• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PENDEKATAN DAN LANDASAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 6 PENDEKATAN DAN LANDASAN PERANCANGAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

113 BAB 6

PENDEKATAN DAN LANDASAN PERANCANGAN

6.1 Pendekatan Perancangan Secara Umum

Pendekatan yang digunakan pada Restoran Jepang ini dalah menggunakan pendekatan Arsitektur Jepang Tradisional.Dimana pendekatan ini dapat memperkuat arsitektur pada restoran jepang mulai dari suasana, struktur, elemen dan budaya.

6.2 Pendekatan Perancangan Terkait Masalah Utama 6.2.1 Pendekatan elemen Tradisional pada Restoran Jepang

Pada bangunan restoran jepang ini terdapat beberapa fasilitas yang disediakan untuk pengunjung di dalamnya.Dengan adanya fasilitas ini, tentu saja diperlukan penataan ruang supaya pengguna restoran dapat bergerak secara optimal dan leluasa.Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk menata ruang seperti ruang,penghawaan, pengcahayaan, bentuk, dan penataan perabot.

6.2.1.1 Ruang Washitsu

Ruang washitsu ini akan menjadi sebuah ruang yang akan banyak digunakan pada restoran jepang dimana ruang ini merupakan sebuah ruang yang akan digunakan pengunjung untuk makan dan minum.Ruang pada restoran jepang memiliki perabot yang berbeda beda pada tiap tipe nya.Dimana ruang washitsu diperlukan set kursi dan meja rendah karena hal tersebut merupakan salah satu budaya orang jepang yang mengharuskan penggunanya untuk duduk di permukaan lantai begitu pula dengan ruang teh.

Ruang Washitsu adalah ruang tradisional multifunsgi yang memberikan kekayaan spiritual dan kenyamanan dimana alas lantainya berupa lantai tatami.Pada awalnya, tatami hanya digunakan oleh kaum bangsawan yang akan duduk di atas tikar tunggal yang diletakkan di lantai. Tatami menjadi lebih luas selama Periode Muromachi; Namun, masih umum untuk menggunakan tikar yang berdiri sendiri karena hanya orang kaya yang mampu menutupi seluruh ruangan dengan tatami. Pada abad-abad berikutnya, tikar tatami menjadi semakin umum, dan mereka ditemukan di hampir semua rumah Jepang sampai lantai kayu dan karpet modern mulai menggantikannya dalam beberapa dekade terakhir.

(2)

114 Terdapat 2 tipe ruang washitsu yaitu shoin dan sukiya. Ruang bergaya Shoin awalnya berfungsi sebagai ruang belajar di kuil dan biasanya dilengkapi dengan meja, ceruk, dan rak built-in. Ruang bergaya Shoin menjadi populer di kediaman Periode Muromachi di mana fungsinya diperluas untuk menerima dan menjamu tamu.Gaya sukiya adalah variasi dari gaya shoin dengan perbedaan artistik yang halus. Gaya sukiya sangat dipengaruhi oleh upacara minum teh dan biasanya terlihat di ruang minum teh.

Ruang bergaya Sukiya cenderung lebih pedesaan dan bersahaja dibandingkan dengan ruang shoin formal untuk lebih mencerminkan cara minum teh. Elemen karakteristik termasuk dinding tanah liat tanpa hiasan, anyaman jerami atau langit-langit bambu, fusuma tanpa dekorasi dan kayu yang belum selesai.Berikut ini akan membahas pengertian mulai dari elemen, fungsi sampai etika yang ada pada ruang tatami.

A. Elemen Ruang Washitsu

Elemen elemen pada ruang washitsu bersifat menempel atau tidak dapat di pindah atau dilepas, sifatnya seperti tatami yang diijak sebagai alas dan seperti tokonoma untuk meyimpan barang berharga.

Table 17. Elemen pada Ruang Washitsu

Elemen Washitsu Funsgi

Tatami Untuk melapisi lantai pada ruang tatami.

Shoji Pintu geser yang berupa kayu dan kertas buram yang berfungsi agar cahaya tetap masuk kedalam ruangan.

Fusuma Pintu geser yang berupa kayu dan kertas namun tidak tembus cahaya sehingga dapat dilukis.

Ranma Ventilasi udara dan cahaya pada ruangan.

Tokonoma Untuk meletakkan barang dan karangan bunga seperti ikebana Tenjo Langit langit pada ruang tatami

Meja Rendah Meja rendah yang biasanya terletak di ruang tatami dapat difungsikan menjadi meja makan dan dapat menjadi meja hangat saat musim dingin.

Zabuton Sebuah bantal yang digunakan menjadi alas duduk di lantai tatami.

(Sumber : Analisa Pribadi)

(3)

115 B. Fungsi Ruang Washitsu

Seperti yang telah dibahas di poin sebelunya, Washitsu merupakan ruang tradisional yang memberikan kekayaan spiritual dan kenyamanan.Beragam fungsi yang dapat digunakan pada ruang washitsu.setelah membahas adanya elemen pada ruang, berikutnya akan diuraikan penjelasan tentang fungsi ruangan Washitsu, yaitu antara lain

Table 18. Fungsi Ruang Washitsu Washitsu sebagai

ruang…

Funsgi

Ruang makan Washitsu sebagai ruang makan tedapat meja rendah dan sebuah bantal kecil ebagai alas duduk di atas tatami.

Ruang teh Ruang teh zaman dahulu dilakukan di chashitsu yaitu ruangan yang terpisah dari bangunan utama, namun sekarang banyak juga yang melakukannya di ruang washitsu.

(Sumber : Analisa Pribadi)

C. Etika dalam ruangan Washitsu

Etika sopan santun sangat penting di negara jepang, maka dari itu sangat penting untuk mengetahui aturan dasar etika seperti tata cara makan, tata cara duduk dan tata cara meminum teh.

a. Melepas sepatu dan sandal

Melepas alas kaki sebelum masuk ruangan diwajibkan karena dapat merusak tatami.

b. Tidak menginjak shikii dan heri di tatami

Saat hendak masuk kedalam ruang tatami sebaiknya jangan menginjak rel kayu bawah (shiiki) pada fusuma atau shoji supaya menghindari kerusakan di bagian rel.Begitu pula dengan heri atau pinggiran tatami karena heri melambangkan garis antara tuan rumah dan tamu.

c. Cara duduk dan berjalan di tatami

Cara duduk dan berjalan hanya berlaku pada saat acara formal saja.

Pertama-tama adalah duduk di atas zabuton dan jangan mengubah posisi zabuton. Ketika duduk di tatami, lipat kaki di bawah paha dan bokong di tumit.Untuk perempuan tidak diperbolehkan duduk sambal memeluk lutut atau duduk dengan kaki bersila. Yang diperbolehkan adalah duduk dengan

(4)

116 lutut di lantai, lipat kaki ke kedua sisi bawah paha dengan bokong bertumpu pada tatami (seiza).

Dari ketiga poin diatas dapat disimpulkan bahwa etika dalam masuk kedalam ruang tatami adalah melepas alas kaki Ketika hendak masuk ruangan, lalu tidak menginjak rel kayu shoji dan fusuma dan yang ketiga adalah cara duduk pada umumnya tidak ada aturan namun Ketika saat meminum teh saat upacara diharuskan untuk duduk dengan posisi seiza.

6.2.1.2 Warna

Yang kedua adalah warna, warna merupakan salah satu hal yang cukup besar yang berpengaruh pada kegiatan dan indra manusia didalamnya.Dengan pemilihan warnaa yang baik pada ruang (dinding, lantai, plafond) maka akan memberikan dampak positif bagi penggunanya.

Gambar 61. Warna Sumber : (Black & Murata, 2000) 6.2.1.3 Penghawaan

Untuk menghasilkan penghawaan di dalam ruangan dapat memanfaatkan langit langit yang tinggi dan memiliki banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi penghawaan di dalam bangunan dengan melalui penggunaan elemen shoji dan engawa sehingga pengguna restoran nyaman untuk menggunakan fasilitas restoran.

(5)

117 Gambar 62. Penghawaan

Sumber : (Black & Murata, 2000) 6.2.1.4 Pencahayaan

Pencahayaan pada restoran jepang memanfaatkan sinar langit sebagai pencahayaan dari elemen jepang Shoji yang merupakan jendela setinggi pintu dan memiliki material kayu dan kertas sebagai pengganti kaca sehingga sinar dapat masuk kedalam ruangan.Selain memanfaatkan sinar langit, ada juga pencahayaan buatan seperti penggunaan lampu yang akan digunakan saat malam hari saja.

Gambar 63. Pencahayaan Sumber : (Black & Murata, 2000)

6.2.1.5 Ruang Luar

Bangunan restoran jepang memiliki ruang luar yang dimana berfungsi sebagai pelingkup dan pemersatu antar ruang dalam dan ruang luar.Pada bangunan ini, terdapat 3 jenis ruang luar yang direncanakan, yaitu parkir, drop off, dan taman.Peletakan drop off filetakan didepan lobi atau entrace menuju bangunan,sehingga pengunjung restoran dapat lebih cepat dan mudah untuk masuk kedalam bangunan.

Gambar 64. Drop Zone

(6)

118 Gambar 65.Drop off

(Sumber : Pinterest.com)

Area parkir diletakan dekat entrace masuk tapak dan dekat dengan drop off, untuk memudahkan akses masuk dan keluar pengunjung restoran.

Dan selanjutnya adalah taman yang akan diletakkan di tengah massa bangunan untuk estetika saat pengunjung sedang menikmati makanan sembari melihat pemandangan yang ada di taman dan pada belakang bangunan juga terdapat taman jepang.

Gambar 66. Taman Jepang Pasif (Sumber : Pinterest.com)

Tapak yang digunakan dalam perencanaan Restoran Jepang memiliki vegetasi yang cukup banyak yang dapat dimanfaatkan dan dapat dikembangkan.Salah satunya pembuatan taman.Taman memiliki fungsi ramah lingkungan yang dapat membudidayakan tanaman atau vegetasi pada tapak dan memberikan nilai estetika pada pengguna Restoran Jepang.

(7)

119 Gambar 67. Taman Jepang Publik

(Sumber : Pinterest.com) 6.2.3 Pendekatan Masalah Terkait Material Lokal

6.2.3.1 Kayu sebagai material lokal

Kayu merupakan salah satu material yang dapat diterapkan pada restoran karena memiliki syarat aman untuk kesehatan lingkungan serta penggunanya seperti yang dijelaskan pada buku miliki Frick & Suskiyatno (1998) yang mengatakan bahan bangunan tradisional dari alam seperti kayu, bambu, batu dan tanah liat tidak mengandung zat kimia juga tidak membahayakan Kesehatan.Berbeda dengan material sekarang yang memiliki kandungan bahan campuran didalamnya seperti keramik atau pipa plastik.

Perabotan kayu tradisional Jepang diberi sentuhan akhir yang berbeda sesuai dengan tujuan penggunaannya dan sifat permukaan kayunya. Seiring waktu banyak item furnitur menjadi terkait dengan praktik finishing tertentu, tetapi secara umum yang asli tujuan penerapan lapisan akhir adalah untuk melindungi dan menyegel kayu, sekaligus meningkatkan daya tarik dekoratif. Berikut ini merupakan alternatif kayu lokal sebagai pengganti kayu jepang:

1. Kayu Sengon

Seperti yang telah dijelaskan dipoin sebelumnya bahwa sengon merupakan kayu yang cocok digunakan sebagai lantai, dan dinding selain itu kayu sengon dapat tumbuh dengan cepat dibandingkan kayu-kayu yang lain.Sehinga penggunaan kayu sengon dapat digunakan sebagai alternatif pembuatan lantai dan dinding pada restoran jepang.

2. Kayu Bengkirai

Kayu bengkirai ini sangat cocok digunakan sebagai konstruksi pada bangunan restoran jepang karena tergolong awet, kuat dan tidak mudah menyusut karena adanya perubahan suhu dan juga tergolong stabil sehingga cocok untuk diolah menjadi material struktur konstruksi bangunan pada restoran jepang.

3. Kayu Lapis

Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, kayu ini biasa diolah sebagai sekat ruang atau partisi, pintu, jendela, lantai, dinding, dan bahan

(8)

120 pelapis.Oleh karena ini kayu lapis ini dapat menjadi alternatif kayu pada elemen jepang Shoji, Fusuma, Ranma dan pintu lainnya.Selain itu Jepang yang merupakan salah satu Mitra dagang kayu lapis Indonesia, menempati urutan pertama sebagai negara tujuan ekspor terbesar, sehingga kayu lapis ini sering digunakan pada jepang dan cocok digunakan pada restoran jepang yang akan dirancang.

6.2.3.2 Bambu sebagai material lokal

Selain kayu terdapat juga bambu yang dapat menjadi alternatif bahan lokal karena bambu dapat diurai dengan baik di alam, lalu bambu adalah material bambu tidak mencemari lingkungan dan merupakan material bangunan yang dapat berkelanjutan sehingga tidak memperngaruhi keseimbangan alam.Material bambu adalah material yang memiliki corak khas dan estetika tersendiri.Material bambu juga mampu untuk bertahan hidup dengan strukturnya yang efisien.Material bambu ini dapat digunakan untuk pembuatan plafon ajiro tenjo karena plafon tersebut diharuskan memakai material bambu, selain plafon bambu juga dapat digunakan untuk sebuah jembatan pada taman, lalu sebagai material pada sudare dan dinding dan lantai pada engawa.

6.2.3.3 Batu sebagai material lokal

Batu juga dapat menjadi material yang dapat digunakan pada restoran jepang sebagai struktur pondasi bangunan karena sifatnya yang kuat dan memiliki daya tahan yang lama dan tidak dapat lapuk.Batu memiliki umur pemakaian seumur hidup dan mudah untuk dikerjakan karena dapat dikerjakan dengan manual dengan tenaga manusia dan bantuan alat perkakas sehingga tidak membutuhkan banyak biaya untuk kosntruksinya.Selain dapat digunakan pada konstruksi bangunan restoran jepang, batu juga menjadi elemen jepang yang dapat diterapkan pada restoran jepang seperti penggunaan batu sabak sebagai pijakan pada taman jepang dan pondasi, lalu penggunaan batu granit pada kamar mandi.

Setelah meneliti beberapa alternatif material yang dapat digunakan pada bangunan restoran jepang dibuatlah kesimpulan berupa tabel.Berikut adalah tabel kesimpulan penggunaan alternatif material lokal :

(9)

121 Table 19. Alternatif Material lokal

Struktur/elemen Bangunan

Material Alternatif Alasan

Atap & kolom Kayu Bengkirai Karena tergolong awet, kuat dan tidak mudah menyusut karena adanya perubahan suhu dan juga tergolong stabil sehingga cocok untuk diolah menjadi material struktur konstruksi bangunan pada restoran jepang.

Dinding & Lantai Ruang Makan

Kayu Sengon Kayu Sengon merupakan kayu yang cocok digunakan sebagai lantai, dinding, dan kolom selain itu kayu sengon dapat tumbuh dengan cepat dibandingkan kayu-kayu yang lain.

Elemen Jepang

(Shoji, Fusuma, Ranma, dll)

Kayu Lapis Biasa diolah sebagai sekat ruang atau partisi, pintu, jendela, lantai, dinding, dan bahan pelapis, dan Plafon , Sudare dan Engawa Bambu Karena ruangan didominani

dengan ruangan bertatami maka digunakan plafon Ajiro Tenjo yang dimana palfon tersebut

merupakan plafon

bermaterialkan bambu yang digunakan pada ruang bertatami.

Pondasi dan Lantai Eksterior Batu alam Sabak Selain digunakan pada pondasi batu ini cocok digunakan sebagai elemen eksterior seperti dinding, pagar dan taman sehingga dapat digunakan sebagai elemen bebatuan pada taman

(10)

122 Lantai Kamar mandi Batu alam Granit Memiliki corak yang indah dan

unik.Batu ini sering digunakan pada lantai dan dinding area dapur dan kamar mandi karena memiliki tekstur yang natural.

(Sumber : Analisis Pribadi)

6.3 Landasan Perancangan Tata Ruang Bangunan

Perancangan Restoran Jepang direncanakan memiliki beberapa fasilitas pada ruang dalam maupun ruang luar, sehingga diperlukan penataan ruang yang sesuai dengan hubungan ruang yang berkaitan.Fungsi utama pada bangunan Restoran Jepang ini adalah sebagai sarana rekreasi dan komersial yang membutuhkan kenyamanan pada tiap ruang ruang yang ada.Pada fasilitas yang berhubungan dengan kuliner yaitu ruang makan, ruang makan washitsu dan ruang teh didesain dengan meletakan di tempat yang memiliki pencahayaan alami yang maksimal dan memiliki bukaan yang memiliki view pemandangan taman jepang pada restoran.Lalu memiliki organisasi ruang berbentuk Cluster, dimana bentuk cluster ini dapat memisahkan fasilitas dan fungsi ruang bangunan seperti kantor dengan restoran, dan restoran dengan area servis seperti ruang ME, Mushola, dan lain-lain.

6.4 Landasan Perancangan Bentuk Bangunan

Bangunan Restoran yang akan dibangun menerapkan konsep arsitektur tradisional jepang yang meerapkan tradisi maupun budaya jepang.Dengan adanya konsep tersebut maka akan mempererat arsitektur jepang pada restoran jepang.Memiliki 2 lantai dimana lantai 1 merupakan tempat makan umum dan di ruangan atas merupakan ruangan privat.Selain itu bentuk bangunan pada restoran ini direncanakan terdiri dari beberapa massa dengan fungsi yang berbeda beda

6.5 Landasan Perancangan Struktur Bangunan

Perancangan struktur Restoran Jepang direncanakan akan menggunakan struktur kolom dan balok yang bermaterial kayu.Diketahui karena kayu merupakan salah satu material bangunan yang sering digunakan pada bangunan tradisional jepang dan selain itu material alam seperti kayu merupakan material yang ramah lingkungan

(11)

123 dan juga terjamin kesehatannya karena tidak mengandung bahan campuran seperti semen.

6.5.1 Struktur Atas

Struktur bagian atas terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Atap Kirizuma

Atap jenis Kirizuma atau sering disebut atap pelana.Atap ini sering ditemui dijepang dan sering digunakan di jepang oleh karena itu akan digunakan atap pelana Kirizuma untuk mendominasi bangunan restoran jepang tradisional.

2. Kolom Struktur

Kolom struktur berbentuk persegi panjang menggunakan material kayu karena kayu merupakan material alam yag digemari dan memiliki ciri khas atau corak tersendiri yang dapat menambah estetika pada bangunan.

6.5.2 Struktur Bawah

Karena restoran akan menggunakan konstruksi panggung kayu maka untuk struktur bawah terdapat pondasi yang dimana direncanakan menggunakan pondasi umpak dan pilecap untuk memperkuat struktur bangunan. karena tinggi bangunan adalah 2 lantai.

Gambar 68. Pondasi umpak (Sumber : Google Images)

(12)

124 6.6 Landasan Perancangan Bahan Bangunan

6.6.1 Dinding

Terbagi menjadi 2 jenis dinding pada Restoran Jepang, yaitu dinding permanen dan dinding partisi.

1. Dinding Permanen

Dinding permanen direncanakan menjadi dinding utama pada Restoran Jepang dengan menggunakan material kayu karena pada umumnya bangunan jepang seringkali menggunakan material kayu sebagai dinding utama.

Gambar 69. Dinding Permanen

Sumber : (Black & Murata, 2000) 2. Dinding Partisi

A. Kayu dan Bambu

Menggunakan material bambu dan kayu ringan sebagai partisi antar ruang, khususnya pada ruang tatami sebagai partisi antara ruang tatami satu dengan ruang tatami lainnya.

B. Shoji

Shoji juga dapat digunakan sebagai partisi antar ruang dimana ketika membutuhkan ruang yang lebih luas maka shoji dapat digeser dan terbentuklah ruang baru yang lebih luas karena menjadi satu dengan ruangan yang ada disebelahnya.

(13)

125 C. Fusuma

Selain Shoji, Fusuma juga dapat dapat digunakan sama halnya dengan penggunaan shoji yang dapat digeser sesuai keinginan dan sesuai kebutuhan ruang.

6.6.2 Plafon

Restoran memiliki tinggi plafon kurang lebih setinggi 3,5 m.Supaya tidak berkesan gelap karena paterial dinding berupa kayu, maka plafon yang digunakan menggunakan plafon gypsum dan dengan perpaduan rangka kayu berukuran 60 x 60 sebagai estetika.Namun untuk ruang tatami akan digunaan Plafon Tenjo dengan model Ajiro Tenjo yang menggunakan material bambu

Gambar 70. Plafon Ajiro Tenjo

Sumber : (Black & Murata, 2000) 6.6.3 Lantai

Restoran jepang memiliki karakteristik suasana yang hangat Terdapat beberapa jenis lantai yang akan digunakan pada perancangan Restoran Jepang yaitu :

1. Papan Vinyl : Digunakan pada area Indoor dan daerah khusus seperti ruang makan karena memiliki nilai estetika dan biasananya pada bangunan jepang menggunakan material kayu sebagai lantai.

(14)

126 Gambar 71. Lantai Vinyl Kayu

Sumber : (Black & Murata, 2000)

2. Tatami : Digunakan pada ruang washitsu dan ruang teh.

Gambar 72. Lantai Tatami

Sumber : (Black & Murata, 2000)

3. Keramik : Digunakan pada area servis seperti dapur,janitor dan toilet.Penggunakan keramik pada dapur ini ditujukan karena memenuhi persyaratan dari ruang restoran yaitu harus mudah dibersihkan.

4. Batu alam : Digunakan pada area luar restoran seperti pada teras atau data juga digunakan pada kamar mandi.

Gambar 73. Lantai Batu Alam Sumber : (Black & Murata, 2000)

6.7 Landasan Perancangan Fasad Bangunan 6.7.1 Bukaan

Bukaan akan diterapkan pada beberapa sisi bangunan seperti penempatan jendela dengan menyesuaikan letak ruangan.Bukaan ini akan digunakan sebagai

(15)

127 penghawaan alami dari angin luar lalu masuk kedalam bangunan.Selain itu bangunan tradisional memiliki bukaan berupa pintu geser shoji disetiap sisi bangunannya sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan selalu masuk dan berjalan dengan lancar.

Gambar 74. Fasad Bangunan

Sumber : (Black & Murata, 2000) 6.7.2 Warna

Warna yang digunakan pada Restoran Jepang menggunakan warna asli dari bahan material bangunan yang digunakan seperti kayu yan berwarna coklat muda, tatami yang berwarna coklat tua dan bebeatuan yag berwarna gelap.

6.7.3 Material

Material yang dikenakan pada fasad bangunan pada restoran jepang adalah menggunakan material alam kayu karena hal ini memiliki prinisip arsitketur jepang yang dekat dengan alam.Dari berbagai jeni kayu yang ada dijepang direncanakan restoran jepang yang akan dibuat adalah menggunakan material kayu Sengon yang dimana kayu sengon memiliki daya tumbuh yang cepat dibanding kayu yang lain sehingga tidak merusak lingkungan.Finishing yang digunakan pada material kayu ini adalah finshing natural coating.

6.8 Landasan Perancangan Tata Ruang Luar 6.8.1 Area Parkir

Pada area parkir menggunakan perkerasan paving dan walaupun paving merupakan perkerasan paving tetap dapat meresap air hujan dan meneruskannya ke tanah, setelah itu menggunakan kanopi untuk area parkir karena transportasi mobil dan motor membutuhkan peneduh supaya tidak terkena panas maupun hujan.Pedestarian

(16)

128 juga dibutuhkan pada area parkir untuk menempatkan beberapa vegetasi pohon dan dapat digunakan untuk sirkulasi pejalan kaki yang turun dari transportasi, lalu digunakan juga sebuah cansting untuk sebagai pemisah antara jalan parkir dengan pedestarian.

6.8.2 Taman Jepang

Area taman jepang ini menggunakan elemen-elemen yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu berupa batu sebagai pijakan agar tidak merusak rerumputan disekitarnya, lalu pagar untuk membatasi ruang luar dan ruang dalam, lalu terdapat engawa sebagai pembatas antara interior dan eksterior dan terdapat beberapa dekorasi jepang seperti kolam, air mancur bambu, dan lain-lain.

Gambar 75. Taman Jepang

Sumber : (Black & Murata, 2000) 6.8.3 Taman Zen

Taman Zen ini merupakan taman yag digunakan hanya sebagai estetika dan hanya untuk dipandang, jadi tidak dapat dipijak karena pada taman zen merupakan seni pasir yang diukir menggunakan sapu khusus untuk mengukir ukiran tersebut.

(17)

129 Gambar 76. Taman Zen

Sumber : (Black & Murata, 2000) 6.9 Landasan Perancangan Utilitas Bangunan

6.9.1 Utilitas Air Bersih

Utilitas air bersih pada bangunan Restoran Jepang akan menggunakan air bersih dari PDAM yang disimpan pada ground water tank dengan pompa.Air bersih akan digunakan pada dapur,toilet, mushola, taman jepang.Untuk pengalirasn dari ground tank menggunakan pompa yang akan mengalirkannya ke kran pada masing masing ruang yang membutuhkan air bersih.

Diagram 8 .Utilitas Air Bersih

(Sumber : Analisis Pribadi) 6.9.2 Utilitas Air Kotor

Terdapat 2 jenis air kotor, antara lain:

1. Black Water : yaitu limbah dari manusia yang akan didistribusikan ke bio-tank.

2. Grey Water : Air kotor dari floordrain, dan washtafel yang dapat digunakan Kembali untuk penyiraman tanaman atau flush toilet.

6.9.3 Utilitas Elektrikal

Utilitas elektrikal pada Restoran Jepang menggunakan sumber dari PLN dan genset dimana PLN akan digunakan kebanyakan pada malam hari karena pada bangunan sangat memaksimalkan bukaan dan pencahayaan, sedangkan genset digunakan untuk hal darurat seperti saat terjadi listrik padam.

PDAM METERAN POMPA BANGUNAN

PLN PANEL MDP SDP

RUANG GENSET

(18)

130 Diagram 9. Utilitas Elektrikal

(Sumber : Analisis Pribadi)

6.9.4 Utilitas Pencahayaan

Fungsi dari adanya pencahayaan adalah untuk pengelihatan dan estetika.Estetika ynag dimaksud adalah seperti untuk membuat suatu ruangan makin menonjol dan menjadi sebuah dekorasi.Terdapat 2 jenis pencahayaan, yaitu:

1. Pencahayaan Alami

Tujuan adanya pemanfaatan pencahayaan alami adalah supaya mendapat pencahayaan yang cukup dan berkualitas sekaligus mengurangi pantulan langsung dan rasio kecerahan yang besar.Umumnya luas bukaan untuk pencahayaan alami adalah mencapai 40% hingga 80% dari keseluruhan dinding atau 10% hingga 20% dari keseluruhan lantai

2. Pencahayaan Buatan

Semakin banyak cahaya maka pengelihatan indera semakin baik dan mata manusia dapat menyesuaikan intensitas terap gelapnya cahaya.Pencahayaan buatan digunakan saat pencahayaan alami tak lagi mengakomodasi kegiatan pada bangunan seeprti pada ruang makan.Terdapat tiga jenis pencahayaan yaitu:

a. Accent Lighting

Berfungsi untuk menyorot suatu benda agar dapat terlihat.Contohnya adalah penggunakan lampu spotlight dan Wall lamp dan jenis lampu ini dapat digunakan pada tokonoma di ruang washitsu.

Gambar 77. Accent Lighting

(19)

131 (Sumber : Google Images)

b. Task Lighting

Difungsikan untuk membantu suatu aktivitas seperti penggunaan lampu meja.

Gambar 78. Task Lighting

(Sumber : Google Images) c. Ambient Lighting

Difungsikan untuk menempatkan titik lampu pada tengah ruangan contohnya penggunaan lampu downlight dan diletakkan pada tengah ruang makan.

Gambar 79. Ambient Lighting

(Sumber : Google Images) 6.9.5 Utilitas Penghawaan

Terdapat 2 jenis penghawaan, yaitu:

1. Penghawaan Alami

Penghawaan alami atau dapat disebut ventilasi alami merupakan pertukaran udara di dalam bangunan melewati elemen elemen yang bersifat terbuka.Contoh penerapan penghawaan alami ini adalah melewati jendela dan ventilasi udara.

(20)

132 2. Penghawaan Buatan

Penghawaan buatan digunakan untuk menambah penghawaan saat cuaca panas meningkat Ketika penghawaan alami tidak bisa menciptakan kenyamanan pada dalam ruang seperti penggunaan AC dan exhaust

a. AC

Terdapat 3 masam AC,anatara lain:

AC Central

Digunakan pada ruangan yang lebih luas seperti perkantoran dan hotel.

Gambar 80. AC Central (Sumber : Google Images)

AC Split

AC Split memiliki suara yang tak bising dan biasanya terletak ada di indoor atau dibalik plafon sehingga tidak mengganggu keindahan pada ruangan.

Gambar 81. AC Split

(21)

133 (Sumber : Google Images)

AC Window

Digunakan pada ruangan yang kecil seperti perumahan.

Gambar 82. AC Window (Sumber : Google Images)

b. Exhaust

Exhaust berfungsi untuk menghilangkan udara di dalam ruang dan membuagnnya ke luar ruangan.Penggunakan Exhaust biasanya diletakkan ada dapur untuk menghisap udara panas dari api kompor dan menghisap bau dari proses memasak sehingga dapur akan selalu segar.

Gambar 83. Exhaust

(Sumber : Google Images)

Penggunaan penghawaan buatan ini dapat membantu udara yang ada di restoran terjaga stabil dan konstan karena kota Semarang memiliki suhu udara yang panas.Selain

(22)

134 itu penggunaan Exhaust pada dapur sangat berguna untuk pertukara udara di dalam dapur sehingga kegiatan pada dapaur dapat berjalan lancar dan nyaman.

6.9.6 Utilitas Transportasi Vertikal

Transportasi vertikal yang digunakan pada restoran jepang adalah Tanggan.Tangga ini menjadi salahsatu transportasi vertikal yang ramah lingkungan karena tidak dibutuhkan energi listrik

Gambar 84. Transportasi Vertikal Tangga (Sumber : Google Images)

6.9.7 Utilitas Keamanan

Beikut merupakan sistem keamanan ynag ada di restoran jepang, anatara lain:

1. Security

Security adalah sistem keamanan aktif dimana mereka akan mengelilingi sekitar bangunan untuk mengintai keamanan.

2. CCTV

CCTV adalah sistem keamanan pasif dimana hanya diletakkan pada ruang-ruang tertentu dan merekam keadaan lingkungan sekitar yang terlihat oleh kamera.

Gambar 85. CCTV

(23)

135 (Sumber : Google Images)

6.9.8 Utilitas Kebakaran

Restoran memiliki potensi yang besar akan terjadinya kebakaran karena api merupakan kebutuhan pada dapur restoran untuk memasak sehingga memasang utilitas kebakaran sangat penting untuk ada di dalam restoran.Terdapat 5 alternatif untuk pemadam kebakaran yaitu:

1. Smoke Detector

Terletak di dalam ruangan dan berguna untuk mendeteksi asap yang lewat pada smoke detector dan secara otomatis mengeluarkan alarm untuk memperingatkan seluruh pengguna bangunan untuk berhati-hati

Gambar 86. Smoke Detector (Sumber : Google Images)

2. Sprinkler

Terletak pada plafon dan akan mengeluarkan air bila splinkler mendeteksi suhu yang panas.

(24)

136 Gambar 87. Sprinkler

(Sumber : Google Images)

3. Hydrant pillar

Terletak pada luar bangunan dan diletakkan berjauhan sesuai jarak air yang keluar dari titik masing – masing hydrant pillar.

Gambar 88. Hydrant Pillar (Sumber : Google Images)

4. Hydrant Box

Diletakkan didalam ruangan dan menyesuaikan panjang selang dari hydrant box tersebut.

Gambar 89. Hydrant Box (Sumber : Google Images)

(25)

137

5. APAR

APAR diletakkan pada dalam ruangan dan jarak antara APAR adalah 20m.

Gambar 90. APAR (Sumber : Google Images)

6.9.9 Utilitas Pengolahan Limbah

Terdapay beberapa jenis limbah pada restoran antara lain:

1. Limbah organik

Berupa limbah padat yang berasal dari sisa makanan seperti sayur, buah dan daging.Limbah ini mudah terjadi pembusukan dan mudah sekali terurai sehingga menimbulkan bau tidak sedap yang berdampak sumber bakteri.

2. Limbah anorganik

Berupa limbah padah seperti plastic dan kertas dapat biasanya limbah ini tidak dapat diurai.

3. Limbah cair

Berupa air kotor sisa dari kegiatan ynag ada di dapur seperti air sisa cuci piring dan gelas.Limbah ini dapa menyebabkan bau tak sedap dan limbah ini dapat meresap di tanah dan mencemarkan sumber air di lingkungan sekitar.

4. Limbah minyak

Berupa minyak sisa memasak dan lemak dari daging hewan.Limbah ini jika dibiarkan mengalir akan menimbulkan bahaya karena menjadi sumber berkembang biaknya bakteri yang dapat mengurangi andungan oksigen dalam tanah.

(26)

138 Berdaskan hasil limbah diatas perlu diatas dengan beberapa jenis pengolahan limbah, antara lain:

1. Tempat sampah

Tempat sampah dapat menjadi salah satu pengolahan limbah organic dan anorganik

2. Alat saring

Alat saring dapat menjadi pengolahan limbah dalam dapur dan tempat cuci, alat ini berupa filter berjaring dan berguna untuk menyaring limbah padat organic dengan air kotor.

3. Grease Trap

Merupakan alat saring yang dapat memfilter antar air da minyak hasil limbah cucipada dapur.

4. Bak pengendap lemak

Bak ini terbuat dari dinding beton atau bata dengan finishing aci dan berfungsi untuk mengendapkan limbah cair yang mengandung sisa minyak yang lewat dari grease trap.

5. Bak control

Berfungsi untuk mengontrol aliran air secara berkala dari bak pengendap lemak yang akan masuk menuju bak penglahan air.Bak control menunjukan kondisi lemak ynag telah difiltrasi oleh bak pengenda lemak.

6. Bak pengolahan air

Bak pengolahan air merupakan bak untuk menampung air kotor yag tercampur dengan sisa leak dan telah melewati 2 proses penyaringan sebelumnya sehingga air limbah pada bak ini telah terfilter.

7. Sumur peresapan air

Berfungsi untuk proses pembuangan air yang telah mengalami filtrasi kemudian air dikembalikan pada tanah dalam bentuk air yang netral.

Gambar

Table 17. Elemen pada Ruang Washitsu
Table 18. Fungsi Ruang Washitsu  Washitsu sebagai
Gambar 61. Warna  Sumber :  (Black & Murata, 2000) 6.2.1.3 Penghawaan
Gambar 63. Pencahayaan  Sumber :  (Black & Murata, 2000)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Material bahan akustik yang digunakan pada ruang kelas praktek yaitu:. a) Lantai menggunakan karpet. b) Dinding pelingkup menggunakan kayu, glasswool, gypsum,

1) Struktur ambu tengah dan ambu bawah menggunakan material bambu tali dan kayu rasamala. 2) Struktur ambu atas menggunakan kombinasi material yaitu bambu tali, pipa besi

Pada alternative 1 fasad selatan di tutupi oleh partisi kayu dari material bangunan lama, sedangkan pada alternatif 2 fasad bangunan dibiarkan begitu saja sehingga

Vegetasi Bahan bangunan pada sekolah alam menggunakan material lokal yang mudah ditemukan serta memanfaatkan bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk bahan bangunan,

Berdasarkan keunggulan yang dimiliki oleh bambu sebagai sumber daya alam pengganti kayu, memiliki manfaat bagi lingkungan hidup, dan sebagai bahan baku yang sustainable,

PADA KONSEP RUSTIC Sesuai dengan pengertian konsep Rustic yang berbasis terhadap lingkungan yaitu menggunakan bahan-bahan material dari alam seperti kayu, bambu,

Selain material strukturnya material untuk tampilan fasad dipilih yang sesuai konsep bangunan yaitu mimikri sehingga terdapat pemakaian bahan-bahan buatan yang dapat menunjang

Mengingat bahan material struktur dan konstruksi yang akan digunakan pada bangunan Wahana Wisata Kuliner yang direncanakan adalah material bambu untuk beberapa massa