh ini masihdirasabelumoptimaldalam penggunaanya. Masihada operator yang lupa pasword dan juga belum memahami manfaat menu-menu pada aplikasi.

signifikan terhadap penerimaan Bio Sistem Online.Variabel perceived easeofuse merupakan faktor yang paling kuat dalam mempengaruhi penerimaan dalamBio Sistem Online. 11(Gisnawan, 2017)

DeLone dan McLean

Operator sistemtidakpuasdengan adanyasistemdenganpresentase 55% sehingga akan dinilai variabel yangmempengaruhi kepuasan operatorterhadapkualitas sistem, kualiatas layanan,dan kualitas informasi.

Sisteminformasi belumdapat meningkatkan kepuasanoperatordiRS Budi Agung Palu yaitu: Kualitasdarisistemtidak berhubungan terhadapkepuasan operator Kualitasdariinformasi berhubungan terhadapkepuasan operator Kualitas layanan tidak berhubungan terhadap kepuasan operator 12(Mujianto, Soedijino, & Henderi, 2017)

HOT-FitPenggunaanwebsiteyang belum maksimaldan belumpernah mengevaluasi website untuk mengetahui tingkat keberhasilan Keseluruhanpenilaian yangditunjukkan terhadapwebsitedisimpulkan sangat baik, tetapi terdapat tiga indikator yang perlu diperbaiki yaitu kecepatan waktu respon,

(23)

28

websitePMBdibeberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jombang.

fasilitaspetunjukpenggunaan, dan kepuasan tampilan. 13(Rozanda& Masriana, 2017)

HOT-Fitdan TAM

Kurangnya pelatihan penggunaan SIMPEGkepada bagian kepegawaian, komunikasi yang kurang pengguna, manfaat dan kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem, kualitas informasi serta layanan yang dihasilkan

Adanya pengaruhantara ketiga dimensiyaitumanusia, organisasi dan teknologi Berdasarkan hasil membandingkan metode HOT-Fit dan TAM, dapat disimpulkanbahwa TAM merupakanmetode terbaik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasiimplementasiSIMPEGdi PTUN Pekanbaru. Didapatkan bahwa metode TAM menjelaskantentang kesuksesan padakemudahanlebih banyak dibandingkan metode yang HOT FIT menjelaskan keberhasilan pada struktur organisasi berpengaruh terhadapnet benefit. 14(Megawati & Firnandi, 2017)

TAMdan UTAUT Evaluasi dilakukan karena ditemukan permasalahanyaitu masihadanyapegawaiyang Perbandingan metode TAM dan UTAUT, didapatkanhasil Metode TAMlebih menjelaskan penerimaan pengguna SIMRS

(24)

29

tidakpahamdalamdengankonstrukkemudahanyang menggunakan SIMRS dan masihberpengaruh terhadap konstruk kegunaan kurangnya pelatihanatausedangkan metode UTAUT menjelaskan pengenalancarapenggunaanpenerimaan penggunaSIMRSdengan SIMRS. konstruk ekspektasi usaha berpengaruh terhadap ekspektasi kinerja. 15(Abda'u,HOT-FitSejak SIMRSditerapkandiVariabel yangmempengengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS : Teknologi: kualitas sistem, dan kualitas layanan. Manusia: penggunaansistem, dan kepuasan pengguna. Organisasi: -

Winarno, & RSUD Dr. Soedirman Kebumen, Henderi, 2018)belumpernahdilakukan evaluasiterhadapSIMRS sehinggaperlunyadilakukan evaluasi penerapan SIMRS di RSUD Dr. Soedirman Kebumen dengantujuanmenilai, mengukur, memperbaiki atau menyempurnakan SIMRS. 16(Adriyanto&- Evaluasi dilakukan karenaHasilpenelitian menunjukkanbahwa Kismartini, upgrade aplikasi SIAK untukpenilaian terhadap pelaksanaan kebijakan 2018) kecamatan dan kabupaten yang darisegiInput Process, Output, dan memerlukan waktuini Outcome sudah sesuai dan berjalan dengan menyebabkan data yang tidak baik. sinkron,serta sosialisasi dan pelatihan bagi tenaga pengelola SIAK yang masih kurang.

(25)

30

17(Hilmy, Herlambang, & Saputra, 2018) DeLone dan McLean

Evaluasi dilakukan karena ditemukanpermasalahanyaitu penggunayangbelumpuas terhadapsistemyangada sekarang.

Hasil yangdidapat darivariabel System Qualityadalah dari kelima indikator yangdiuji terdapattiga indikator yangmemberikan nilai kesuksesanbeberapaada yang negatifdiantaranya indikator realibility, responsetime, dan flexibility. Hasil yangdidapat darivariabel Service Quality adalah dari ketiga indikator yang diuji ketiga indikator memberikan nilai kesuksesan beberapaada yangnegatif diantaranya indikator assurance, empathy, danresponsiveness. Hasil yang didapat dari variabel User Satisfaction adalah dari dua indikator yang diuji terdapat satu indikator yang memberikan nilai kesuksesanbeberapaada yang negatif pada indikator repeat purchase. 18(Sukamto, TAMMelakukanevaluasiterhadapHasilkorelasiganda antaravariabel

(26)

31

Sastria, & Pujasartika, 2019)

SIMLITABMAS untuk mengetahui penggunaan sistem informasi yang dianggapsangatberpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadappenggunaansistem informasi.

independen dengan variabel dependen yaitu variabelKebermanfaatandan variabel KemudahanterhadapvariabelPenerimaan SIMLITABMASdidapatkan hasil korelasi sebesar 0,558. Hal ini menunjukkan bahwa korelasiganda antara variabel independen terhadap variabel dependen dinyatakan memiliki hubungan atau keeratan yang kuat. 19(Ayuardini& Ridwan, 2019)

HOT-FitImplementasi metode HOT Fit pada evaluasi tingkat kesuksesan sistem pengisian KartuRencana Studi (KRS) terkomputerisasiuntuk melakukan perbaikan atau menyempurnakan sistem serta melakukan pengembangan terhadap peluang yang ada sehingga dapat diperbaiki, optimal, serta menunjang tujuan, visi, dan misi Universitas Gunadarma.

Sistempengisian KRS terkomputerisasidiPSMA Universitas Gunadarma secara keseluruhan sudah memperoleh kualifikasi interpretasi baik. Hasil pengukuran dari tujuh karakteristik yangterdapatpada metode HOT-Fitmasing-masing memiliki nilai interpretasi yang baik. 20(Afiana, Subarkah,& Hidayat , 2019)

UTAUTdan TAM

Evaluasi dilakukan karena ditemukanpermasalahanyaitu tuntutanolehpihak manajemen untuk mengembangkan sistem sehingga dapat memberikan

Metode TAM hasil pengujian yang palingberpengaruh terhadap kesuksesan sistemrekam medis manajemen rumah sakit ialah pada variabelPerceived Ease of Use.

(27)

32

pelayanan yang optimal. Metode UTAUT2 hasil pengujian yangpalingberpengaruh terhadap kesuksesansistemrekammedis manajemen rumah sakit ialahpada variabelEffort Expectancy. Metode yang lebih baik digunakan dalam kesuksesan sistem informasi manajemen rumah sakit di Rumah Sakit Wijaya Kusuma DKT Purwokerto yaitu metode UTAUT 2. 21(Widagdo, Pangesti, Hadianti, & Riana, 2019)

TAMMembandingkanUNBK menggunakan sistem dengan ujian manual menggunakan kertas pada SMA Santa Theresia Jakarta.

Tingkat pengaruh yang lebih tinggi dalampenerimaan siswa terhadap SistemUNBKadalahkemudahan penggunaanmenggunakanSistem UNBK. Tingkat pengaruh yang lebih rendah ditunjukkan pada minat pengguna dalammenggunakansistemdan perilaku pengguna dalam menggunakan sistem. 22(Mudiono& Roziqin, 2019)

- Terdapat 3 permasalahanyang pertama kualitas informasi yang dihasilkan kurang sesuai oleh pengguna sistem, yang kedua pada Variabel yangmempengengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS: Teknologi: kualitas terhadap informasi

(28)

33

penggunaansistemyaitusikap pengguna sistem kurang baik, dan yangketiga yaitu pelatihan yang kurang maksimal.

yang dihasilkan dan kualitas terhadap layanan yang diberikan. Manusia: kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem. 23(Pamungkas, 2019)

HOT-FitEvaluasi dilakukan untuk mengetahui suatu sistem informasi dapat berjalandenganbaikdan sesuai dengan kebutuhan pengguna informasi perpustakaan digital.

Penerapan SistemInformasi PerpustakaanDigitalbelum sepenuhnyaberhasildalam penerapannyakarenamasihada beberapafitur dan tampilan sistem yangkurangsesuaiataukurang responsif Kualitas informasi, kualitas layanan dan Kualitas sistem, berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. 24(Jaya, Herlambang, & Wijoyo, 2019)

HOT-FitPengukuran kualitas website DISBUDPAR Banyuwangi didasari olehintruksiPresidenNomer3 tahun 2003yangmenjelaskan bahwa untuk mencapai tata kelola ITPemerintahan yangbaikperlu adanya evaluasi yang kontinu.

Hasil pengukurankualitas layanan websitePariwisata Banyuwangi denganmenggunakanmetode e- Govqualyaitu (80,57%). Hasil pengukurankualitaslayanan websitePariwisata Banyuwangi dengan menggunakan metode (HOT)- Fityaitu (81,57%). Hasil pengukuran kualitas layanan

(29)

34

websitePariwisata Banyuwangi dengan menggunakan metode Kano Modelyaitu (80,95%). 25(Soraya,HOT-FitDilakukanevaluasikarenaHasil yang didapat yaitu: Kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan sistem Kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan sistem Kualitas layanan memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan sistem Kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna Kualitas informasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna

Adawiyah, & ditemukanpermasalahanyaitu Sutrisna, 2019)penerapan sisteminformasi manajemen obat di IFRS selama ini belum berjalan dengan baik karena sistem informasi yang dilakukan masih manual. 26(Saharja, UTAUTEvaluasi dilakukan karenaHasil analisis menunjukkan bahwa kondisi Wijoyo,& ditemukanpermasalahanyaitupada variabel performance expectancy Herlambang, pegawaipoliklinik menjelaskantermasuk pada kategori sangat tinggi, 2019) pada penerapan sistem informasi sehingga dapat diartikan bahwa dengan manajemen ini masih sering terjadi adanya sistem informasi kesehatan pada kesalahan seperti padalayanan poliklinik Universitas Brawijaya dapat registrasi dan kasir , pada layanan membantu tenaga medis dalam meningkatkan ini sering terjadi duplikasi data dan performa kerja. ketidakakuratan data pasien.

(30)

35

27(Lestariningsih, Artono,& Afandi, 2020)

HOT-FitEvaluasi dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang palingberpengaruh terhadap keberhasilan implementasie- learningmenggunakanpendekatan HOT Fit modelyang dinilai dari kepuasan pengguna.

Aspekteknologi yaitu variabelkualitas sistem, kualitas layanan dan variabel kualitas informasi yang mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan sistem. 28(Putra, Dangnga, & Majid, 2020)

HOT-FitEvaluasi dilakukan berdasarkan permasalahanyangdialami yaitu masihkurangnya fasilitas yang disediakandisetiap unityang menyebabkanadanyasistemshift yangdigunakan olehpetugas SIMRS tersebut.

Padaaspek human(manusia), penggunaanaplikasi SIMRS sudah berjalanlancar, dilihatdarisisi penggunaansistemdan kepuasan pengguna. Pada aspekorganization (organisasi) ditinjaudariaspek organisasijuga sudah cukup baik karena diRSUD Andi Makkasau Kota Parepare bahwa disetiapunititu selaludilakukan pengawasan SIM RS. Pada aspektechnology(teknologi) juga sudah cukup baik, karena dari hasil wawancaradiRSUDAndi Makkasau Kota Parepare bahwa pihak manajemen SIM RS sudah

(31)

36

menggunakanjaringanyanglebih cepat. 29(Annisa Rahmadanyar, 2020)

HOT-FitEvaluasi dilakukan karena sebelumnya tidak pernah dilakukan evaluasiterhadapSAP.Evaluasi terhadapsisteminformasi merupakan hal yang penting untuk meyakinkan perusahaanbahwa implementasinya dapat memenuhi kebutuhan perusahaandalam meningkatkan kinerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SAP yaitu: Kualitas sistem terhadap penggunaan SAP Kualitasinformasi terhadapalur komunikasi perusahaan Kualitassistemterhadapalur komunikasi Penggunaan SAP terhadap kepuasan pengguna Alur komunikasi terhadap lingkungan kerja Lingkungan kerja terhadap manfaat yang diterima perusahaan Kualitas pelayanan yang dihasilkan terhadap kepuasan pengguna Kepuasan pengguna SAP terhadap manfaat yang diterima perusahaan 30(Andriani, Setyanto,& Nasiri, 2020)

TAMImplentasi KRSonlinehingga saat ini belumpernahdilakukan evaluasi. Hal ini sangat diperlukan

Penerimaan penggunadipengaruhi olehfaktorkemudahandalam menggunakan sistem tersebut,

(32)

37

untuk mengetahui tingkat penerimaan mahasiswa terhadap sistemKRSonlineyangsudah digunakan serta mengetahui bagaiamana kemampuan kerja dari sistem yang sudah berjalan.

semakin mudah sistemdioperasikan maka akan semakin baik pula tingkat penerimaan dari sistem tersebut. Faktor manfaat dan sikap mahasiswa dalammenggunakansistemKRS online ini juga berpengaruh secara signifikan, adapun variabel eksternal yang meliputi kemudahan akses dan kenyamanantempat juga turut mempengaruhi tingkat penerimaan sistem.

(33)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pamugar dkk tahun 2014, didapatkan

bahwa adanya faktor yang mempengaruhi kesuksesan e- learning dan

memperlihatkan kesesuaian antara pegawai, e-learning, dan 0rganisasi yakni faktor

penerimaan pengguna. Penelitian pada tahun 2018 oleh Abda’u dkk didaptkan hasil variabel yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS terdapat pada dua aspek, yakni teknologi dan manusia. Pada aspek manusia yakni variabel penggunaan sistem dan kepuasan sistem. Sedangkan pada aspek teknologi yakni pada variabel kualitas sistem dan kualitas layanan. Saputra pada tahun 2016 juga melakukan evaluasi terhadap SIMRS dan didapatkan faktor yang berpengaruh terhadap sistem pada 3 aspek yaitu manusia, tekn0l0gi dan organisasi. Dimana masing-masing variabelnya yaitu pada aspek teknologi terdapat variabel kualitas sistem, kualitas layanan dan kualitas inf0rmasi. Pada aspek manusia yakni pada variabel penggunaan sistem dan pada aspek 0rganisasi terdapat variabel struktur 0rganisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Erimalata tahun 2016 menyebutkan bahwa fakt0r yang mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem yaitu ada pada kualitas informasi.

Gisnawan pada tahun 2017 melakukan evaluasi dengan model DeL0ne dan McLean untuk mengetahui kepuasan operator terhadap sistem, didaptlan hasil yakni kualitas

dari sistem tidak berhubungan iterhadap kepuasan operator, kualitas dari informasi

berhubungan terhadap kepuasan operator dan kualitas layanan tidak berhubungan dengan kepuasan operator. Mujianto dkk pada tahun 2017 melakukan evaluasi website dan didapatkan hasil yakni keseluruhan penilaian yang ditunjukkan terhadap website sangat baik, tetapi terdapat tiga indikator yang perlu diperbaiki yaitu kecepatan waktu respon, fasilitas petunjuk penggunaan, dan kepuasan tampilan.

Rozanda pada tahun 2017 melakukan penelitian terhadap SIMPEG yang kemudian didapatkan hasil bahwa metode TAM menjelaskan tentang kesuksesan pada kemudahan lebih banyak dibandingkan metode HOT-FIT yang menjelaskan

keberhasilan pada struktur organisasi berpengaruh terhadap net benefit. Ayuardini

pada tahun 2017 melakukan evaluasi terhadap Kartu Rencana Studi (KRS) pada Universitas Gunadharma untuk mengetahui tingkat kesuksesan sistem dan didaptkan hasil bahwa semua variabel yang dinilai memiliki hasil interpretasi yang baik. Pada tahun 2019 Widagdo, dkk melakukan evaluasi untuk membandingkan pelaksanaan UNBK dengan menggunakan sistem dan tidak menggunakan sistem kemudian didapatkan hasil ibahwa tingkat pengaruh yang lebih tinggi dalam penerimaan siswa

(34)

terhadap Sistem UNBK adalah kemudahan penggunaan menggunakan Sistem UNBK.

Dan tingkat pengaruh yang lebih rendah ditunjukkan pada minat ipengguna dalam

menggunakan sistem dan perilakupengguna dalam menggunakan sistem. Dan yang

terakhir ipenelitian yang dilakukan oleh Mudiono dan Roziqin pada tahun 2019

didapatkan hasil yakni pada aspek teknologi dan manusia. Pada aspek manusia didapatkan variabel yang berpengaruh yaitu ikualitas informasi dan kualitas layanan.

Pada aspek manusia variabel yang berpengaruh yakni kepuasan pengguna dalam menggunakan sistem.

Berdasarkan dari penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, ditemukan beberapa penelitian yang memiliki permasalahan yang sama dengan penelitian ini.

Terdapat 3 aspek permasalahan pada penelitian ini yang pertama yaitu aspek manusia. Permasalahan pada aspek manusia yaitu yang pertama staff yang kurang memahami sistem. Permasalahan ini mengacu pada penelitian Megawati dan Firnandi pada tahun 2017. Kemudian permasalahan yang kedua yaitu staff yang kurang teliti. Permasalahan ini mengacu pada penelitian Annisa Rahmadanyar tahun 2020. Aspek yang kedua yaitu teknologi. Permasalahan pada aspek teknologi yaitu yang pertama yaitu jaringan yang kurang memadai. Permasalahan ini mengacu pada penelitian Monalisa dan Setia tahun 2016. Kemudian permasalahan yang kedua yaitu data antar sistem yang tidak sinkron. Permasalahan ini mengacu pada penelitian Adriyanto dan Krismartini tahun 2018. Aspek yang terakhir yaitu organisasi.

Permasalahan pada aspek organisasi yaitu yang pertama yaitu belum pernah dilakukan evaluasi terkait penggunaan sistem. Permasalahan ini mengacu pada penelitian Jaya, Herlambang, dan Wijoyo tahun 2019. Kemudian permasalahan yang kedua yaitu kurang melakukan pelatihan terkait sistem. Permasalahan ini mengacu pada penelitian Rozanda dan Masriana tahun 2017. Penelitian-ipenelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan evaluasi pada sistem informasi khususnya SIAK untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada Disdukcapil

Kabupaten Kutai Timur.

Gambar

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi  8
Tabel 2. 1 Perbedaan aspek yang dinilai metode DeLone &amp; McLean   (Pamugar, Winarno, &amp; Najib, 2014)
Gambar 2. 2 Model Kerangkan Konseptual HOT-Fit (Askuba, 2018)
Tabel 2. 3 Nilai Alpha
+4

Referensi

Dokumen terkait

pada uji daya serap air bata dihasilkan nilai sebesar 15,947% dengan persentase campuran 4.223% lumpur Porong, pada pemasangan bata tersebut tidak memerlukan perendaman

Eer"t IWII de Kdwrm Ir/tehlull dcn Pnll~ U\'cr lu hnhm lut Ollmi8bnru bef\'urmillj;ell ill hel billnClllunuilch wstllllr "1111 dun Kl'rkulijkon SII\I\I; \'uf\'olgeltl, Wil ~ij du