• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU RI, 2014).

Agar kondisi tersebut dapat terwujud diperlukan upaya pemenuhan kesehatan secara komperhensif yang didukung oleh sumber daya kesehatan.

Salah satu metode untuk menghasilkan perhitungan kebutuhan sumber daya manusia yang sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan pada masing- masing jabatan adalah analisis beban kerja (Permenkes, 2012).

Menurut PMK no 33 tahun 2015 SDMK adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Sedangkan Perencanaan Kebutuhan SDMK adalah proses sistematis dalam upaya menetapkan jumlah, jenis, dan kualifikasi SDMK yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi suatu wilayah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan.

Di dalam menjalankan pelayanan di suatu puskesmas harus di dukung dengan tenaga yang profesional. Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan harus memiliki SDM yang memadai karena dengan jumlah sumber daya manusia SDM yang memadai akan mempengaruhi produktivitas kerja tenaga kesehatan sehingga perlu adanya keseimbangan antara jumlah petugas dengan jumlah pasien yang akan dilayani dengan seperti itu maka akan tercipta lingkungan kerja yang nyaman, efisien dan produktif. Menurut Maryati (2015) Beban kerja dapat mengakibatkan kelelahan kerja sehingga beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan produktivitas kerja menurun. Oleh karena itu, perlu

(2)

2

dilakukan analisis beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja.Apabila beban kerja sudah sesuai standar maka petugas rekam medis dapat bekerja sesuai dengan perannya dan menjalankan tugasnya sehingga mutu pelayanan rekam medis juga akan menjadi baik.

Beban kerja petugas rekam medis dalam melayani pasien di Puskesmas Tumpang rata-rata 70 pasien perhari dengan jumlah kunjungan pada tahun 2020 adalah 26.836. Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di Puskesmas Tumpang ada 3 orang petugas rekam medis. Petugas tersebut secara otomatis harus melaksanakan pekerjaan rangkap antara lain menjadi petugas pelaporan, assembling, filling dan koding. Pada bagian pendaftaran baik rawat jalan, rawat inap, maupun UGD dilakukan oleh petugas unit lain. Ketidakseimbangan jumlah petugas rekam medis dan beban kerja yang ada mengakibatkan petugas perekam medis kerepotan di dalam menjalankan tugasnya. Mutu pelayanan rekam medis menjadi sulit untuk dipertahankan tetap berkualitas. Masalah tersebut bisa diatasi jika terdapat keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah tenaga kerja sehingga diperlukan perhitungan SDM yang tepat dan sesuai dengan tupoksi petugas masing-masing. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan analisis kebutuhan petugas rekam medis berdasarkan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes). Hal ini juga mengacu pada PMK no 33 Tahun 2015 tentang pedoman penyusunan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan. Di dalam menghitung beban kerja dan kebutuhan sumber daya di Puskesmas Tumpang menggunakan metode ABK.

1.2 Rumusan Masalah

Berapakah kebutuhan petugas rekam medis berdasarkan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) di Puskesmas Tumpang?

1.3 Tujuan

1. Tujuan umum :

(3)

3

Untuk mengetahui kebutuhan petugas rekam medis berdasarkan metode analisis beban kerja kesehatan (ABK Kes) di Puskesmas Tumpang.

2. Tujuan khusus :

a. Menghitung norma waktu setiap komponen beban kerja (tugas pokok dan tugas penunjang) di Puskesmas Tumpang

b. Menghitung Standar Beban Kerja (SBK) di Puskesmas Tumpang c. Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) di Puskesmas Tumpang d. Menghitung jumlah kebutuhan petugas rekam medis berdasarkan metode

Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) di Puskesmas Tumpang

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan pemahaman mengenai analisis beban kerja dan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan bidang rekam medis serta membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan fakta di lapangan terutama mengenai Analisis beban kerja sehingga Peneliti dapat mengetahui jumlah kebutuhan tenaga rekam medis sesuai dengan metode ABK.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta dapat dijadikan sebagaireferensi pengembangan pengetahuan mahasiswa terkait dengan Mata Kuliah Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan.

3. Bagi Puskesmas

(4)

4

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu saran evaluasi dan pertimbangan dalam menentukan jumlah kebutuhan sumber daya manusia untuk meningkatkan pelayanan dipuskesmas tumpang sehingga petugas rekam medis tidak merangkap tugasnya dan dapat bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas baik medis dan non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi, petugas laboratorium, petugas

AVLOS, TOI, BTO, GDR dan NDR dapat disajikan tepat waktu sehingga beban kerja petugas rekam medis menurun, dapat digunakan untuk meng-input-kan informasi

Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui gambaran kelengkapan rekam medis pasien bedah mengenai standar asesmen pasien (AP) berdasarkan telaah rekam medis

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan petugas rekam medis bagian pelaporan, di RSKB Hasta Husada kegiatan SHRI hanya berpedoman pada data pasien masuk dan

Masalah mengenai pengisian berkas rekam medis ternyata bukan hanya di Puskesmas Arjasa, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Iradatul (2017) bahwa

Sehubung dalam penerapan rekam medis elektronik masih ditemukan beberapa tantangan pada kategori yaitu sumber daya manusia, budaya kerja dan imej petugas rumah sakit itu sendiri,

Assembling merupakan kegiatan perakitan dokumen rekam medis pasien rawat inap di suatu fasilitas pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik, dengan cara mengecek

Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut : 1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan