• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab i pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "bab i pendahuluan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No.46, 2015).

Setiap fasilitas kesehatan baik dari tingkat primer/pratama, sekunder, tresier wajib menyelenggarakan Rekam Medis dengan tujuan untuk tercapainya tertib administrasi, pendokumentasian pelayanan yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan kepada pasien (Andri,2017). Berdasarkan Permenkes No.

269/Menkes/Per/III/2008 disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Pada Standar Akreditasi Puskesmas dijelaskan bahwa Penilaian keberhasilan puskesmas dapat dilihat oleh internal organisasi itu sendiri, yaitu penilaian kinerja Puskesmas, mencangkup manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan.

Selain itu semua rekaman hasil pelaksanaan upaya puskesmas dan kegiatan pelayanan dikendalikan salah satu elemen penilaian kinerja adalah adanya kebijakan, pedoman dan prosedur yang jelas untuk pengendalian dokumen dan

(2)

pengendalian rekaman pelaksanaan kegiatan. Salah satu pedoman yang dibuat yaitu mengenai assembling analisa kuantitatif kelengkapan item rekam medis.

Berdasarkan pengalaman peneliti saat praktik kerja lapangan di Puskesmas Cisadea pengecekan ketidaklengkapan pengisian catatan medis (KLPCM) baru dilaksanakan saat mahasiswa melakukan praktik disana. Kegiatan ini pernah dilakukan, tetapi berhenti dalam beberapa waktu karena petugas rekam medis 2 orang kewalahan dengan kunjungan pasien yang berobat banyak, serta belum ada standar dan pedoman khusus untuk melakukan pengecekan ketidaklengkapan dokumen rekam medis. Hal ini menyebabkan banyak item-item dalam formulir rekam medis belum terisi lengkap. Rata-rata kunjungan dalam sehari sekitar 100 pasien, angka ketidaklengkapan pengisian catatan medis (KLPCM) sekitar 70%

sedangkan untuk kelengkapan pencatatan medis sekitar 30%. Jika dibiarkan terus menerus maka dapat menyebabkan kualitas pelayanan menurun serta dokumen yang kurang informatif.

Dari hasil wawancara dengan salah satu petugas rekam medis Puskesmas Cisadea mengatakan belum adanya buku pedoman assembling mengenai pengecekan ketidaklengkapan dokumen rekam medis sesuai Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Tingkat Pertama Tahun 2017. Ini juga dapat mempengaruhi penilaian Akreditasi dalam peningkatan mutu yang merupakan salah satu elemen penilaian pada Standar Akreditasi Puskesmas Tahun 2014.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pembuatan Buku Pedoman Assembling Terkait Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di Puskesmas Cisadea Malang”.

(3)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat jalan di Puskesmas Cisadea sebelum dan sesudah menggunakan buku pedoman assembling rawat jalan?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat jalan di Puskesmas Cisadea sebelum dan sesudah menggunakan buku pedoman assembling rawat jalan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat jalan di Puskesmas Cisadea sebelum adanya buku pedoman assembling rawat jalan.

b. Membuat buku pedoman assembling rawat jalan di Puskesmas Cisadea.

c. Mensosialisasikan dan mengimplementasikan buku pedoman assembling rawat jalan di Puskesmas Cisadea.

d. Mengukur ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat jalan di Puskesmas Cisadea setelah adanya buku pedoman assembling rawat jalan.

e. Membandingkan ketidaklengkapan dokumen rekam medis rawat jalan sebelum dan sesudah adanya buku pedoman assembling di Puskesmas Cisadea.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini mahasiswa D-III Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang rekam

(4)

medis serta membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan fakta di lapangan.

b. Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai referensi untuk pembelajaran mahasiswa program studi DIII Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

c. Bagi Puskesmas Cisadea

Dengan adanya peneliatan ini diharapkan dapat memperbaiki mutu pelayanan dengan meningkatkan kelengkapan isi formulir rekam medis yang merupakan bagian penting dari akreditasi Puskesmas Cisadea Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Kinerja Assembling dalam Pengendalian Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis di Assembling Rsud Ungaran.. Analisa Faktor-Faktor Keterlambatan Penyerahan Dokumen

Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui gambaran kelengkapan rekam medis pasien bedah mengenai standar asesmen pasien (AP) berdasarkan telaah rekam medis

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Seksi Rekam Medis dan petugas rekam medis di Rumah Sakit Panti Nugroho, diketahui bahwa pelaksanaan klaim BPJS dalam

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fantri Pamungkas dkk, (2015) mengatakan penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis rawat inap dari faktor machine adalah

Berdasarkan hasil pengumpulan data observasi, wawancara dengan karyawan Puskesmas Panjang, diperoleh beberapa identifikasi permasalahan yaitu pencatatan rekam medis bersifat fisik dan

Hasil pada saat wawancara dengan petugas penyedia dokumen rekam medis rawat jalan diperoleh informasi bahwa tidak ada instrumen yang digunakan untuk menilai waktu penyediaan dokumen

Assembling merupakan kegiatan perakitan dokumen rekam medis pasien rawat inap di suatu fasilitas pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik, dengan cara mengecek

Peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap kepala rekam medis dan petugas pendaftaran di unit rekam medis RS DKT Sidoarjo menyebutkan bahwa di RS DKT Sidoarjo masih kerap