• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cari tahu kesimpulan dari laporan residensi

N/A
N/A
Nursia Karaeng

Academic year: 2023

Membagikan "Cari tahu kesimpulan dari laporan residensi "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan laporan residensi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Mengenai Tangibles (Bukti fisik), pelaksanaan dimensi mutu yang dilakukan ialah rumah sakit harus memiliki peralatan yang modern, karyawan tampil rapih sesuai dengan peraturan rumah sakit, pihak direksi lebih peka memperbaiki peralatan pelayanan, kondisi ruangan instalasi rawat jalan harus selalu bersih, dan yang terakhir ialah mengelola dengan baik pegawai cleaning service. Intinya pihak direksi harus bisa melaksanakan pelayanan IRJ secara berkesinambungan atau terus-menerus untuk bisa meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

2. Mengenai Reability (Kehandalan), pelaksanaan yang dilakukan dimulai dari kepala IRJ melaksanakan tugas secara maksimal dan bertanggung jawab, karyawan rumah sakit hendaknya cepat, tanggap untuk menangani setiap keluhan pasien, pencatatan rekam medik pasien sesuai panduan tulisan yang baik dan benar, jadwal pelayanan dalam pelayanan administrasi harus tepat waktu, dan terakhir membuat jadwal pelayanan yang terstruktur. Dimensi mutu Reability harus selalu diingatkan oleh pihak direksi sehingga bisa terlaksana dengan baik.

3. Mengenai Respondsiveness (Ketanggapan), pelaksanaan yang dilakukan ialah pihak RS harus selalu menginformasikan kepada pasien kapan pelayanan diberikan, perawat harus selalu siap (standby) untuk merespon permintaan pasien, serta memberikan pelatihan, seminar, peningkatan skill, pendidikan

(2)

(diklat) kepada perawat. Pelaksanaan dimensi ini harus penuh perhatian, cepat dan lebih tepat dalam menghadapi keluhan masalah pasien khususnya di instalasi rawat jalan.

4. Mengenai Assurance (Jaminan), pelaksanaan yang dilakukan ialah direktur rs sebaiknya memberikan teguran kepada setiap tenaga kesehatan RS yang tidak ramah dalam pelayanan selama bertemu dengan pasien, perawat harus bisa diberikan motivasi agar supaya lebih percaya diri dalam menghadapi pasien, pihak RS juga harus bisa memberikan pelayanan yang nyaman kepada setiap pasien, yang terakhir perlu diadakan pelatihan kepada perawat dan dokter agar memiliki pengetahuan yang terkini. Dimensi ini harus bisa membuat pasien merasa aman dan tenang ketika dilayani oleh dokter dan perawat RS.

5. Mengenai Empathy (Empati), pelaksanaan yang dilakukan ialah memberikan perhatian khusus dalam memahami setiap kebutuhan pasien, dokter memiliki waktu konsultasi yang baik, pihak RS harus bisa memberikan kesan yang mendalam, serta komunikasi yang baik, sikap yang selalu rendah hati kepada pasien. Dimensi ini lebih menekankan kepada kualitas pelayanan rumah sakit yang harus selalu ditingkatkan dan dikembangkan seiring berjalannya waktu.

6. Sumber masalah dari dimensi mutu pelayanan Rumah Sakit khususnya di Instalasi Rawat Jalan yaitu bukti fisik (Tangibles).

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Calisir tentang pengaruh dimensi mutu terhadap kepuasan pasien, yang menemukan bahwa bukti fisik merupakan faktor yang penting untuk kepuasan pasien dan berpengaruh pada keputusan untuk kembali memakai pelayanan rumah sakit tersebut atau tidak.

(3)

7.2 Saran

Karena pentingnya pelaksanaan dimensi mutu untuk mencegah penurunan kualitas layanan rumah sakit maka di sarankan kepada kepala rumah sakit beserta wakil direktur untuk secara langsung mengawasi (monitoring) semua kegiatan yang ada, melakukan evaluasi/perbaikan layanan, evaluasi kerja, mengadakan pelatihan (training) dan meningkatkan sarana prasarana rumah sakit agar tercipta kepuasan pasien dengan baik sesuai dengan standard metode ServQual.

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2008. Peraturan Kemenkes No Nomor 129/ Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Dep Kes RI. Jakarta.

Anonimous. 2009. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Anonimous. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Kemenkes.

Anjaryani, W.D. 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSUD Tungurejo Semarang. Tesis, Universitas Diponegoro, Magister Promosi Kesehatan Kajian Sumber Daya Manusia, Semarang.

Ariadi, H. 2005. Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Dokter Ditinjau Dari Karakteristik Dan Mutu Pelayanan Dokter Di Instalasi Rawat Jalan RSI Sunan Us Tahun 2005. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang

Aziz, A. 2012. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan Prima di RSUP DR. Djamil Padang Tahun 2012. Skripsi, Universitas Andalas 2012, Manajemen Keperawatan, Padang.

Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa Aksara Calisir, F., C.A. Gumussoy, A.E. Bayraktaroglu and B. Kaya. 2012. Effects of Service Quality Dimensions on Customer Satisfaction and Return Intention in Different Hospital Types. Proceedings of the 2012 International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, pp. 518 – 522

David, T. Hariyanti, dan E. Widayanti. 2014. Hubungan Keterlambatan Kedatangan Dokter terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1, h. 30-35

Fitri, A. 2014. Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Loyalitas Pasien Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

(5)

Hapsari, Y. 2006. Persepsi Pasien Tentang Poliklinik Umum Terhadap Keputusan Pemanfaatan Ulangnya Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Hartono B. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. PT Rineka Cipta, Jakarta

Kurniawan, F, N, H. dan S. D. Richard. 2012. Kecepatan Waktu Pelayanan Rumah Sakit Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pasien. Stikes RS Baptis Kediri Kurniati. 2013. Kepuasan Pasien Rawat Inap Lontara Kelas III Terhadap Pelayanan

Kesehatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makasar. Skripsi, Universitas Hasanudin 2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi, Program Studi Administrasi Negara, Makasar

L.J. Mumu, G.D. Kandou, D.V. Doda. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien. Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado.

Muninjaya, A.A.G. 2011. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC

Neza, F. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Waiting Time Triase Pasien Emergency Instalasi Gawat Darurat RSUD Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya

Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Parasuraman, A., V.A. Zeithaml and L.L. Berry. 1988. SERVQUAL: A Multiple-Item

Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing Vol. 64 No. 1, pp. 12 – 40

Panggato, S., B. S. Lampus, dan W.P.J. Kaunang. 2013. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Ketepatan Waktu Pelayanan Oleh Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota Manado. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Pohan, I. S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC.

Purnamanita, S. A. Pasinringi, Dan A. Maidin. 2012. Kinerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Dengan Perspektif Balanced Scorecard. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 15 No. 02 Juni � 2012 Halaman 46 – 52

Rahmani, V. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus : RSU Bhakti Asih Tangerang) Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

(6)

Rustianto, E. 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Trisnantoro, L. 2000. Pelayanan Prima Rumah Sakit, Indikator Mutu Pelayanan dan Clinical Governance. Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM:

MMRUGM, Yogyakarta.

Wiyono. (2000). Manjemen Mutu Layanan Kesehatan, Teori, Strategi dan Aplikasi.

Surabaya: Airlangga Perss.

Yeddula, V.R. 2012. Healthcare Quality: Waiting Room Issues, A Thesis. University of Nebraska – Lincoln, DigitalCommons@University of Nebraska.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan ditinjau dari dimensi tampilan/bukti fisik terhadap kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah lima dimensi pokok kualitas pelayanan (Service Quality) yaitu Bukti Fisik (Tangibles), kehandalan

Laporan ini menjelaskan mengenai pelayanan yang diterapkan oleh Bengkel Usaha Maju Jaya berdasarkan dari dimensi kualitas pelayanan seperti bukti fisik (tangibles),

PENGARUH ORIENTASI KEPEMIMPINAN PENYELIA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan Rumah Sakit Panti Rapih

Terdapat pengaruh antara dimensi bukti fisik ( tangibles ), kehandalan ( reliability ), daya tanggap ( responsiveness ), jaminan ( assurance ), dan empati ( emphaty ) terhadap

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan ditinjau dari dimensi tampilan/bukti fisik terhadap kepuasan pasien rumah sakit Sarila Husada

Secara keseluruhan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil dengan melihat kepada dimensi kualitas pelayanan bukti fisik, daya tanggap,

Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan ditinjau dari dimensi tampilan/bukti fisik, keandalan, daya tanggap, kepastian dan empati terhadap kepuasan pasien rumah sakit