• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 : Analisis Sustainability pada Royal Dutch Shell PLC

Donat Sumber Rejeki

Academic year: 2023

Membagikan "Bab 4 : Analisis Sustainability pada Royal Dutch Shell PLC"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 4 : Analisis Sustainability pada Royal Dutch Shell PLC

Analisis Sustainability atau Analisis keberlanjutan memungkinkan organisasi untuk mepertimbangkan dampak mereka pada berbagai masalah keberlanjutan. Ini memungkinkan mereka untuk lebih transparan tentang resiko dan peluang yang mereka hadapi. Analisis keberlanjutan ini memberikan gambaran strategis umum tentang keberlanjutan perusahaan untuk memberikan konteks pada bagian laporan selanjutnya yang lebih detil dibandingkan bagian-bagian dalam pedoman. Strategi dan analisis dapat diambil dari informasi yang ada pada bagian lain dalam Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan.

Sustainability report adalah laporan yang diumumkan kepada masyarakat yang memuat kinerja ekonomi, keuangan, sosial, lingkungan, dan perusahaan publik dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.

Pelaporan keberlanjutan sebagaimana yang dipromosikan oleh Standar GRI, adalah praktik pelaporan organisasi secara transparan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosialnya, dan karena itu juga termasuk kontribusinya positif atau negatif terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sustainability report merupakan istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya seperti triple bottom line report. Istilah tersebut dipopulerkan pertama kali oleh John Elkington (1997) di dalam bukunya “Cannibals with forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”. Di dalam buku ini, Elkington menjelaskan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan 3P. Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan harus terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) (Wijayanti, 2016)

Istilah sustainability report menurut Global Reporting Initiative (GRI) yaitu sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan dampak ekonomi, lingkungan serta sosial sebagai dampak dari aktivitas operasi perusahaan sehari-hari.

Prinsip- prinsip pelaporan Sustainability Report

Prinsip-prinsip pelaporan bersifat fundamental untuk mencapai pelaporan keberlanjutan kualitas tinggi. Sebuah perusahaan diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip peloparan jika ingin mengklaim bahwa laporan keberlanjutan telah disusun sesuai dengan Standar GRI. Prinsip- prinsip tersebut terdiri dari:

1. Inklusivitas Pemangku Kepentingan

Perusahaan harus mengindentifikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan para organisasi perusahaan itu menanggapi ekspektasi dan kepentingan yang masuk akal dari para pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan didefinisikan sebagai suatu entitas yang

(2)

diperkirakan akan terpengaruh secara signifikan oleh kegiatan, produk, atau jasa suatu perusahaan.

2. Konteks keberlanjutan

Laporan harus menyajikan kinerja organisasi suatu perusahaan dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas. Informasi mengenai kinerja diharapkan untuk diikutsertakan dalam konteks laporan.

3. Materialitas

Laporan harus mencakup topic yang mencerminkan dampak sosial, lingkungan, ekonomi signifikan organisasi perusahaan, atau secara substansial memengaruhi penilaian dan keputusan dari para pemangku kepentingan. Topik yang relevan yang berpotensi untuk dimasukkan dalam laporan adalah topik yang dianggap cukup penting untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi perusahaan, atau memengaruhi keputusan pemangku kepentingan.

4. Kelengkapan

Laporan harus menyertakan cakupan topic material dan batasannya yang cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, dan untuk memungkinkan para pemangku kepentingan untuk menilai kinerja organisasi perusahaan dalam periode pelaporan.

Prinsip-prinsip pelaporan untuk mendefinisikan kualitas laporan memandu pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk presentasinya yang tepat.

Kualitas informasi penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan untuk membuat penilaian yang valid dan masuk akal mengenai suatu organisasi dalam perusahaan, dan untuk mengambil tindakan yang tepat. Prinsip-prinsip untuk menentukan kualitas laporan antara lain : 1. Akurasi

Prinsip ini dirancang untuk mencerminkan fakta bahwa informasi dapat disampaikan dalam berbagai cara, mulai dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif terperinci.

Informasi yang dilaporkan harus cukup akuran dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk menilai kinerja organisai pelapor.

2. Keseimbangan

Informasi yang dilaporkan harus mencerminkan aspek positif dan negatif dari kinerja

organisasi pelapor untuk memungkinkan penilaian beralasan atas kinerja secara keseluruhan, penyajian keseluruhan isi laporan diharapkan untuk memberikan gambaran objektif tentang kinerja organisasi.

3. Kejelasan

Organisasi pelapor harus membuat informasi yang tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh para pemangku kepentingan yang menggunakan

informasi tersebut. Penting bahwa pemangku kepentingan dapat menemukan informasi yang mereka inginkan tanpa usaha berlebihan. Informasi diharapkan untuk disajikan dalam cara yang dipahami para pemangku kepentingan yang memiliki pemahaman yang cukup mengenai organisasi dan kegiatannya.

(3)

4. Keterbandingan

Perusahaan harus memilih, menyusun, dan melaporkan informasi secara konsisten, keterbandingan diperlukan untuk mengevaluasi kinerja. Penting bahwa para pemangku kepentingan dapat membandingkan informasi tentang kinerja ekonomi, lingkungan, sosial perusahaan saat ini terhadap kinerja organisasi masa lalu, tujuannya, dan sampai tingkat yang dimungkinkan terhadap kinerja perusahaan lainnya.

5. Keandalan

Perusahaan harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan melaporkan informasi serta proses yang digunakan dalam persiapan laporan dalam bentuk yang dapat diperiksa, serta memiliki kualitas dan materialitas dari informasinya. Penting bahwa para pemangku kepentingan yakin bahwa laporannya dapat diperiksa untuk membuktikan keabsahannya isinya dan sejauh mana prinsip-prinsip pelporan telah diterapkan.

6. Ketepatan waktu

Perusahaan harus melapor secara rutin sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang terinformasi. Kegunaan informasi erat kaitannya dengan apakah informasi itu tersedia tepat waktu bagi pemangku

kepentingan untuk mengintegrasikan dalam pengambilan keputusan mereka.

Pelaporan keberlanjutan yang berdasarkan pada standar GRI harus memberikan refresentasi yang seimbang dan wajar dari kontribusi positif dan negatif organisasi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. Standar GRI menciptakan satu bahas yang sama untuk organisasi dan para pemangku kepentingan, sehinga dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari organisasi-organisasi itu dapat dikomunikasikan dan dipahami. Sustainability reporting menurut GRI G4 Guidelines terdiri beberapa dimensi berikut:

1. Ekonomi

Dalam konteks standar GRI, dimensi ekonomi dari keberlanjutan terkait dampak organisasi pada kondisi ekonomi dari pemangku kepentingannya, dan pada sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan global. Dalam standar ini membahas aliran modal antara pemangku kepentingan yang berbeda, dan dampak utama ekonomi dari sebuah organisasi di seluruh masyarakat. Topik yang dibahas dalam dimensi ini adalah topik kinerja ekonomi, keberadaan pasar sosial organisasi, dampak ekonomi tidak langsung, praktik pengadaan, anti korupsi, dan perilaku anti persaingan.

2. Lingkungan

Dalam konteks standar GRI, dimensi keberlanjutan lingkungan menyangkut dampak organisasi pada sistem alami yang hidup dan tak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Input yang digunakan untuk membuat dan mengemas produk dan jasa sebuah organisasi dapat berupa material tak terbarukan, seperti mineral, metal, minyal, gas, dan batu bara, serta material terbarukan seperti kayu, dan air.

3. Sosial

(4)

Dalam konteks standar GRI, dimensi sosial dari keberlanjutan menyangkut dampak organisasi pada sistem sosial di tempat organisasi beroperasi. Dimensi sosial berisikan sub-kategori:

a. Kepegawaian

Indikator kepegawaian mencakup hubungan tenaga kerja dan manajemen,

keseharan dan keselamatn kerja, pelatihan dan pendidikan, serta keanekaragaman dan kesempatan setara.

b. Hak asasi manusia

Indikator kinerja hak asasi manusia menentukan bahwa organisasi harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya dengan memperhatikan asas kesetaraan yang meliputi penerapan prinsip

nondiskriminasi, kebebasan berserikat dan perundingan kolektif, tenaga kerja anak, kerja paksa atau wajib kerja, praktik keamannan, hak-hak masyarakat adat, dan penilaian HAM.

c. Masyarakat

Indikator kinerja masyarakat memperhatikan dampak organisasi terhadap masyarakat di mana mereka beroperasi, dan reaksi dari institusi sosial kaitannya dengan kepedulian dan pengelolaan isuisu seperti komunitas, korupsi, kebijakan publik, serta perilaku anti kompetitif seperti anti-trust dan monopoli.

d. Tanggung jawab atas produk

Indikator kinerja tanggung jawab atas produk mencakup aspek seperti kesehatan keselamatan dari pengguna produk dan pelanggan pada umumnya, pemasaran dan pelabelan, customer privacy, serta kepatuhan sosial ekonomi.

d. Sustainability Report Royal Dutch Shell PLC 1. Keselamatan itu penting

Salah satu bidang penting yang harus kita lakukan dengan lebih baik adalah keselamatan, yang penting bagi strategi kita. Kami telah membuat kemajuan

meningkatkan keselamatan operasi kami sejak awal tahun 2000-an. Kami belum dapat meniadakan semua insiden fatal yang melibatkan karyawan dan kontraktor Shell.

Jumlah insiden keselamatan meningkat pada tahun 2021. Saya turut berduka atas meninggalnya delapan rekan kontraktor kami di Pakistan, Indonesia dan Nigeria, dan kematian seorang agen keamanan pemerintah di Nigeria. Kita harus berusaha terus menerus untuk meningkatkan upaya kita untuk menjaga keselamatan orang.

2. Percepatan Menuju Net Zero

Pada tahun 2021, kami mengambil langkah penting untuk menjadi bisnis emisi nol bersih dengan target baru untuk mengurangi emisi dari operasi kami (Cakupan 1 dan Cakupan 2) sebesar 50% pada tahun 2030, dibandingkan dengan tingkat tahun 2016

(5)

secara bersih. Pada akhir 2021, Shell telah mengurangi emisi Lingkup 1 dan 2 dari operasi kami, dan dari energi yang kami beli untuk menjalankan operasi kami, sebesar 18% dari 83 juta ton pada tahun 2016 menjadi 68 juta ton. Kami juga mencapai target jangka pendek pertama kami yaitu pengurangan intensitas karbon bersih (NCI) sebesar 2-3% pada akhir tahun 2021. NCI Shell pada 2021 adalah 77 gCO2e/MJ yang

merupakan penurunan 2,5% dari tahun referensi 2016. Kami juga bekerja dengan pelanggan kami dan lintas sektor untuk membantu mereka menemukan jalur mereka sendiri untuk mencapai emisi net-zero. Ini akan membantu meningkatkan permintaan akan produk rendah karbon baru. Namun Powering Progress melampaui pencapaian target net-zero kami. Pada tahun 2021, kami mulai memasukkan ambisi baru ke dalam diri kami bisnis untuk menghormati lingkungan dan memberdayakan kehidupan masyarakat. Kami juga terus mendukung prinsip-prinsip tata kelola perusahaan Global Compact PBB tentang hak asasi manusia, lingkungan perlindungan, anti-korupsi dan praktik ketenagakerjaan yang lebih baik.

3. Menghargai Alam

Dalam laporan ini, kami telah menetapkan komitmen kami pada keanekaragaman hayati, air, dan membantu menciptakan ekonomi sirkular dan pengurangan limbah.

Penting juga bagi kami untuk terus berupaya mencegah tumpahan minyak. Pada tahun 2021, kami mengurangi jumlah operasional tumpahan lebih dari 100 kilogram sebesar 40%, dibandingkan tahun 2020. Namun, di Nigeria, tumpahan disebabkan oleh

pencurian minyak dan sabotase jaringan pipa berlanjut di tengah meningkatnya risiko keamanan. Kami menghadapi tantangan ini dan dampaknya terhadap lingkungan, komunitas lokal, dan bisnis kami.

4. Berkonstribusi bagi Negara dan Masyarakat

Kami bekerja sama dengan pemasok kami untuk menemukan cara mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh rantai pasokan kami. Pada tahun 2021, kami meluncur keluar platform digital baru yang memungkinkan pemasok kami untuk melacak kinerja pengurangan emisi, berbagi praktik terbaik dan bertukar data emisi dengan rantai pasokan mereka sendiri. Pasokan energi yang terjangkau, andal, dan

berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan standar hidup dan untuk menangani masalah global lainnya tantangan, termasuk ketimpangan. Pada tahun 2021, kami terus mengembangkan program investasi sosial untuk meningkatkan akses energi di

Indonesia, Ethiopia, Mozambik, Pakistan, dan Afrika Selatan.

https://www.shell.com/sustainability/transparency-and-sustainability- reporting/sustainability-reports.html

https://www.globalreporting.org/standards/media/1529/bahasa-indonesia-gri-101- foundation-2016.pdf

(6)

https://dmc-indonesia.com/analisis-keberlanjutan-perusahaan-dan-strategi-di- laporan-keberlanjutan/

https://www.soocadesign.com/blog/strategi-dan-analisis-keberlanjutan/

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kekuatan aspal shell pen 60-70 termodifikasi dengan pemanfaatan karet alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Viskositas Fluida Dingin terhadap Karakteristik Heat Exchanger Tipe Shell and.. Tube ”

Analisis Sustainability Pada Moda Transportasi Perkotaan di Yogyakarta Studi Kasus Trans Jogja Fandi Fadhilo 12660016 Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan

Karena dalam proses industri penggunaan kontrol PID merupakan metode yang tepat, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis dan simulasi plant Shell Heavy Oil

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Asing, Analisis Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap

Berdasarkan hasil analisis dan simulasi perencanaan termal alat penukar kalor tipe shell and tube 1 – 2 pass menggunakan program Hysys V3.2 dengan steam sebagai fluida panas

Konsep Triple Bottom Line Seiring dengan perkembangan ide sustainability development, dunia usaha pun mulai menyerap ide tersebut ke dalam kebijakan bisnis mereka, terutama sebagai

Pengaruh Inklusi Keuangan dan Modal Terhadap Sustainability Usaha UMKM Mengacu pada hasil analisis uji simultan f yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwasanya variabel