NAMA KELOMPOK
1. Dela Pusfitasari B12.2022.04585
2. Cantik Ulfa Nisah B12.2022.04590
3. Pramartasha Dewi S, sie B12.2022.04596
4. Uswa Azizah B12.2022.04599
MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN
BAB 30
Penyusunan laporan keuangan dilakukan oleh manajemen perusahaan. Larangan bagi manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan tercantum dalam UU No 8 Thn 1995 tentang Pasar Modal (UUPM).
MANIPULASI LAPORAN
KEUANGAN
PENGERTIAN
Adanya niat jahat (intention).
Adanya perbuatan yang mengakibatkan salah saji (mis- statement) atau
penghilangan (omission).
Salah saji dilakukan
terhadap jumlah (amounts) atau penghilangan (disclosures).
Dengan maksud menipu (deceive) pengguna laporan keuangan.
02
04
01
03
Manipulasi laporan keuangan merupakan terjemahan dari fraudulent financial reporting Arens dkk. (2012: 356) mendefinisikan meliputi unsur berikut.
MORAL HAZARD
● Aturan-aturan yang dianut dalam penyusunan laporan keuangan sarat dengan hal-hal yang bersifat interpreatif apalagi dengan diterapkannya IFRS.
● Jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan banyak yang bersifat taksiran (etimates).
Dua hal ini menyebabkan kemungkinan berbedanya pandangan di antara seseorang dan orang lain. Dalam ranah inilah moral hazard biasanya beroperasi.
MANAJEMEN LABA
Pengelolaan Laba
Pengelolaan Pendapatan
Pengelolaan Beban
Manajemen perusahaan menghendaki laba dengan pertumbuhan yang stabil. Investor juga lebih senang terhadap perusahaan yang tumbuh secara dinamis. Jika suatu saat perusahaan laba yang besar, ia akan mencoba untuk menguranginya dengan membuat cadangan tersembunyi agar dapat digunakan saat mengalami kerugian. Tindakan ini disebut pengelolaan laba (earning management).
MANAJEMEN LAPORAN POSISI KEUANGAN
Pengelolaan Laporan Posisi Keuangan
Pengaturan penyajian (presentation)
Penghilangan (omission).
Memperoleh posisi keungan yang bagus di laporan posisi keuangan juga merupakan bagian dari manipulasi laporan keuangan. Apalagi jika regulasi atau kontrak mengharuskan adanya rasio-rasio yang harus dipenuhi misalnya, rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio) atau rasio modal kerja (working capital ratio). Manipulasi laporan keuangan bentuk ini disebut dengan pengelolaan laporan posisi keuangan (balance sheet management).
MANAJEMEN PENGUNGKAPAN
Manipulasi laporan keuangan dapat terjadi melalui tidak cukupnya pengungkapan (disclosures) yang
harus dilakukan. Ketidakcukupan pengungkapan dapat dikategorikan sebagai penghilangan (omission). Pengungkapan diperlukan agar laporan
keuangan tidak menyesatkan pembaca. Kekuatan (kelemahan) yang sebenarnya tentang kondisi keuangan atau hasil usaha perusahaan sangat dipengaruhi oleh cukup tidaknya pengungkapan
yang berkaitan dengan aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban.
KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Pengelolaan laba, laporan posisi keuangan, dan pengungkapan adalah jalan bagi manajemenperusahaan untuk mencapai tujuan yang sebenarnya, yaitu penilaian yang bagus dari pemegang saham dan pasar. Pertumbuhan yang
stabil dalam laba dan harga saham adalah cerminan dari tujuan tersebut. Kecurangan pelaporan keuangan merupakan salah satu cara
untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Pengelolaan pelaporan keuangan merupakan cara lain yang lebih lunak. Biasanya, cara-cara tersebut akan dikombinasikan dengan cara-cara
lain yang jika diikhtisarkan..”
1.
Salah saji (mis-statement)
2.
Ketidakcukupan penyajian
presentation dan pengungkapan disclosuresdalam laporan keuangan
kecurangan pelaporan keuangan dicerminkan 2 (dua) hal berikut :
Keduanya diwujudkan dalam kesalahan (error) dan penghilangan (omission). Kesalahan merupakan tindakan tidak sengaja, sedangkan penghilangan disertai dengan niat yang tidak baik. Terdapat 4 (empat) area yang dapat digunakan sebagai medan permainan. Keempat bidang tersebut biasanya dijalankan secara bersama-sama. Tidak berdiri sendiri-sendiri. Berikut keempat area yang dimaksud:
1. Akuntansi dan pelaporan (accounting & reporting).
2. Transaksi (transaction)
3. Tata kelola perusahaan (corporate governance) 4. Organisasi (organization)
Cara melakukan Kecurangan Pelaporan keuangan
1. Manipulasi atau memalsukan catatan akuntansi dan dokumen
pendukungnya.
3. Dengan sengaja menerapkan standar akuntansi secara keliru.
2. Membuat pernyataan yang keliru atau secara sengaja
menghilangkan jumlah, penyajian, atau pengungkapan
dalam laporan keuangan.
Pengelolaan laba merupakan cara di bidang akuntansi dan pelaporan untuk melakukan kecurangan pelaporan keuangan. International Standards of Auditing (ISA) Nomor 240 menyebutkan adanya 3 (tiga) cara untuk melakukan kecurangan melalui akuntansi dan
pelaporan. Berikut ketiga cara yang dimaksud.
Faktor utama yang menentukan kecurangan pelaporan keuangan adalah genuine tidaknya transaksi yang digunakan. Transaksi yang tidak genuine merupakan transaksi tidak wajar (tidak arm-
lenght) dan biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak independen. Transaksi yang genuine melibatkan syarat-syarat dan kondisi yang biasa
berlaku, serah terima hak atau aset yang nyata, pengakuan liabilitas yang riil dan harga atau
penilaian yang wajar.
1. Adanya pihak yang berelasi (related parties)
2. Adanya manajemen yang dominan 3. Adanya penetapan harga atau nilai
yang tidak wajar
4. Adanya pengendalian yang berada dalam satu menajemen.
Berikut kondisi yang memudahkan untuk melakukan
kecurangan
Dalam pelaporan keuangan:
SKANDAL AKUNTANSI
Tuanakotta (2013: 252-258) dengan menyitir situs internet menyebutkan 10 (sepuluh) skandal akuntansi terburuk di dunia. Berikut ini kesepuluh skandal yang dimaksud.
1. Waste Management (1998), penggelembungan laba sebesar US$1.700.000.000.
2. Enron (2001), penggelembungan laba sebesar US$500.000.000 selama 1997-2000.
3. WorldCom (2002), penggelembungan laba sebesar US$11.000.000.000.
4. Tyco (2002), penggelembungan laba sebesar US$500.000.000.
5. Health South (2003), penggelembungan laba sebesar US$1.400.000.000.
6. Freddie Mac (2003), penggelembungan laba sebesar US$5.000.000.000.
7. American Insurance Group (2005), kecurangan akuntansi sebesar US$3.900.000.000.
8. Lehman Brothers (2008), menyamarkan utang sebesar US$50.000.000.000.
9. Bernie Madoff (2008), menipu investor sebesar US$64.800.000.000 melalui skema ponzi.
10. Satyam (2008), penggelembungan pendapatan sebesar US$1.500.000.000
Di Indonesia, Bahtiar (2012: 41-208) menyebutkan kasus-kasus yang berkaitan dengan kecurangan pelaporan keuangan. Berikut beberapa di antara kasus-kasus tersebut.
1. Bank Global (2003), pelaporan surat utang fiktif, penggelembungan liabilitas.
2. Bank Lippo (2002), laporan keuangan ganda, penggelembungan laba.
3. Kereta Api Indonesia, PT (2005), penggelembungan laba.
4. Kimia Farma, PT (2001), penggelembungan laba.
5. Great River International, PT (2003), penggelembungan laba.
6. Bank Duta (1990), penggelembungan laba.
Kasus-kasus tersebut, baik yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri, berintikan upaya untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Sebagian besar cara yang digunakan adalah melalui penggelembungan (over-statement) laba. Seperti yang telah dikemukakan, cara yang ditempuh bermacam-macam, tetapi secara umum dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
1. Menerapkan standar akuntansi secara keliru.
2. Mengatur atau menciptakan transaksi yang tidak genuine.
3. Menyalahgunakan posisi manajemen yang dominan untuk mengesampingkan sistem pengendalian internal.
4. Mendirikan perusahaan-perusahaan yang dapat digunakan sebagai kendaraan untukmelaksanakan transaksi yang tidak genuine
5. Menyalahgunakan hubungan antarpihak berelasi (related parties) untuk mengaturtransaksi.
SKANDAL AKUNTANSI
Skandal akuntansi, yang marak terjadi pada awal 2000-an, mengakibatkan Senat Amerika Serikat mengeluarkan undang- undang yang disebut dengan Sarbanes Oxley Act (SOX) tahun
2002. Undang undang ini dianggap sebagai tonggak sejarah dalam menata kembali tata kelola perusahaan di Amerika Serikat, yang tentu saja, berpengaruh ke seluruh dunia. Selain
itu, undang-undang ini juga dianggap mereformasi profesi akuntan public Brooks & Dunn (2012: 666-667) menyebutkan
bahwa SOX terutama yang bertujuan untuk mengatasi krisis kredibilitas terhadap tata kelola perusahaan dan
mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal.
Beberapa hal penting yang diatur oleh SOX, di antaranya sebagai berikut (Brooks & Dunn,2012: 666-667)
1. Klarifikasi tugas, tanggung jawab, dan akuntabilitas (roles, responsibility, and accountability) dari dewan direksi (di Indonesia), dewan komite, dan auditor atau akuntan publik.
2. Pengurangan benturan kepentingan yang akan memengaruhi direksi, eksekutif, auditor,atau akuntan publik.
3. Memastikan bahwa komisaris memperoleh informasi cukup tentang
rencana dan kegiatan perusahaan, informasi tentang kecukupan kebijakan perusahaan dan pengendalian internal, dan informasi yang dapat
memastikan kepatuhan termasuk peranan whistle blower.
4. Memastikan bahwa komisaris memiliki kompetensi yang cukup di bidang keuangan dan keahlian lain yang diperlukan.
5. Memastikan bahwa laporan keuangan sudah akurat, lengkap, dapat dimengerti, dan transparan.
6. Memastikan bahwa standar akuntansi telah memadai untuk memproteksi investor.
7. Memastikan bahwa regulasi dan pengawasan terhadap akuntan publik yang mengaudit perusahaan publik serta penunjukan dan parameter kinerja mereka telah memadai(adequate) dan tepat (appropriate) untuk melayani kepentingan public.
LAPORAN TAHUNAN
BAB 31
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan kepada direksi untuk menyampaikan laporan tahunan, termasuk laporan keuangan, setelah ditelaah oleh dewan komisaris, dalam jangka waktu selambat- lambatnya 6 bulan setelah tahun buku perseroan berakhir. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 86 juga mengharuskan emiten untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan dan mengumumkannya kepada publik.
LAPORAN TAHUNAN
Ikhtisar data keuangan Laporan
dewan komisaris
Laporan direksi Profil
perusahaan
02
04
0 1
03
OJK mewajibkan emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan. Dalam keputusannya Nomor 134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 dirinci bentuk dan isi laporan tersebut yang tercakup dalam Peraturan Nomor X.K.6.
06 05
Analisis danpembahasan manajemen Tata kelola
perusahaan
Laporan tahunan wajib memuat poin-poin berikut.
3. Laporan direksi memuat hal-hal berikut.
1. Kinerja perusahaan 2. Gambaran tentang prospek usaha.
3. Penerapan tata kelola perusahaan.
1. Ikhtisar data keuangan memuat informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun atau sejak dimulainya usaha.
Informasi keuangan meliputi informasi dan nisbah keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan yang bersifat data historis.
2. Laporan dewan komisaris memberikan
penilaian terhadap kinerja direksi dan pandangan atas prospek
usaha perusahaan yang disusun oleh direksi.
4. Profil perusahaan yang layak dicatat adalah kewajiban untuk melaporkan antara lain.
1) Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensinya.
2) Bidang dan kegiatan usaha.
3) Struktur organisasi.
4) Visi dan misi perusahaan.
5) Nama, kepemilikan, bidang usaha anak perusahaan, dan perusahaan asosiasi.
6) Uraian tentang nama pemegang saham yang persentase
kepemilikannya lebih dari 5 persen.
7) Uraian tentang direktur dan komisaris yang memiliki saham emiten atau perusahaan publik.
5. Analisis dan
pembahasan manajemen merupakan bagian penting
dari laporan tahunan.
Walaupun tidak diungkapkan secara tegas, analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai perusahaan dari sudut
likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan.
6. Tata kelola perusahaan memuat uraian singkat mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang telah
dan akan dilaksanakan oleh perusahaan. Dalam laporan
tentang tata kelola perusahaan, dijelaskan uraian singkat mengenai
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab semua unsur yang mendukungnya.
Peraturan Nomor X.K.J diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam Nomor 86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996.
Berikut ini hal-hal yang merupakan informasi atau fakta material tersebut.
1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan.
2. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham.
3. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya 4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting.
5. Produk atau penemuan baru yang berarti.
6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen.
7. Pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang.
8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya.
9. Pembelian atau kerugian penjualan aset yang material.
10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting.
11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, direktur, dan komisaris perusahaan.
12. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain.
13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan.
14. Penggantian wali amanat.
15. Perubahan tahun fiskal perusahaan.
FAKTA MATERIAL
PROSPEKTUS
Prospektus harus disampaikan oleh emiten pada waktu mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka
penawaran umum efek. Syarat bagi emiten untuk melakukan penawaran umum adalah bahwa emiten tersebut harus
menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam dan Bapepam telah menyatakan efektif atas pernyataan pendaftaran dimaksud.Sedemikian pentingnya fungsi prospektus sehingga Pasal 71 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 menyatakan bahwa, "Tidak satu pihak pun dapat menjual efek dalam penawaran umum, kecuali pembeli atau pemesan menyatakan dalam formulir pemesanan efek
bahwa pembeli atau pemesan telah menerima atau memperoleh kesempatan untuk membaca prospektus berkenaan dengan efek yang bersangkutan sebelum atau saat pemesanan dilakukan Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai penawaran umum dari emiten yang dapat memengaruhi keputusan pemodal yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan penjamin pelaksana emisi efek (jika ada).Pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus dalam rangka
penawaran umum diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep. 51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1995 dan
tertuang dalam Peraturan Nomor IX.C. 2.
Tanggung jawab OJK
4
Jenis penawaran
3
Nama penjamin pelaksana dan penjamin emisi efek
6
Faktor risiko
1
Nama emiten (berikut alamat).
2
Nama bursa efek
Pernyataan tentang tanggung
5
jawab OJK (Bapepam), emiten, dan penjamin pelaksana emisi efek.
Selain tanggal penting yang berkaitan dengan penawaran umum, bagian luar kulit muka prospektus memuat hal hal berikut.
Tanggung jawab OJK termuat dalam pernyataan bahwa OJK (Bapepam) tidak berwenang untuk menyetujui atau tidak menyetujui suatu emiten dalam melakukan penawaran umum.
Bagian isi dari prospektus terbagi dalam bab-bab berikut.
1. Penawaran umum.
2. Penggunaan dana.
3. Pernyataan utang.
4. Analisis dan pembahasan manajemen.
5. Risiko usaha.
6. Kejadian penting setelah tanggal laporan posisi keuangan.
7. Keterangan tentang emiten.
8. Kegiatan dan prospek usaha.
9. Ikhtisar data keuangan penting.
10. Ekuitas.
11. Kebijakan dividen.
12. Perpajakan
13. Penjaminan emisi efek
14. Lembaga dan profesi penunjang.
15. Pendapat dari segi hukum.
16. Laporan keuangan.
17. Laporan penilai
Penawaran
umum
Berikut ini hal-hal penting yang perlu diungkapkan.1. Kecenderungan, permintaan, ikatan, kejadian, atau ketidakpastian yang dapat memengaruhi hikuiditas perusahaan.
2. Ikatan untuk investasi barang modal, tujuan, sumber dana, mata uang, dan langkah-langkah untuk
melindungi risiko mata uang
3. Risiko fluktuasi kurs atau suku bunga yang memengaruhi hasil usaha atau posisi keuangan.
4. Pos luar biasa dalam laporan keuangan.
5. Kejadian atau transaksi tidak normal atau keadaan ekonomi yang dapat memengaruhi jumlah pendapatan yang telah dilaporkan.
6. Penyebab peningkatan yang material dalam penjualan atau pendapatan bersih.
7. Dampak perubahan harga terhadap penjualan dan pendapatan bersih.
8. Proyeksi keuangan (jika diinginkan emiten), Laporan keuangan prospektif dan asumsi- asumsi yang
digunakan dalam proyeksi keuangan harus diperiksa dan dilaporkan oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan.
Hal penting yang laya dicatat dari Bab I adalah informasi tentang efek yang ditawarkan, yaitu jumlah saham, nilai nominal harga penawaran, dan efek lain yang menyertai saham (misalnya, opsi atau waran). Rencana penggunaan dana yang berasal dari penawaran umum, misalnya pelunasan utang atau perluasan usaha.
Analisis dan pembahasan
manajemen
Organisasi dan Manajemen
Berikut ini yang tercakup dalam kegiatan produksi atau operasi.
1. Sumber bahan baku.
2. Proses produksi.
3. Kapasitas dan hasil produksi 4. Produk dan jasa
5. Paten, merek, lisensi franchise, dan konsesi utama.
6. Ketergantungan pada pelanggan utama atau kontrak pemerintah.
7. Sifat musiman.
8. Keadaan persaingan.
9. Pemasaran.
10. Prospek perusahaan.
Riwayat singkat, pengurusan, dan pengawasan dan sumber daya manusia diuraikan dalam Bab 7.
Dalam prospektus juga perlu dimuat anggaran dasar perusahaan
Kegiatan dan Prospek
Usaha
Liabilitas yang muncul setelah tanggal laporan posisi keuangan sampai dengan tanggallaporan akuntan dan setelah tanggal laporan akuntan sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran telah diungkapkan
Informasi keuangan
Seluruh liabilitas pada tanggal laporan keuangan terakhir telah
diungkapkan. Manajemen
sanggup untuk menyelesaikan seluruh
liabilitasnya.
01
03 02
Informasi penting yang perlu diungkapkan adalah pernyataan utang (Bab 3) mengenai hal-halberikut.
Selain data keuangan, dalam ikhtisar ini juga diungkapkan rasio keuangan yang relevan. Berikut bagian-bagian penting.
1. Rincian ekuitas per tanggal laporan keuangan.
2. Perubahan struktur permodalan (termasuk perubahan setelah tanggal laporan keuange terakhir).
3. Rencana penawaran umum
4. Tabel proforma ckuitas per tanggal laporan keuangan
terakhir dengan anggapan perubahan struktur permodalan setelah tanggal laporan posisi keuangan dan rencana
penawaran umum telah dimasukkan.
Laporan keuangan
Laporan keuangan yang disajikan meliputi jangka waktu 3 (tiga) tahun terakhir atau sejak berdirinya perusahaan. Jika efektifnya pernyataan pendaftaran telah melebihi 180 hari dari laporan keuangan tahunan terakhir.
Hal penting yang harus dikemukakan di antaranya adalah pengungkapan tidak adanya hubungan afiliasi antara emiten dan profesi penunjang. Pendapat konsultan
hukum tentang keabsahan akta-akta dan perjanjian yang relevan, status perizinan yang diperlukan untuk melakukan usaha, status kepemilikan aset yang material, dan
sengketa penting yang sedang dihadapi.
Laporan penilai paling tidak mencakup metode penilaian, uraian tentang aset
yang dinilai, dan hasil penilaian.
Laporan Profesi Penunjang
Kesimpulan yang diperoleh dalam studi menyebutkan 5 (lima) halsebagai informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan berikut.
1. Informasi tentang kinerja masa lalu bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
2. Informasi tentang pola konversi kas masa lalu bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
3. Informasi yang menjelaskan variabilitas hasil bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
4. Kemampuan prediksi merupakan perluasan karakteristik yang bermanfaat dalampengambilan keputusan.
5. Pengungkapan lebih penting daripada penyajian.
Kesimpulan tentang waktu penyampaian laporan menyebutkan bahwa pengguna lebih menekankan pada laporan interim (interim report) daripada laporan tahunan. Alasan utama penekanan pada laporan interim adalah karena laporan ini dipersepsikan dapat memberikan pemutakhiran yang lebih cepat mengenai kinerja perusahaan. Informasi ini dianggap dapat memberikan isyarat tentang apakah perusahaan masih berada dalam jalur (on track) dibandingkan dengan harapan yang dibentuk (formed
expectation) sebelumnya.
MODEL PELAPORAN PERUSAHAAN
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
TERIMA
KASIH