• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 di Indonesia menyebabkan pemerintah menetapkan kebijakan tinggal di rumah secara nasional dan penutupan sekolah. Penurunan pengeluaran energi akibat pembatalan pendidikan di sekolah dan aktivitas fisik yang berkurang (AF) dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Menurut Ruopeng (2020), Pandemi COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 200 negara.

Terdapat pasien masif penyakit, rawat inap, dan korban tewas. Berkaitan erat dengan himbauan tinggal di rumah adalah salah satu intervensi non-farmasi yang bertujuan untuk memberikan informasi jarak sosial minimal 1 meter antar individu.Salah satu intervensi kebijakan yang paling banyak diadopsi di seluruh negara bagian adalah penutupan instansi pendidikan (TK,SD,SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi).

Menurut WHO (World Health Organization) anak usia sekolah adalah golongan anak yang berusia antara 7 sampai 15 tahun. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena anak usia tersebut merupakan generasi penerus bangsa yang harus diperhatikan tumbuh kembangnya.Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal bergantung pada pemberian zat gizi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut, asupan zat gizi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam pemberian makan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan system tubuh anak. (Susilowati, 2016).

Salah satu masalah yang dapat terjadi adalah obesitas.

Obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain genetik, metabolik, perilaku dan lingkungan. Interkasi berbagai faktor tersebut, secara kronis akan menyebabkan terjadinya obesitas.

Obesitas juga dapat terjadi karena faktor sekunder yaitu penyakit, misalnya hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid yang diperlukan untuk mengatur metabolisme tubuh, insulinoma atau insulin yang berlebih, atau kelebihan hormon kelenjar adrenal (Sudargo dkk, 2014).

Dr. Stephan von Haelhing dari Imperial Collage School of Medicene, London melihat bahwa obesitas saat ini telah menjadi ancaman kesehatan di

(2)

2

seluruh dunia (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Prevalensi obesitas berdasarkan data Riskesdas (2018) menunjukkan angka 21,8 persen untuk obesitas di Indonesia. Angka itu terus beranjak naik sejak Riskesdas 2007 sebesar 10,5 persen dan 14,8 persen pada Riskesdas 2013. Menurut WHO (2016). Lebih dari 340 juta anak dan remaja berusia 5-19 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2016. Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan anak-anak dan remaja berusia 5-19 tahun telah meningkat secara dramatis dari hanya 4% pada tahun 1975 menjadi lebih dari 18% pada tahun 2016. Peningkatan ini juga terjadi pada anak laki-laki dan perempuan: pada tahun 2016 18% anak perempuan dan 19 tahun % anak laki- laki kelebihan berat badan. Dicatat selama pandemi, dengan prevalensi yang meningkat lebih dari 15% di banyak negara bagian AS. Selama lockdown, BMI meningkat secara signifikan pada anak anak (7-12 tahun) di Cina, sedangkan prevalensi obesitas meningkat dari 10,5% menjadi 12,9% (Stravridou,2021).

Pada masa pandemic Covid-19 ini masyarakat lebih banyak berkegiatan didalam rumah karena terjadi lockdown. Pemerintah menghimbau masyarakat untuk belajar, bekerja bahkan beribadah didalam rumah. Sehingga banyak sekolah yang libur dan memilih pembelajaran melalui daring. Pada saat lockdown aktivitas fisik menjadi berkurang dan pola makan menjadi tidak teratur. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan studi literatur mengenai kejadian obesitas ketika pandemic Covid-19 ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan pola makan dan faktor aktivitas terhadap penyebab kejadian obesitas pada masa pandemic Covid-19 untuk anak usia sekolah dasar ?

1.3 Tujuan Pembahasan 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola makan dan faktor aktivitas terhadap penyebab kejadian obesitas pada masa pandemic Covid-19 untuk anak usia sekolah dasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden dalam studi literatur b. Mengidentifikasi pola makan pada anak obesitas sebelum dan saat

pandemic

(3)

3

c. Mengidentifikasi aktfitas fisik pada anak obesitas sebelum dan saat pandemic

d. Menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada anak sekolah saat pandemic

e. Menganalisis hubungan aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak sekolah saat pandemic

f. Menganalisis hubungan pola makan dan aktifitas fisik dengan kejadian pada anak sekolah saat pandemic.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi dan dapat menambah wawasan khususnya tentang hubungan antara pola makan dan faktor aktivitas terhadap kejadian obesitas pada masa pandemic Covid-19 untuk anak usia sekolah dasar.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan dalam penyusunan program pangan dan gizi pada masa pandemic Covid-19 khususnya dalam pencegahan obesitas pada anak usia sekolah dasar.

(4)

4 1.5 Kerangka Berpikir

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak di teliti

Pada Kerangka Konsep diatas dapat dijabarkan jika saat ini di Indonesia maupun di negara negara lain sedang terjadi Pandemi Covid-19. Karena adanya pandemic Covid-19 sekolah terpaksa diliburkan dan pemerintah mengambil kebijakan dengan mengganti menjadi pembelajaran melalui daring. Adanya pembelajaran daring ini dapat menyebabkan kurangnya aktifitas fisik karena hanya menatap layar gadget (aktivitas pasif) dan pola makan yang berlebihan. Karena tidak seimbangnya antara energi yang masuk dan energi yang keluar maka hal tersebut menyebabkan terjadinya obesitas.

Pandemic Covid-19

Pembelajaran Daring

Pola Makan Berlebihan

Aktivitas Fisik Kurang

Obesitas

Anak Sekolah

Dasar

Referensi

Dokumen terkait

cross sectional study dengan tingkat pengetahuan, pola makan, distribusi makanan pada dalam keluarga, serta status anemia ibu hamil sebagai. variabel independen dan

Berikut ini adalah berapa cara pengendalian glukosa darah yang disebut dengan empat (4) pilar yaitu adalah : 1. 1) mengatur pola makan karena makan akan menaikan glukosa dalam

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian Mohammad dkk meneliti tentang hubungan pola makan bergizi dengan tumbuh kembang anak usia sekolah,

Apakah ada hubungan antara faktor riwayat preeklampsia sebelumnya dengan kejadian preeklampsia pada ibu bersalin di RSUD Budhi Asih selama masa pandemi Covid-19 periode Maret 2020

Oleh karena itu, untuk keberhasilan penurunan prevalensi obesitas pada polisi perlu dikendalikan juga konsumsi makan dengan melihat preferensi makanan khususnya

Untuk usia sekolah menengah atas, dimana masa ini bertepatan dengan masa remaja yang banyak menarik perhatian, maka sebagai orang tua hendaklah memberikan pola

Data gambaran umum sistem penyelenggaraan makanan institusi meliputi perencanaan (standar makan, pola makan, macam menu, pola menu, siklus menu, biaya makan siswa,

Dari kasus diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dan pola asuh makan dengan kejadian balita gizi kurang