Data BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2017, jumlah kecelakaan kerja di tempat kerja sebanyak 123.041 kasus, dan pada tahun 2018 mencapai 173.105 kasus. Untuk mengetahui bahaya yang ada pada saat pekerjaan penggantian isolator yang dilakukan oleh tim PDKB PT PLN (Persero) UP3 Yogyakarta. Program K3 dibuat berdasarkan kondisi dan kebutuhan di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya yang mungkin timbul di tempat kerja.
Proses produksi di tempat kerja berlangsung sesuai sistem dan prosedur operasional yang diperlukan oleh jenis dan sifat setiap kegiatan. Sistem dan prosedur tidak secara langsung berbahaya, namun dapat menimbulkan berbagai jenis potensi bahaya. Bahaya yang berasal dari peralatan mekanis atau benda bergerak dengan gaya mekanis yang dioperasikan secara manual atau oleh pengemudi.
Banyak sekali bahaya kelistrikan di tempat kerja, baik yang berasal dari jaringan listrik, peralatan kerja maupun mesin yang menggunakan energi listrik. Bahaya biologis adalah bahaya yang timbul dari unsur biologis seperti flora dan fauna yang terjadi di lingkungan kerja atau yang timbul dari pekerjaan.
HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control)
Peringkat risiko merupakan nilai yang menunjukkan apakah risiko berada pada tingkat rendah, sedang, tinggi atau ekstrim. Penilaian risiko merupakan proses evaluasi yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin terjadi. Tujuan penilaian risiko adalah untuk memastikan bahwa pengendalian risiko dari proses, operasi atau aktivitas yang dilakukan berada pada tingkat yang dapat diterima.
Terkait risiko K3, strategi pengendalian risiko dilakukan dengan beberapa cara yaitu mengurangi probabilitas, mengurangi konsekuensi dan mentransfer risiko (Soehatman, 2010). Eliminasi merupakan langkah ideal yang dapat diambil dan harus menjadi pilihan pertama untuk mengendalikan risiko bahaya. Artinya eliminasi dilakukan dengan menghentikan peralatan atau sumber yang mungkin menimbulkan bahaya.
Prinsip pengendalian ini adalah mengganti sumber risiko dengan alat atau perlengkapan lain yang lebih aman atau tingkat risikonya lebih rendah. Alat pelindung diri merupakan langkah terakhir yang diambil untuk mengurangi keparahan akibat dari risiko yang ditimbulkan.
HASIL KEGIATAN
Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil Perusahaan
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh, unggul dan terpercaya dengan mengandalkan potensi manusia. Menjadi landasan bagi unsur-unsur simbolik lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) adalah sebuah kapal atau organisasi yang tertata sempurna. Warna kuning juga melambangkan semangat berapi-api yang dimiliki setiap orang yang bekerja di perusahaan ini.
Melambangkan arus listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan perusahaan. Selain itu, kilat juga berarti kerja cepat dan tepat insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik kepada pelanggannya. Yang dimaksud dengan daya rambat energi listrik yang disalurkan oleh tiga bidang usaha utama yang dijalankan perusahaan yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi, yang sejalan dengan kerja keras insan PT PLN (Persero) dalam memberikan yang terbaik. layanan bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk memberikan kesan konstan (sesuatu yang tetap) serta listrik yang masih dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Selain itu, warna biru juga melambangkan kehandalan yang dimiliki insan perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya.
Stuktur Organisasi Perusahaan
Tugas utama pengelola adalah bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan perusahaan tenaga listrik yang meliputi seluruh operasional, pengelolaan administrasi, pengoperasian dan pemeliharaan di wilayah Yogyakarta (PLN). Tugas pokok Pelayanan dan Tata Usaha Asman bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, penatausahaan sekretariat, keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja serta kegiatan umum lainnya, pengawasan ketenagakerjaan, pengelolaan perbekalan, pelaksanaan tugas. bidang hubungan masyarakat dan penanganan permasalahan hukum. Tugas pokok Asman Jaringan bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana pembangunan, pembuatan SOP, perencanaan pengelolaan dan pemeliharaan jaringan, telekomunikasi, penerangan, evaluasi pengelolaan jaringan yang dikelola.
Tugas pokok Asman Konstruksi adalah mengawasi pembangunan jaringan tenaga listrik dan fasilitas terkait gardu induk sesuai dengan mutu, standar dan tanggal penyelesaian pekerjaan, sehingga target kinerja tercapai. Tugas pokok Asman Perencanaan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana umum pengembangan industri tenaga listrik, rencana kerja dan anggaran perusahaan, perencanaan pengembangan jaringan distribusi dan gardu induk. , penyusunan rencana pengembangan sistem. , pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian aplikasi TI, database serta penyusunan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi, pembangunan dan pengelolaan jaringan master data (DIJ), aplikasi dan infrastruktur pendukung operasional di bidang ini. Tugas pokok Transaksi Asman Energi adalah pencatatan meter yaitu pencatatan dan pengeluaran data kwh sebagai dasar penagihan dan pelaksanaan pemeriksaan fisik pelanggan APP, alat ukur dan pembatas yaitu pengujian atau penggunaan alat ukur dan perangkat pembatas, pelaksanaan kelistrikan batasan pengaturan relai dan pengendalian meter elektronik sesuai peruntukannya, pembacaan meter otomatis yaitu pembacaan otomatis meter daya dari 41.500 kva menjadi 197.000 kva untuk tegangan rendah dan 200.000 kva untuk.
Tugas Supervisor mempunyai tugas yang strategis karena terjun langsung ke lapangan untuk melaksanakan segala rencana yang telah disusun oleh manajer, mengelola pekerjaan bawahannya (staf), Job Description untuk dibuat oleh staf bawahannya, memberikan sesi informasi dengan staf, jadwal aktivitas kerja karyawan. Pegawai bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan bertanggung jawab atas penyusunan program kerja di tingkat area. Karyawan bertanggung jawab untuk melakukan survei area kerja, mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko di tempat kerja.
Pemaparan hasil penyelidikan dan perencanaan mengenai pelaksanaan pekerjaan, baik metode kerja yang dipilih maupun mengenai penerapan manajemen risiko lingkungan kerja yang akan digunakan serta penyusunan dokumen kerja secara lengkap dan pelaporan hasil pekerjaan. Pegawai yang bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan bertanggung jawab melaksanakan pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang telah ditetapkan. Pegawai yang berperan sebagai pengelola kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan bersertifikat pengawas K3, bertugas melakukan pengawasan terhadap sikap kerja dan penggunaan alat pelindung diri pegawai selama proses kerja, sehingga terjamin keselamatan pegawainya.
Personil yang berwenang sebagai pelaksana dan bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai SOP dan Instruksi Kerja (IK) serta bekerja di bawah pengawasan pengawas kerja dan pengawas K3.
Kegiatan magang 1. Safety Briefing
- Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tindakan tidak aman adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang akan meningkatkan resiko atau kemungkinan orang tersebut mengalami kecelakaan. PLN (Persero) UP3 Yogyakarta memiliki dua jenis pekerjaan yang berhubungan langsung dengan ketenagalistrikan, yaitu pekerjaan hidup dan tidak hidup. Untuk pekerjaan bebas stres (seperti interupsi, dll) dilakukan oleh pihak ketiga (Vendor) yang tersebar di beberapa wilayah.
Dalam kondisi stress, dilakukan oleh tim khusus PDKB (Work in Stress) yang telah melaksanakan K3 dengan baik dan benar dalam praktek atau sesuai prosedur (SOP) yang berlaku. Terkadang Tim PDKB lupa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Lengkap selama bekerja, seperti tidak menggunakan sabuk pelindung tubuh lengkap pada saat bekerja, namun hal ini telah diperbaiki oleh Tim PDKB karena para pelaksana selalu diingatkan untuk selalu menggunakan APD lengkap. Kondisi tidak aman adalah kondisi di lingkungan kerja yang dapat meningkatkan resiko kecelakaan bagi pekerja.
PEMBAHASAN
- Perbandingan Teori dan Praktik
- Topik Khusus
- Kesimpulan
- Saran
PLN (Persero) Wilayah Yogyakarta memiliki dua tim khusus yang terjun langsung ke lapangan, yaitu Tim PDKB dan Tim Vendor yang masing-masing sudah tersertifikasi. Dan meski baru beberapa tahun diberlakukannya Program Keselamatan Kerja (K3), berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 dan PP No.50 Tahun 2012, PT. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada bidang pekerjaan penggantian isolator oleh tim PDKB PT.
Proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada jenis pekerjaan penggantian isolator yang dilakukan oleh tim PDKB di kawasan Condongcatur. PLN (Persero) UP3 Yogyakarta sendiri telah membuat identifikasi bahaya dan penilaian risiko untuk setiap jenis kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut. Berdasarkan asesmen yang telah ditentukan/dilakukan di atas (menggunakan metode HIRARC), diketahui bahwa pekerjaan penggantian isolator telah dilakukan oleh tim PDKB PT.
PLN (Persero) UP3 Yogyakarta, dimana tim PDKB merupakan tim yang selalu bekerja dalam kondisi hidup atau bersentuhan langsung dengan bahaya listrik yang mempunyai resiko pekerjaan tinggi, seperti; Proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan dengan metode HIRARC menghasilkan penggantian sebagian isolator oleh tim PDKB, terdapat 10 jenis kegiatan dengan risiko tinggi dan 1 jenis kegiatan dengan tingkat risiko sedang. . Bahaya kerja yang beresiko tinggi seperti tersengat listrik, terjatuh dari ketinggian, tertimpa komponen peralatan, dan bahaya kerja yang beresiko sedang seperti menyiapkan peralatan kerja.
Upaya pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya pada saat penggantian isolator adalah dengan melakukan aktivitas sesuai SOP, menggunakan peralatan kerja standar, meningkatkan kompetensi pegawai dan menggunakan APD sesuai standar seperti pakaian kerja, sepatu safety, sarung tangan dan helm. Memberikan peringatan/sanksi kepada karyawan yang tidak mematuhi peraturan atau SOP ketenagakerjaan yang berlaku, khususnya penggunaan APD lengkap. Analisis penerapan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) dan HAZOPS (Hazard and Operability Study) dalam mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko pada proses unit bongkar muat di PT.
No Jenis Kegiatan Risiko Bahaya Penilaian Bahaya Pengendalian Tindakan berdasarkan tingkat peluang. Penggunaan alat pelindung diri: pakaian kerja, alas kaki pelindung, sarung tangan, helm 8 Pelaku menuruni tangga Polisi terpeleset.
AAD DA
AHMA
RSITAS
LOG BOOK
MAGANG
URAIAN KEGIATAN
KEGIATAN HARI 5
URALAN KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
KEGIATAN HARI 21
KEGIATAN HARI 27
MAGAN
PLTRIA HUMAIRAH VER HADA