• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I.pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

7

dapatkan hasil bahwa faktor yang paling beresiko menyebabkan terjadinya PJK yaitu penyakit diabetes mellitus sebanyak 35 orang (87,5%).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik dan akan mereview dari beberpa jurnal penelitian tentang “Gambaran faktor – faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah gambaran faktor – faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK)”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja “gambaran faktor – faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK)”

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melihat dan menelaah hubungan Umur dengan faktor - faktor resiko penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan literature review.

b. Untuk melihat dan menelaah hubungan Jenis kelamin dengan faktor – faktor resiko penyakit jantung coroner (PJK) berdasarkan literature review

(2)

c. Untuk melihat dan menelaah hubungan Riwayat keluarga dengan faktor – faktor resiko penyakit jantung coroner (PJK) berdasarkan literature review

d. Untuk melihat dan menelaah hubungan Hipertensi dengan faktor – faktor resiko penyakit jantung coroner (PJK) berdasarkan literature review

e. Untuk melihat dan menelaah hubungan Merokok dengan faktor – faktor resiko penyakit jantung coroner (PJK) berdasarkan literature review

f. Untuk melihat dan menelaah hubungan Diabetes militus dengan faktor – faktor resiko penyakit jantung coroner (PJK) berdasarkan literature review .

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teroritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran yang mempengaruhi tingkat terjadinya penyakit jantung koroner

2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi

Manfaat penelitian ini diharapkan sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya serta sebagai bahan informasi terkait gambaran

(3)

9

faktor – faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) untuk menghindari resiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK).

b. Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman penulis tentang Gambaran faktor - faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan.

c. Bagi pasien

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam faktor – faktor resiko penyakt jantung koroner

E. Ruang Lingkup

Materi penelitian ini adalah keperawatan medikal bedah yaitu gambaran faktor – faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), penelitian ini dilakukan pada bulan agustus 2022, dengan metode literature review. tujuan dari literature review adalah untuk mengetahui gambaran faktor – faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK)

(4)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Jantung Koroner 1. Pengertian

Penyakit jantung koroner terjadi secara tidak langsung, biasanya seseorang akan mengalami proses penyempitan pembuluh koroner dalam kurun waktu yang cukup lama, jadi semua orang mempunyai risiko terhadap penyakit jantung koroner. Selain itu, ada faktor lain yang menjadi penyebab seseorang mengalami penyakit jantung koroner, faktor tersebut adalah gaya hidup dan faktor genetik. Faktor risiko penyakit jantung koroner terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat dicegah dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat dicegah. Faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak dapat dicegah meliputi usia, riwayat keluarga, jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat dicegah antara lain : hipertensi, merokok, hipertensi, diabetes melitus, aktivitas fisik pasif, serta obesitas (Brunner & Suddarth, 2013).

Penyakit jantung koroner terjadi akibat penumpukan karak pada arteri koroner menimbulkan dampak terganggu aliran darah yang menyuplai oksigen ke otot jantung (Lina & Saraswati, 2019). Penyakit

(5)

11

jantung koroner bukan merupakan penyakit menular tetapi bisa menyebar.

Ditandai dengan penularan sosial yang berkaitan dengan life style masyarakat (Irianto, 2014). Salah satu akibat utama arteriosklerosis ialah PJK. Proses penyakit yang menyebabkan penyempitan arteri koronaria dengan atau tanpa penyulit merupakan proses terjadinya ateriosklerosis (Naga, 2012). Dampak dari penyempitan tersebut membuat aliran oksigen ke jantung terhambat dan menyebabkan angina atau rasa nyeri dan tidak tertahan di bagian dada. Apabila tidak segera diatasi kondisi ini dapat menimbulkan PJK (Savitri, 2016).

Aterosklerosis adalah proses penyakit yang dimulai sejak awal kehidupan dan perkembangannya tanpa gejala yang menyebabkan penyempitan arteri koronaria dengan atau tanpa penyulit. Pengerasan dinding pembuluh darah atau aterosklerosis terjadi ketika adanya penumpukan lemak yang terdiri dari lipoprotein atau zat yang didapatkan dari protein dan lemak, kolesterol, dan sisa sel limbah lainnya di dalam dinding arteri bagian dalam. Prosesnya menyebar dengan serabut otot dan lapisan endotel dinding arteri kecil dan arteriol mengalami penebalan. Hal ini akan menyebabkan penyumbatan pada arteri yang membuat otot jantung sulit berkontraksi karena pasokan oksigen berkurang dan bahkan dapat menyebabkan pembusukan pada otot jantung atau nekrosis (Smeltzer, 2013).

(6)

2. Penyebab

Stenosis arteri koroner, obstruksi atau kelainan merupakan penyebab penyakit jantung koroner. nyeri dada merupakan tanda dan gejala penyempitan atau penyumbatan akibat penurunan aliran 8 darah ke oto jantung di pembuluh darah. Dalam situasi akut, kemampuan jantung untuk memompa darah terhenti, yang dapat merusak sistem kendali ritme jantung dan akhirnya menyebabkan penyakit jantung koroner (Herawati & Dewi, 2014)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu. Data Riskesdas 2013 yang termasuk dalam klasifikasi PJK adalah Angina Pektoris dan Infark Miokard. Angina Pektoris disebabkan oleh kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner yang mengakibatkan nyeri dada yang muncul pada saat istirahat ataupun pada saat beraktifitas, bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang disebut Infark Miokard rentang waktu yang lebih lama daripada Angina dan tidak akan membaik dengan istirahat ataupun obat pereda nyeri sampai terjadi pingsan, syok, bahkan meninggal seketika.(Riungu et al., 2018)

3. Fatofisiologi

(7)

13

Awal mula terjadinya suatu penyakit jantung koroner diawali dengan terbentuknya ateriosklerosis. Proses pembentukan suatu ateriosklerosis ditandai dengan terjadinya endotel pembuluh darah yang disebabkan hipertensi, zat nikotin pada pembuluh darah dan diabetes melitus. Lumen pembuluh darah menyempit diakibatkan karak yang terbentuk pada arteri koroner sehingga asupan oksigen ke otot jantung untuk berkontraksi menurun dan menimbulkan rasa tidak nyaman (Sari, 2017). Akibat penyumbatan pembuluh darah, maka kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah naik dan menumpuk di dinding arteri secara berlebihan, sehingga aliran darah terganggu dan pembuluh darah juga menjadi abnormal (Fajar, 2015).

Secara sederhana, jantung dapat diumpamakan seperti kantong yang berbentuk kerucut (kebulat-bulatan) yang terpotong bagian atasnya.

Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan kanan yang terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke tengah, tepatnya di atas sekat diagfragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut (Irmalita, 2015).

Gejala awal dari adanya Penyakit Jantung Koroner ialah nyeri di bagian dada sebelah kiri yang dapat menjalar ke lengan kiri atau ke leher atau ke punggung. Nyeri dada ini bersifat subjektif, ada yang merasa seperti ditekan benda berat, panas seperti terbakar, sakit seperti tertusuk jarum, rasa tidak enak di dada dan ada yang mengatakan seperti masuk angin.

Lokasinya bisa juga terjadi di pertengahan dada, di leher saja, punggung,

(8)

dada kanan, dan bisa juga di ulu ati seperti sakit maag (Irmalita, 2015).

Bila penyempitan pada pembuluh arteri telah mencapai 80-90%, dapat menimbulkan masalah yang lebih parah lagi yaitu serangan jantung.

Apabila aliran darah di dalam urat nadi koroner terhalang secara total, bagian otot jantung 12 itu mengalami kerusakan. Ini dikenal sebagai

“serangan jantung akut” atau acute myocardial infarction (AMI). AMI umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner secara tiba-tiba, yaitu karena pecahnya plak lemak artherosclerosis pada arteri koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik lemah dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. pada waktu pecah di lokasi tersebut, gumpalan cepat terbentuk yang mengakibatkan penghambatan (okulasi) arteri yang menyeluruh, serta memutuskan aliran darah ke otot jantung.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa kalau darah dapat dialirkan dengan cepat ke otot jantung yang bersangkutan bisa terjadi pemulihan fungsi otot jantung tersebut. Data statistik menyebutkan bahwa sepertiga orang yang mengalami penyakit jantung dapat meninggal. Sebagian besar meninggal dalam dua jam pertama serangan jantung. Karena itu, penting sekali untuk mengetahui gejala serangan jantung dan mencari pertolongan segera (Irmalita, 2015).

4. Gejala penyakit jantung koroner

Serangan jantung memiliki gejala yang bervariasi. Beberapa penderita merasakan nyeri ringan, rasa sakit yang amat sangat, tidak

(9)

15

menunjukan gejala, sampai mengalami tanda pertama berupa serangan jantung mendadak (Savitri, 2016).

Menurut (Anies, 2015) ciri-ciri penyakit jantung koroner yaitu:

(1) Angina adalah nyeri yang muncul setelah kelelahan atau olahraga.

Hal ini terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah arteri tertentu, sehingga jumlah darah yang mengalirkan oksigen ke otot jantung tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan, namun jika kita istirahat maka akan meningkat.

(2) Kematian otot jantung (infark miokard) adalah nyeri dada yang disebabkan oleh kematian sebagian otot jantung, biasanya karena penyumbatan total pada arteri koroner.

(3) Aritmia adalah irama jantung yang tidak normal yang disebabkan oleh kerusakan miokardium, dan dapat disertai oleh nyeri dada.

Aritmia dibagi menjadi dua kategori, yaitu bradiaritmia yang ditandai dengan denyut jantung lambat (kurang dari 60 denyut per menit) dan takiaritmia yang ditandai dengan irama jantung yang cepat (lebih dari 100 kpm) (Yuniadi, 2017).

(4) Gagal jantung mengacu pada kelemahan organ jantung untuk mengambil darah, menyebabkan cairan menumpuk di beberapa bagian tubuh, sehingga menyebabkan gejala sesak nafas dan pergelangan kaki membengkak.

5. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Referensi

Dokumen terkait

According to the questionnaire data, 29 students thought that learning reading using TGT method was fun because they could play academic games and it was motivated them