• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PEMBAHASAN - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 5 PEMBAHASAN - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

164 BAB 5 PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai pembahasan kasus yang telah diambil di PMB Sri Sulami, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, penulis akan membahas dengan membandingkan antara teori dengan kasus dilapangan. Pada masa pemulihan setelah melewati persalinan, ibu nifas akan mengalami perubahan fisiologis, psikologis, dan laktasi, dimana perubahan-perubahan tersebut akan menimbulkan ketidaknyamanan yang ibu rasakan. Pada setiap kunjungan, penulis melakukan pengkajian sehingga mendapatkan data subjektif yang dilakukan dengan anamnese dan data objektif yang dilakukan dengan pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik.

Pada kunjungan pertama yaitu tanggal 28 Februari 2019, Ny. I mengeluh nyeri pada perut dan luka jahitan serta ibu bertanya cara menyusui yang benar.

Ibu nampak menyeringai kesakitan akan nyeri yang dirasakannya. Ibu juga nampak kerepotan dalam menyusui bayinya. Adapun penatalaksanaan yang dilakukan penatalaksanaan untuk masalah nyeri perut yaitu menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan keadaan yang normal serta mengajarkan teknik relaksasi saat nyeri. Untuk masalah nyeri luka jahitan, penatalaksanaan yang dilakukan adalah mengajarkan ibu teknik duduk dan berbaring miring pada otot gluteus untuk mengurangi nyeri. Pada masalah kurangnya pengetahuan ibu cara menyusui yang benar adalah memberikan informasi mengenai keuntungan menyusui, dan mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, sehingga

(2)

165

penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani permasalahan pada kunjungan pertama sudah sesuai. Ibu mengalami berbagai macam masalah pada saat mulai menjalani masa nifasnya yaitu pada 2 jam postpartum. Masalah nyeri perut dan nyeri luka jahitan merupakan keadaan yang normal dialami oleh setiap ibu nifas.

Adapun pada masalah ketidaktahuan ibu cara menyusui yang benar perlu dilakukan intervensi dikarenakan proses laktasi harus dilakukan dengan benar untuk menunjang kelancaran masa nifas.

Pada pemeriksaan bayi Ny.I diperoleh hasil tangisan bayi kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik. Refleks isap, menelan, dan morro telah terbentuk. Rambut kepala tumbuh baik, rambut lanugo hilang. penatalaksanaan yang dilakukan menurut buku Sondakh (2013), adalah cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, membungkus bayi dengan kain kering yang lembut, merawat tali pusat dengan cara membungkus dengan kassa, memberikan imunisasi Hepatitis B-0.

Masalah pada kunjungan pertama sudah teratasi. Kunjungan kedua dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2019, ditemukan keluhan ibu yaitu gangguan pola tidur. Adapun gangguan pola tidur disebabkan karena kadar estrogen turun setelah bayi lahir yang berakibat pada supresi aktivitas enzim non adrenalin maupun serotin. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan menurut Bobak (2005) adalah mengurangi tingkat kebisingan baik di dalam maupun di luar ruangan, mengurangi rasa nyeri, dan mengatur tidur siang saat bayi sedang tidur, sehingga kualitas tidur ibu tidak terganggu. Ibu nifas harus mendapatkan tidur yang cukup untuk proses pemulihan tubuhnya dan untuk memperlancar proses laktasi

(3)

166

terutama saat menyusui di malam hari.

Pada pemeriksaan bayi Ny.I didapatkan hasil pemeriksaan bahwa kulit kepala dan leher bayi kuning. Menurut Marmi dan Rahardjo (2015), keadaan ini masih dalam batas fisiologis dikarenakan terjadi pada satu minggu setelah bayi lahir. Pada keadaan ini kadar bilirubbin tidak melewati kadar yang membahayakan atau yang mempunyai potensi menjadi kern ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari tanpa menggunakan pakaian (dipakaikan popok) dengan melindungi mata bayi dari cahaya matahari serta memberikan ASI yang banyak. Hal tersebut penting untuk dilakukan karena dengan menjemur bayi maka akan menyetabilkan kadar bilirubin dalam darah sehingga bayi tidak akan mengalami ikterus patologis.

Masalah pada kunjungan kedua sudah teratasi, kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal 20 Maret 2019. Pada kunjungan kali ini ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu sudah dapat menyesuaikan perannya sebagai ibu, hal ini sesuai dengan fase letting go pada perubahan psikologis ibu nifas dalam buku Anggraeni (2010) dimana ibu sudah mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, ia harus menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi. Pada pemeriksaan fisik diperoleh hasil bahwa tali pusat bayi sudah lepas. Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada bayi sesuai dengan buku Sondakh (2013) yaitu tempat tidur bayi harus hangat, memandikan bayi tidak terlalu pagi dan tidak terlalu sore, memandikan pakaian yang nyaman dan hangat, serta menganjurkan ibu untuk memantau berat badan bayi.

(4)

167

Kunjungan keempat dilakukan pada hari ke 42 postpartum, yaitu pada tanggal 11 April 2019. Pada kunjungan kali ini ibu tidak ada keluhan. Ibu sudah menggunakan KB IUD pada tanggal 8 April 2019 dengan persetujuan suami, dan ibu belum melakukan hubungan seksual setelah menggunakan KB. Ibu mengatakan darah nifas terakhir berwarna putih (lochea alba) dan sudah berhenti pada tanggal 2 April 2019. Sesuai dengan buku Anggraeni (2010) dalam kebijakan program pemerintah asuhan masa nifas bahwa konseling KB secara dini dilakukan pada kunjungan ke empat. Tidak ada acara selametan selapanan dalam keluarga ibu.

Asuhan yang diberikan penulis sesuai dengan kebijakan program pemerintah dalam asuhan masa nifas yang dilakukan empat kali kunjungan pada masa nifas. Setiap kunjungan dilakukan pemantauan yang berkesinambungan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinan – kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu dan bayi, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun bayinya.

Pada kasus Ny.I masa nifas berjalan lancar. Ibu tidak mengalami masalah dan komplikasi yang diperlukan tindakan segera. Ibu paham dan menjelaskan penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan dengan baik. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.I dan bayi sesuai dengan teori, sehinga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus Ny.I.

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban :“lah kalo sudah bangun jam gitu mbak wes nggak bisa tidur lagi mbak sampe pagi, he’e jam loro antara jam loro jam telu iku mbak” Keterangan Skor Jawaban tidak terdapat bangun

Menganalisa hubungan antara pemanfaatan buku KIA dengan kesiapan ibu hamil primigravida dalam perawatan bayi baru lahir 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian

P dengan PSQI yang pada minggu pertama tanggal 17 Februari 2018 menunjukkan hasil 9 buruk karena masih banyak terdapat tanda-tanda fisik kurang tidur, namun pada minggu kedua tanggal 24

Salah satu dampak yang tidak baik adalah terjadinya bayi lahir dengan berat badan lahir rendah BBLR, yaitu yang memiliki berat badan lahir bayi kurang dari 2500 gram.. Bayi yang

E/ Tali pusat bayi terbungkus dengan baik agar tidak mudah terkena infeksi f Timbang berat badan bayi E/ Berat badan bayi selalu dapat batas normal g Ukur suhu tubuh bayi, denyut

Tanggal lahir : untuk untuk mengetahui kapan bayi lahir, sesuai atau tidak dengan perkiraan lahirnya Jenis kelamin : untuk mencocokkan identitas sesuai nama bayi, serta menghindari

Hipotiroidisme juga dapat menurunkan tidur tahap 4, dan sebaliknya Hipertiroidisme menyebabkan tidur panjang.Nokturia atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur dan siklus tidur

Dibuktikan dengan kulit kering, tidak bersisik, tidak ada luka, tidak ada panu, suhu kulit hangat, warna kulit sawo matang, kulit bersih, handuk bersih, pakaian bersih, kuku tidak