• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab Enam Konsep Penataan Ruang

N/A
N/A
Lulu Lestari

Academic year: 2023

Membagikan "Bab Enam Konsep Penataan Ruang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sasaran yang ingin dicapai dalam Perencanaan REVIEW DESIGN PEMBANGUNAN GEDUNG SMAN 14 SAMARINDA adalah terwujudnya gedung sekolah beserta fasilitas penunjangnya untuk dapat meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan sistem pendidikan yang baik. Dengan demikian, perlu suatu konsep rancangan bangunan dan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan berupa gedung sekolah yang memadai.

Mengacu hal tersebut diatas, maka perumusan konsep rancangan bangunan gedung dan lingkungan Gedung SMAN 14 Samarinda berdasarkan tiga pendekatan, yaitu:

1) Pendekatan ekologis (ecological approach);

2) Pendekatan ekonomi dan fungsional (functional/economical approach);

3) Pendekatan sosial-politik (socio-political approach).

Ketiga pendekatan ini harus dilakukan bersama-sama dalam rangka mewujudkan bentuk rancangan di atas permukaan suatu lahan (tanah), di mana akan membentuk suatu ruang yang memungkinkan terjadinya interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitarnya secara seimbang, selaras dan berkelanjutan.

Dengan mempertimbangkan fungsi lokasi sebagai gedung tempat pendidikan menengah atas, ditambah dengan fungsi pendukungnya, dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut selain memerlukan bangunan gedung juga memanfaatkan ruang terbuka yang ada. Dengan demikian, perumusan konsep meliputi konsep penataan lingkungan dan konsep rancangan bangunan gedung.

Bab Enam

Konsep Penataan

Ruang

(2)

5.1. Konsep Penataan Lingkungan

Dalam upaya mencapai keseimbangan, keserasian dan keselarasan antar bangunan gedung dan ruang luar bangunan maka selain konsep penataan ruang terbuka diatas, perlu penataan ruang sirkulasi luar bangunan seperti penataan pedestrian, sempadan bangunan, dan ruang – ruang sirkulasi luar bangunan lainnya. Disamping itu, penataan ruang sirkulasi luar bangunan juga memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi pengguna bangunan maupun pengguna jalan.

Hal ini juga mempertimbangkan luas lahan yang relatif kecil dibanding dengan kebutuhan ruang yang direncanakan. Oleh karena itu, ruang luar bangunan tidak diberi pagar pembatas.

Kemudian, ruang sempadan bangunan dimanfaatkan sebagai taman dan ruang sirkulasi, pedestrian, dan tempat parkir roda dua.

5.2. Konsep Rancang Bangun Gedung

Pada sub bab ini akan disajikan konsep penzoningan ruang, konsep tata ruang gedung dan konsep sirkulasi dalam gedung.

5.2.1. Konsep Penzoningan Ruang

Konsep penzoningan ruang terbagi menjadi 3 bagian yaitu ruang publik, ruang semi publik dan ruang privat. Konsep ini didasarkan pada fungsi ruang dan pengguna / pemanfaat ruang. Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa, fungsi ruang meliputi fungsi utama (ruang kelas, ruang kantor), fungsi pendukung (area perpustakaan, area administasi, ruang tunggu) dan fungsi penunjang (parkir, lobby, ruang informasi, security, toilet, dll). Sedangkan berdasarkan pengguna ruang meliputi pengguna gedung (siswa sekolah, guru dan staff) dan pengunjung.

Ruang privat adalah ruang yang digunakan oleh pengelola dan tidak dapat digunakan oleh pengunjung. Ruang semi publik adalah ruang yang digunakan oleh pengelola dan pengunjung, dimana penggunaan ruang sesuai dengan fungsi ruang dan dalam pengawasan pengelola.

(3)

Sedangkan ruang publik adalah ruang yang dapat digunakan oleh pengelola dan pengunjung baik secara bersama-sama atau masing- masing.

5.2.2. Konsep Tata Ruang Gedung

Gedung SMAN 14 Samarinda secara umum terdiri dari ruang kelas, ruang kantor dan ruang komersial. Penataan ruang gedung, pada prinsipnya adalah memberikan rasa kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna gedung. Disamping itu, pengguna gedung dapat merasakan manfaat gedung sesuai dengan fungsi gedung.

Dalam hal ini, fungsi utama gedung adalah tempat belajar dan mengajar. Oleh karena itu, dalam perumusan konsep tata ruang gedung lebih difokuskan pada tata ruang gedung sekolah.

Secara umum tata ruang gedung harus bisa memberikan rasa nyaman pada penggunanya. Baik itu nyaman secara fisik maupun secara psikis. Berikut beberapa konsep penataan ruang secara umum :

• Pengaturan sirkulasi orang, kendaraan dan barang pada tempatnya masing-masing sesuai kebutuhan dan standar sirkulasi dalam gedung serta diberi rambu/petunjuk untuk memudahkan pengguna maupun pengunjung dalam melaksanakan aktivitasnya masing-masing.

• Pengaturan peletakan ruangan berdasarkan hubungan ruang dan fungsi masing- masing ruang sehingga memberikan kemudahan bagi pengunjung dan pengguna dalam beraktivitas.

• Pengaturan sirkulasi udara yang menjaga suhu udara ideal dan pengaturan cahaya yang baik. Untuk mendapatkan kedua hal ini bisa dibantu dengan kipas angin atau AC dan lampu penerang yang baik. Juga bisa diatur secara alami dengan mencari lokasi yang cocok. Kesejukan alami dan penerangan alami selain lebih terasa nyaman juga membantu menghemat energi.

• Menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan, pengaturan tata letak furniture yang memudahkan aktivitas pengguna juga bisa membantu menciptakan suasana yang nyaman.

• Secara psikis, rasa nyaman bisa diciptakan dengan menghadirkan pelayanan yang

(4)

ramah, cepat tanggap, dan koorporatif.

Berikut akan diuraikan konsep tata ruang gedung pada bangunan gedung SMAN 14 Samarinda :

A. Tata Ruang Kantor dan Ruang Kelas

Ruang kantor dan kelas harus bisa menjadi tempat belajar mengajar yang baik bagi siswa sekolah dan guru yang ada, sehingga perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

• Suhu dan kelembaban harus dijaga. Ruangan yang terlalu lembab bisa menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak nyaman.

• Cahaya matahari yang langsung mengenai juga berakibat tidak baik untuk pengguna gedung, buku-buku dan peralatan lainnya.

• Arsip-arsip harus selalu dibersihkan dari debu-debu.

• Gunakan kamper atau sejenisnya untuk menjaga arsip-arsip dari serangan rayap dan kutu buku. Dengan menghadirkan suasana ruangan yang baik, akan membantu para pengguna berkonsentrasi menyerap isi pelajaran, menjadikan mereka lebih betah di sekolah yang akhirnya menimbulkan rasa senang untuk selalu datang ke sekolah.

Gedung Sekolah pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam ruangan diantaranya :

- Ruang Kepala Sekolah

Ruang yang bersifat pribadi dan privasi, di khususkan untuk kepala Sekolah melakukan kegiatan dan tugasnya juga menerima tamu atau melakukan pengarahan kepada guru dan staff. Jadi dapat dihitung berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk menempatan rak, meja, kursi dan dapat disesuaikan dengan bahan lainnya. Hal ini pun perlu dipertimbangkan untuk tahun-tahun yang akan datang.

- Ruang kantor guru dan staff

Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan data luas ruangan tergantung berapa jumlah guru dan staff sekolah, diperkirakan setiap staff memerlukan 2,5 m2.

(5)

- Ruang kelas

Ruang kelas ini dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan interaksi antara guru dan siswa sekolah. Ruang yang diperlukan minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya juga untuk menampung sejumlah siswa beserta guru pengajar.

- Ruang publik

Ruang ini dipergunakan untuk interaksi antara pengguna dan pengunjung sekolah dalam kepengurusan administrasi atau hal-hal yang menyangkut kegiatan sekolah, ruang yang diperlukan minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya juga untuk menampung sejumlah pengunjung beserta staff sekolah.

B. Pembagian Gedung Sekolah Menurut Fungsi

Menurut fungsinya pembagian persentase untuk masing-masing ruang dengan konsep gedung sekolah dengan sistem terbuka sebagai berikut :

1. areal kantor 15 %

2. areal untuk guru dan staf 20 % 3. areal ruang kelas 50 %

4. areal pelayanan publik dan keperluan lain 15 %

Dalam merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan antar ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan dan pengawasan.

Penempatan perabotan pun harus diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan pembagian ruang di gedung sekolah yaitu :

a. Lobi

Lemari penitipan barang, papan pengumuman, kursi tamu, meja dan kursi staff.

b. Ruang kelas

Meja dan kursi sirkulasi, rak buku, lemari arsip, laci-laci formulir, meja dan kursi guru/pengajar.

c. Ruang kantor

Meja dan kursi guru dan staff, lemari arsip, mesin ketik, komputer, telpon, lemari

(6)

buku dan sebagainya.

d. Ruang kepala sekolah

Meja komputer dan kursi, meja dan kursi tamu, lemari arsip.

C. Bentuk Ruang Gedung Sekolah

Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar, karena paling mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot dan aktivitas yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan mudah dalam pengaturan pencahayaan/ penerangan.

D. Penerangan, Ventilasi dan Pengamanan Ruang Gedung Sekolah a. Penerangan

Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah membaca atau membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari sinar matahari langsung serta memilih jenis yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan, yaitu :

1. Lampu pijar : memberikan cahaya setempat

2. Lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata 3. Lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pada obyek tertentu

b. Ventilasi

Persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan penggunaan bahan bangunan gedung. Sistem penghawaan yang dimaksud adalah sistem sirkulasi silang (cross ventilation) yang dibutuhkan dalam pergantian udara alami dalam gedung dimana sirkulasi ini membutuhkan bukaan-bukaan atau ventilasi alami atau ventilasi buatan. Diharapkan untuk memberikan ventilasi pada ruang-ruang dalam bangunan, sehingga penghuni merasa nyaman dan sehat. Memiliki bukaan bagi pencahayaan alami, agar bangunan gedung tersebut tidak harus menggunakan pencahayaan buatan, akibatnya tidak banyak menggunakan energi listrik. Total luas ventilasi yang dibutuhkan adalah 3 % dari total luas ruang yang ada.

(7)

Ventilasi dalam ruang gedung sekolah harus diperhatikan selain untuk para guru, staff dan siswa sekolah juga diperlukan untuk bahan arsip. Ada 2 macam sistem ventilasi : - Ventilasi pasif

Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas ruang yang bersangkutan). Bila menggunakan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan dan terhindar dari sinar matahari langsung.

- Ventilasi aktif

Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC. Karena temperatur dan kelembaban ruang kantor yang kontans maka dapat menjaga keawetan arsip dan peralatan tertentu seperti komputer.

c. Pengamanan

Untuk menjaga keamanan gedung perlu antisipasi bila terjadi sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, hama dll.

- Kebakaran

Penempatan jalan darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah dicapai. Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar. Penyediakan alat-alat pemadam kebakaran Alat pendeteksi kebakaran (alarm sistem).

- Gempa bumi, angin topan, air hujan, banjir dan petir

Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi daripada tanah disekitar bangunan. Sistem drainase pembuangan air hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman kantor. Perencanaan bangunan tahan gempa dan memasang system penangkal petir terutama pada bangunan bertingkat.

- Hama

Pemilihan bangunan yang tahan hama Mengurangi celah-celah kecil pada bangunan yang dapat dijadikan rumah tikus. Memberikan suntikan anti rayap disekeliling

(8)

bangunan.

- Pencurian

Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk. Peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat yang sulit dijangkau.

E. Penggunaan Rambu-rambu pada gedung sekolah

Rambu-rambu dalam gedung sekolah selain untuk memperindah ruangan juga membantu pengguna menemukan letak ruangan mana yang akan dituju. Rambu- rambu dibuat dalam bentuk tulisan, simbol ataupun gambar. Contoh rambu di dalam gedung sekolah seperti simbol atau tulisan “Ruang Kepala Sekolah”, “Ruang Kelas“,

“Harap Tenang” atau “Dilarang merokok”. Dalam mendesain rambu di gedung sekolah perlu memperhatikan huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dari jauh dengan ukuran yang proposional. Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat lugas, informasi secukupnya dan konsisten. Di dalam penempatan rambu- rambu biasanya menggunakan metode digantung diplafon diantara rak, ditempel didinding atau perabot, ditempatkan berdiri diatas lantai atau perabot.

F. Peralatan dan Perlengkapan Gedung Sekolah

Fungsi ruang yang dirancang harus sesuai dengan aktifitas dari penghuni bangunan tersebut. Dalam hal ini, fungsi utama bangunan gedung yang direncanakan adalah untuk kegiatan belajar mengajar Pendidikan Menengah Atas Samarinda. Secara definisi, gedung sekolah adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sekolah. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah dari gedung lain sedangkan apabila hanya menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya sebuah bangunan (penggunaan ruang kelas), relatif kecil disebut ruangan kantor.

Perabot gedung sekolah adalah sarana pendukung atau perlengkapan kantor yang digunakan dalam proses pelayanan pengguna dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk terselenggaranya kegiatan di gedung sekolah. Yang termasuk perabot / perlengkapan gedung sekolah antara lain :

(9)

a. Rak buku

b. Papan peraga/pameran c. Laci penitipan tas d. Lemari catalog e. Lemari multimedia f. Lemari Arsip

g. Meja dan kursi sirkulasi h. Meja dan kursi baca i. Meja dan kursi pegawai

Sedangkan peralatan gedung sekolah adalah barang-barang yang diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di gedung sekolah. Yang termasuk dalam peralatan gedung sekolah antara lain:

a. buku pedoman mengajar b. Buku klasifikasi

c. Buku Induk d. Kantong buku e. Label

f. Cap inventaris g. Cap sekolah h. Bak stempel

i. Mesin ketik/Komputer j. ATK

5.2.3. Konsep Sirkulasi Dalam Gedung

Apabila gedung yang akan direncanakan terdiri dari lantai dasar, lantai dua, dan lantai tiga. Maka ruang sirkulasi yang disediakan tidak hanya sirkulasi horizontal namun juga sirkulasi vertical. Sirkulasi horizontal dapat berupa ruang yang tidak digunakan untuk aktifitas utama/pendukung/penunjang seperti ruang antar rak, ruang antar meja/kursi, selasar, koridor dalam bangunan, dan lain-lain. Sedangkan sirkulasi vertical dapat berupa tangga, ram, lift barang, dan lain-lain.

(10)

Kemudian, sirkulasi dalam gedung meliputi sirkulasi orang, sirkulasi kendaraan dan sirkulasi barang. Sirkulasi orang dapat melalui tangga dan ram (bagi penyandang cacat). Sirkulasi orang dalam hal ini terbagi menjadi dua yaitu pengunjung dan pengguna gedung, sehingga diarahkan terpisah agar memudahkan aktivitas masing – masing. Sirkulasi pengunjung dapat melalui Main Entrance di lantai dasar (pintu) menuju loby dan ruang informasi. Dari ruang informasi, pengunjung dapat menentukan tujuan selanjutnya sesuai kebutuhan, antara lain : ruang kantor, ruang kepala sekolah atau area lainnya. Sirkulasi pengguna gedung sekolah dapat melalui Entrance di lantai dasar (pintu) menuju ruang kantor dan ruang kelas, kemudian menuju ruang masing – masing sesuai tugasnya.

Sirkulasi barang berupa buku, arsip, dan barang lainnya. Khusus untuk arsip perlu konsep sirkulasi yang bersifat kontinyu dan terpadu. Sedangkan sirkulasi kendaraan dalam bangunan gedung adalah sirkulasi kendaraan yang parkir di area parkir, dengan sistem satu arah dan 2 pintu yaitu pintu masuk dan pintu keluar.

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Penanggulangan Banjir dan Genangan di Kota Surakarta, Skripsi, Program Studi Administrasi Publik, Fakultas

Kebutuhan masyarakat terhadap ruang publik sebagai sarana melakukan aktivitas dengan beragam kegiatan secara bersama- sama diwujudkan melalui interaksi sosial yang

Pada dasarnya ruang terbuka publik berfungsi sebagai fungsi kultural, sosial dan ekonomi bagi komunitas di dalamnya yaitu sebagai tempat interaksi dan rekreasi; sebagai

Menurut Iswanto (2006), beberapa fungsi ruang publik secara umum antara lain adalah: (1) sebagai pusat interaksi untuk kegiatan-kegiatan masyarakat baik formal maupun informal

Ruang terbuka publik berfungsi sebagai sarana interaksi sosial masyarakat dengan lingkungan sosial sekitarnya dan sebagai tempat masyarakat untuk menampung wadah

Guna mengetahui kegiatan sektor formal dan informal berada pada suatu ruang di suatu kawasan yang terdapat ruang publik dimana rung publik tersebut memiliki peran penting

Tata Akustik Ruang diterapkan untuk membatasi perambatan suara antara satu ruang dengan ruang lainnya pada museum sehingga seriap ruangan akan memiliki suasana yang hening

Suasana ruang di Bandung Super Mall ini merupakan resultan dari komponen- komponen fisik interior, kegiatan pengunjung, dan interaksi sosial yang menyertainya pada